HOUSE OF JENNIE (JENLISA) (CO...

By juseon_Drunk

577K 10.9K 3.8K

jennie ruby jane , seorang pengacara sekaligus pemilik cafe cukup besar bernama capric cafee , ia bertemu den... More

HOUSE OF 1 . PROLOGUE
HOUSE OF 3 . CAPRICORN CAFE
HOUSE OF 4. TOFFEE CAKE KISS
HOUSE OF 5. SPAGHETTI AND SALAD
HOUSE OF 6 . BE OFFICIALLY
HOUSE OF 7. SWEET NIGHT
HOUSE OF 8 . WITNESSES

HOUSE OF 2 . AMERICANO EXTRA 3 SHOT

14.4K 1.4K 313
By juseon_Drunk

jennie ruby jane, tengah berada di cafe kesayangan nya, setelah ia menyelesaikan study S2 dalam bidang hukum dan menjadi pengacara profesional, jennie pada akhirnya memilih untuk meneruskan mimpi keduanya yaitu memiliki cafe nya sendiri yang di jalankan oleh dirinya sendiri juga.

setelah kesibukannya yang sudah menangani banyak kasus seperti pembunuhan, perselisihan tanah dan gedung, serta sekarang tengah menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga, jennie tengah duduk mendengarkan client nya yang memilih menemui jennie di cafe nya.

"ini semua bukti visum atas tubuh saya dari ujung kepala sampai kaki saya, maaf jika saya mendadak untuk bertemu, saya banyak sekali pekerjaan dan yang paling penting adalah miss jennie menerima hasil visum saya terlebih dahulu" tutur shin sambil memberikan map berisikan beberapa lembar surat dari rumah sakit.

Jennie menghembuskan nafasnya dan tersenyum sangat ramah pada wanita baya yang ada di hadapan nya ini "tak apa madam shin, ya untung saja customer ku tak banyak hari ini, lain kali sebaiknya anda menghubungi saya dulu untuk melakukan appointment" ujar jennie dengan senyum di wajahnya namun kata katanya membuat shin langsung tak enak.

"ahh iya saya akan mengingat nya" jawab shin yang langsung mengangguk kikuk.

tapi jennie yang melihat client nya itu canggung padanya, ia langsung tersenyum dan mengambil berkas yang ada di meja.

"saya akan pelajari ini dulu, begini madam shin ada hal hal yang anda harus tau sebelum ada benar benar yakin untuk menceraikan suami anda, sejujurnya akan sangat mudah jika hanya suami anda yang berselingkuh dan anda juga mempunyai bukti kuat dimana suami anda memang melakukannya, tapi permasalahannya anda juga berselingkuh dari suami anda" tutur jennie dengan tegas kepada client nya.

jennie tak mau hanya meninggikan harapan semua client nya dan tak berbicara fakta, alhasil jennie selalu mengatakan apa yang memang seharusnya terjadi dan akan terjadi kepada client nya.

shin yang mendengar itu kembali ciut "aa apa tak ada peluang untuk saya menang sama sekali, maksud saya, saya benar benar tak bisa tinggal bersamanya nya lagi, anda tau sendiri kan semua cerita saya" tutur shin yang mulai gusar kala mendengar jawaban dari pengacara nya ini.

jennie yang duduk di sebrang client nya yang menggerakkan kedua ibu jarinya menandakan dirinya tengah gelisah itu langsung mencondongkan tubuhnya dan memegang tangan client nya.

"don't worry madam shin, saya akan melakukan sebaik mungkin untuk anda lepas dari suami anda, tapi saya membutuhkan bukti lebih dari visum ini, saya sudah memegang bukti foto yang anda kirimkan dimana suami anda tengah bercumbu dengan wanita lain dan itu cukup, tapi jika anda ingin kemenangan mutlak dan mendapatkan hak asuh anda harus memiliki bukti lagi seperti nafkah mungkin" tukas jennie kepada client nya yang hampir menangis itu.

shin berfikir sejenak, pasalnya ia sudah menghabiskan waktu bersama suaminya selama 17 tahun dan ternyata suaminya berselingkuh dengan sekretaris nya selama ini.

