Throne of Flames (Tamat)

By itsnindian

37.4K 6.1K 336

Valencia adalah seorang penyihir yang mengabiskan hidupnya dengan bersembunyi. Pada suatu pagi Ia terbangun d... More

𝐓𝐨𝐅 Disclaimer
𝐓𝐨𝐅 Á𝔩𝔣𝔥𝔢𝔦𝔪𝔯 Map
𝐓𝐨𝐅 Prologue
𝐓𝐨𝐅 i. Craigh Na Dun
𝐓𝐨𝐅 ii. Taking Ravenge
𝐓𝐨𝐅 iii. Night of Naming
𝐓𝐨𝐅 iv. No Way Back
𝐓𝐨𝐅 v. House of Darkness
𝐓𝐨𝐅 vi. Wings and Witch
𝐓𝐨𝐅 viii. The Lighter
𝐓𝐨𝐅 ix. Fortune Telling Ball
𝐓𝐨𝐅 x. Siren Head
𝐓𝐨𝐅 xi. Phoenix and The Gem
𝐓𝐨𝐅 xii. The Red Lipstick
𝐓𝐨𝐅 xiii. Nightmare
𝐓𝐨𝐅 xiv. Fire Sword
𝐓𝐨𝐅 xv. The Singing Wood
𝐓𝐨𝐅 xvi. Orc and The Gossip
𝐓𝐨𝐅 xvii. Better Half
𝐓𝐨𝐅 xviii. Those Eyes
𝐓𝐨𝐅 xix. Before The War
𝐓𝐨𝐅 xx. The War (final)
𝐓𝐨𝐅 Epilogue
deleted I
deleted II
Queen of Sword

𝐓𝐨𝐅 vii. Fire On Fire

1.1K 245 6
By itsnindian

Hampir satu jam Valencia mendengarkan percakapan mereka, sesekali menjawab ketika tim Alexander bertanya padanya. Setelah mereka selesai makan, Alexander menjentikkan jarinya dan segala macam piring kotor serta sisa-sisa makanan menghilang. Avery tak henti-hentinya menatap Valencia dengan dengan mata berbinar-binar ketika perempuan penyihir itu terlihat begitu menikmati makanannya. Sesekali memuji Avery yang begitu cekatan dalam mengolah bahan-bahan makanan.

Di sisi kanan Valencia, Jenn bercerita panjang lebar tentang bagaimana mereka bisa bertemu. Tentang bagaimana Alexander muda yang menemukan Eric bertarung dengan naga, lalu menolong Eric yang terjebak dalam gua dan ternyata manusia serigala itu adalah anggota terkuat di legiun milik ayahnya. Mereka saling membenci hingga ke urat nadi selama bertahun-tahun hanya karena satu-satunya manusia serigala wanita yang pernah Eric temui di Negeri Kegelapan jatuh cinta pada Alexander. Manusia serigala langka, lebih langka lagi manusia serigala wanita. Perseteruan keduanya mulai mereda ketika Azester datang ke legiun. Setiap enam bulan sekali, terdapat seleksi pasukan. Anggota legiun terkuat akan masuk ke dalam tim elit yang meskipun perlu kehebatan dan pengorbanan untuk dapat direkrut, mereka bisa tidur di tempat yang nyaman. Bukan di tenda-tenda milik tentara biasa. Selama satu dekade Eric menjadi nomor satu di legiun elit Negeri Kegelapan, lalu ketika seleksi tiba ia dihadapkan dengan Azester, anggota yang baru tiba selama satu bulan. Keduanya saling mengalahkan dan bertarung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir diberhentikan oleh penjaga kamp karena terlalu bosan melihat seorang manusia serigala dan dark elves saling memukul dan menyerang satu sama lain namun tidak ada salah satu dari mereka yang mati. Valencia sempat bertanya mengapa Alexander tidak masuk ke legiun, pria itu hanya menjawab bahwa kedatangannya di legiun hanya akan merepotkan mereka karena tidak ada guru yang lebih sakti yang bisa mengajari Alexander berperang.

