What I Wrong? ||BoBoiBoy Bla...

By Blaze106

12.9K 1.3K 226

"ckh!!! AKU MENYESAL TELAH MERAWATMU?!! " "MATI SAJA KAU DASAR ANAK PEMBAWA SIAL! " "DASAR KAKAK BRENGSEK!!"... More

prolog
ch1
ch2
ch3
ch4
ch5
ch6
ch7
ch8
ch9
ch10
info
Ch11
ch12
ch13
ch14
ch15
ch16
ch17
ch19
ch20
ch21
ch22
ch23
ch24

ch18

307 36 5
By Blaze106

sementara itu di keluarga lama blaze. Nampak suasana keluarga itu sangat kacau dan sering ada pertengkaran.

"LIHAT! INI BERANTAKAN DAN KENAPA KAU TIDAK MEMBERSIHKANNYA?!"

"JAGA UCAPANMU! KAU SENDIRI TIDAK PERNAH MELAKUKAN PEKERJAAN APAPUN! INI SEMUA JUGA SALAHMU KARENA MEMECAT PARA PEMBANTU DAN MENGUSIR ANAK SIALAN ITU!"

"AARRGH KEUANGAN KITA SEDANG KRITIS TIARA!! AKU TERPAKSA MEMECAT PARA PELAYAN!!"

"AYAH! IBU! CUKUP!! SAMPAI KAPAN KALIAN AKAN TERUS BERTENGKAR SEPERTI ITU? YANG LALU BIARLAH BERLALU, YANG TERPENTING KITA HARUS MENCARI BLAZE LAGI DAN MEMBAWA DIA PULANG!" kesal reverse

"Huhh.. Kau benar rev, huhh sudahlah ayo kita cari anak itu"-Ali

" tapi mencari kemana? Ini sudah 10 hari setelah dia pergi, kemana kita akan mencarinya?"-Tiara

"Ckh! Merepotkan saja"

|•°•|

"Hoy melamun terus! Kesambet baru tau kau"

"Ckh! Sialan kau kaizo! Kau mendo'akan aku kesambet apa?" dengusnya

"Santai lah hali, kenapa kau melamun terus semenjak gempa kembali pulang?" ucap kaizo yang ikut duduk di samping hali

Ya sekarang ini hali sering tinggal di apartemen gempa. Sementara kaizo sering menemani hali harena hali sering tidak fokus setelah gempa pulang bahkan ia pernah memasak buah strawberry tanpa dipotong ataupun dicuci dulu, hali tersadar setelah kaizo memberitahunya kalau strawberry tidak seharusnya digoreng.

"Apa yang kau khawatirkan hali? Apakah karena ucapan gempa waktu itu?"

Hali yang awalnya melihat kearah jendela langsung menoleh kearah kaizo.

"Kalau iya kenapa? Siapa yang tidak khawatir setelah mendengar cerita itu?"

"Ya ya aku juga sama hali, tapi tidak seharusnya kau sampai seperti itu"

Flashback...

"Kak, gempa akan pulang ya. Gempa sudah mendapatkan izin dari kampus untuk menunda kuliahku, gempa ingin menyelesaikan masalah di Malaysia dulu baru setelah itu gempa akan kembali melanjutkan kuliah"-gempa

" kak gempa, ice mau ikut! Kak gempa mau pulang kan? Kakak mau bertemu blaze? Ice ikut ya?"pinta ice sambil memeluk gempa

"Kau tak boleh ikut ice, kau masih sekolah. Lagipun gempa pasti bisa membawa blaze bersama kita"-paman

" Gempa, aku akan ikut denganmu ya? Aku ingin bertemu adikku juga"

"Aku juga harus ikut!"

Gempa menunduk, ia menggigit bibir bawahnya. Blaze sama sekali belum tahu tentang keluarga aslinya ditambah lagi dengan orang tua lamanya yang pastinya sengaja menyembunyikan identitas asli gempa dan blaze.
"Maaf kak hali kak taufan, tapi gempa akan pergi sendiri! Blaze masih belum tahu tentang kalian lagipun keluargaku yang disana juga pasti akan terkejut jika melihat kalian, gempa janji akan membawa blaze kembali dan tak akan membiarkan dia lagi. Gempa mohon tetap disini saja dan jangan pernah menyusul gempa ke sana, selama apapun gempa disana kalian tetap tak boleh menyusul gempa. Ingat ya gempa sudah berjanji dan gempa akan berusaha menepati janji yang gempa buat. Ice jadilah anak yang baik oke, aku janji akan mempertemukanmu dengan blaze lagi"

Flashback off..

"Huhh.. Aku tak bisa diam saja kaizo! Aku ingin menyusul gempa kesana" kesal hali

"Ckh! Adikmu sudah susah payah melakukan yang dia bisa untuk melarang kalian pergi tapi kalian tetap bersikeras ingin pergi kesana. Pasti gempa akan merasa kecewa karena gagal melarang kalian" ucap kaizo

Hali tertohok mendengar ucapan kaizo yang dingin dan datar itu. Rasanya ia sungguh bodoh sekarang.