"apa bukti jika saya yang juga bekerja ini dan bisa menafkahi diri saya sendiri bisa dijadikan bukti bahwa dia tak memberikan saya cukup uang untuk kebutuhan karena dia mengirimkan kepada sekretaris nya" tanya shin sambil melihat ke arah jennie.

jennie yang mendengar itu langsung tersenyum penuh arti "apa anda memiliki rekening anda sendiri dan tak ada rekening khusus dimana suami anda mengirimkan uang" tanya jennie kepada client nya.

shin dengan cepat menggelengkan kepalanya "hanya satu rekening saja" tutur shin lirih kepada Jennie.

jennie yang mendengar itu langsung menepuk nepuk tangan client nya lalu di lepaskan nya.

"bagusss baguss itu cukup, saya akan memelintirnya dan membuat suami anda seolah tak pernah mengirimkan uang belanja dan memenuhi hak mu selama kalian menikah, well itu jika madam shin tak keberatan, ikuti saja apa yang saya katakan, saya akan membuat suami anda tak punya pilihan untuk memberikan ganti rugi per bulan atau dipenjara karena kasus kekerasan" tutur jennie dengan percaya dirinya sekarang .

"sa..saya akan mengikuti semua ucapan miss jennie saja, saya hanya mau bercerai dan dua anak saya mendapatkan hak nya sampai mereka sudah berpenghasilan" tutur shin ke arah Jennie.

Jennie yang mendengar itu hanya tersenyum sambil mengangguk saja "saya bisa pastikan nkita akan menang mutlak" ujar jennie meyakinkan client nya.

shin tersenyum lega kala mendengar kalimat optimis yang jennie keluarkan "tap...piii bagaimana dengan bukti percakapan saya dan selingkuhan saya, apa itu akan menjadi batu sandungan untuk kita" tanya kembali shinn kembali gusar.

Jennie kemudian menghembuskan nafasnya dan menggelengkan kepalanya "madam, it's easy, saya bahkan bisa menginstal aplikasi text di dua handphone saya, jika saya mau dan saya bisa saling bertukar pesan dengan mesra kepada di dua handphone saya, the point is bukti yang dipegang oleh suami anda tidaklah konkret, kita bisa memutar nya dimana itu adalah rekayasa dirinya sendiri untuk menyudutkan anda" tutur jennie yang tersenyum sambil menaikkan alisnya.

shin kemudian menghembuskan nafasnya dengan lega kala mendengar ucapaan pengacaranya yang begitu percaya diri, dan seolah menjamin dirinya bisa memenangkan persidangan perceraian ini melawan suaminya.

krietttttt

jennie seketika langsung menoleh pada seseorang yang datang ke cafenya, jennie kemudian kembali menoleh ke arah client nya kembali "tenang saja madam, semua bisa terlaksana dengan baik asalkan madam mengikuti semua ucapan saya" tutur jennie kepada client nya.

tok

tok

"hellooooo"....

jennie yang tengah tersenyum kepada client nya itu menoleh kepada pelanggan yang baru saja masuk dam bercelingak celinguk di depan meja kasir "ee sebentar ya madam, saya ada pelanggan, silahkan nikmati minuman dan dessert nya" tukas Jennie dengan begitu sopan sambil beranjak dari tempat duduk nya lalu meninggalkan shin yang sudah mengangguk ke arah nya.

Jennie kemudian berjalan dengan cepat menuju meja kasir nya sambil mengerutkan keningnya kenapa tak ada yang standby di meja kasirnya sekarang membuat jennie langsung masuk ke bilik meja kasur.