Lalu, Alexander, Eric, dan Azester memutuskan untuk menjadi tim. Jenn berkata bahwa sebagai calon raja masa depan Negeri Kegelapan, kelicikan Alexander sudah terlihat sejak dulu. Pria itu bersatu dengan Eric dan Azester pada awalnya dikarenakan melihat prajurit terkuat di legiun dapat mendukung kekuasaannya di masa depan. Lalu, masih demi kekuatannya di masa depan Alexander menawari Jenn untuk bekerja dengannya setelah melihat wanita itu mengetahui seluk beluk Álfheimr. Jenn adalah peri yang terkenal senang berkeliling dunia. Selanjutnya, Jenn menerimanya karena ia butuh uang setelah bangkrut. Mereka—Jenn tepatnya—bertemu dengan Avery yang sedang menjadi peramal di jalanan. Jenn pernah bermimpi bahwa peramal paling jitu berada di Negeri Kegelapan. Lalu ia menemukan Avery sedang meramal seorang peri di depan Vista ketika ia akan makan siang dan ia langsung tahu bahwa mimpinya benar. Avery adalah peramal paling jitu di seluruh Álfheimr.

Mereka hanya berempat pada awalnya. Perasaan yang semula berawal dari sekutu yang bertujuan untuk mencari keuntungan satu sama lain, berkembang menjadi kasih sayang seorang teman karena mereka memiliki kesamaan; tanpa orang tua dan saudara. Ayah dan Ibu Alexander meninggal di medan perang, lalu kesaktian ayahnya turun padanya. Meski begitu, kekuatan Alexander terus bertambah setiap hari. Setelah pria itu menjadi raja, pria itu merasa bahwa Negeri Kegelapan perlu perlindungan sihir karena tahu Artemis mulai menunjukkan taringnya. Namun, mereka semua tahu bahwa penyihir tidak terikat dengan kerajaan dan mereka memilih terasing di Cresbel. Ketika suatu hari Alexander terbang ke atas Gua Naga di barat Negeri Kegelapan untuk melakukan pemeriksaan pakta dengan naga-naga, pria itu menemukan Raven yang sedang duduk-duduk di atas bebatuan tanpa mengenakan pakaian. Ketika Alexander menanyakan asalnya, Raven menunjuk langit. Jawaban yang membuat Alexander terbahak-bahak, mengira bahwa Raven adalah peri gila yang kehilangan akalnya. Begitulah awal mula mereka menjadi keluarga, saling melindungi satu sama lain.

"Jadi perlindungan yang kurasakan di mansion kau yang membuatnya?" Valencia menyatukan kedua tangannya di atas meja, "bagaimana bisa sekuat itu?"

Raven memutar-mutar gelas berisi anggur, "mudah. Kau juga bisa membuatnya dengan sedikit berlatih dan itu tujuanmu di sini, bukan? Berlatih untuk mematahkan pertahanan sihir Artemis. Kau akan bekerja dengan kami."

"Sebelum kau bekerja dengan kami, aku akan memberi tahumu tugas masing-masing timku," Alexander mengangkat satu kakinya di atas lutut, tangan kanannya ia biarkan di atas sandaran kursi Valencia. "Azester adalah salah satu komandanku, dia bertugas memimpin legiun di perairan. Jika aku mati di medan perang, maka komando pertama legiun air Negeri Kegelapan ada di tangannya. Ia mengurus pasukan yang bertugas berperang di atas kapal. Lalu Avery, dia adalah sekertaris kerajaan. Ia bekerja di istana. Tugasnya mencatat dan mengatur seluruh pemasukan dan pengeluaran negara. Ia bekerja di bawahku secara langsung. Selain itu, Avery juga kami butuhkan ketika mengatur siasat. Sebab, melalui kemampuan meramalnya kita akan tahu apa saja yang baik dan lebih baik tidak dilakukan."

Alexander meneguk anggurnya sebelum kembali melanjutkan, "Eric adalah komandanku yang lain. Jika tadi Azester bertugas dalam legiun perairan dan kapal-kapal, maka tugas Eric adalah mengatur legiun darat dan kavaleri. Sama sulitnya dengan Azester karena legiun darat tiga kali lipat lebih banyak daripada legiun air yang jumlahnya puluhan ribu. Jika aku tidak ada, maka legiun darat ada di bawah perintahnya. Lalu Jenn adalah menteri luar negeriku. Melalui dirinya, aku bernegosiasi dengan seluruh negeri di Álfheimr. Raven, nenek moyangmu yang fisiknya terlihat lebih muda dari kami itu bertugas untuk menjaga sihir di Negeri Kegelapan tetap pada tempatnya. Tanpa dia, mungkin Negeri Kegelapan sudah porak poranda karena sihir-sihir yang dikirim Artemis. Selama aku di Vallahan, teman-temanku membantuku mengurus Negeri Kegelapan."

