ARLAN (Segera Terbit)

Da Naxama

9.2M 614K 108K

"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua Genk Pachinko. Yang di gemari... Altro

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21.
CHAPTER 22.
CHAPTER 23
CHAPTER 24

CHAPTER 25

112K 9.9K 12.8K
Da Naxama


Jangan lupa like dan komen!

selamat membaca! 🤗❤️

______

Setelah berdebat dengan Raja, devano pergi dengan babak belur, ia pergi mencari indah, adiknya.

Tempat pertama yang ia datangi adalah di uks, namun sang adik sudah tidak ada disana. Ia mulai mencari di semua penjuru.

Lau saat menemukannya, dilihat nya teman-teman nya berlari dan menuju kepada sang adik yang berdiri dengan cemas. Dan Arlan yang sedang emosi tidak karuan, bola mata devano melihat kearah bawah, disana ada Naya yang tergeletak di lantai.

Devano berlari, lalu ia bertanya pada mereka. "Kenapa?" Disaat bertanya, ia menghampiri indah yang tengah khawatir sembari memegangi perutnya. Tatapan devano sulit diartikan.

"Kenapa, Naya?" Arlan menatap indah, bertanya pada nya apa yang terjadi.

"Dia nolongin aku, tadi ada cowok mau mukul aku pake tongkat." Jawab indah dengan gugup.

Arlan tidak bisa menahan emosinya. Ia menggendong Naya ala bridal style, Menuju uks.

Keduanya yang diikuti oleh anggota Pachinko lainnya. Kecuali devano dan indah.

Awalnya indah ingin pergi ikut dengan mereka, namun ditahan oleh devano.

"Ikut gue," devano menarik tangan indah pergi dari sana. Indah hanya bisa pasrah, karena devano menariknya dengan kuat.

Dikta memperhatikan mereka, sebenarnya dirinya sangat khawatir pada indah. Karena mendengar kabar itu, ia mau tidak percaya, namun katanya ada bukti. Jadi mau tidak mau.

Awal bertemu dengan indah saat gadis itu diajak oleh devano untuk pergi ke tongkrongan nya, Dikta sudah menaruh perasaan pada gadis itu. Gadis lucu yang selalu dibully karena katanya culun dan tidak punya keluarga.

Dikta marah pada devano yang diam saja saat Indah di bully,  ia marah pada devano karena tidak peduli pada adiknya. Ia marah pada devano karena tidak menganggap indah di sekolah ini. Namun amarahnya itu tidak ia ungkapkan.

Ia sangat ingin menanyakan semua itu kepada devano, namun ia tidak bisa. Karena sebenarnya perasaan nya kepada Indah itu hanya dirinya yang mengetahuinya.

Karena gadis itu sudah memiliki kekasih, ia menjadi tidak berani mendekati nya.

Selama ini, dia hanya mengagumi gadis itu dalam diam, bahkan ketika ia melihat seorang gadis, ia melihat dirinya sebagai indah yang lucu.

Sudahlah, daripada larut dalam pikiran, Dikta berjalan mengikuti anggota Pachinko yang hendak mengantar Naya ke uks.

Beralih ke devano dan indah yang sudah tiba di tempat sepi, dimana devano langsung menatap indah dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa ga bilang?" tanya devano dengan tatapan tajam, membuat indah takut, memang selama ini indah takut pada devano.

"Maksud, kamu?" tanya nya pelan dengan tutur kata lembut. "Lo hamil kan? terus kenapa gak bilang sama gue?"

Bagai bom yang meledak, indah terkejut. lantaran bagaimana bisa sang kakaknya bisa mengetahui itu.

"Kak... kamu tau dari mana??" dengan mulut bergetar ia mengucapkan kata itu. ia sampe ingin menangis karena dadanya yang sesak, mengingat kejadian memalukannyang harus ia pendam seorang diri.

"Gak penting gue tau darimana, kasih tau gue, siapa ayah dari anak itu. biar gue habisi dia." Devano mengepal kan tangannya, dan ia melihat sang adik yang mulai menangis.

"Anak revosa?" tiba-tiba devano menanyakan hal itu, indah yang awalnya menundukkan kepalanya, ia kembali terbangun.

"Bukan, bukan mereka." ia ucapkan dengan takut-takut.

"Bohong," ia tidak mau percaya, dari tutur kata yang sang adik ucapkan. itu sudah jelas menurut nya berbohong.

"Benar, bukan mereka." paksa nya agar sang kakak tidak salah paham.
digenggamnya tangan devano.

"Bukan, mereka." indah mencoba meyakinkan devano. devano melepas paksa genggaman itu.

