MEET TO PART

By seorajisungie

3.3K 447 36

Kita di rawat di rumah sakit yang sama tapi tujuan pulang yang berbeda Haeselle Haechan x Giselle Rank #1 Hae... More

✿don't want to be pitied✿
✿hidden wounds✿
✿Goodnight✿
✿for you✿
✿drug✿
✿good night my girl✿

✿moon✿

335 62 4
By seorajisungie

Langit mulai berubah warna menjadi jingga menandakan waktu senja tiba, angin semilir menghembus lembut menusuk kulit siapa pun yang menerpanya.

Giselle duduk di kursi taman rumah sakit seorang diri, menatap tumbuhan tumbuhan di depannya yang bergerak lembut mengikuti arah angin.

Sangat tenang, damai dan sepi itulah yang ia rasa. Giselle menatap kursi kosong di sampingnya, tempat yang biasanya Haechan duduki. Biasanya pada jam yang sama Haechan dan dirinya akan duduk di kursi taman menceritakan hal ramdon untuk sekedar mengusir jenuh dan bosan selama di rawat.

Rasa rindu kini menyelimuti tubuh Giselle. Ia ingin kembali pada saat mereka menghabiskan senja bersama, melupakan rasa sakit yang bersarang pada tubuh mereka di gantikan dengan canda tawa yang memenuhi hari mereka.

Giselle menghembus pelan, ia rindu tapi tidak bisa apa apa. Haechan juga butuh istirahat karena ia belum sepenuhnya pulih.

"Kau lihat audisi yang SL entertainment di tv tadi? " Giselle melirik sekilas pada dua gadis yang duduk dekatnya, ia menajamkan telinganya karena cukup tertarik pada topik mereka.

"Ya, aku lihat tadi"

"Kau lihat kontestan yang di peluk Bae Irene tadi? "

"Oh? Yang cacat itu? " Giselle cukup paham, siapa lagi kalau bukan Haechan.

"Iya, suaranya sangat bagus aku tidak bisa berkata-kata lagi. Kita harus vote dia, aku tidak mau tau pokoknya dia harus sampai pada babak final dan debut di SL entertainment"

Giselle ikut bahagia mendengarnya, lihat, banyak yang mencintainya walau ia tidak sempurna. Banyak yang menyayangi walau tidak mengenal.

"Giselle! " Giselle mendongakkan pandangannya agak terkejut ketika melihat sosok yang ia rindukan kini berada tepat di depannya.

"Haechan? " Mata Giselle berbinar menatap Haechan, seperti doanya terjabah yaitu menghadirkan sosok 'obat' untuknya.

Haechan duduk di samping gadis itu meletakkan tongkatnya di samping kursi yang ia duduki.

"Aku lolos, aku lolos ke babak selanjutnya. Bahkan Noona Irene memelukku tadi, Irene idolamu! " Haechan menjelaskan dengan mengebu gebu.

"Selamat Haecanie aku ikut bahagia"

"Oh iya, karena aku bisa seperti ini juga karenamu aku membawakanmu hadiah" Haechan merogoh saku celananya mengambil kalung yang mempunyai hiasan berbentuk bulan dan bintang.

"Wah bagus" Giselle tersenyum lebar dengan mata berbinar menatap kalung yang berada di tangan Haechan, bagaimana Haechan tau Giselle menyukai bulan?

Haechan bergeser sedikit dari tempat duduknya lebih mendekatkan tubuhnya pada Giselle, Giselle yang mengerti memutar tubuhnya membelakangi Haechan. Haechan mengenakan kalung itu di leher cantik Giselle dengan hati hati.

"Sudah" Giselle meraba sesuatu yang mengantung pada lehernya, lalu membalikkan tubuhnya ke arah semula.

Haechan tersenyum lebar melihatnya, pilihan tidak salah. Kalung itu benar-benar indah bertengger pada leher Giselle.

"Bagaimana kondisimu? Sudah membaik? " Tanya Haechan membuat aktivitas Giselle terhenti.

"Sudah, tidak lama lagi aku pulang"

"Katakan jika kau sudah mau pulang, aku akan menjemputmu. Kita sudah janjikan akan menjemput adikmu bersama sama"

Giselle mengangguk "Iya aku ingat"

Setelah itu hening, mereka sama sama hanya menatap langit dan menikmati semilir angin yang menerpa lembut kulit mereka.

"Giselle, nanti kalau kau sudah pulang dari sini aku akan mengajakmu bermain dengan teman temanku" Ucap Haechan kembali membuka obrolan.

"Teman temanmu yang kemarin? "

"Iya"

Giselle membalasnya dengan mengangguk, tanpa ia sadari senyuman tipis terukir pada bibirnya membayangkan betapa serunya ia nanti kembali merasakan bermain dengan teman teman seumurnya. Membayangkan nya saja Giselle sudah senang, ia lupa kapan terakhir kali ia menghabiskan waktu bersama teman sebayanya.

"Kau kenapa senyum senyum begitu? Ahh... Kau menyukai salah satu dari mereka ya?! " Tebak Haechan membuat Giselle membulatkan matanya, bagaimana bisa Haechan berfikir seperti itu?

