D x S

By AceDeuce_lland0

923 65 10

Selama tahun-tahun sekolah menengahnya, Na Jaemin memiliki tubuh yang ramping dan memiliki fitur feminim, tet... More

‼️🔞‼️

1.1

450 37 8
By AceDeuce_lland0

Bukan hanya sekarang, bahkan semenjak dari masa kecilnya.... Na Jaemin, seorang pemuda yang selalu disangka sebagai seorang gadis. Kala itu, Jaemin sedang memakan masakan buatan ibunya, tapi bukan masakan buatan ibunya yang menjadi perhatian, melainkan Na Jaemin itu sendiri.

"Wah lihatlah dirimu Jaemin sayang~! Betapa indahnya pita rambut itu, cocok banget di kamu!" Ibu Jaemin terlihat begitu berbinar bahagia. Melihat anak laki-lakinya memakai pakaian seperti remaja perempuan seusianya, lengkap dengan pita rambut becorak polkadot merah putih di rambut cokelatnya. Hasil karya seorang Ibu yang begitu luar biasa bukan?

"Aiigoo~~ uri Jaemin neomu kiyeowoo~~" ujar ibu Jaemin yang masih begitu bahagia.

"Jangan pasang hal konyol kayak gini ke aku." Jaemin pun melepas aksesoris pita tersebut yang sudah dipasang di rambutnya.

Jaemin memasang raut wajah masam dengan tubuhnya yang gemetaran, merasa aneh pada dirinya sendiri, "Aku..... Aku juga pengen terlihat ganteng seperti ayah!!"

"Eh... tapi kamu malah keliatan imut begitu kok," sahut ibunya.

"Huwaaa!!!!" Ah! Sekedar info, ayahnya Jaemin memiliki tubuh proporsional dan begitu atletis. Tingginya sekitaran 186 sentimeter. Karena itulah Jaemin berteriak begitu kencang sehabis di bilang imut oleh ibunya sendiri.

Jaemin padahal ingin terlihat manly.

~~~~~

Bukan baru-baru ini. Tapi sudah lama sekali..... Sudah lama sejak Na Jaemin menyadari bahwa dirinya bukanlah seorang heteroseksual, tapi seorang homoseksual, atau lebih mudahnya adalah seorang gay kalau disebut. Hal ini sudah dia sadari semenjak dirinya menginjak bangku sekolah menengah pertama, saat liburan musim panas sedang berlangsung. Kala itu dia sedang seorang diri di kamarnya, menonton acara boxing laki-laki, dimana semua atletnya memiliki tubuh yang sangat bagus.

"Aku sudah sadar aku memang seorang gay. Tapi bukan berarti, aku mau seperti seorang cewek feminim ataupun lainnya," Jaemin bergumam sambil menonton acara gulat itu dengan khidmat yang disiarkan lewat ponselnya.

"Mereka punya tubuh yang bagus. Aku mau seperti mereka juga." Jaemin begitu terpesona.

"Apa yang aku perjuangkan selama ini.... Hanyalah agar bisa seperti para atlet itu. Memiliki tubuh ramping berotot dan perawakan tubuh yang begitu jantan, dan maskulin."

~~~~~~

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Jaemin yang sudah duduk di bangku sekolah menengah atas. Hari itu adalah saat dirinya sudah lulus melalui tes untuk masuk ke SMA impiannya. berjalan cepat di lorong sekolah menuju ruang guru, untuk menanyakan posisi kelasnya berada.

Entah nasib sial atau beruntung yang menghampiri. Jaemin terkejut dengan wajah yang memerah drastis. Bagaimana tidak, Hal ini terjadi karena dihadapannya ada seorang pria yang tiba-tiba keluar dari pintu ruang guru tersebut. Pria itu sangat amat teramat tampan. Dada putihnya yang terekspos karena tiga kancing bajunya yang sengaja tidak dikaitkan, rambutnya yang hitam berkilau, matanya yang agak sipit namun begitu berkharisma, telinga yang ditindik sebanyak 4 buah di sisi kanan dan 3 buah disisi kiri, Rahang yang tegas, hidung yang mancung, bibirnya yang tebal serta tubuhnya yang telihat tinggi ramping nan atletis (Proporsional). Tipikal tipe yang sangat diidam-idamkan Jaemin selama ini.

