Let Me Be Your Healer, Mr. Na...

By vioneee12

137K 17.9K 1.2K

"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI) More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Special Part (1)
Special Part (2)
Special Part (3)
Another Special Part (1)
Another Special Part (2)
Another Special Part (3)
Another Special Part (4)
NEW STORY : JUNG JAEHYUN
RECOVERY | Lee Haechan

Another Special Part (5)

3.6K 348 38
By vioneee12

Yuna masuk ke dalam rumahnya setelah memastikan pintu utama sudah terkunci dengan benar, suasana sepi langsung menyerangnya.

Dengan beberapa papper bag ditangan, Yuna berjalan masuk ke dalam kamar, meletakkan semua hasil belanjaannya itu di atas tempat tidur.

Yuna melirik jam dinding yang terpasang manis di dinding kamar, melihat jarum panjangnya yang menunjukkan pukul sepuluh malam, membuat Yuna merasa gugup.

Membuka salah satu papper pag, mengambil isinya.

"Apa aku sungguhan harus melakukan hal seperti itu?"

Ia bimbang sendiri, memikirkan konsekuensi akan semalu apa dia nanti.

Sebenarnya Yuna sendiri seharian ini berada dirumah kakak iparnya, Momoka. Dan ia pulang tanpa membawa putri kecilnya, Yui. Alasannya karena Yui bersikeras ingin menginap dirumah Momoka untuk berteman dengan Naoki.

Lalu dimana Yuta? Berbicara mengenai Yuta, lelaki itu sudah tidak pulang selama hampir dua minggu.

Karena melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara-negara di Eropa bersama sang ayah.

Dan hari ini, Yuta akan pulang.

Seperti kenyataan yang ada, kalau kau mempunyai suami yang merupakan seorang pengusaha sukses, maka resikonya ketika ia sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya, maka akan sangat sulit bertemu, bahkan membuat canggung suasana.

"Kapan Yuta akan pulang?"

Yuna menghela nafas, mempersiapkan mentalnya, memutuskan melakukan apa yang Momoka sarankan untuknya.

Dengan langkah ragu Yuna berjalan menuju kamar mandi.

...

Sementara itu, Yuta menghela nafas lega saat mobil hitamnya sudah terparkir rapi digarasi rumahnya.

Seharian Yuta hanya mempunyai waktu tidur tiga jam, itu pun hanya saat berada dipesawat.

Akhirnya setelah pekerjaan yang begitu melelahkan, ia bisa pulang juga.

Yuta membuka dua kancing teratas kemeja hitamnya, menggulung lengannya sampai siku dan setelahnya membereskan semua barang-barang dan berjalan masuk ke dalam rumah seraya menyeret koper besarnya.

"Aku pulang,"

"S-selamat datang,"

"Kau bel-"

Yuta tidak melanjutkan ucapannya, tepatnya tidak bisa, karena apa? Tentu saja karena pemandangan dihadapannya saat ini.

Yuna yang menyambutnya.

Lalu apa salahnya?

Tidak ada, hanya saja penampilan wanita itu sekarang.

Seperti tidak biasanya.

Yuta tertegun dibuatnya, kenapa istrinya itu jadi seperti ini?

Menyambutnya dengan begitu... entahlah.

Terlihat jelas Yuna habis merias dirinya sendiri, yang mencolok adalah pakaian wanita itu.

Gaun tidur pendek berwarna hitam berbahan satin.

Ia bahkan menata rambutnya, membuat beberapa gelombang disana.

Yuna memberanikan dirinya berjalan lebih dekat kearah suaminya itu.

"K-kau ingin mandi?"

"Atau makan malam dulu?"

Dan

"Atau mungkin... kau menginginkanku?"

Yuna meringis kuat dalam hati, ia benar-benar malu mengatakannya.

Apa yang sudah ia lakukan?!

Jelas-jelas Yuta terlihat begitu lelah seperti itu, kenapa ia melakukannya?

Melihat Yuta yang tidak merespon apapun, Yuna jadi malu sendiri.

Sudahlah, lebih baik melarikan diri saja.

"A-aku akan ke dapur," ucapnya pelan dan cepat, kemudian segera berlari kecil menuju dapur, apapun agar bisa menghindari Yuta.

...

Yuna menyibukkan dirinya dengan memasak air di dapur, ia berusaha sekuat tenaga menghilangkan rasa malunya karena sudah melakukan hal memalukan seperti tadi.

Menyesal karena sudah menuruti saran kakak iparnya itu.

Ia tidak mahir dalam melakukan hal-hal seperti itu.

Dan lagi ini hanya merugikan dirinya sendiri, akibat dari pakaian yang ia pakai sekarang.

Ia kedinginan.

Oh tidak.

Yuna bisa merasakan kalau seseorang tengah berjalan ke arahnya.

Ia tahu itu Yuta, dan ia lebih memilih pura-pura tidak melihat saja.

Dan seketika suhu tubuhnya memanas, dan dibuat cukup terkejut dengan apa yang terjadi sekarang.

Sebuah lengan yang melingkari perutnya.

"Apa ini, Yuna?"

Yuta berucap dengan setengah berbisik, ia memeluk Yuna dari belakang.

Menyingkap rambut Yuna yang menutupi bahu kanannya, mengesampingkan rambut yang begitu lembut itu ke sisi yang satunya.

Yuta menyandarkan dagunya di bahu istrinya itu.

"Kau berniat menggodaku, hm?"

Yuna tidak bisa memgatakan apapun, dengan Yuta yang mulai memberikan ciuman-ciuman ringan di pipinya.

"A-aku-"

Dan kali ini keterkejutanny bertambah, Yuta tiba-tiba membalikan tubuhnya, mengangkatnya dan mendudukannya diatas meja.