"Oke, gue cari tau sendiri." ia pergi dari tempat itu. "Jangan!" indah ditinggal menangis sendiri disana.

Jika dirinya memberitahu siapa yang membuat nya seperti ini, pasti sesuatu hal yang besar terjadi.

_______

Mata yang sebelumnya terpejam, kini kembali terbuka. Naya meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing akibat pukulan dari orang aneh
tadi.

Saat gadis itu membuka kedua matanya dilihatnya arlan yang memegangi tangan kirinya. "Kak Arlan..." guman gadis itu.

"Lan, Naya udah sadar." beritahu Alvin. Arlan yang mendengar itu langsung melihat kearah Naya.

"Nay, Lo gak papa?" Arlan menanyakan keadaan Naya. "Maaf gue gak bisa ngejaga Lo, gue terlalu sibuk sama urusan gue."

Naya menggeleng, "Naya gak papa kok, cuma kepala Naya masih sakit." Dipegangnya kepala yang dirasa sakit, di usap pelan.

Arlan menghela nafas panjang. "Siapa yang nyelakain lo? sebutin ciri-ciri nya biar gue cari."

"Jangan memperpanjang masalah, Naya gak mau ada yang berantem. cukup di bicarain aja kak." ujar Naya memberitahu.

"Gak bisa, dia udah buat Lo sakit kayak gini, Gak mungkin gue biarin dia lolos gitu aja?" Arlan menatap Alvero. seakan mengerti arti tatapan Arlan, Alvero langsung pergi, entah kemana.

"Kak Alvero mau kemana?" tanya Naya yang penasaran kemana Alvero pergi. "Ke kelas." jawab Arlan, bohong.

Dengan mudanya Naya percaya, "Oh." dia mengangguk. "Kak Arlan duduk sini, jangan berdiri terus, Naya capek harus ngangkat kepala." Arlan langsung menuruti kemauan gadis itu.

"Lo mau minum, gak?" Naya mengangguk cepat. "Iya, Naya haus."

Arlan menatap Alvin. "Vin," Alvin menghela nafasnya. "Iya bentar gue ambilin." ujarnya dan kemudian langsung pergi dari uks.

Enak banget ya mereka disuruh-suruh.

"Kak Arlan, emang gak papa mereka disuruh-suruh?" tanya Naya karena merasa kasian pada teman-teman Arlan yang sudah akrab juga dengannya.

"Gak papa, mereka katanya mau ngelakuin apapun buat Lo." Naya tersenyum.

"Mereka sayang sama lo nay, kalo ada yang berani apa-apain Lo. bukan cuma gue yang marah, tapi mereka juga."

"Jadi jangan berhentiin kita buat kasih pelajaran ke orang yang udah celakain lo."

Mendengar itu Naya termenung. "Naya gapapa padahal, cuma dipukul bagian kepala aja." Arlan memberi isyarat agar Naya diam.

"Cuma? Yaudah sini kepalanya gue liat, kalo sampe ada bengkak, gue yang kasih hukuman ke orang itu."
Arlan yang mencoba melihat luka di kepala Naya, namun di cegah gadis itu.

"Jangan, gak papa kok ini." Naya tidak mau disentuh.

Alvin kembali dengan membawa gelas yang berisi air putih. Naya menerimanya dengan senang hati.
"Terima kasih kak alvin." gadis itu memberi senyum, lalu meminum air itu.

"Vin, tolong jagain naya. gue mau samperin devano."

Alvin mengangguk. Naya yang masih meneguk air itu langsung menyudahinya dan bertanya pada Alvin, karena Arlan sudah hilang dari pandangannya.

"Mau samperin devano," jawab nya, lalu mengambil gelas yang ada di tangan Naya dan menaruh nya di meja.

"Oh iya, Naya tadi gak liat kak devano sama indah. mereka kemana?" Tanya Naya lagi penasaran.

"Mhhmm mungkin ngurus masalah tadi." jawab Alvin berbohong, tidak mau mengatakan hal yang ia tahu.

Naya mengangguk, "Eh itu bukan salah indah ya, jangan salah paham. Naya yang mau nolongin indah." Tiba-tiba saja ia kepikiran, takut mereka salah paham.

Alvin mengangguk, "Iya tau, kami fokus nya itu sama siapa yang udah niat nyelakain kalian."

"Keknya berhubungan sama revosa Genk." sambung Alvin.

"Aduh Genk nya orang jahat itu ya? Naya masih ingat, orang jahat itu." kata Naya tiba-tiba dan membuat Alvin tertawa.

"Hahah iya, orang jahat." Alvin membetulkan ucapan Naya, padahal salah kan ya?!