"Woahhh~~ So Hot~~" kagum Jaemin berbinar dengan suara sepelan mungkin.

Sadar jika dirinya sedang diperhatikan. Lantas pria itu menoleh ke arah Jaemin.

"Kamu lagi lihat apa murid baru?" Tanya pria yang sukses membuat atensi Jaemin berpaling ke dirinya. Tidak mendapat jawaban, pria itu hanya menghela napas dan pergi meninggalkan Jaemin yang masih terpatung, lengkap dengan wajahnya yang memerah begitu jelas.

"GANTENG BANGET GILA!" Histeris Jaemin dengan suara sepelan mungkin, membuat dirinya terjongkok di depan pintu ruang guru. Sampai tak sadar sudah ada gurunya yang mengenali Jaemin disana.

"Ah Jaemin-ssi rupanya. Ayo Ibu akan mengantar ke kelas barumu."
"APA?! KOK BISA?! Tubuh yang selama ini kuidam-idamkan itu lagi memakai pakaian sekolah dan berjalan di sekolah ini?! Aku mau ngelepas pakaian itu! Aku mau menelanjanginya! Aku mau menyentuhnya!"

~~~~

Karena peristiwa besar tersebut (menurut Jaemin), dia memutuskan akan terus mendekati pria itu lagi, yang diketahui bernama Lee Jeno sekaligus sunbaenya, yang berada ditingkat kedua dan mengungkapkan perasaan sukanya, langsung dihadapan Jeno. Cinta memang penuh misteri tapi memang itulah adanya.

Jaemin adalah satu dari sekian jutaan manusia yang merasakan apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan untuk pertama kalinya juga Jaemin bersyukur kepada Tuhan, karena dikaruniai wajah yang sangat imut untuk ukuran laki-laki, karena dengan perawakan seperti ini Jaemin berharap pernyataan cintanya akan diterima oleh Jeno.

Waktu musim semi pun tiba. Ini adalah tahun kedua Jaemin dan tahun ketiga Jeno atau tingkat akhir di SMA. Jaemin memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Jeno saat jam istirahat akan berakhir. Di atap sekolah, karena Jaemin tahu, Jeno pasti akan membolos disana hingga jam pelajaran berakhir. Bergegas mengganti bajunya dengan baju seragam perempuan di sekolahnya, menata rambutnya agar terlihat manis.

"Gak akan ada yang bisa hentikan aku disini. Aku bakal pakai apapun dan bakal melakukan apapun untuk semua ini."

"Hah~Hah~Hah, Akhirnya sampai juga di pintu atap sekolah. Jeno sunbae, pasti ada disini." Jaemin membuka pintunya. Bingo~! Jeno sedang duduk tepat disamping pintu yang terbuka. Memejamkan mata seperti akan tertidur.

Jeno yang merasa terusik dengan suara pintu yang berderit pun membuka kedua matanya. Terkejutlah dia, karena tiba-tiba ada seseorang dengan tubuh mungil berada dihadapannya secara tiba-tiba. Orang tersebut yang tidak lain adalah Na Jaemin berusaha mengambil nafas. Lalu diapun spontan berkata. "Jeno Sunbae~! Saranghae~!".

"Eh?" Jawab Jeno

"........."

"Kamu....... Kamu cowok kan?"

"Iya! Anu~~ Jeno sunbaenim....." Jaemin melanjutkan perkataannya, "Aku mencintaimu sunbae! Tolong terimalah cintaku!"

"HAHH~!! Kamu~~!!" Jeno melotokan kedua mata sipitnya. Seperti habis ditampar Tupperware ibunya yang tersimpan rapih di rumah. Ini semua terlalu tiba-tiba!

Jaemin memasang wajah tegasnya, nampak begitu tegar pada pendiriannya, "Aku bakal ngelakuin apapun buatmu. Bahkan jika itu adalah, meski harus berdandan ataupun menjadi kayak cewek seutuhnya!"