"ahhh miss jennie maaf saya sedang di belakang untuk mengecek stock coffee" tukas seseorang staff yang baru saja keluar dari pintu khusus karyawan dengan wajah panik.

jennie tersenyum "it's okay alice, just let me take care of it, kau lakukan saja tugasmu" tutur jennie dengan sangat ramah pada salah satu karyawan nya.

"ahh baik miss terima kasih banyak" jawab alice yang tersenyum lega karena ini hari pertama ia bertemu dengan bos nya selama ia bekerja selama 3 bulan disini membuat nya sedikit gugup, namun ternyata jennie sangatlah ramah dan baik hati ke karyawan yang di punya nya.

jennie hanya mengangguk saja lalu melihat ke arah pelanggan nya "wait a sec ya miss" tutur jennie yang memakai apron yang bertuliskan Capricorn cafe yaitu cafe miliknya sendiri.

jennie kemudian tersenyum dengan cerah kala melihat customer yang sudah berdiri tegak di depan meja kasirnya "maaf sudah menunggu lama, selamat datang di Capricorn cafe, mau pesan apa" tanya Jennie dengan senyum manisnya ke arah pelanggan nya.

"no prob, emhh i wanna ice Americano, make it 3 shot" ujar pelanggan yang membawa file di tangan satunya.

jennie yang mendengar itu langsung menaikkan alisnya sambil langsung memasukkan pesanan pelanggan nya di mesin kasir nya "woww, that's strong, what size do you want, venti, grande atau small" tanya jennie dengan sangat ramah sambil menghentikan tangannya dan menunggu jawaban pelanggan nya.

"emhh grande ".....

"baik, ice americano 3 shot, ukurannya grande, atas nama siapa" tanya jennie lagi yang sudah memasukkan pesanan di mesin kasirnya lalu mengambil cup berukuran grande di depannya dan bersiap untuk menuliskan nama orang yang di hadapan nya ini.

"lalisa" jawab lisa sambil tersenyum sambil melihat lihat ke arah cake yang ada di etalasenya.

jennie yang mendengar itu langsung menulis nama lengkap customer nya dan memberikan emoticon smile di cup nya.

"ruubbyy...jjanee, apa kau anak baru disini, aku tak pernah melihat mu sebelumnya" tanya lisa kepada jennie sambil membaca name tag jennie di dada Appron miliknya, bukan tanpa sebab lisa menanyakan hal ini, lisa sudah menjadi pelanggan di cafe ini sejak awal kedatangan nya di korea, dan juga letak cafe nya yang bersebelahan dengan kantor nya.

ia selalu memesan pesanan yang sama dan ukuran yang sama bahkan beberapa pegawai tau apa yang akan dipesannya, tapi kali ini jennie menanyakan kembali seolah tak pernah mengenal lisa.

jennie lalu menyalakan mesin espresso nya lalu menunggu "ahh iyaa, ini hari pertama ku disini sejak aku membangun Capricorn cafe, soo" tutur jennie sambil menunggu espresso nya jadi, jennie kembali ke mesin kasir.

"ahhh the owner" gumam lisa dalam hatinya sambil mengangguk angguk.

"Americano icee , ukuran grande di tambah 3 shot espresso , totalnya jadi 7 ribu won" tukas jennie yang kemudian melihat lisa kembali.

lisa yang sudah siap dengan kartu creadit nya pun langsung mengangguk dan memberikan credit cardnya pada jennie .

sambil menunggu jennie yang tengah memasukan kartu lisa ke mesin edc nya, lisa melihat ke arah jennie yang ramah dan tengah serius sambil sesekali mengecek kopi nya, cukup membuat perhatian lisa langsung berpindah kepada owner cafe langganan nya ini.

