Aku terkejut melihat ia ada di sini, dengan tangan yang terikat bersama dengan rekanya yang menggunakan kacamata yang sepertinya pingsan.
" Dia ini bukannya... " Heiji berbisik padaku, aku memegang kepalaku lalu mengangguk.
" Anu.. Kau tidak apa apa? " Tanya ku sambil menjaga ekspresi agar terlihat tidak mengenal mereka.
" Ah, aku baik baik saja, tapi bisa tolong bukakan tali ini? " Tanya nya.
Kami mengangguk, aku melepaskan tali yang mengikat tangannya sedangkan heiji melepas ikatan orang yang satunya.
Ia bangun lalu berterimakasih pada kami, setelah itu ia memperkenalkan dirinya.
" Nama saya Furuya Rei, kami berdua adalah polisi dari tokyo " Ucapnya sambil memperkenalkan diri dengan sopan
Furuya Rei & Yuya Kazami.
" Bisa gak sih aku terang terangan bilang sudah tahu dan bertanya kenapa dia ada di sini? " Batin ku.
" Ah, iya salam kenal, aku Emily Afton, dan di sampingku ini teman ku, mungkin anda sudah mengenalnya karena ia beberapa kali pergi ke tokyo dan memecahkan kasus " Ucapku ramah dengan senyuman.
" Halo, aku Hattori Heiji " Hattori sedikit menunduk.
" Wah apa kau seorang detektif muda dari osaka itu? " Tanya nya dengan wajah polos.
" Benar juga.. Mereka pernah bertemu tapi saat itu kan furuya sedang menjadi Amuro, seorang pelayan cafe " Batin ku sambil melirik ke arah Hattori
Hattori mengangguk dengan gugup sambil menjawab " Iya "
" Tapi kenapa kalian bisa ada di tempat seperti ini? " Ucapnya sambil tersenyum.
Aku mengusap belakang keplaku " Sebenarnya kami sedang berwisata bersama beberapa teman kami yang lain karena suatu acara, namun malah ada kejadian aneh di desa ini " Jelas ku.
" Jadi kalian sudah dengar ya? Tentang rumor itu? "
Aku mengangguk " Hemm.. "
" Tanya saja lah " Batin ku.
" Tapi, mengapa seorang polisi tokyo ada di sini? " Tanya ku.
" Sebenarnya kami mendapat tugas untuk menyelidiki tempat ini dari kepolisian pusat , karena di curigai bahwa tempat ini adalah tempat seorang penjahat menjual organ organ manusia " Ucapnya.
Aku sedikit tersentak " Sudah ku duga memang ga beres ni pulau " Batinku.
" Kau memberitahukan tugas kalian pada kami? " Tanya Hattori dengan tatapan curiga.
" Tidak apa, kalian sudah menyelamatkan kami"
Tak lama rekanya yang menggunakan kacamata itu bangun, meminta penjelasan pada Furuya lalu kami pergi bersama ke tempat berkumpul.
" Kenapa jadi begini? " Batin ku sambil menghela nafas.
Kami berkumpul kembali, Shinichi yang melihat Furuya terdiam kaget.
" Ah! Jangan jangan kau kudo shinichi yang sering membantu conan menyelesaikan kasus ya? " Tanya Furuya dengan ekspresi ceria.
" Eh.. Bocah itu? " Tanya rekanya dengan ekspresi terkejut.
Aku menghela nafas kembali " Benar benar gawat " Batin ku sambil menunduk.
Furuya sebagai polisi meminta kami menjelaskan keberadaan kami di sana karena shinichi dan Hattori sampai membawa katana di tangan mereka.
Kami terpaksa menceritakan seadanya kepadanya, kami berharap mereka berdua bisa membantu kami dan bekerja sama.
Tapi...
" Baiklah, kalian sebaiknya kembali ke mansion, karena ini sangat berbahaya, serahkan pada kami yang anggota kepolisian khusus " Ucap furuya.
" Ahhh tuhkan.. " Batin ku sambil menepuk jidat.
