I'am The Irregular Villain Of...

De Kanade_Ren

1.1K 247 31

[ Volume 1: Arc Soul Revenge ] Sinopsis: Di dunia ini dominasi dunia meliputi yang kuat akan selalu menang da... Mais

Soul 0 - [Kemalangan]
Soul 1 - [Kelahiran Penjahat]
Soul 2 - [Estimasi Skill]
Soul 3 - [Beite]
Soul 4 - [Gadis bertanduk]
Soul 5 - [Pengintai]
Soul 6 - [Luka yang membekas]
Soul 7 - [Di antara 'Half']
Soul 8 - [Kota Damansus]
Soul 9 - [Sebelum malam dimulai]
Soul 10 - [Lord of Kijin, telah lahir!]
Soul 11 - [Kekuatan Kijin]
Soul 12 - [Dimana semua berawal]
Soul 13 - [Bolehkah sedikit serakah?!]
Soul 15 - [Fakta Kerajaan Vascelia]
Soul 16 - [Apakah dendam itu Dosa?!]
Soul 17 - [Ini adalah keputusan masing-masing]
Soul 18 - [Perang saudara!]
Soul 19 - [Bentuk lain dari simpati]
Soul 20 - [Jati diri?!]
Soul 21 - [Demonic God, Gremory!]

Soul 14 - [Tanya diri sendiri!]

36 10 1
De Kanade_Ren

Aku terus berpikir, di hari setelah berhasil selamat dari kematian, apa yang kuinginkan? Apa ada tempat yang ingin ku tuju? Bagaimana aku memanfaatkan kekuatan ini? Monster itu apa? Apa itu aku?

Tapi, jawabannya sama sekali tak terpikirkan olehku.

Hanya mengulang kata. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Terus-menerus dan akhirnya kembali ke pertanyaan lagi.

Aku... Apa yang kuinginkan?!

Balas dendam? Iya.

Menghancurkan? Iya.

Menciptakan kekacauan? Iya.

Bukankah memang ini... Tugas dari penjahat?

Benar. Tapi, setelah semua ini selesai, aku selalu mengulang pertanyaan yang sama.

Aku takut, bukan kepada musuhku. Melainkan pada diriku sendiri!

Karena itu, aku selalu berhati-hati dalam melangkah. Agar nanti pada akhirnya aku tidak kehilangan diriku sendiri. Mungkin, jika itu terjadi, aku ingin mengakhiri hidupku lagi...

Ah... Benar... Saat Jeane menyelamatkanku karena luka berat disebabkan oleh serangan Beite. Aku melihat, bahwa seolah aku sudah mati... Tempat tergelap yang pernah ada, suara tak dapat di dengar, cahaya menolak untuk menembus, hanya jurang tanpa dasar.

Namun, disana ada cahaya... Hangatnya seperti memelukku. Apa ini? Aku selalu memikirkan ini, hingga saat kesadaranku kembali karena dorongan dari Skill.

Api Jeane telah menyelamatkanku? Jika Jeane tak melakukannya, mungkin Skill tak bisa tepat waktu dan Beite akan langsung membunuhku dan Jeane.

Sejak saat itu, kami berdua memiliki hubungan seperti ini.

Suara gemerisik dedaunan, aroma alam, dan juga teriknya matahari.

Saat ini kami sedang berada di dataran tinggi perbukitan, semakin kau keatas maka sepertinya kau dapat menyentuh awan.

Tak kusangka pergi ke timur membutuhkan waktu 3 hari, bahkan sekarang kami tak melihat adanya desa ataupun kota. Apa jarak Kerajaan masih jauh? Aku ingin mengatakan ini, tapi bukan petualangan jika terus mengeluh.

Hanya saja, sedari hari itu aku tidak bisa tidur dengan tenang.

"Tuan Cain, sebaiknya kita istirahat di sana. "

Jeane menunjuk ke arah bebatuan besar yang posisinya agak serong ke bawah, namun disana dapat melihat pemandangan dengan lebih baik.

"Baiklah... "

Disana mereka berdua duduk dan menikmati pemandangan, walau matahari terik namun udaranya terasa hangat. Dan bahkan dengan pakaian yang mereka kenakan panas tak menjadi alasan untuk menikmati pemandangan seperti ini.

Langit dengan warna biru cerah, awan-awan yang berjalan seperti menyeberangi lautan angkasa, suara rerumputan yang berdansa, sangat cocok jika dinikmati para wisatawan yang ingin mencari ketenangan.

Cain memejamkan mata, mencoba menenangkan dirinya dengan masuk dan menjadi satu dengan alam.

Namun... Cklik!

[Lapor. Sebuah Subyek mendekat dari jarak 3000 meter dari arah jam 9. Dengan kecepatan sekitar 100 km/jam.]