Jeno merasa jantungnya mulai berdetak begitu kencang. Sudah banyak adik kelas bahkan senior perempuan yang menyatakan cinta kepadanya. Meskipun semuanya berakhir ditolak, namun yang ini berbeda. Karena ini adalah pertama kalinya ada seorang laki-laki dengan paras imut, berani menyatakan perasannya secara langsung, tanpa takut apakah akan ditolak atau diterima.

Samar-samar wajah Jeno sedikit memerah. Lagipula, hoobae-nya ini malah jauh lebih imut dan manis ketimbang semua perempuan yang dia tolak tempo lalu.

Kencan sama anak ini yah?~~~ Kayaknya gak buruk juga... Selama ini dia juga selalu mencari perhatian dariku, meskip harus melalukan beberapa hal konyol sih dia ini. Kuakui, anak ini memiliki sisi imut dan juga tekad yang tangguh.... Baiklah~~

"Haaa~~~~ Baiklah. Kamu Menang. Kamu juga imut. Jadi aku menerima pernyataanmu itu."

========

Tiga tahun pun berlalu semenjak kejadian tersebut. Mereka pun sudah tinggal serumah selepas Jaemin lulus dari SMA.

"Aku pulang~~" ucap Jaemin seperti biasa.

"Ah selamat datang kembali Jaemin, good job for today," sahut Jeno dari arah dapur. Sedang memasak sesuatu untuk makan malam mereka berdua.

Kini, Jeno memulai hidup dan lembaran baru. Tentunya selain sekarang tinggal satu atap dengan orang yang dicintai dalam sebuah rumah sederhana, Jeno juga mulai mempelajari ilmu tentang dunia arsitek di universitas pilihannya. Sedangkan Jaemin saat ini menjadi pekerja magang sebagai kuli bangunan, sambil juga mempelajari ilmu perdagangan untuk berjaga-jaga. Kehidupan yang bahagia sekali bukan?

"Makanannya sebentar lagi siap. Kayaknya kamu mandi duluan aja deh dulu."

"Kay."

Kalau melihat tentang perubahan besar yang ada. Mungkin itu semua ada pada diri Na Jaemin sendiri. Karena setelah lulus SMA, perlahan semua perawakan imut dan manisnya mulai menghilang sedikit demi sedikit. Tergantikan dengan paras laki-laki maskulin persis seperti Lee Jeno dalam hal fisik.

Tinggi badan merekapun sekarang sama. sekitaran 179 sentimeter. Tentunya hal ini bukanlah sesuatu yang Jaemin senangi. Bukan tanpa sebab. Pasalnya Lee Jeno yang sekarang menyandang status sebagai kekasih sehidup sematinya, adalah straight. Jeno sangat menyukai hal-hal yang terlihat manis dan lucu. Jadi Jaemin berpikir, apa yang Jeno pikirkan mengenai perubahan signifikan pada dirinya.

"Wah, keyaknya lezat banget semua." Jaemin berbinar menatap masakan yang dibuat Jeno. Terlihat sangat mengunggah selera.

"Aku buat agak banyak. Jadi makanlah sedikit banyak malam ini."

Melihat kehidupan sehari-hari mereka, Jaemin masih memandang Jeno sebagai orang yang tak pernah berubah semenjak hari itu. Jeno masih menjadi orang yang kalem dan baik untuknya.

Selesai makan malam, Jeno lah yang pertama berdiri meninggalkan meja makan mereka. "Ada tugas kuliah yang harus kuselesaikan malam ini, jadi beres-beres sisanya kuserahin ke kamu, oke?"

"Roger!"