Eric terkekeh sebelum menyuarakan kata-kata di tenggorokannya, "kau tahu, Vale, aku dan Azester bisa mengomando seluruh legiun di Negeri Kegelapan kecuali mengurus naga. Mereka merepotkan, hewan-hewan bercakar itu hanya jinak kepada Alexander."

Valencia menganga, "aku baru tahu bahwa naga bisa bekerja sama dengan peri."

"Itu karena Alex senang memberi mereka makan. Pengeluaran negara untuk naga-naga itu sangat besar," Avery menjawab dengan nada halus yang mematahkan hati.

"Pantas saja kau tidak bisa menjinakannya, kalian musuh bebuyutan," Jenn mengorek kuku-kuku jarinya selagi mengejek Eric.

Valencia terdiam sejenak lantas bertanya dengan hati-hati, "kembali ke Negeri Kegelapan dengan kekuatanmu yang ditahan Artemis, kau mengambil alih pemerintahan?"

Mereka berlima menahan napas. Mungkin, teman-teman Alexander tersiksa dengan apa yang Artemis lakukan pada pria itu. Ketika Alexander ditahan di Vallahan, mereka hanya bisa menerima tugas yang diberikan rajanya tanpa memiliki kekuatan untuk melawan Artemis. Bahkan Raven sekali pun, seorang murni memilih diam dan menuruti perintah raja mereka. Valencia yakin jika Alexander menginginkan mereka untuk menyerang Artemis, mereka akan melakukannya. Namun Alexander tidak akan membiarkan teman-temannya. Seperti kata Zoya, Alexander berkoban sangat banyak untuk negerinya.

"Raja tetap lah raja, Alexander berhak atas kedudukannya sekalipun kesaktiannya lenyap seluruhnya," Azester menjawab, tatapannya menumbuk meja yang memisahkan mereka.

"Tapi kami tak khawatir, Vale. Sekalipun Artemis menahan kekuatan Alexander, apa yang ada di tangannya itu hanyalah seperti sebuah sisik yang dicabut dari ikan besar. Dapat dikatakan Alexander tak kehilangan kekuatannya," Eric menjelaskan dengan nada yang bersahabat.

Valencia yang mendengarnya mengerutkan kening, "jadi semuanya tipuan?" Ia memandang satu per satu netra peri yang melihat ke arahnya.

"Benar, kami melakukan permainan berbahaya dengan Artemis," jawab Alexander. "Aku tahu sihir apa yang ada di gelas anggur ketika perjamuan dagang lima belas tahun lalu dalam sekali lihat. Tapi mereka semua meminumnya; Theodore, Vartan, dan Siagren sebelum aku sempat memperingatkan. Sadar bahwa aku tidak bisa berjalan sendiri sementara tiga raja Álfheimr tidak berdaya dalam genggaman Artemis, maka aku perlu bersama mereka untuk dapat menyusun siasat. Aku memberikan sedikit kekuatanku supaya ia merasa menggenggamnya, lalu mengirim pesan ke Jenn untuk teman-temanku dan tugas mereka selama aku di Vallahan. Kami menghimpun pasukan di seluruh Álfheimr. Namun, karena Artemis penuh curiga jadi kami perlu melakukannya dengan hati-hati dan memakan waktu selama lima belas tahun. Awalnya aku merasa takut karena jika aku pergi dari Vallahan, maka Artemis akan mengendus rencana kami. Beberapa kali aku menyuruh Raven untuk mematahkan pertahanan sihirnya, namun gagal. Mengetahui Artemis semakin memorak-porandakan Álfheimr, maka aku memilih pergi dari sana. Membiarkan Artemis mengendus rencana kami."

"Aku tidak bisa mematahkannya sendiri. Kami membutuhkanmu," mata keemasan Raven berpendar ketika memandang Valencia.