Sungguh kecepatan yang luar biasa. Bukankah itu setara bola meriam yang di tembakkan? Lagipula siapa yang mendek-

Ah... Jangan bilang...?!

Cain menyipitkan matanya. Terlihat dari ekspresinya ia tidak ingin menyebutkan apapun yang terlintas di pikarannya.

Saat Jeane telah memandangi pemandangan ini, ia menatap Cain yang wajahnya terlihat seperti menahan sesuatu

"Ada apa Tuan Cain? "

"Ah, tidak apa... Sepertinya kita kedatangan tamu. "

"Tamu...? "

Dari arah belakang Cain yang jaraknya masih terbilang jauh, sebuah kepulan debu seperti kabut membekas di setiap jalan yang di lewati Cain sebelumnya.

Itu datang semakin cepat ke arah Cain dan kumpulan debu semakin banyak dan menebal.

Cain dan Jeane yang melihat itu berdiri dari tempatnya.

Jeane mencoba mengamati dengan menyipitkan matanya. Ada sesuatu yang datang? Tapi, apa itu?

Subyek semakin mendekat dan masuk jarak pandang Jeane. Guh... Itu terdengar seperti keluhan. Alisnya Jeane berkedut, matanya semakin menyipit.

Subyek yang mampu membuat Jeane seperti itu tak lain adalah....

"Tuan~!!! "

Memiliki tubuh besar, telinga seperti kucing tapi lebih lebar, ekor bercorak dua warna yang panjang, kakinya empat dan kuat, dan wajah binatangnya berbinar bahagia.

Benar. Itu adalah wujud dari transformasi Zepdis, Ras Jinmon evolusi terakhir dari Tigre dengan bentuk harimau besar.

Cain ingin menolak kedatangan Zepdis disana, begitu juga dengan Jeane, karena itu terlihat dari wajah mereka berdua. Tapi, sepertinya Zepdis menghiraukan itu dan langsung kembali ke wujud manusianya.

Dengan wajah berseri, dengan nada penuh percaya diri, Zepdis mengeluarkan kosakatanya.

"Tuan, seperti yang kau perintahkan aku sudah menyelesaikan semuanya dan secepatnya mendatangi tempat anda! Tapi, maaf aku baru bisa menyelesaikannya tiga hari... "

Dalam kalimat terakhirnya Zepdis terlihat terpuruk. Disana Cain dan Jeane ber asumsi bahwa tugas yang diberikan Cain mungkin terlalu berat, karena mengurus ras yang sebangsa dengannya dengan jumlah banyak. Pasti melelahkan, terlihat kasihan- seharusnya itu yang terjadi...

"... Padahal lebih cepat lebih baik dan aku bisa langsung ke tempat Tuan. Tapi, karena beberapa masalah sudah kuurus dan semuanya beres. Dan dengan cepat saat itu selesai aku langsung bergegas mengikuti aroma Tuan dan juga secepatnya menemui Tuan! "

Dengan cepat ekspresinya kembali ceria dan mengeluarkan semua kalimatnya dengan cepat.

Kembalikan semua simpatiku, dasar kucing liar! Dalam hati Jeane mengutuk Zepdis, karena jelas baginya memprihatinkan keadaan Zepdis sungguh membuang tenaga dan sia-sia.

Ah, percuma menanggapi orang satu ini, menyebalkan!

"Begitu, syukurlah? Padahal tidak usah terburu-buru, aku juga tidak akan menghilang dari dunia ini. "

"Karena itu, lebih cepat lebih baik, agar waktu tak terbuang sia-sia, bukan?! "

Kalimat Zepdis ini membuat tubuh Cain terhentak.

Waktu terbuang sia-sia?

Cain menurunkan pandangannya tatapannya terlihat suram.

Karena kedatangan Zepdis, mereka tak menyadari bahwa langit mulai mendung dan angin berubah sedikit lebih liar.

"Sepertinya akan turun hujan. "

Zepdis yang berpakaian seperti Cain dengan baju tipis dan celana dengan tali yang diikat menyilang. Melihat itu dari tangan Cain langsung muncul sebuah Jaket.

"Pakailah, jangan sampai kedinginan. "

Zepdis menerima itu, namun ia bertanya-tanya kenapa Cain memberinya ini. Padahal ras Jinmon tahan terhadap cuaca yang ekstrem.

Setelah memakai jaket, Zepdis pun menatap Jeane, dari matanya terlihat Zepdis bertanya kenapa Cain melakukan ini?

Namun, Jeane dengan wajah sedikit sedih menggelengkan kepalanya.

Walau pertanyaannya tak terjawab oleh kata-kata, namun dengan gerakan kunci dari Jeane itu sudah memberi penjelasan kepada Zepdis.