"okee ini kartu nya, silahkan ditunggu..lalisa" ujar jennie dengan ramah sambil tersenyum melihat lisa.

lisa membalas senyuman jennie lalu mengangguk saja lalu ia membalikkan tubuhnya untuk duduk di kursi tak jauh dari meja kasir nya.

sementara jennie langsung membuatkan pesanan dari pelanggan nya itu, namun tak lama handphone yang ada di sakunya bergetar.

drrttt

drrrtt

jennie mengambil ice cup lalu di masukkan nya di gelas lisa sambil berjalan ke arah mesin kopi nya, jennie lalu meletakkan gelas nya dan di keluarkan nya handphone nya dari sakunya, jennie membuka layar handphone nya lalu mengerutkan keningnya kala menerima pesan baru.

tak pikir panjang jennie langsung membuka isi pesannya, ia menaikkan alisnya kala membaca pesan singkat di handphone, ia sedikit melirik ke arah lisa yang membuka file yang dibawa nya dengan wajah serius, lalu tersenyum diam diam karena sudah di naikkan mood nya oleh pemandangan pelanggan nya yang good looking.

jennie meletakkan handphone nya di meja nya lalu mengambil espresso yang sudah siap dituangkan di gelas cup lisa.

.

.

.

sementara lisa yang menunggu pesanan nya itu langsung menunduk dan membaca file yang dibawanya dengan cukup serius, bak detectif yang fokus, lisa tak banyak bicara dan matanya mengarah ke file yang cukup tebal.

"hmm satu satunya saksi adalah putri nya, mencurigakan" monolog lisa yang sendirian dan tengah menganalisa kasus yang cukup complicated ini.

lisa terdiam dengan menggigit gigit bibir nya seolah sudah menjadi kebiasaan jika dirinya sedang memikirkan sesuatu, ia tak mau gegabah menuduh Putri nya satu satu suspect yang mempunyai potensi untuk pembunuhan itu dilakukan.

lisa menyipitkan matanya kala melihat ada nomor telefon yang tercantum di berkas file nya membuat lisa langsung mengeluarkan handphone nya "081-6.." lisa menyebutkan angka yang tertera dengan bibirnya untuk menyimpan nomor tersebut.

"k..kimmm jiiisoo" ucap seseorang yang menyebut nama jisoo.

seontak langsung menoleh ke arah suara itu yang sangat dekat darinya itu "ahhh rubyjane" sapa lisa yang agak terkejut pada jennie yang tiba tiba ada di sisi nya dan tersenyum manis.

"jane, you can call me jane if you want, kau terlihat serius sekali lalisa, hingga panggilan ku yang ke...3 kali gak juga kau jawab" tutur jennie dengan sangat ramah pada lisa dan tersenyum penuh arti.

lisa yang mendengar nya itu langsung malu dan menggaruk kepala nya yang gak gatal "ahh maafkan aku, aku tak mendengar nya" jawab lisa sambil agak mengangguk pada Jennie yang sekarang ada di hadapan nya ini.

"no problem, bukan pertama kali ada polisi yang serius membaca file tebal di cafe ini" ujar jennie sambil memberikan coffee pesanan lisa di meja.

lisa yang mendengar ucapannya itu langsung memiringkan kepalanya "kau tau aku polisi" tanya lisa dengan senyuman manisnya.

jennie kemudian terkekeh mendengar pertanyaan lisa "file tebal, blouse putih, looks like you have a gun, ahhaaaa" ujar jennie yang akan melirik ke arah saku lisa yang ada di sisi sana dan langsung menemukan nya.

membuat lisa terkekeh saja dibuat nya "cafee ku hanya berjalan beberapa detik dari kantormu, so i know" jawab kembali Jennie kepada lisa.

lisa sebentar berfikir dan menyipitkan matanya "make sense" lalu lisa menganggukan kepala nya sambil tersenyum.

"anyways, this is for my first customer" tukas jennie yang kemudian memberikan dua box coklat cake di meja.

membuat lisa yang melihatnya langsung menarik alisnya ke atas "okayy, thank you haha but jika kau memberikan ku gratis seperti ini, mungkin aku bisa datang ke sini setiap hari" tutur lisa yang melihat dua cake itu di cofee table nya dan melihat ke arah jennie.

jennie kemudian terkekeh dan mengangguk "tak masalah, aku butuh tikus percobaan untuk uji coba cake buatanku" ujar jennie yang menggoda lisa membuat lisa tertawa saja.