"Aku harus melakukan apa? Kau murni dan bisa membuat penangkal untuk Negeri Kegelapan, bukankah mudah meruntuhkan pertahanan Artemis?"

Raven memandang Alexander lamat-lamat sebelum pria itu menganggukkan kepalanya, pertanda mengizinkan apa pun yang akan dikatakannya kepada Valencia. "Karena Artemis adalah seorang penyihir."

Valencia mematung. Napasnya tercekat seakan sebuah tangan tak kasat mata mencekik lehernya. Ia memandang Alexander, Azester, Eric, Avery, dan Jenn. Valencia mengerti bahwa mereka semua telah mengetahuinya jika dilihat dari ekspresi yang ditunjukkan. Tidak ada sedikitpun guratan kaku, hanya wajah serius.

"M-maksudmu?" Valencia memandang Alexander seakan meminta penjelasan. Raut muka pria itu mengeras, tangannya di belakang Valencia mengepal seakan siap menghancurkan apapun.

Raven kembali membuka suara, "aku membutuhkanmu karena kalian sama-sama bukan murni, hanya kau yang bisa meruntuhkannya. Dia kakakmu, kakak yang membun—"

"Cukup, Raven," Jenn menyela dengan nada rendah lantas menggenggam tangan Valencia lembut, "kau akan berlatih dengan Raven, Vale. Dia akan mengajarimu mengendalikan sihir supaya bisa meruntuhkan pertahanan Artemis."

"Bagaimana kalian bisa bilang bahwa Artemis adalah keluargaku? Taman dan Anna tak pernah mengatakan itu sebelumnya," nada bicara Valencia meninggi, asap-asap berwarna ungu menyala di ujung jarinya. Azester dan Eric memandanginya. Valencia dapat merasakan tangan Alexander yang hangat melingkupi pundaknya.

"Aku tahu karena dia dapat mengendalikan api," Alexander menatap ujung jari Valencia yang mengeluarkan asap menyala berwarna ungu, "tidak ada kaum elf yang memiliki kemampuan seperti itu. Hanya penyihir dan kau juga termasuk pemilik kemampuan itu, Vale. Api ungu yang ada di bawah kulitmu jauh lebih mematikan dari pada milik Artemis."

Mata Avery berubah menjadi kosong, pertanda bahwa kemampuan meramalnya bekerja, "jika tidak dihentikan, Álfheimr akan hancur. Ia membunuh seluruh keluarganya demi mendapatkan kekuasaan tanpa batas karena ia tahu bahwa penyihir yang sedarah dengannya dapat menghabisinya dan itu akan mengakhiri kekuasaannya."

"Dengan cara apa aku dapat meruntuhkannya?" Valencia mendesak.

"Nyawamu."

Valencia membeku. Mereka semua membeku. Genggaman Alexander pada pundaknya semakin mengerat, tangan hangat pria itu berubah menjadi panas. Valencia tahu bahwa mereka semua belum mengerti jawaban itu, dan apa yang keluar dari mulut Avery bagaikan palu godam yang berdentang memecahkan kepala. Jenn menahan napas, Eric dan Azester memandang Alexander dengan tatapan tajam, sedangkan Raven mengeratkan genggamannya pada gelas anggur.

"Nyawaku?" Valencia mengulang jawaban Avery sebagai pertanyaan.

"Salah satu dari kalian akan mati. Dua api yang bertemu akan melebur menjadi satu."

Lalu mata Avery kembali seperti semula, warna mata wujud perinya. Perempuan itu memandang mereka, tahu ada sesuatu yang ia ucapkan dan tentunya adalah hal yang buruk.

"Itu tidak akan terjadi jika kau berlatih denganku, kau akan selamat-kita semua akan selamat," Raven mengatakannya dengan tegas.

"Kita tidak bisa mengambil risiko," Alexander berkata sembari menatap Valencia, "Aku tidak bisa mengambil risiko."

"Alex—", Avery membuka mulutnya namun terhenti karena Alexander kembali memotong.

"Valencia tidak bisa kukorbankan," suaranya rendah, aura kehangatan yang melingkupi Alexander beberapa saat lalu berubah membunuh. Sulur-sulur bayangan dan gulungan asap mulai berdatangan melingkupi tubuhnya. Kelam malam yang semula berada di luar rumah kerja merambat ke dalam, mengalahkan terang cahaya lampu.