"Sebaiknya kita pergi untuk berteduh sebelum hujannya turun. "

"Iya. "

Di sela-sela perjalanan mereka bertiga, Zepdislah kunci dari pemecah kesunyian, terkadang berbicara hal yang tak masuk akal dan terkadang bercanda riang seperti menyuruh Cain untuk naik ke punggungnya dalam wujud transformasinya. Sedangkan itu dijawab Cain dengan nada yang sedikit dingin.

Jeane dan Zepdis tak terlalu memperdulikan hal itu, hanya bisa terus berjalan mendampingi Cain di sana.

Hujan menjadi sangat lebat secara tiba-tiba, di satu tempat ada sebuah gubuk dari kayu dan untungnya ada bagian atapnya, mereka bertiga memutuskan bertedu disana.

"Lalu bagaimana kelanjutannya? " ujar Cain yang duduk sambil menunggu hujan mereda.

"Yah... Jika Tuan mengkhawatirkan yang anak-anak, mereka baik-baik saja. Namun, dari saat aku membawa mereka banyak sekali tekanan. Di jalan kami bertemu manusia pedagang dan pada akhirnya mereka menganggap kami monster dan melempari kami dengan benda keras. Kami menghiraukan mereka dan terus ke barat, lalu bertemu dengan segerombolan monster. Seterusnya, disanalah kami sampai, di tempat yang terpencil dan tersembunyi, Desa tempat Ras Tigre tinggal... "

Walau mereka berbicara satu sama lain, Cain sama sekali tak menatap ke arah Zepdis dan terus menatap ke depan.

Zepdis memperhatikan Cain, ia khawatir jika Cain tak mendengar dan menyimak apa yang dijelaskannya.

Namun Zepdis tetap melanjutkan dialognya.

"Kami memang sampai dalam waktu setengah hari disana, namun disinilah masalah utamanya. Saat kami sampai, seluruh area desa di selimuti oleh miasma yang beracun. "

"Miasma? "

"Benar, seperti kabut tebal dengan racun di dalamnya. Bagi manusia biasa mungkin mereka akan mati, namun Demi-Human memiliki ketahanan sendiri dan dapat sedikit menahan Miasma itu. Tapi, semakin lama Miasma itu semakin menguat dan racunnya tak biasa. Tentu dengan kekuatanku aku bisa menghilangkan itu, dan aku telah memasang pelindung di sekitar desa, jika ada pengusup maka dengan cepat aku akan tahu. "

"Hmm... Jika kau bisa menghilangkan miasma itu, lalu apa yang jadi masalahnya? "

Mengatakan ini, namun wajahnya sama sekali tak menunjukkan rasa penasaran atau perasaan ingin tahu akan sesuatu.

Jeane menerobos dalam obrolan ini.

"Masalahnya adalah penyebab miasma itulah yang berbahaya, Tuan Cain! "

Cain terkejut karena Jeane yang tadinya seperti tak tertarik akan obrolan Cain dan Zepdis tiba-tiba menjawab pertanyaannya.

Jeane meneruskan. "Penyebabnya adalah Draconic! "

"Draconic adalah pada dasarnya sebuah Ras seperti Tigre dan Ogre. Namun, kemunculan Draconic seharusnya tak ada hingga permukaan, karena tempat tinggal mereka adalah di tebing di dalam dasar jurang terdalam di wilayah barat tenggara, jika dari sini kita hanya harus lurus 9km dan berbelok ke kiri 20km. "

Menambahkan kalimat ini, di akhir kalimatnya Zepdis menambahkan nada gurauan.

Draconic? Bukan dragon? Tapi, bukankah sama, Draconic adalah wujud kecil dari Dragon, seperti Wayvern tapi berbeda.

"Ras Draconic? Aku sedikit penasaran, namun itu bisa diurus lain kali. "

Cain pun menanggapi mereka seperti biasa. Yah, Jeane dan Zepdis tak terlalu memusingkan itu, hanya jika Cain merasa terpuaskan mereka berdua merasa bangga.

"Ah omong-omong, sebanarnya kita mau kemana? "

Ungkap Zepdis dan di balas dengan tatapan oleh Cain dan Jeane.

Kenapa baru bertanya sekarang...?! Hati mereka berkata demikian, melihat wajah seperti orang bodoh Zepdis.

"Kita akan pergi ke Kerajaan Timur, selagi kesana aku dengar di daerah sekitar sini ada banyak monster. Kebetulan karena kalian berdua ada, maka kalian bisa sedikit menjadikan monster-monster itu sebagai bahan latihan untuk kekuatan baru kalian. "

Jeane mengangguk seperti yang dikatakan Cain itu semua memang benar dan dibutuhkan.

"Baiklah. " Zepdis juga setuju.

Tapi, saat Zepdis menjawab ini Jeane berhenti menganggukan kepalanya.

Tunggu? Kalian?

