I'am The Irregular Villain Of...

By Kanade_Ren

1.1K 247 31

[ Volume 1: Arc Soul Revenge ] Sinopsis: Di dunia ini dominasi dunia meliputi yang kuat akan selalu menang da... More

Soul 0 - [Kemalangan]
Soul 1 - [Kelahiran Penjahat]
Soul 2 - [Estimasi Skill]
Soul 3 - [Beite]
Soul 4 - [Gadis bertanduk]
Soul 5 - [Pengintai]
Soul 6 - [Luka yang membekas]
Soul 7 - [Di antara 'Half']
Soul 9 - [Sebelum malam dimulai]
Soul 10 - [Lord of Kijin, telah lahir!]
Soul 11 - [Kekuatan Kijin]
Soul 12 - [Dimana semua berawal]
Soul 13 - [Bolehkah sedikit serakah?!]
Soul 14 - [Tanya diri sendiri!]
Soul 15 - [Fakta Kerajaan Vascelia]
Soul 16 - [Apakah dendam itu Dosa?!]
Soul 17 - [Ini adalah keputusan masing-masing]
Soul 18 - [Perang saudara!]
Soul 19 - [Bentuk lain dari simpati]
Soul 20 - [Jati diri?!]
Soul 21 - [Demonic God, Gremory!]

Soul 8 - [Kota Damansus]

38 12 0
By Kanade_Ren

Cain yang seenaknya mengikat leher dan tangan gadis kecil itu, merencanakan menjadikannya seorang budak kecil.

Saat tiba di depan gerbang dinding, Cain menarik yang menarik rantai gadis ini menjadi mengalihkan pandangan dari penjaga disana.

Terlihat seorang pemuda yang membawa seorang gadis dengan tanduk di dahinya membuat beberapa penjaga disana saling menatap satu sama lain.

"Permisi, sebelum memasuki Kota anda harus menunjukkan kartu identitas anda. "

Disana Cain terdiam. Tidak, sebenarnya Cain tidak tahu harus berbuat apa? Lagipula kartu identitas apa? Apa seperti KTP?

Tanpa menyita banyak waktu seketika Cain pun berimprovisasi. "Ah, tanda pengenalku hilang... " dengan wajah datar dan tanpa ekspresi, ia terlihat seperti orang bodoh. Namun, berbeda di mata para penjaga itu, Cain terlihat sangat menyeramkan!

Penjaga merinding, Cain pun melanjutkan perkataanya. "Saat aku membeli budak ini di Kota sebelah, aku tanpa berpikir panjang menjual semua yang aku punya, maaf. "

Penjaga sepertinya tak percaya akan ucapan Cain mulai saling melemparkan pertanyaan satu sama lain.

Sialan, cepatlah buka gerbangnya!

Satu dari penjaga maju dan menjawab Cain. "Maaf tuan, tanpa tanda pengenal, kami tidak bisa memberi izin untuk masuk ke dalam Kota. Jadi.... "

"Huh! " Cain yang memotong ucapan penjaga itu memelototinya dengan sangat tajam, sebuah ekspresi yang mengisyaratkan "Aku akan membunuhmu! " tertulis diwajahnya.

"Hiiii...!!! " para penjaga bergidik dan gemetar, mereka mulai menelan saliva mereka sendiri.

"Sungguh, aku sudah bilang semua barangku sudah terjual dan dibawa oleh si penjual budak! Aku adalah... Petualang, yah aku petualang. Biarkan aku masuk dan aku akan membuat kembali identitasku, aku juga butuh untuk menjual barang agar bisa mendapatkan uang! Jika kalian masih ingin membuang waktuku, aku akan bawa kalian di tempat dimana darah kalian bisa membeku kapan saja! "

Cain menyeringai sangat lebar hingga ekspresinya benar-benar ingin membunuh mereka, disana penjaga semakin ketakutan akan aura yang muncul di sekitar Cain. Dan disaat yang bersamaan mereka yang saling menatap, mengangguk dan seperti telah memutuskan sesuatu.

Draaak!! Gerbang pun terbuka dengan bunyi yang sungguh tak enak di dengar.

Para penjaga langsung mengubah attitude mereka, mereka dengan sigap mempersilahkan Cain masuk seperti seorang pelayan.

Bukankah mereka mudah ditipu!

