Detective conan - Gadis Kecil...

By ShiroiNeko_5424

103K 16.3K 1.5K

Aku terbangun di tempat yang asing dan dingin, dimana ini? Shirai Rika, seorang pelajar SMA yang memiliki kem... More

Bangun
Rasa Damai
Di curigai
Ketahuan deh~
Kantor Kepolisian Pusat
Pengeboman
Cafe Poirot
Gadis Penyelamat
Siapa?
Penyelidikan Rahasia
Anak yang merepotkan
Pembunuhan & Asuransi
Masa lalu
Dunia Baru
" Aku Pulang "
Tragedi Pesta Ulang tahun
Tersangka
Pembunuh Profesional
Detective & Police VS Assassin
Berbohong
Organisasi lain?
The Phantom Thief
Hitam VS Putih [ 1 ]
Hitam VS Putih [ 2 ]
Kaito Kid
Pembunuhan Keluarga
Detektif cilik
Kemarahan Rika
Kazoku
Valentine
Coklat
Undangan
Pasir putih
Gadis Desa
Dewa Kesuburan
Sakura Masa depan
Penyusupan
2 Orang dari Kepolisian
Pertarungan Di Bawah Purnama
Pertarungan
Pertarungan [ 2 ]
Sera Menghilang?!
Pertolongan Polisi
Berakhir Bahagia
Latihan
Lagu kesedihan
Remaja Misterius
- Code Name -
Absinth
Festival
Racun
Merpati nyasar
Jenguk
Sniper
Pesan Untuk Kakak
Mawar Yang Mekar
Tamu tak di undang
- Spesial chapter -
Mencari Berlian yang hilang
Mencari berlian yang hilang [ 2 ]
Pesta
Sedikit pengumuman
Pesta ( 2 )
Tak Sadar
waktu yang hampir tiba
Spesial Chapter [ 2 ]
Pelanggan yang mengganggu
Orang Asing
jalan jalan
Keinginannya
Keputusan
- ❀ -
- ❀❀ -
Pengorbanan Untuk Menghancurkan || S2
Sang Gadis Pembunuh ||S2
Pertemuan terakhir || S2
Vermouth ||s2
Pembunuh Bertopeng ||S2
Iblis yang mengharapkan Cahaya ||S2
Misi Rahasia Rekan || S2
Perasaan Lega Sementara|| S2
Bir || S2
Hari yang akan datang|| S2
Awal dari sebuah akhir ||S2
Saatnya Beraksi, Sang Merpati! ||S2
Berkumpul Kembali ||S2
vs Black Organization [ 1 ]
vs Black Organization [ 2 ]
- Berakhir -
Bonus Chapter // sekalian THR :v
Ekhem
Iblis Hitam - Val Arthur
Aku dan Gadis itu
{ Chivas }

Penyelamatan & Awal

881 165 3
By ShiroiNeko_5424

* Dor!!!

Suara tembakan dari jauh membuat kami terdiam sejenak, dan suara itu membuat beberapa burung burung yang berasal dari lokasi desa berterbangan.

" Suara tembakkan? " Tanya ku.

" Bukan kah kita sudah membereskan semuanya? " Tanya Kaito

*deg..

Beberapa setelah suara tembakkan itu rasanya aku menjadi sangat cemas dan dadaku sesak sesaat, aku memegang dadaku lalu menunduk heran.

" Kau tidak apa apa? " Tanya Furuya

" Aku tidak apa apa, tapi rasanya.. Sesuatu yang buruk terjadi.. Aku tidak tahu apa itu tapi itu membuat dadaku sesak sesaat, dan membuat ku sangat cemas lalu terfikir tentang shinichi dan yang lainya " Ucapku pelan dengan rasa heran dan takut yang menyelimuti ku.

*srek

" Aishh....adududuh... Sakit tau! " Ucapku kepada Furuya yang tiba tiba mengikat lukaku menggunakan kain dengan kasar.

" Kalau begitu setidaknya luka mu harus di tutup dulu, lalu kita akan pergi ke sana secepatnya " Ucapnya.

" Iya, aku mengerti, tapi setidaknya pelan pelan dong " Balasku dengan nada sedikit kesal.

" Kau bilang ini cuman luka gores kan? Jadi diam lah " Balasnya lagi sambil mengikatkan kain pada lukaku yang lain.

" Amuro benar, luka kami lebih parah dari dugaan ku, walau hanya luka gores namun lama lama luka itu membesar karena kami terus bergerak " Batin ku sambil memperhatikan tangannya.

" Nih, pakai saja jas ku, setidaknya ini akan menutupi tubuhmu " Ucap furuya sambil melepaskan jas yang ia pakai.

" Furuya san benar, pakaian mu compang camping banget hahaha " Ledek kaito.

" Ahaha... Apa aku harus memukulmu ya? " Ucapku kesal dengan wajah ceria.

" Tidak tidak tidak jangan " Ucapnya pelan.