"you funny, i like it hahaha" ujar lisa sambil menggerakkan jari telunjuk nya memuji jennie.

"aku harus kembali kepada tamu ku, see you around lalisa" pamit jennie pada lisa sambil melambaikan jemarinya saja dengan manis, ia masih memiliki janji yang mengharuskan nya datang di persidangan siang nanti.

lisa hanya mengikuti langkah jennie yang juntai dari tatapan nya lalu mengangguk "pretty" tukas lisa sambil tersenyum lalu kemudian beranjak dari tempat duduk nya dan membawa kopi dan dua cake yang di berikan untuknya dari jennie, lisa pun berjalan keluar ke pintu keluar untuk menuju kantor nya dekat sekali dari cafee jennie.

"terima kasih sudah datang" ......

Lisa langsung menoleh pada suara yang mulai familiar di telinganya kala ia akan pergi meninggalkan cafe itu, lalu ia menoleh dan tersenyum ke arah Jennie yang berdiri di balik meja kasir nya.

lalu mengangguk ke arah jennie dan kemudian keluar dari cafe itu, karena jarak dari cafe dan kantor nya itu sangat dekat, maka lisa pun berjalan dengan santai untuk menuju kantor baru nya itu.

sambil membawa kopinya dan sebentar men cicipi kopi nya itu lewat sedotan, dengan satu tangan nya lagi membawa sebuah bag berisikan cafe yang di berikan oleh jennie.

lisa kemudian masuk kedalam kantor nya, ia memberhentikan langkah nya saat berada di front office nya.

"ee halloo" sapa lisa pada wanita itu.

wanita cantik yang tengah istirahat dan memakan makanan nya di meja itu langsung terkejut dan buru buru memasukkan makanannya ke mulut lalu kemudian beranjak dari tempat duduk nya dan agak membungkuk pada lisa.

"ahh detektif lisa, selamat siang".....

Lisa tersenyum singkat "santai saja, kau han sohee right, emmm aku ingin meninggalkan pesan pada mu, jika ada wanita yang bernama kim jisoo datang ke sini, kau suruh langsung saja dia ke ruangan ku yah , just in case dia datang lagi ke sini, itu berarti dia berjanjian denganku" tukas lisa dengan agak ramah pada han yang masih berjaga front office padahal ini makan siang.

"ahh biarkan saja mencatat nya dulu, kim jisoo yah" tukas han sohee sambil mencatat apa yang lisa minta padanya sambil berdiri.

lisa menoleh ke sana kemari lalu ia melihat patek Philippe nya dan masih menunjukan pukul 1 siang, berarti ini masih jam makan siang, tapi tatapan lisa langsung kepada wanita yang ada di hadapan nya yang terus menjilat makanan yang ada di bibirnya.

"ee kau sedang makan siang kan, aku ada cake dari cafe sebelah, makanlah" ujar lisa pada han dengan ramahnya sambil menyerahkan satu cake nya kepada front office.

"ahh tak usah detektif lisa, ini sudah cukup koo, terima kasih " ujar han sambil menggerakkan kedua tangannya sambil tersenyum agar lisa tak tersinggung akan tolakan nya.

lisa lalu meletakkan begitu saja ke meja han "aku sudah memiliki satu so itu buatmu saja, aku ke ruangan ku dulu okee bye han sohee" ujar lisa dengan cuek langsung pergi dari hadapan han sohee agar han tak menolak pemberian nya.

"te..terima kasih detektif lisaa" jawab han agak lantang sambil membungkuk ke arah lisa yang berjalan menjauh darinya

"enjoy" teriak lisa pada han sambil berjalan menuju ruangan nya dan hanya melambaikan tangan saja tanpa melihat han.

membuat han tersenyum sambil melihat cake yang di berikan lisa padanya.