Sembari mencuci piring sisa makanan, dari jauh, nampak Jaemin yang terpukau dengan aura keindahan yang terpancar dari Jeno. Sudah baca buku, tatapannya serius, sedikit berkeringat, pakai kacamata pula yang tersampir indah diatas hidung mancungnya.

"Duh~ Suka banget~ Pakai kacamata, agak keringetan. Ugghhh~ rasanya pengen nyentuh dia, ngejilat lehernya," Gumam Jaemin dalam hati yang sudah hampir mencapai batasnya.

Selesai mencuci piring, tanpa basi-basa, Jaemin dengan keadaan setengah horny pun mendekat ke arah Jeno. Meletakkan dagunya di atas bahu lebar Jeno. Menghirup aroma tubuh yang begitu maskulin, terpancar dari Jeno.

Jeno yang mengerti maksud Jaemin pun bertanya kepada kekasihnya, "Hmm? Mau melakukannya kah?"

"Yeah."

Merekapun berciuman, saling bertukar saliva. Melepaskan semua pakaian yang tersemat pada diri masing-masing. Berjalan ke arah kamar tanpa melepas tautan bibir. Membiarkan Jeno memimpin sebagai dominan Jaemin.

"Kurang dalam kah? Tanya Jaemin.

"Gak papa Nana, kita juga baru mulai kan? Lagian aku gak peduli, karena aku cuman maunya kamu, Nana."

"Eungghh~ Ahh~ Jenhh~ Jenooh~~"

"Ahh~"

"Hey... Lee Jeno. Apa kamu maksa diri sendiri? Maaf kalau malah jadi begini. Kayak aku yang gak mungkin bisa melalukan sex dengan wanita, Aku tahu ada hal-hal yang gak mungkin, bahkan ketika cinta itu terlibat. Aku takut banger, sampai-sampai aku gak bisa terlalu fokus natap kedalam mata Jeno. Bahkan jika aku menemukan, sedikit saja pandangan jijik dari jeno, maka aku.....

"Jeno... Aku mulai bergerak, biar kamu juga bisa merasakan kenikmatannya~ Ahhh ha~"

Jaemin begitu nyaman dan malu, melihat raut wajah Jeno yang menampakkan kalau ia merasakan kenikmatan tiada tara yang diberikan olehnya.

"Ahh~ eunggh~ Jenhhh~"

"Haaaa~~ Ahhh~Nannnaaa~"

"Uwaahhhhh~~"

"Sialan! Dirimu terlalu seksi Lee Jeno! Terlalu erotis!"

"Aku mencintaimu," gumam Jaemin tanpa sadar, membuatnya memalingkan wajah sejenak karena malu.

"Nana?"

Jaemin tersadar setelah Jeno memanggil namanya. Masih membiarkan kepunyaan Jeno barada di dalam dirinya.

"Menunduklah, Aku juga mau bergerak."

"No... Aku mau menciummu dulu."

Setelah melakukan adegan beradu pedang dan melebur menjadi satu, Jaemin jatuh tertidur duluan tanpa memakai busananya sama sekali.

Jeno menyadari, ada yang aneh dari Jaemin selama mereka melakukan seks tadi.

"Jaemin kok kayak bertingkah aneh dari tadi yah? ..." Jeno memperhatikan wajah Jaemin yang masih telihat lucu, bahkan dalam keadaan tidur.

"Huaaaa mau makan hot pot samandjsdnksnfdj." Jaemin yang mengigau dalam tidurnya membuat Jeno terkekeh karena tingkahnya.

"Hahaha.. ada-ada aja si manisku ini."

Jeno pun beralih menuju meja belajar Jaemin untuk melanjutkan tugas kuliahnya yang tertunda, serta kembali memakai kacamata bacanya. Begitu asyiknya menulis laporan, hingga tak sadar lengannya menyenggol tumpukan buku disebelahnya.

"Aduh.." Dan berakhir tumpukan buku tersebut berserakan dibawah meja.

Mata Jeno pun menangkap sebuah buku yang memiliki cover agak mencolok. Setelah mengambil buku tersebut dan melihatnya dengan Jelas, Jeno memperhatikan Jaemin yang masih tidur sekilas.