Cain sekali lagi tersenyum seolah ia puas melihat lawannya terjatuh dalam jebakannya.

Dan pada akhirnya para penjaga memutuskan untuk membiarkan Cain masuk, disana mereka memang takut pada Cain. Tapi, disisi lain mereka lebih takut pada...

"Bukankah dia bilang, 'akan membawa kita di tempat yang membuat darah kita beku'! "

"Benar.... Hiiii! Seorang petualang yang datang dari wilayah yang bersalju itu, aku tidak mau membayangkan monster apa saja yang sudah dia kalahkan! "

.... Mereka hanya takut pada hawa keberadaan Cain yang faktanya ia datang jauh dari Kerajaan Lujdoare, wilayah dengan suhu terdingin di dunia.

Cain dan gadis ini memasuki Kota. Kota yang penuh dengan banyak orang asing, benda asing, bahkan bangunannya pun terlihat asing. Tapi, anehnya bahasa mereka tak asing sama sekali di telinga Cain, seolah di telinganya sudah terpasang alat penerjemah bahasa.

Mungkinkah karena Skill? Skill memang berguna.

Kota Damansus, sebuah Kota yang bisa dibilang besar yang berada di wilayah Selatan-Utara di tengah perbatasan, dimana dipimpin dan di kuasai oleh seorang Gubernur Bangsawan Jituch Damansus. Jituch Damansus sendiri adalah bangsawan dari Kerajaan Suci Faerghus dengan gelar Viscount.

Dalam perjalanannya mengamati sekitar, disana Cain sadar bahwa ia menjadi pusat perhatian dari semua orang yang melewati area itu. Dan Cain tahu bahwa bukan dia yang menjadi sorotan utama, melainkan gadis yang ia bawa bersamanya.

Cain yang berpikir bahwa hanya dengan cara ini agar dia bisa masuk bersama dengan gadis ini, namun jika Cain secara terus terang membawanya tanpa memakai ide seorang budak. Maka akan terjadi kegaduhan yang tak diinginkan, bahkan hal terburuknya adalah gadis ini mungkin bisa terluka. Cain sepertinya tahu, kenapa gadis ini menjadi sorotan, tapi dia tidak mau mengatakannya.

Saat melihat-lihat disana, mata Cain berhenti di satu tempat. Tempat itu sebuah bangunan rumah dengan tulisan di atasnya 'Workshop'.

Akhirnya ketemu tempat yang ingin dituju.

Cain pun tanpa ragu langsung masuk ke dalam sana. Seperti biasa di dunia fantasi, suara lonceng pintu terbuka berbunyi.

"Selamat data- " Seorang paman yang menyambut seorang pelanggan berdiri di balik meja. Itu yang ingin dilakukan, tapi berhenti saat Cain membawa seorang gadis kecil dengan tanduk menjulang di dahinya.

Paman itu terbelalak akan hal itu, ia ingin menghentikan Cain untuk membawa masuk gadis ini. Tapi, bahkan sebelum paman itu angkat bicara aura yang keluar disekitar Cain menutup mulutnya.

Cain disana melihat sekitar; disana ada pakaian biasa yang digunakan untuk sehari-hari, baju zirah juga tersedia disana, bahkan beberapa senjata seperti; pedang, perisai, belati, dan juga ada tombak yang ganggangnya diletakan di sebuah tong.

"Paman, apakah ada pakaian yang bisa aku gunakan. Jika bisa satu setel. Dan juga berikan pakaian untuk gad- maksudku budakku ini. "

Paman ini terkejut akan perkataan Cain.

Budak? Dia bilang budak?! dalam hatinya pun bertanya-tanya.

Paman ini menjawab dan segera pergi untuk menyiapkan yang Cain butuhkan dan dengan cepat itu tersedia di atas meja.

Melihat pakaian yang disediakan paman itu, Cain sepertinya kurang nyaman akan bahan dari bajunya itu. Tapi, mau bagaimana lagi, yang penting ia bisa berganti pakaian dan mengganti baju lusuhnya itu.

Tanpa pikir panjang Cain pun pergi untuk mengganti pakaiannya. Dari sepatu yang baru, celana dengan tali yang mengikat di bagian depan, dan baju dengan celah segitiga di bagian bawah lehernya. Cain di sana sungguh tampak seperti orang yang benar-benar telah beradaptasi di dunia ini.