Sementara kedua tangan lelaki itu mengunci pergerakan istrinya itu dengan bertumpu dikedua sisi meja.

Kini, ia bisa leluasa melihat wajah cantik yang sudah hampir dua minggu ini dirindukannya itu dengan leluasa.

Yuna meletakkan sebelah tangannya dibahu Yuta, sebagai pegangan agar ia tidak kehilangan keseimbangannya

Yuta mendekatkan wajahnya.

"Siapa yang mengajarimu seperti ini?"

"M-momoka," cicit Yuna pelan.

Yuta menyeringai tipis.

Tangannya bergerak menyentuh bibir istrinya itu.

"Kau tahu?"

"Kadang ajaran Momoka itu bermanfaat juga,"

"Haruskah aku berterimakasih padanya?"

Yuna benar-benar terjebak karena ulahnya sendiri.

Resikonya karena sudah memancing lelaki itu.

Yuta tidak memberikan Yuna kesempatan untuk mengucapkan apapun.

"Aku akan memberi jawaban,"

"I want... you,"

Yuta mencium istrinya itu dengan intens, merapatkan jarak tubuh keduanya.

"Y-Yuta, kompornya-"

"Sudah kumatikan sejak tadi,"

Alarm peringatan ditubuh Yuna kembali menyala.

Saat tangan lelaki itu berusaha masuk ke dalam gaun tidurnya.

"Y-Yuta!"

"Apa lagi? Kau tidak berniat kabur, kan?"

Yuna menggeleng pelan.

"Jangan disini,"

Yuta tersenyum miring, "Dimengerti,"

....

Yuna terus menutup wajahnya dengan selimut, sementara Yuta sedari tadi terus berusaha menjahilinya dengan terus menatapnya tanpa henti.

"Selamat pagi, penggoda kecil."

Yuna meringis pelan, "J-jangan panggil aku begitu,"

"Kenapa? Kau sudah ahli melakukannya. Itu bentuk penghargaan dariku,"

"Aku tidak suka,"

"Aku suka,"

Yuna menurunkan sedikit selimutnya, matanya mengerjap pelan, dan terjebak dalam perangkap tatapan Yuta.

Yuta terus menatapnya dengan tatapan intens seperti itu, sedikit menakutkan.

"Y-Yuta kau tidak pakai bajumu?"

Yuta menggeleng.

"Kenapa? Tidak kedinginan?"

Yuta menggeleng lagi.

Yuna jadi kebingungan sendiri sekarang, apa yang harus ia lakukan.

Sementara Yuta yang tidak berhenti menatapnya.

"Kau tidak ingin mandi?"

Yuta menggeleng.

"B-bagaimana kalau sarapan? Kau pasti lapar, kan?"

"Tidak juga,"

"E-eum lalu apa yang kau inginkan?"

Yuta mendekatkan wajahnya.

"Kau. Lagi,"

Yuna membulatkan matanya, oh tidak.

Ia akan terjebak kalau begini caranya.

...

"Ayah!!"

Yui berlari kecil dengan suara riangnya, berlari menuju Yuta.

Yuta tersenyum melihat putri kecilnya itu, dan segera menggendongnya.

"Yui rindu ayah!"

"Aku juga,"

Yui tersenyum manis.

"Mau pulang sekarang? Hadiah-hadiahmu sudah menunggu dirumah," ucap Yuta yang membuat senyum putrinya itu semakin lebar.

"Hadiah! Yey! Terimakasih ayah!"

Yui memeluk ayahnya itu erat, kemudian menyadari ibunya yang sedari tadi diam saja.

"Ibu? Ibu!"

"O-oh? Iya?" Yuna tersenyum menatap Yui, "Pamit dulu dengan bibi Momoka, ya?"

Yui mengangguk, "Ibu kenapa? Terlihat lelah, ibu sakit, ya?" tanya Yui polos.

"E-eh? Tidak-"

"Ibumu sedikit kelelahan, tadi malam ia melakukan banyak hal,"

Yuna refleks menoleh ke arah Yuta.

"Benarkah? Apa yang ibu lakukan?"

Yuna benar-benar dibuat kehabisan kata-kata sekarang.

Yuta benar-benar terus menggodanya tanpa henti.

Dan sekarang Yui terus bertanya dengan rasa penasarannya tentang apa yang ibunya lakukan tadi malam.

"T-tidak Yui, ibu hanya membantu ayahmu membereskan beberapa barang,"

"Oh, begitu, ya? Ayah turunkan aku, aku akan pamit kepada bibi dan kak Naoki, lalu kita pulang, yey!"

Yuta menurunkan Yui sesuai keinginannya, melihat anaknya itu yang begitu lincah berlari kembali masuk ke dalam rumah Momoka.

Ia melirik Yuna yang wajahnya jelas memerah karena malu.

Yuta menarik Yuna mendekat.

"Kurasa kita harus memberikan Yui hadiah tambahan,"

"A-apa itu?"

"Tiga orang adik, bagaimana?"

End.

hahaha, ending yang sangat anu ya xixixi.

terimakasih yang banyak buat semua pembaca yang udah support semua karya author.

Author sayang banget sama kalian pokoknya!

Thankyou

and

See You

-vioneee12















Continue Reading

You'll Also Like

481K 5.1K 86
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
85.6K 8.1K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
37.6K 4.1K 31
[COMPLETED] [SUDAH REVISI] "Lo ada di dua-duanya, Ci. Lo ada di antara dinding itu. Lo cewek yang gue suka, lo juga sahabat gue dari orok." -Juniart...
4.4K 707 48
Tentang Laut, pemuda yang tidak percaya akan cinta dan Melody, gadis yang ingin merasakan kehangatan cinta. Rt.17+ [Belum direvisi] 2022 Highest Rank...