Jeno meraba-raba perutnya sedikit dan mendesah pelan, "Haaahhh~ kayaknya aku kehilangan berat badan beberapa tahun terakhir. Sepertinya aku harus mulai rajin olahraga lagi," gumam Jeno dengan tekad yang sudah bulat.

========

Keesokan harinya, mereka pun sarapan bersama dengan hot pot buatan Jeno sebagai menu kali ini.

"Nah, makanlah."

"Wahhh~~ Hot Pot~! Kok kamu bisa tahu aku lagi pengen ini?" Jaemin pun mencoba masakan Jeno, "Wah enak!"

"Senang mendengarnya."

Merekapun melanjutkan sarapan dalam hening. Jaemin sudah siap berangkat untuk pekerjaan paruh waktunya.

"Aku pergi dulu Jeno." Jaemin melambaikan tangan kepada Jeno di depan pintu rumah mereka. Jeno pun melambaikan tangannya.

"Nah~ sekarang~"Jeno membaringkan tubuhnya sebentar di sofa, untuk mengumpulkan energi siang nanti. Karena akan ada tamu yang berkunjung kemari.

Siang pun tiba, Jeno sudah selesai melakukan ritual mandinya. Tak lama setelah berpakaian lengkap, terdengar suara bel rumah yang ditekan.

"Sudah datang rupanya." Jeno pun bergegas membuka pintu depan rumah.

"Selamat siang, Jeno-ssi, aku membawa beberapa kue dalam perjalanan kemari," ucap seorang perempuan cantik yang berdiri di depan pintu.

"Gomawo, masuklah ke dalam."

Sedangkan di tempat Jaemin bekerja, diwaktu yang sama, "Hey semuanya~! kemarilah sebentar." Seorang Mandor terlihat berusaha memanggil semua anak buahnya, termasuk Jaemin sekalipun. Dirasa semua anggota sudah berkumpul, sang Mandor pun melanjutkan titahnya, "Dikarenakan hujan lebat yang terus mengguyur selama sepekan terakhir, pembangunan proyek akan ditunda sejenak. Jadi, minggu depan, kalian harus fokus untuk menyemen dinding yang sudah jadi. Sekaligus jam kerja hanya berlangsung setengah hari saja dan berhenti saat ini. Kalian bisa pulang lebih awal."

"Ha~! Pulang lebih awal?! Yeay!! Ah dan sebentar lagi liburan musim panas akan tiba, pasti semua universitas akan libur mulai hari ini. Jeno sudah pasti pulang lebih awal." Jaemin dengan semangat bergegas pulang dari tempat kerjanya, tak sabar melihat Jeno lebih lama untuk hari ini.

=========

"Jeno! Aku pulang~" Baru saja membuka pintu rumah mereka. Jaemin disuguhkan dengan pemandangan dimana Jeno tengah hendak menerima sepotong kue yang diberikan seorang wanita dihadapannya.

"Jaemin?" Tanya Jeno terkejut, begitupun si wanita tadi yang memasang wajah sama terkejutnya.

"Mianhe~" Ujar Jaemin lalu mulai berbalik arah, keluar menuju pintu.

"Eh?!" Jeno berdiri mengejar Jaemin. Menangkap tangan kanan Jaemin

"Tunggu, Jaemin! Kamu lagi salah paham sekarang."

"It's fine."

"Kamu itu straight Lee Jeno. Ini jauh lebih baik untukmu." Jaemin berkata tanpa memalingkan wajah.

"Kamu serius bilang kayak gitu? Na Jaemin?" Jeno bertanya dengan terkejut. Tubuh Jaemin pun terlihat gemetaran.

"Kalau aja ini adalah saat pertama kalinya kami berkencan. Aku pasti langsung narik dia... Membaringkannya di kasur kami. Lalu mengatakan padanya kalau semua ini gak benar, sebelum melakukan seks. Bahkan sekarang, dia gak bergerak satu inci sekalipun. Meski begitu, aku gak bisa biarin Nana pergi sekarang ini."