"Jangan mengada ngada Haechan"

Bukannya menutup mulut Haechan malah memperlihatkan wajah tengilnya "Bilang saja Giselle, aku bisa membantumu mengungkapkan perasaan"

Giselle semakin emosi di buatnya, Giselle melayangkan tangannya memukul belakang kepala Haechan hingga Haechan mengadu kesakitan.

"Sekali lagi kau mengatakan hal yang tidak masuk akal akan ku pastikan kepala dan lehermu terpisah! " Giselle menghembuskan nafasnya kasar memalingkan pandangannya ke sembarangan arah

"Dia tidak tau apa kalau aku menyukainya bukan teman temannya?! Huh, tidak peka!! " Dumel Giselle dalam hati.

Haechan hanya terkekeh lalu tersenyum masam ke arah depan "kalau Giselle benar benar menyukai teman temanku bagaimana ya? Duh kok rasanya sakit ya, ayolah Haechan tidak mungkin Giselle menyukai pria cacat seperti mu! "

"Haechan! " Haechan yang merasa namanya di pangil segera memalingkan pandangannya ke arah sumber suara namun tiba tiba jantung nya serasa copot detik itu juga, tubuhnya kaku dan pikirannya berkecamuk.

Bibir Giselle menyentuh bibirnya, Giselle tiba tiba menciumnya tanpa aba aba, tidak ada pergerakan hanya sekedar menempel lalu Giselle kembali menjauhkan wajahnya.

"Jangan mengatakan hal seperti itu lagi, aku tidak suka"


"Kau serius?! " Renjun terkejut mendengar melunturkan sahabat di depannya ini.

"Iya, saat nanti aku pulang audisi aku akan menyatakan cintaku" Senyuman terus terukir pada bibir Haechan mengingat tidak lama lagi ia akan mengungkapkan sesuatu yang sudah lama menganjal hatinya.

"Wah wah, sahabat kita sedang jatuh cinta rupanya. Ini cinta pertamamu? " Tanya Jeno sambil menyuruput minumannya.

"Hm, aku baru kali ini senyaman ini pada seorang gadis. Dulu saat ada gadis yang mendekatiku aku merasa biasa saja, tapi saat berada di dekat Giselle aku merasa berbeda. Jantungku berdetak kencang tapi aku malah tidak ingin jauh darinya"

Jaemin mengutik pada jarinya "Tepat, kau jatuh cinta padanya. Aku juga mendukung kalau kau bersamanya, dia terlihat seperti gadis yang baik dan polos. Tipe Seo Haechan sekali"

Haechan terkekeh "Iya, itupun kalau dia membalas cintaku. Kalian taukan sahabat kalian ini tidak seperti Seo Haechan yang dulu, aku cacat sekarang. Aku tidak banyak berharap, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, itu saja"

Renjun, Jeno dan Jaemin bungkam. Mereka saling menatap satu sama lain, namun kemudian Jaemin tersenyum tipis menepuk bahu Haechan.

"Jangan seperti itu, ini takdir yang telah Tuhan gariskan. Lagi pula kau tidak sendiri, ada aku, Renjun, Jeno dan Ayahmu"

Haechan tersenyum lebar mengangguk semangat, ia bersyukur memiliki mereka di sisinya.

"Oh iya, besok kan penentuan juara pertama dan kedua kau harus memberikan yang terbaik pokoknya" Ucap Renjun antusias.

"Siapa sainganmu? Remaja bule itu bukan? " Tanya Jaemin.

"Iya, namanya Mark Lee, aku harap aku dengannya bisa berkarir bersama. Dia sainganku jika di atas panggung tapi dia temanku di belakang pangung, dia sangat baik kepadaku"

"Oh ya? Kita harus menjadikannya teman"

Renjun, Jeno dan Jaemin sangat antusias menjadikan teman bule Haechan sebagai teman mereka juga, bahkan mereka membuat streategi agar bisa bolos les tambahan untuk menonton penampilan Haechan dan mengajak Mark untuk berteman.

Haechan hanya terkekeh melihat ke antusiasan mereka, Haechan memalingkan pandangannya menatap keluar jendela kamarnya.

Bulan sangat terang bertabur bintang di sekelilingnya, sangat indah. Pikirannya kembali kepada gadis yang teramat ia rindukan, beberapa hari ini Haechan tidak menemuinya karena mempersiapkan dirinya untuk babak final.

Tidak terasa sudah sebulan ia mengikuti audisi ini, banyak lika liku yang ia jalani. Ketika ia lelah ia kembali kepada gadisnya, mengisi energi lalu kembali berjuang untuk orang-orang sekitarnya.

"Tunggu aku, aku akan menjemputmu"






























































































Kiw kiw om Jamal kiw~ , IPhone dong om🌚













Vote★







Continue Reading

You'll Also Like

91.9K 16.3K 13
ft. lee donghyuck ❛ia adalah ribut yang tidak suka keramaian. ❜
55K 5.9K 30
Dia berasal dari pikiranku. Aku tidak boleh salah paham. Tentang sebuah ilusi, Dimana hanya aku yang bisa melihatnya dengan jelas. Januari, 2019 ©Ak...
12.4K 981 11
Kumpulan Chat anak 2000 2000 liners kuy mampir
11.8K 1.6K 30
berkisah tentang lucas yang pantang menyerah untuk bisa menjadi teman yuqi [nonbaku] start : 5 May 2020 end : 27 June 2020 ©gommoon, 2020