Pertama kali datang di dunia ini tubuhnya kurus dan tak berisi, namun saat ini ia sedikit tumbuh, dari tingginya yang mungkin sekitar 175 cm, dan tubuhnya yang sedikit gemuk dan berotot. Cain sungguh terlihat gagah walau dengan pakaian sederhana.

"Akan kulepaskan rantai ini, jangan berani macam-macam dan kabur. Segera ganti pakaian lusuhmu dan kembali kesini. Mengerti? " Cain yang sibuk melepas rantai yang mengikat leher dan tangan gadis ini, tetap mempertahankan improvisasinya dalam berakting.

Gadis ini pun karena tak tahu ingin menjawab apa, ia hanya mengangguk dan menerima pakaian yang diberikan Cain.

Selagi menunggu gadis itu ganti pakaian, Cain memulai perannya sebagai seorang pelanggan.

"Paman, apa tidak ada jaket disini? Dengan baju tipis ini bahkan jika malam aku pasti mati membeku (Bohong). "

Paman itu menelengkan kepalanya. Cain yang sudah tahu akan jawabannya tak lagi merasa de javu.

Dia pasti tak tahu apa itu jaket!?

"Singkatnya itu adalah jubah pendek, dengan bagian lengan yang panjang seperti sebuah pakaian dan menggunakan bahan lembut seperti sebuah jubah bangsawan dengan bulu-bulu hangat di bagian leher dan sekitaran pundak, serta di bagian tudungnya. "

Cain menjelaskan secara terperinci. Dan sesuatu tak terduga terjadi pada paman ini. Matanya berbinar, seolah terkagum-kagum akan penjelasan Cain. Paman langsung mengeluarkan sebuah catatan yang entah muncul dari mana dan mencatat semua yang dikatakan Cain dengan kecepatan menulis yang luar biasa.

Paman dengan cepat juga menggambar desain pakaian yang bernama 'Jaket' itu secara tepat dan benar.

"Apa seperti ini? " paman langsung menunjukan hasilnya di depan wajah Cain. Cain terkejut, dan benar bahwa itu adalah desain dari jaket yang diinginkan Cain.

"Apa kau bisa membuatnya paman? " Cain menanyakan pertanyaan yang memang sudah jelas jawaban apa yang akan dikatakan paman itu, dengan wajah seolah terobsesi oleh sesuatu, atau bahkan lebih dari sekedar terobsesi...

"Tentu saja bisa! Tapi, sayang sekali untuk sekarang aku tidak punya bahannya. Selain bulu-bulu yang kau sebutkan, itu butuh setidaknya kulit dari monster berbulu lebat dan hangat, seperti monster yang tinggal di tempat yang dingin. Mendapatkan bahan itu sedikit sulit karena petualang sangat jara- "

Braak!! Cain yang tiba-tiba menggebrak meja, membuat Paman terkejut sebelum ia menyelesaikan penjelasan dari materi yang dibutuhkan untuk membuat desain.

Skill bisakah kau pisahkan kulit dari Beite?

Cklik.

[Lapor. Jawab. Iya, kulit Beite telah dipisahkan dan sekarang ada di Sub-Space.]

Fusss! Dalam Sub-Space dan keluar kulit dari Beite, sebuah kulit dengan bulu-bulu tebal bewarna putih salju. Itu semua jatuh di atas meja dan terlipat dengan rapi.

Paman sungguh shock akan sesuatu yang tak terduga muncul di hadapannya. Tumpukan kulit monster ada di atas mejanya dan memenuhi bagian alas meja.

"I-Ini... Sungguhan! " Paman pun menyentuh kulit itu dan wajahnya lebih dari kata bahagia dan terkejut yang menjadi satu.

"Apa dengan ini bisa? "

Paman menelan salivanya. "Tentu bisa! "

Cain lega akan jawaban Paman. "Bisakah selesai hari ini juga? "

Paman pun menganga akan penyataan Cain yang sungguh di luar nalar. Tapi, jika bukan karena antusiasnya akan ide baru yang muncul di kepalanya, mungkin ia akan langsung membentak Cain dan marah-marah.

"Mungkin nanti malam akan selesai, berapa setel yang kau inginkan? "

Cain menyentuh dagunya dan berpikir sejenak. "Entahlah, buatlah sebanyak bahan itu. " Paman mengangguk akan jawaban Cain, sekarang ia bisa membuatnya dengan tenang.