" Luka kalian setidaknya sudah di tutup dengan kain, sebenarnya aku juga merasakan perasaan yang tidak enak, jadi kita harus segera bergabung dengan mereka, kalian bisa berdiri? " Tanya nya.

Aku mengangguk

Beberapa saat kemudian, suara nada dering telepon terdengar dari kantung Amuro.

Ia mengambil dan melihat siapa yang menelfon nya.

" Siapa? " Tanya ku sambil berusaha mengintip.

" Ini.. Yuya san.. " Setelah itu ia segera mengangkat teleponnya lalu mengaktifkan mode speaker.

" Halo? Ada apa Yuya san? " Tanya Furuya.

" Gawat! Anak laki laki yang menolong kita bersama seorang gadis tadi tertembak " Ucapnya dengan nada sedikit panik.

Aku terdiam karena syok dengan pemberitahuan itu, tubuhku sedikit gemetar karena mendengar hal tersebut.

Kaito menepuk pundak ku " Tenang lah! Kita harus cepat ke sana sambil bertanya keadaanya " Ucap kaito.

Aku mengangguk " Apa tembakannya fatal? " Tanyaku.

" Tidak, untungnya tidak mengenai organ vitalnya, tapi jika tidak di beri pertolongan secepatnya ia akan kehabisan darah! " Seru nya.

" Ini gawat, apa di pulau ini ada rumah sakit atau semacamnya?! " Tanya ku.

" Kami tidak tahu, sekarang ia sedang ingin di tolong oleh 2 anak lainya " Ucap Yuya.

" Baiklah! Kami akan segera ke sana " Balasku.

" Semuanya, ayo cepat " Ucapku yang mulai berlari.

Kami berlari secepat mungkin sampai di sebelah pintu masuk festival, tempat ramai itu menjadi hening dengan para warga melihat ke atas tempat persembahan, Shinichi, Yuya dan Sera sedang berusaha menolong Hattori yang tergeletak di sana.

" Shinichi! " Seru ku sambil berlari berusaha naik ke atas.

" Emily! Kau tidak apa apa? Kau terluka! " Serunya dari kejauhan

" Ini luka kecil, tidak penting! Bagaimana keadaan Hattori san? " Tanya ku yang mendekat.

" Darahnya tidak berhenti keluar, kita harus membawanya ke rumah sakit segera " Ucap sera.

" Aku.. Tidak... Apa apa.. Kalian ini.. Jangan panik gitu dong.. Aku tidak akan mati semudah itu tahu.. " Ucap hattori sambil tersenyum dengan menahan sakitnya.

" Makanya kau harus segera di obati biar tidak mati! Dasar kau bisa bisanya masih berkata begitu " Ucapku kesal.

Aku menghadap ke bawah, ke arah para warga itu diam menonton " Apa di sini ada rumah sakit atau apapun?! " Seru ku.

Tapi mereka hanya diam dan membuang muka.

" HEI!! JAWAB AKU! " Aku mulai semakin kesal.

" Percuma saja, teman mu itu akan mati di sini " Ucap seseorang yang muncul dari balik kegelapan malam bersama satu orang berbadan besar di sampingnya.

Ia memegang pistol di tangannya.

" Siapa dia? " Tanya Kaito.

" Kami tidak tahu, mungkin ia salah satu dari kelompok itu, dan dialah yang menembak hattori " Ucap Shinichi.

" Kau!! " Aku geram dan ingin sekali memukulnya.

Namun amuro memegang pergelangan tanganku dengan erat untuk menghentikan ku.

" Furuya san.. "

" Jangan, kau bisa kalah kalau melawannya sekarang, lihatlah berapa luka yang ada di tubuhmu Emily... Walau kau bisa bergerak, kau tetap seorang gadis yang terluka " Ucap amuro

" Tapi... "

Aku kembali menengok ke arah penjahat misterius itu, ia menatap kami sambil tersenyum jahat.

" Kalau kalian tidak ingin mati di sini, maka pergilah dari pulau ini dan jangan pernah mengganggu pekerjaan kami " Ucapnya sambil kembali menodong pistolnya ke arah kami.

" Setidaknya... HEI! KALIAN DENGAR?! APA ADA SEORANG DOKTER?! APAPUN ITU UNTUK MENOLONG TEMAN KU!! ku mohon.. " Aku kembali menanyakan hal itu kepada para warga, namun aku tak percaya kata kata yang keluar dari para penduduk di sana.

" Itu salah dia bukan? Untuk apa mengganggu tradisi kami? Salah mereka sendiri "

" Benar, sekarang kalau sudah begini mereka bisa apa? "

" Dasar anak anak sok jagoan "

Aku tidak percaya mereka mengatakan itu kepada kami saat ada seorang anak SMA yang terluka karena tembakkan, bahkan mereka tidak heran atau marah dengan penjahat yang menembak Heiji.

Sera, Shinichi, Dan Kaito pun tampak geram mendengarnya.

Tapi tiba tiba, seseorang mengangkat tangannya.