"Na Jaemin kembalilah!"

"Hell no!"Jaemin mengibaskan tangannya dengan kuat, tanpa bisa mengontrol emosinya. membuat Jeno yang mendapat perlakuan tersebut secara mendadak, kehilangan keseimbangan tubuhnya dan jatuh tersungkur kebelakang.

Jaemin pun panik meihat Jeno yang tampak agak kesakitan, "Jeno!" Jaemin menarik tangan Jeno secara perlahan.

"Ouch!"

"Maaf Jeno, Maafkan Aku. Aku..." Jeno yang sudah duduk setelah dibantu Jaemin pun mendesah pelan. Lalu tatapannya teralih pada wanita yang sedari tadi tidak berani menganggu mereka berdua.

"Chaerom-ssi. maafkan aku. Apakah gak papa kalau aku akan mengontakmu lagi dilain waktu?"

Wanita yang diketahui bernama Chaerom itupun baru berani bersuara, "Ah~ Gak apa Jeno-ssi, kalau begitu aku undur pamit dulu." Chaerom pun dengan sopan keluar dari rumah mereka berdua.

=======

Kini suasana canggung pun menyelimuti kedua anak adam itu. Jaemin dengan sedikit takut tanpa memandang Jeno. Dan Jeno yang melipat kedua tangannya didada, sembari menatap Jaemin tanpa belum mengeluarkan suara sama sekali.

Merasa dirinya memang bersalah dan tak tahan dengan situasi canggung yang belum mereda, Jaemin pun memutuskan untuk menjadi yang pertama berbicara, "Jeno~~ Aku...... Aku..... Aku gak punya kepercayaan diri sama sekali, kalau kamu memang mencintaiku."

Jeno melototkan matanya, "Setelah semua kejadian tadi kamu—"

"Karena kupikir kamu itu masih straight Jeno!" Sela Jaemin, lalu melanjutkan kalimatnya, "Aku sudah gak punya wajah imut seperti para gadis-gadis diluaran sana lagi."

Jeno yang akhirnya paham maksud Jaemin pun kembali tersenyum, "Nana..... tatap wajahku." Jaemin dengan berani kembali menatap wajah Jeno yang tersenyum sedikit, "Aku gak pernah berpikir...... Kalau kamu harus seperti seorang gadis, gak pernah sekalipun."

Giliran Jaemin lagi yang terkejut, lengkap dengan kedua matanya yang melotot.

"Well, sejujurnya ini cukup mengejutkan. Melihat kamu yang dulu seperti anak anjing yang imut dan gemesin, sekarang sudah tumbuh menjadi pria jantan sejati seperti sekarang ini. Tapi kamu harus selalu mengingat ini, Nanaku sayang. Gak peduli entah kamu imut seperti dulu atau tumbuh menjadi pria sejati saat ini, aku gak peduli....."

Jaemin masih diam, membiarkan Jeno menyelesaikan semua perkataannya, "Karena bagiku, Na Jaemin tetaplah selalu menjadi Na Jaemin yang aku kenal. Gak peduli kamu berubah seperti apapun sekalipun."

"Jeno......."

"Ah! Dan perihal cewek yang tadi, dia itu anak dari pemilik tanah tempat yang kita tinggali ini. Yoo Chaerom-ssi, hanya ingin merenovasi ulang tempat retail kosong dilantai satu rumah kita, untuk dijadikan sebagai tempat kafe-nya. Jadi dia datang mendiskusikan hal itu kepadaku, tentunya supaya aku menyetujuinya juga sih," jelas Jeno.

"Hey, Jaemin. Apa kamu setuju juga kalau kita merenovasi rumah kita sekaligus? Hanya kita berdua. Biayanya gak terlalu mahal kok, Tapi—"

"Soal desainnya serahin ke aku. Aku juga bakal menyemen dindingnya dan masang ubinnya bersama," Sela Jaemin dengan spontan.