"Udah nay, jangan ngegosip, Mending kita stream mv aespa."

____________

Indah kembali ke kelasnya dengan banyak melamun disana ia tidak sengaja bertemu dengan Dikta yang sengaja menunggu nya. Dikta menghalangi tangan gadis itu.

Ia menatap lekat gadis itu, diajak nya ia ke ujung. "Kenapa ga ngomong ke mereka?"

Indah melihat sekeliling. "Kak, diam. nanti ada yang denger!" Indah panik sendiri.

"Kenapa ga ngomong ke kakak Lo, kalo yang ngehamilin Lo itu---!" Indah menutup mulut Dikta.

"Kak plis jangan bahas disini, yang tau ini cuma Lo doang kak." Indah memohon agar Dikta menutup mulutnya.

"Gue gak bisa diam aja, ndah. kalo sampe anak sekolah tau beritanya. Lo pasti habis." Indah termenung.

"Kak, aku mohon... ini cuma rahasia kita."

_______

Alvero kembali ke ruang UKS. niatnya untuk bertemu dengan Arlan karena sudah mengetahui info yang ingin di tau nya.

Namun yang ada disana hanya Alvin dan Naya. "Kemana Arlan?" tanya nya.

"Pergi, cari devano." Mendengar itu ia langsung pergi dan mencari Arlan. dilihatnya devano yang berjalan di koridor sana, ia langsung menghampiri.

"Dev," panggil Alvero ketika sampai menghampiri devano.

"Gimana adek lo?"

"Dia gak mau kasih tau perihal itu." jawab devano.

Alvero menghela nafas, "Coba omongin pelan-pelan, pasti dia mau kasih tau." devano mengangguk.

"Oiya, Arlan mana?" tanya Alvero. dan devano menautkan kedua alisnya. ia lalu menggeleng.

"Engga tau," jawabnya.

"Dia gak nemuin lo?" Devano menggeleng lagi.

"Kenapa?"

"Gue mau kasih tau---"

Belum selesai Alvero bicara, tiba-tiba ada suara yang mengalihkan perhatian mereka. yaitu siswa-siswi yang berlarian heboh ingin melihat keramaian disana.

Mereka yang kepo pun ikut melihatnya, dan disana Alvero terkejut bukan main, ternyata disana yang sedang berkelahi adalah Arlan.

"Anjinh." Alvero menghampiri, dan berusaha melerai.

"Badjingan, Lo sentuh cewe gue aja itu berarti Lo cari mati anjinh!" Arlan semakin membabi buta pukulannya, yang dimana lawan sudah menyerah.

"Lan, udah." Alvero berusaha menghentikan perkelahian itu. Arlan melempar tubuh orang itu ke tanah.

"Gue mau Lo berlutut minta maaf sama cewek gue, dan sama cewek yang mau Lo pukul itu. dan kasih tau alasan kenapa Lo mau pukul dia!" Arlan langsung menarik kerah baju lelaki itu, menyeret nya membawa menuju yang dimaksud.

"Dev, mana adek lo?" Tanya nya ketika dilihatnya devano di antara mereka.

Devano mengulum senyum, "Serahin ke gue." Lawan itu beralih ke devano. di seret nya orang yang tak berdaya itu menuju adiknya.

"Harusnya jangan gitu, lan. jangan main tangan." kata Alvero. Arlan menatap Alvero.

"Dia duluan, Al. kalo enggak, gak bakalan gue main tangan."

Alvero mengangguk, Sudah terjadi juga. Apalagi Arlan ini kalau sudah emosi, Makin susah diatur lagi dia.

Devano mencari indah di kelas, untuk ini jam istirahat jadi guru tidak melihat kejadian mereka, walaupun ada cctv.

Lalu saat tidak diliatnya indah disana, ia pergi mencari indah. di temukannya indah berjalan bersama Dikta. ia heran kenapa adiknya bisa ada bersama Dikta?

"Itu kakak Lo." Dikta menunjuk kearah devano.

______

Makasih guys udah baca, jangan lupa vote and komen!

Spam komen disini!! 👉

Oiya, janglup follow Ig akuu!! @wp.naxama






Continua a leggere

Ti piacerà anche

8.2K 440 27
PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! ---- Ini tentang Bumi Erlangga. J., si penyuka kopi, dengan gadis susu stroberi. Menjadi ketua geng XAVIERUS dan deka...
3.3M 168K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.5M 129K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
Bos Mafia Da ian

Fanfiction

13.6K 579 4
Kelompok Mafia terbesar dan berbahaya yg paling di takuti seluruh warga Korea Selatan bahkan sampai luar negri. Kelompok Mafia yg mempunyai anggota p...