"Ah, paman... Aku ingin bertanya padamu. "

Kesenangan dari paman buyar seketika, gadis ini kembali setelah berganti pakaian dan Cain langsung kembali merantai dirinya itu.

"Apa di Kota ini ada pelelangan budak? " nada santai dari Cain memecah pikiran Paman saat itu. Saat itu alis dari paman langsung bergerak saat Cain bertanya, itu tandanya memang benar.

"Aku... Aku tidak tahu akan hal itu? " tapi paman menolak menjawabnya karena ia tahu bahwa dengan menjawab pertanyaan Cain, maka ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi nantinya. Wajah paman nampak sangat suram, seperti seseorang yang di mendapat surat ancaman.

Cain disana tak meneruskan pertanyaannya, karena ia sudah mendapatkan jawabannya saat sebelum paman menjawab.

"Jika kau butuh informasi, kau bisa pergi ke Guild di bangunan yang ada di depan sana. Kau tinggal lurus di jalanan ini dan ada bangunan besar, disanalah para petualang berkumpul. "

"Terima kasih. Lalu bisakah aku titip budakku disini? Dan berikan aku jubah yang bisa aku pakai. "

Paman menghela nafas, akan keputusan yang seenaknya di tentukan oleh Cain sendiri bahkan sebelum paman menjawabnya. Paman pun mengeluarkan sebuah jubah kain yang terlipat dari bawah meja dan memberikannya pada Cain.

Cain pun menyerahkan rantai budaknya pada paman. Ia menatap gadis ini dan menganggukan kepala padanya. Gadis ini sedikit cemas jika Cain meninggalkannya. Tapi, ia tahu bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan untuk jika ia tidak menurutinya. Apalagi di dalam Kota yang mengandung kebenaran bahwa perdagangan budak memang ada. Gadis ini pun juga mengangguk, dan berbisik kecil. "hati-hati! " dan dijawab dengan senyuman oleh Cain.

"Paman jika kau macam-macam pada budakku aku tidak akan memaafkanmu. Dan tidak akan memberikan desain itu secara gratis. "

Paman seperti terancam. Bukankah keadaannya terbalik, seharusnya paman yang mengancam, dan kenapa malah Cain yang mengancam? Dan lebih parah lagi di ancam oleh sebuah desain pakaian yang membuatnya terinspirasi.

"Iya, aku mengerti jadi pergilah. Dasar! "

Cain pun menyelempangkan jubahnya dan memakai tudungnya.

Sebenarnya ia sedikit khawatir karena meninggalkan gadis itu sendiri. Karena sedari awal Cain tahu bahwa gadis itu menarik perhatian banyak orang disekitar sini, dan jika sampai menarik mata dari orang yang memang ingin adanya perbudakan, maka akan lebih berbahaya jika meninggalkannya sendiri.

Dan tibalah Cain di depan bangunan besar dengan tulisan Guild di atasnya.

Saat ia masuk ke dalam dan melihat ke sekelilingnya banyak sekali orang asing yang memakai baju zirah dan membawa senjata dimana-mana dan wajah-wajah mereka lebih ke arah perampok jalanan dibanding disebut sebagai petualang.

Cain mendekati resepsionisnya. Seorang wanita berpakaian rapi dan rambut hitam yang di tata ke belakang, menyambut Cain.

"Selamat datang di Guild apa ada yang bisa saya bantu tuan? "

Disana Cain sebenarnya tak tahu ingin menjawab apa. Lagipula ia juga tidak berpengalaman di bidang seperti ini. Lalu ia teringat bahwa ia butuh tanda pengenal agar identitasnya menjadi jelas.

"Aku butuh tanda pengenal, bisakah kau membuatnya? "

"Tentu, apa anda petualang baru? "

"Iya, aku baru masuk ke Kota ini dan butuh tanda pengenal saat masuk ke Kota. "

Dengan senyuman wanita ini langsung mempersiapkan semua yang dibutuhkan Cain sebagai bahan tanda pengenal. Dan di bawakannya sebuah formulir yang harus diisi seperti anak sekolahan.

Apa aku harus mengisi ini? Lagipula pertanyaannya konyol semua. Apa yang anda ketahui tentang petualang? Tentu saja tidak tahu dasar sialan!