"Wah Jaemin! Aku tau kamu pasti sudah terbiasa sama yang gituan , jadi kurasa kamu pasti bisa menanganinya lebih dari cukup. Karena itulah......"

Karena Jeno yang tadi juga secara antusias spontan terhadap tanggapan jaemin dengan tatapan malu-malu tapi berbinar. Membuat Jaemin juga ikutan tersipu melihat sisi lain Jeno ini.

"Jaemin? Ah Maaf. Aku tadi terlalu bersemangat...... Um~~ apa yang ingin aku katakan... Aku tadi sudah kasih tahu Chaerom-ssi, kalau kita adalah pasangan..... Jadi gak ada alasan untuk kamu harus khawatir— Uwah, Jaemin?!"

Karena terus-terusan bertingkah lucu dan mengatakan hal manis. Membuat Jaemin tak tahan untuk memeluk Jeno bahagia sampai membuat mereka berdua tergeletak di lantai.

"Lee Jeno. Setiap kali dia selalu pertimbangin tentang Masa Depan kami, dia selalu percaya kalau aku akan terus tetap berada disisinya."

"Jeno..."

"Aku mungkin pasti, lebih diperhatikan dan dicintai. Daripada yang kukira."

"Dasar bodoh. Itu tadi sakit," ucap Jeno. Perlahan mereka pun mengeliminasi jarak wajah mereka dan mulai berciuman dengan penuh kasih sayang satu sama lain. Merasa sama-sama membutuhkan pasokan oksigen, kedunya pun memutuskan tautan bibir mereka.

"Jaemin. Karena ini untukmu, apa kamu gak papa dengan ini?

"Huh?" Tanya Jaemin bingung.

"Aku yakin pasti, bakal ada hal-hal yang akan muncul yang mungkin aja gak aku ngerti. Karena aku sendiri bukanlah seorang gay dari awal adanya. Aku juga gak bisa ngelakuin seks denganmu seperti waktu dulu, karena fisik kita berdua yang sudah berbeda. Jadi apa kamu tetap masih puas dengan ini?"

"Jeno. Tentu saja aku—"

"Well. Jika kamu gak bahagia dengan hubungan ini, Aku gak akan membiarkanmu putus denganku tanpa melawan."

Tersentuh. Jaemin benar-benar makin tersentuh sekarang ini.

"Jeno Lee......" Jaemin memeluk Jeno lagi yang masih terbaring dilantai.

"Apa dia pikir aku bakal ninggalin dia begitu aja? Dasar Jeno bodoh!"

"Dasar idiot." Jeno hanya terkekeh.

Tanpa sadar, Jaemin mulai menyingkap baju yang Jeno kenakan. Dan mulai meraba-raba tubuh Jeno.

"Hentikan Jaemin, itu geli~"

"Tunggu, Kenapa Jaemin... Perasaan ini.... ?!!"

"Haaa." Jaemin menghela napas disertai wajahnya yang memerah.

"Jaemin, kamu gak bermaksud—"

Dengan jantungnya yang makin berdegup kencang, Jaemin menatap Jeno dengan tatapan intens disertai wajah memerahnya.

"Jeno... bolehkah?"

...Bersambung...

Catatan penulis :

* Bagi yang bingung tentang gimana penataan rumah Jeno Jaemin. Intinya kalian bayangkan aja kalau rumah dilantai dua dan lantai satunya tuh terpisah. Jadi khusus lantai satu emang dijadiin tempat retail jualan, sedangkan lantai duanya baru rumah hunian sederhana mereka. Gitulah.

Continue Reading

You'll Also Like

39.4K 9K 106
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
760K 54.7K 46
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
42.2K 8.8K 19
Lalisa Manoban, gadis misterius yang sering di anggap buruk oleh teman sekolahnya. Jennie Kim, gadis manja ceria yang penuh dengan semangat. hari-har...
75.8K 3.5K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++