Valencia melihat ke arah masing-masing timnya. Jiwa-jiwa yang lelah karena perkelahian tak terelakan selama lima belas tahun. Keinginan pembebasan yang tertahan, kemarahan karena teman sekaligus raja mereka direndahkan oleh Artemis. Lalu Alexander yang berkorban begitu banyak untuk Negeri Kegelapan dan Álfheimr. Selanjutnya, bayangan Taman, Anna, dan saudara-saudaranya berputar-putar di kepala Valencia. Craigh Na Dun terakhir, rantai-rantai di pergelangan kaki, lukisan darah di lantai dan tembok, serta Artemis, saudara sedarahnya yang entah bagaimana menjadi ratu Vallahan membunuh mereka semua.

Bagaimana ia bisa mengasihani dirinya sendiri manakala satu-satunya pematah pertahanan Artemis hanya dirinya? Valencia akan bersalah di sepanjang kehidupan abadinya jika membiarkan Artemis terus berkuasa. Menghancurkan seluruh kerajaan dan dunia di bawah kakinya. Valencia tidak ingin lagi melihat darah dan pembantaian terjadi lagi.

"Aku akan melakukannya", ujar Valencia dengan mantap lantas memandang Raven, "latih aku untuk mematahkan pertahanan itu."

Alexander mengembuskan napas, ruangan yang semula gelap sedikit demi sedikit menjadi seperti semua, "kau yakin?"

"Biarkan aku melakukannya, aku meninggalkan Cresbel untuk itu."

Alexander mengamati Valencia dalam-dalam, "baiklah, aku membiarkanmu memilih dan jika itu keputusanmu maka akan kuterima. Tapi ingatlah bahwa aku akan selalu siap mempertaruhkan nyawaku untuk melindungimu."

Valencia menyadari bahwa Alexander begitu bijak membawanya bertemu dengan teman-temannya, membiarkannya mengetahui fakta beserta risiko-risiko yang akan dihadapi oleh Valencia, lalu membiarkan perempuan itu memutuskannya sendiri.

"Kita perlu menemui Pemantik untuk mengetahui kelemahan kekuatan sihir api yang dimiliki oleh Artemis," Raven menjelaskan.

"Pemantik? Maksudmu monster yang tinggal di dalam Gua Naga?" Jenn bergidik.

Raven mengangguk, "kau harus menemuinya. Tapi, aku tidak bisa pergi bersamamu. Pemantik adalah api murni, jika aku masuk ke sana anginku akan memadamkannya dan ia akan mati."

Angin adalah kesaktian murni Raven. Valencia menyadarinya ketika wanita itu memasuki rumah kerja. Asap-asap seperti milik Alexander adalah kesaktian Azester, dan angin yang datang beriringan adalah kepunyaan Raven.

"Aku tidak akan pergi ke gua itu," Eric berkata dengan nada setengah kesal ketika Jenn menatapnya. Membuat Valencia memandang Alexander.

Raja Negeri Kegelapan itu mengangkat bahu, "kau tahu aku pernah menolongnya keluar dari Gua Naga ketika pertama kali bertemu dengannya. Bayi serigala itu musuh naga-naga di Negeri Kegelapan."

"Menyedihkan," Raven mengejek Eric.

"Aku akan pergi bersamamu. Tak ada yang lebih tahu seluk beluk pulau naga kecuali aku," Alexander berkata kepada Valencia.

╔═════ஓ๑❅๑ஓ═════╗
𝐓𝐇𝐑𝐎𝐍𝐄 𝐎𝐅 𝐅𝐋𝐀𝐌𝐄𝐒
╚═════ஓ๑❅๑ஓ═════╝

Continue Reading

You'll Also Like

17.8K 2.9K 19
𝐒 𝐮 𝐦 𝐦 𝐚 𝐫 𝐲 : Awalnya, aku pikir dengan tenggelam dan berharap dapat bertemu Tuhan lebih awal adalah pilihan terbaik. Namun ternyata, Tuhan...
1.9M 100K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
736K 67.1K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
7.9K 1.9K 29
(Series 4 Easter) Charael Hurt Merville. Setelah menyelesaikan perang dan beberapa temannya mulai hidup serius, ia tetap memilih untuk tidak menikah...