" Kami tidak bisa, kami sudah terlalu jauh " Ucap sera berani.
" Memang benar, dan lagi kami sudah terkait dengan masalah ini duluan " Lanjut shinichi.
Furuya menengok ke arah ku, aku mengangkat kedua pundak ku " Gitu deh "
" Baiklah, terserah kalian saja " Ucapnya.
" Ah aku ada pertanyaan lagi " Ucapku.
" Kenapa furuya san dan yuya san bisa terikat dan berada di sana? " Tanyaku.
Mereka terkejut, terdiam menatap ku lalu membuang muka dan furuya mengusap belakang kepalanya.
" Jangan bilang kalian... " Ucap shinichi pelan.
" Kami.. Di tipu oleh warga desa ini.. " Ucap yuya pelan.
" Pffft.. " Kami menahan tawa kami, sera sampai memalingkan wajahnya kebelakang lalu menutup mulutnya dengan tangan.
" S-saat itu kami lengah,, jadi.. " Ucap furuya berniat menutupi rasa malunya.
" Nah, sudah lah, kita harus segera pergi ke tempat pengorbanan itu, sepertinya acaranya sudah mulai makanya tempat ini sepi " Sela shinichi.
Kami mengangguk.
" Anu, apa selain kalian ada anak anak lain? " Tanya nya.
Furuya bertanya beberapa hal padaku saat kami berjalan cepat mencari tempat persembahan.
" Iya, kami di undang ke sini sih, 2 orang teman kami menjaga 3 murid lainya dan beberapa kru yang datang bersama kami " - Rika
" Kalian di undang? " - Yuya
Aku nengangguk " Oleh beberapa kru tv untuk acara tv "
" Aku tidak menyangka kalian di undang ke sini untuk sebuah acara tv " - Furuya
" Seharusnya kami yang heran kenapa kami malah di undang ke tempat seperti ini " - Rika
" Siapa nama teman mu yang menjaga mereka? Aku sepertinya sudah tahu siapa saja yang ada di sini " - Furuya
" Hakuba san dan kaito san, serta tiga murid lainya, hinata, shikuro dan veronica " Jawab ku cepat.
" Sepertinya aku pernah dengar nama nama mereka, mereka anak anak yang hebat bukan? " - Furuya
" Ya.. Kalau kau tahu, semua anak anak yang bersama mu sekarang juga anak anak yang di luar akal bukan? " Tanya ku sambil tersenyum kecil.
" Ya.. Memang benar.. " Jawabnya dengan senyum.
" Dan hanya kau satu satunya orang yang aku tidak tahu siapa sebenarnya " Ucapnya.
" Waduh~ " Balasku.
Tanpa sadar kami berbincang, kami berjalan cukup jauh dan akhirnya kami berhenti.
" Sst " Shinichi menghentikan kami dengan tanda dari tangannya.
" Aku rasa kita sudah sampai " Bisik shinichi.
Terlihat orang orang ramai bersorak ria seperti berpesta dengan meminum dan memakan makanan mereka, seperti sebuah festival yang meriah.
" Ini terlihat seperti festival daripada pengorbanan " Ucap ku.
" Rumor mengatakan, mereka akan berpesta semalaman untuk menunjukan rasa syukur atas apa yang di berikan kepada mereka " Balas Furuya.
" Lalu di mana kedua gadis itu? " Tanya Hattori.
Aku melihat sekitar, sampai pandangan ku tertuju kepada 2 tiang di atas bukit dengan lilin kecil di sekelilingnya.
" Itu! " Seru ku menunjuk tiang kayu itu yang di sana terlihat 2 gadis di ikat, 1 gadis yang terlihat dewasa dan satu lagi gadis kecil yang kami kenal.
" Mereka... Di ikat? Sedangkan warga lain berpesta dengan penuh tawa?! " Ucap sera geram.
" Kita harus segera menyelamatkan keduanya " Ucap Yuya.
" Tunggu! Lihat " Shinichi menunjuk ke beberapa pohon besar di sekitar pesta.