.

.

lisa sudah berada di ruangan nya yang masih belum sepenuhnya tertata sesuai keinginannya, ia tengah duduk di kursi kerjanya sambil agak menguap, membuat nya menyisip kembali kopinya sambil memaksakan diri untuk membaca berkas keluarga kim.

"ahhh sial, sudah extra 3 shot esspreso masih saja mengantuk" protes lisa pada dirinya sendiri yang sudah kecanduan coffee.

ceklekk

lisa yang tengah fokus itu langsung menoleh pada seseorang yang masuk kedalam ruangan nya tanpa permisi, ia langsung menyipitkan matanya kala tau yang masuk adalah Jackson.

"detektif lalisaaa, langsung bekerja di hari pertama hahh" ujar jackson berbasa-basi dengan sikap slengean nya masuk kedalam ruangan lisa dan berjalan menuju meja lisa , tempat dimana lisa duduk sekarang.

"ee yaa tentu, kita di kantor untuk bekerja, apa semua kepala disini bebas untuk kesana kemari tak bekerja" jawab lisa ketus kepada lelaki satu ini.

"hahaha kau lucu sekaliii, cmon aku hanya ingin menyapa saja, kau sudah makan siang" tanya Jackson sok akrab Kepada lisa.

lisa yang tak tau maksud kedatangan Jackson dan cara Jackson masuk tanpa mengetuk itu membuat nya jengkel karena ia sedang bekerja "sorry Jackson, i don't wanna be rude but i have to focus untuk dengan pekerjaan ku oke" ujar lisa yang masih dengan sangat sopan mengusir jackson dari ruangan nya.

Jackson yang berniat masuk ke ruangan lisa untuk menanyakan mengenai incarannya itu langsung mengubah raut wajahnya "baiklah, berarti aku langsung saja ya, kau tau han sohee front office di depan kan, everybody in this office tau jika dia Incaranku, so untuk anak baru seperti mu, mundur saja" ujar jackson dengan lantang kepada lisa karena dirinya melihat lisa memberikan cake pada wanita incarannya.

membuat lisa yang mendengar nya itu langsung menggelengkan kepalanya saja "apa dia menyogok saat menjadi kepala reskrim, kenapa otaknya dungu sekali" umpat lisa dalam hatinya.

"Jackson my man, i don't have a time for fucking bullshit like that, seperti yang kau lihat, aku bahkan bekerja disaat aku masih bisa menggerakkan tubuhku, mungkin kau harus mencontoh ku supaya bisa mengejar posisi ku, maybe hahh" ujar lisa sambil menyeringai meremehkan.

membuat Jackson terdiam sambil menekan rahangnya.

lisa melihat kembali ke berkas nya "jika tak ada lagi keperluan denganku sebaiknya kau keluar, aku tak suka diganggu saat bekerja" tegas lisa tanpa melihat Jackson membuat jackson langsung sebal lalu kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan ke pintu ruangan lisa.

ceklek

"ahhh Jackson"....

Jackson pun menghentikan langkahnya sambil menghembuskan nafasnya, ia menoleh ke arah lisa yang memanggil nya.

"lain kali, ketuk dulu pintuku sebelum kau masuk, hanya karena kau kepala disini bukan berarti attitude mu hilang kan, terima kasih" ujar lisa sambil menaikkan alisnya meremehkan jackson lalu tersenyum sarkas.

membuat Jackson menahan nafasnya lalu keluar dari ruangan lisa meninggalkan ruangan lisa sendirian .

"loser" umpat lisa sambil menggelengkan kepala nya saja.

namun tiba tiba, ia teringat akan nomor jisoo yang tak jadi di catat nya karena distraksi dari jennie di cafe tadi, lisa membuka halaman berkas dimana ada tercantum nomor dari saksi utama yaitu anak dari keluarga kim.

lisa langsung meraih handphone nya yang ia simpan di saku jass nya, lalu mulai mengetik lagi nomor yang ada di berkas nya, tanpa pikir panjang lisa langsung menelfon wanita yang bernama kim jisoo dan menempelkan handphone nya pada telinga nya.

tuttt

tuttt

tuttt

"selamat siang, dengan Rosanne park sektretaris dari kim jisoo ada yang bisa saya bantu "......