Meanwhile dirumah paman ice, taufan juga sama tengah melamun sambil menatap kearah jendela.

"Kak kenapa melamun terus?" tanya ice yang menghampiri kakaknya

Taufan pun menoleh dan tersenyum, ia menepuk kursi disebelahnya mengisyaratkan untuk ice duduk di sampingnya, ice berjalan dengan langkah loyo sambil memeluk bonekanya yang besar, taufan terkekeh melihat ice yang kesulitan naik ke kursi karena menggunakan baju sweater agak besar membuatnya menjadi kesulitan.

"Hahhahaha makanya sering sering olahraga biar tinggi" ejek taufan

"Hey hey! Kenapa kak taufan seperti mengatakan kalau aku itu pendek? Tinggiku bahkan sudah 145cm!hmmph aku laporkan kepada kak hali biar kak taufan di gantung lagi di gudang, lagian ini gara gara sweater kak taufan yang kebesaran buat ice"kesal ice yang menolehkan pandangannya kearah lain karena marah

"Ffffftttt.... Bwahahaahahaha kau memang cebol ice! Harusnya tinggi anak kelas 2 SMP itu 150cm keatas, lagipun jika kau mengadukannya kepada kak hali yang ada kak hali akan menyuruh mu ikut dengannya olahraga setiap pagi karena aku yakin kak hali satu pendapat denganku kalau kau itu C-E-B-O-L"

"KAAAAKKK!!!" pekik ice kesal karena terus dijahili

"Hahahaahahahahah bercanda ice"

"Huhh! Kakak sialan!"

"Adik gak ada akhlak"

Ice hanya manyun mendengarnya, ia niat kemari hanya karena bosan di dalam kamar namun malah mendapat ejekan dari taufan.

"Kenapa kakak melamun?!" tanya ice dengan nada ketus

"Aku tidak melamun hanya memikirkan sesuatu saja" jawab taufan

"Apa yang kakak fikirkan? Apakah kak gempa?" tanya ice lagi

"Hm bukan sih, aku memikirkan kalau orang yang pertama kali membuat  penggaris mereka ngukur nya pake apaan yaa? Kok bisa akurat gitu?Terus apa kebalikan dari kata maaf?"

sektika hancur lah harapan ice, kakaknya terlalu gila. Ice fikir taufan akan memikirkan hal hal yang lebih berguna seperti mengkhawatirkan saudaranya.

"ICE!! TAUFAN!! MAKAN DULU!!"

"IYAAA PAMAN!"

|•°•|

Kondisi blaze sudah membaik, ia sudah diperbolehkan pulang sore ini. Hanya saja blaze masih tetap harus ke dokter untuk mengontrol jahitan di tangannya.

"Oke sore nanti kau bisa pulang, aku akan membereskan barang barangmu"

Blaze hanya menunduk, ia meremas selimut yang ia kenakan. Gempa menatap bingung kearah blaze yang terlihat tidak senang.

"Blaze kau kenapa? Apa kau tidak senang?" tanya gempa

Blaze menggeleng, ia menatap kearah gempa dengan tatapan seolah tak ingin pergi dari rumah sakit.

"Blaze apa kau masih merasa sakit?" tanya gempa

"Aku harus pulang kemana jika aku keluar dari sini?" lirih blaze

Gempa yang mendengar itu langsung mengerti, gempa mendekati blaze dan memeluknya.

"Tentu akan pulang kerumah"

"Aku tak punya rumah lagi, aku sudah diusir kak, apakah kakak lupa?" ucap blaze sedih

"Tenanglah aku akan menjagamu dan tak akan membiarkanmu mengalami hal yang sama lagi"

Blaze tersenyum kembali, ya setidaknya tidak akan terlalu buruk.

"Oh iya blaze, motormu ada dirumah thorn jadi kita pulang pakai mobilku saja ya" ucap gempa

"HAH? MOBIL?!" Kaget blaze

"Biasa aja kali"

"Kakak kok bisa beli mobil? Kakak sudah punya pekerjaan? Sejak kapan kakak punya mobil?" kaget blaze

Pasalnya saat gempa berangkat tidak membawa mobil lalu kenapa sekarang gempa punya mobil.

'Sial aku harus jawab apa? Aku bekerja jadi seorang penulis juga belum seterkenal itu bahkan gaji ku belum cukup, blaze itu bukan mobil aku TvT itu mobil kak hali loh aku gak punya duit' batin gempa

"Ahaha aku ehm, itu aku jadi seorang penulis novel, lagipun itu mobil tidak sepenuhnya milikku" jawab gempa gugup

"Hah? Maksudnya?"

"Sudahlah lupakan, ayo kau makan saja dulu"


Bersambung...

Lanjut story lama yang sempat aku lupain..

Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.5M 232K 39
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
1.8M 130K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
563K 61.7K 24
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...
7.1M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...