" Ada beberapa orang di balik beberapa pohon pohon itu " Lanjut shinichi.
" Mungkin mereka bukan warga desa, aku merasakan hawa dingin menusuk dari mereka " Lanjut ku.
" Ya, kau benar, kemungkinan mereka adalah rekan dari si pelaku itu " Lanjut Furuya.
Aku menggunakan jam ku dan melihat salah satu orang yang berjaga di balik pohon itu.
" Mereka menggunakan senjata api " Ucapku
" Ini bisa menjadi perang, benar benar gawat " Lanjut sera.
" Kalau begini keributan tidak akan bisa di hindari.. " Ucapku yang lalu naik ke atas atap rumah di samping kami.
" Emily, kau mau apa? " Tanya furuya
Untungnya yang bertanya duluan adalah furuya, dengan begitu yang lainya akan memanggil ku dengan nama itu, bukan rika.
" Emily, jangan, itu berbahaya " Seru shinichi.
" Aku hanya ingin membuat sedikit keributan untuk para penjaga itu " Ucapku sambil mengarahkan pistol angin ku.
" Hei pak polisi, jangan banyak tanya ya.. " Ucapku kepada Furuya lalu menembak ke salah satu ranting kayu yang berada di depan salah satu penjaga, jika ia menyadari kalau itu berasal dari senjata tembak, maka aku bisa menarik perhatian mereka.
" Gunakan rencana yang ke 3 " Ujarku.
" Tunggu! Itu rencana yang seharusnya tidak kita lakukan bukan? Itu terlalu berbahaya untuk mu! " Seru hattori.
" Lalu mau bagaimana, lagian kita sudah memprediksi kemungkinan ini bukan? " Tanya ku.
Mereka semua terdiam menatapku.
" Aku akan mengirim pesan ke grup chat bahwa rencana kita berubah, kalian maju lah, para orang bersenjata ini biar aku yang urus " Ujar ku.
Mereka masih tampak khawatir sambil melihatku, kecuali furuya dan yuya yang terlihat bingung.
" Ayolah, percaya padaku " Ucapku sambil tersenyum.
Shinichi menghela nafas " Huh.. Aku yang akan mengirim pesan, ku serahkan padamu, Sepupuku " Ucap shinichi.
Aku terkekeh " Aku benar benar merasa terhormat jika bisa benar benar sepupumu " Gumam ku.
" Baiklah! " Aku mulai menembakan para orang orang misterius itu.
" Hei! Tuan tuan! Apa kalian bosan? Ayo bermain dengan ku! " Seru ku yang membuat perhatian mereka tertuju padaku yang berdiri di atas rumah.
" Sisanya ku serahkan pada kalian! " Seru ku kepada mereka lalu melompat pergi.
Shinichi POV
" Aku harap ia baik baik saja " Ucap sera.
" Kalian ini apa apaan? Mengapa tak membicarakan ini dulu dan malah menyerang sesuka kalian?! Ini berbahaya! Bukan tempatnya para anak anak seperti kalian, kalian bisa mati! " Seru yuya dengan eskpresi bingung dan kesal, tapi amuro tetap diam.
" Kau ini yang sudah pernah lihat segila apa conan sebagai anak anak bilang apa sih? " Balasku.
" Furuya san, kau yang sudah tahu tentang ku dari conan pasti setidaknya mengerti kan? " Ucapku lalu berbalik.
" Terserah kalian, kalian memang anak anak menyeramkan " Ucapnya sambil menyeringai.
" Sera san tolong kirimkan pesan kepada kaito untuk menyusul Emily, aku dengar dia pandai dalam jarak jauh, dan kita akan maju menyelamatkan anak anak terang terangan, kita akan sedikit ribut malam ini "
" Hattori, kau sudah siap? " Tanya shinichi.
" Tentu saja" Balasnya semangat.
" Baiklah, kita tidak boleh membuat usaha Emily sia sia, ayo! " Seru ku.
- - - - - -
Gambar : Edogawa Conan,Yuya kazami, dan Amuro toru /Furuya rei