"Tuan Cain, apa yang anda maksud 'Kekuatan baru kalian'? "

"Hm.. Tentu kekuatanmu dan kekuatan Zepdis. Apa aku tak bilang, aku juga memberikan nama padanya saat kita ada di Kota Damansus. "

Anda tak bilang sama sekali! Itu berarti, aku bukan yang pertama yang di beri nama...?

Jeane meratap suram, mana aura meluap di sekitar tubuhnya, rambutnya melayang-layang.

Zepdis merasakan tusukan hawa membunuh di punggungnya. "Eh? A-ada apa Nona Jeane, kenapa kau menatapku seperti itu?! "

"Bunuh! "

"Eh....!!! "

Di tengah guyuran hujan pun Jeane dan Zepdis saling kejar-kejaran, Jeane yang terus mengayunkan Ushiwakamaru ke arah Zepdis, sementara Zepdis melarikan diri dengan wajah ketakutan seperti dikejar oleh Depkolektor.

Disana Jeane terus mengulang perkataan yang sama berulang kali. "Yang nomor satu bagi Tuan Cain adalah aku! "

Cain dengan ekspresi acuhnya membiarkan itu terjadi.

"Yah, bukan urusanku. "

Semangatnya mereka. Zepdis punya kelebihan dalam kecepatan dan Jeane memiliki 10x lipat kekuatan. Yah, itu juga sebagai latihan untuk mereka dan pendekatan baru.

Omong-omong saat itu adalah dimana aku pertama kali bertemu dengan Zepdis, wujudnya bukanlah harimau besar, tapi seekor kucing jalanan bewarna biru.

Yah, itu terjadi setelah saat aku pergi meninggalkan Guild. Aku merasa seperti sedang ada yang mengikuti dan mengawasiku, lalu aku biarkan itu mengikutiku sampai di Workshop.

Namun, masalahnya itu mengawasiku bahkan selama saat aku berada di dalam Workshop.

Karena Jeane tidur pada waktu itu, aku memutuskan untuk pergi keluar dan membeli barang-barang yang diperlukan di pasar jalanan.

Setelah semua selesai, namun masih saja aku tetap diawasi. Aku pun pergi ke tempat sepi di gang belakang bangunan dan berniat menunggu siapa yang mengikutiku, dan tak kusangka yang mengikutiku adalah seekor kucing bewarna biru.

Saat bertatap muka, kucing itu berlagak seolah tak tahu apa-apa dan berbalik arah. Syukurlah ada Skill karena bagaimana bisa seekor kucing memiliki mana di tubuhnya!?

Dia mengikutiku dengan alasan dia butuh bantuan, karena aku membawa Ogre ke dalam Kota. Tak kusangka bantuan yang diinginkannya adalab membunuh Viscount penguasa Kota Damansus.

-Viscount pasti mengincar Ogre — itulah kata kucing itu.

Yah, sekalian saja aku ingin mencoba memberi nama dan alhasil aku mewujudkan Zepdis ke evolusi terakhir Tigre yaitu Jinmon.

Hah... Tak kusangka kucing kecil bisa berubah menjadi harimau yang besar dua kali lipat dari harimau biasa.

Tapi, anehnya kenapa rasanya berbeda saat aku mengevolusikan Jeane?

Saat itu Jeane langsung menjadi Lord setelah kuberi nama?

[Lapor. Jawab. Menjadi seorang 'Lord' bagi Ras Demi-Human bukanlah hal mudah. Satu dari mereka harus di akui oleh semua Rasnya dan leluhur mereka. Bagi Jeane, itu mungkin karena dialah satu-satunya Ras Ogre yang masih hidup dan yang sanggup mengambil gelar dan posisi 'Lord'. Karena dengan menjadi Lord maka kekuatannya akan meningkat lebih banyak dari yang tidak menjadi Lord.]

Begitu... Sungguh hebat Skill.

Zepdis sepertinya akan sedikit kesulitan melawan Jeane. Karena dia memiliki kecepatan yang hebat mungkin dia bisa terus kabur dari Jeane.

Dan masih belum waktunya Zepdis menjadi seorang pemimpin.

[Lapor. Jawab. Dalam tubuh Zepdis terdapat satu Benih Jiwa yang menginginkannya menjadi Lord. Dan benih itu terus tumbuh seiring bertambahnya orang yang percaya padanya dan menginginkan Zepdis tumbuh menjadi Lord.]

Oh... Sungguh tak terduga, sepertinya hanya menunggu waktu yang tepat hingga anak itu menjadi Lord.

Tak terbayangkan bagaimana anak itu akan menjadi seorang Lord!

Continue lendo

Você também vai gostar

331K 862 8
konten dewasa 🔞🔞🔞
181K 21K 26
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
2.3M 120K 75
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...
129K 14.2K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...