" Aku seorang dokter! Dan aku juga ahli bedah! Semua alat yang di butuhkan ada di tasku ini! Kalian tinggal di mansion itu kan?! Kalau begitu ayo cepat! " Serunya.

Ia maju dari para kerumunan dengan beberapa orang lagi yang mungkin adalah rekanya.

" Kenapa kalian malah membantu mereka?!" Seru seorang warga.

" Aku ini dokter dan lagi aku bukan berasal dari sini jadi kalian tidak memiliki hak untuk melarang kami! Dan lagi, seorang dokter tidak akan diam saja saat ada orang yang terluka." Seru seseorang di samping dokter itu.

" Kalau kita melakukan operasi di sini akan berbahaya karena kurangnya alat alat yang di butuhkan, setidaknya aku bisa membuat ia bertahan " Ucap dokter itu.

Aku menengok ke arah shinichi

" Kita tidak memiliki pilihan lain, Sera san dan Yuya san, tolong bawa kedua gadis ini dan hattori ke mansion bersama para dokter itu " Ujar shinichi.

Mereka berdua mengangguk dan mulai membawa mereka, namun beberapa warga masih kesal dan ingin menyerang kami karena ingin membawa gadis untuk persembahan mereka.

" Ah sudahlah " Gumam ku, aku mengeluarkan pistolku dan mengarahkannya kepada mereka " Berani maju atau melukai mereka? Ku bunuh kalian " Ucapku sambil menodong pistol dengan tatapan dingin.

Mereka berhenti dan kembali mundur dengan ekspresi sedikit takut.

Karena itu, mereka jadi memberi jalan kepada sera dan yang lainya.

" Hei Emily san jangan menodongkan senjata kepada warga biasa " Seru Furuya.

" Jika mereka tidak di ancam begitu mereka tidak akan dengar, dan jika mereka tetap tak takut juga, ancaman ini bukan akan jadi sekedar ancaman " Ucapku pelan.

" Tahan dirimu Emily " Ucap shinichi yang menepuk punggungku.

Aku menghela nafas dan menurunkan senjata ku saat mereka sudah jauh membawa hattori.

Shinichi POV

Aku merasakan Rika benar benar marah namun untungnya ia bisa menahanya, entah apa yang terjadi jika amarahnya meledak.

Amuro san pun sedari tadi memperhatikan penjahat itu yang berdiri santai sambil memainkan pistolnya.

Aku memegang pundak Rika " Tenanglah, ya? " Bisikku.

Namun Rika tetap diam.

Tiba tiba dadaku sakit dan sesak " Ck.. Sial, mengapa harus sekarang? " Batin ku, reflek tangan ku yang terkejut mengencangkan pegangan pundak nya, Rika sedikit tersentak namun kemudian melirik ku yang ada di belakangnya.

Rika POV

" Ternyata benar, efek obat itu memang sudah tidak se lama sebelumnya karena tubuh Shinichi yang sudah mulai terbiasa" Batinku melihat Shinichi menahan sakitnya dengan memegang dadanya.

Aku tersenyum " Hei shinichi "

Ia merespon ku " Apa? "

Aku mengangkat pistol ku ke atas.

" Setelah ku tembakkan, segera lari dan minum obatnya " Aku memberikan obat itu diam diam.

" Tapi, apa tidak apa apa? Dengan luka mu itu? " Tanya nya.

" Hei, setelah kau meminum ibat itu kau akan kembali membantu ku kan? " Tanyaku sambil tersenyum.

Aku melihat ekspresinya yang khawatir, khawatir akan segala hal yang akan terjadi.

" 3... 2... " Aku menghintung mundur debgan suara yang cukup keras.

" Tunggu- "

" 1! "

Aku segera mengarahkan pistol ku ke penjahat itu, lalu menembak pundaknya.

*syuut

Tanpa mereka sadari, pistol ku telah membuat pundak kirinya berlubang.

Aku menyeringai " Aku akan membunuhmu! "

Tiba tiba warga panik, keadaan menjadi sangat ribut karena kepanikan mereka.

" Ck.. Sialan! Tunggu aku! " Seru Shinichi lalu berlari masuk ke hutan.

" Baiklah.. Mungkin ini waktunya aku menjadi pembunuh.. "

Continue Reading

You'll Also Like

174K 27.3K 50
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
65.3K 7.9K 200
Seorang remaja bernama Evan Mason bereinkarnasi ke dunia magis Harry Potter dan pergi ke sekolah di Hogwarts! Dengan hanya pengetahuannya tentang ma...
138K 11.4K 100
♡TAMAT/COMPLETED♡ Ketika Kaisar Claude de Alger Obelia dan Permaisuri Diana de Alger Obelia menunggu2 kelahiran Putri pertama mereka, namun ternyata...
22.9K 3.4K 200
Ini benar-benar telur! Sial, monster macam apa aku ini? Apakah aku jatuh ke Neraka bukannya berhasil naik ke Surga?