Dan di jawablah oleh Cain dengan jawaban tidak tahu dan tidak mengerti.

"Jika selesai, maka biaya pembuatan tand pengenal seharga 4 koin perunggu. " dan disinilah, Cain yang sedari awal tak punya uang sepeserpun di mintai koin yang menjadi nilai mata uang di dunia ini.

"Ah, tentang itu. Bisakah aku menjual material dari monster disini? "

Wanita itu memiringkan kepalanya, seolah berpikir. "Bukankah dia bilang, dia petualang baru. Bagaimana bisa dia mendapatkan material monster? " seperti itu.

"Tentu saja, dan penilaian kami tidak pernah curang dalam memberi harga dari material yang di jual para petualang. Material seperti apa yang anda ingin jual? "

Dan dari Sub-Space, Cain menjatuhkan semua di meja resepsionis dan tepat di hadapan semua orang; Taring Beite, Tulang Beite, Ekor Beite, Mata merah Beite, dan jantung Beite.

Yang ada di seluruh tempat guild pun terkejut dan memandangi semua itu dengan mata melotot yang hampir lepas, bahkan para resepsionis wanita dan pria disana nampak lebih terkejut, tak lama mereka pasti pingsan.

"A-Apa anda yakin ingin menjual ini semua!? " wanita itu bertanya sambil gelagapan.

"Benar, karena aku tidak butuh itu semua. " jawaban Cain semakin membuat wanita itu menganga lebar.

Kenapa Cain tidak butuh, karena keseluruhan Muasal dari Beite telah menjadi miliknya dan apalagi kemampuan dari mata di dahinya telah di ambilnya. Jadi, semua kemampuan Muasal yang di jual Cain sudah mencapai batas. Mungkin hanya sekedar sirkuit yang tersisa di jantung Beite dan mata merah Beite yang bisa melihat sejauh puluhan kilo meter.

Setelah mengkalkulasikan nilai dari material yang dijual oleh Cain. Cain pun berhasil mendapatkan dua kantong penuh koin emas.

"Dan ini untuk tanda pengenal anda. Anda tidak perlu membayar ini lagi. Dan terima kasih sudah mendaftar di Guild dan selamat datang petualang baru! " diakhiri dengan sambutan hangat dari wanita itu.

Cain pun langsung pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Itu karena sedari awal tatapan semua petualang yang ada disana seolah ingin mengincar Cain dan memangsanya.

Di kedua tangan Cain memegang dua kantung penuh dengan koin emas. Disini koin digunakan sebagai perantara jual-beli barang tertentu.

Koin perunggu: 3 koin perunggu dapat di gunakan untuk membeli makanan. Koin perunggu memiliki nilai yang kecil karena tak memiliki lambang.

Koin perak kecil: 1 koin perak kecil setara dengan sepuluh koin perunggu. Koin perak kecil memiliki lambang sayap burung di satu sisi saja.

Koin perak besar: 1 koin perak besar setara dengan 10 koin perak kecil dan 100 koin perunggu. Koin perak besar memiliki lambang sayap disisi depan dan lambang pedang di sisi belakang.

Koin emas: 1 koin emas setara dengan 10 koin perak besar, 100 Koin perak kecil, dan 1.000 koin perunggu. Koin emas memiliki lambang yang berbeda, yaitu disisi depan lambang Rosario dan di sisi belakang lambang dua sayap melebar dan pedang di tengahnya. Koin emas ini memiliki nilai yang sangat besar.

Dan mungkin karena itulah Cain menjadi sorotan di dalam Guild. Dengan cepat Cain menyimpan kantong koin emas ke dalam Sub-Space.

Sekarang Cain bisa tenang karena sekarang ia mendapatkan yang dibutuhkan dengan cepat. Selain pakaian, ia juga mendapatkan koin untuk membeli kebutuhannya. Cain juga tak menduga bahwa material dari Beite bisa di jual, padahal baginya material itu tak berguna kecuali dagingnya.

Cain pun berjalan kembali ke Workshop. Dan dalam perjalanannya untuk kembali, sepertinya ia diikuti oleh kucing liar.

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 88.1K 49
kecelakaan saat balapan yang ternyata sudah di rencana kan sejak awal oleh seseorang, membuat jiwa Elnara terlempar ke dalam tubuh Kinara yang ternya...
3.7M 360K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
206K 23.8K 27
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
679K 40.9K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...