"ahh ya selamat siang, saya lalisa manoban, investigator baru yang menangani kasus dari keluarga miss jisoo, apa saya bisa bertemu dengan miss jisoo untuk meminta keterangan dari beliau" tanya lisa dengan nada yang begitu sopan pada rose ada di balik telfon nya.

"ahh begitu, mohon maaf kebetulan miss jisoo tengah meeting sekarang, saya akan sampaikan jika Miss menelfon ".....

"ahh begitu ya, baiklah tolong beri kabar saya secepatnya, i bet miss jisoo juga sudah menunggu lama di kasus ini, saya bersedia menyelesaikan kasus ini bahkan sampai tuntas".....

"baik saya akan kabari nanti, ada lagi yang pesan untuk miss jisoo " ......

"ahh tidak, itu saja, terima kasih" ujar Lisa singkat kepada sekretaris pribadi jisoo.

"baik, terima kasih kembali, selamat siang"...

.

.

sementara rose yang baru saja menerima telfon dari investigator baru mengenai keluarga atasannya ini langsung beranjak dari mejanya dan berjalan menuju ruang meeting jisoo, dengan kaca mata dan catatan kecil dengan tulisan nama lisa di kertas tersebut, rose membawa nya ke ruang meeting jisoo.

sebenarnya jisoo sangat amat sibuk dengan berbagai macam project dan meeting yang tak ada hentinya saat ia harus melanjutkan bisnis ayahnya, apalagi perusahaan jisoo merambah ke bidang kesehatan dan itu membuat jisoo semakin sibuk seperti sekarang.

tapi jisoo yang tak menyerah untuk mencari sebab kematian orangtuanya itu sudah lebih dulu berpesan pada rose sekretaris yang paling dipercaya nya, jika se sibuk apapun dirinya, jika itu menyangkut orang tuanya, rose bisa masuk dan meng interupsi meeting nya.

tok

tok

rose mengetuk pintu ruangan meeting bossnya itu dengan suara yang tak lantang.

"masukkkk"......

tanpa pikir panjang rose langsung masuk ke dalam ruangan meeting boss nya dan langsung menghampiri jisoo yang sekarang melihat ke arah nya.

"permisi miss jisoo" ujar rose yang membungkuk terlebih dulu pada jisoo.

"yaa ada apa" tanya jisoo menaikan alisnya.

rose pun mendekatkan wajahnya ke arah telinga jisoo, dan kemudian berbisik pada telinga jisoo dengan lembut .

"kepolisian seoul menghubungi, ada investigator bernama lalisa Manoban menelfon dan ingin bertemu dengan miss untuk memfollow up kasus keluarga miss" ujar rose dengan sangat pelan pada bossnya ini .

jisoo yang mendengar itu langsung agak membelalakan matanya "hubungi dia kembali, buat jadwal malam ini, biarkan dia yang menentukan lokasi bertemunya, aku akan selesaikan ini dengan cepat" ujar jisoo dengan wajah datar dan tegas pada sekretaris nya itu.

"baik miss, saya pamit dulu, selamat siang" tutur rose dengan nada yang begitu lembut sambil membungkuk sebentar dan meninggalkan bos nya kembali meeting.

rose menutup pintu ruangan meetingnya dengan pelan lalu berjalan agak cepat menuju cubicle nya, untuk segera menelepon lisa untuk jadwal senggang bos nya malam ini.

.

.

.

di tempat lain ada jennie yang tengah mengendarai Mercedes benz s class nya sendirian, tubuhnya bergerak mengikuti irama lagu kesukaan nya yaitu needy dari ariana grande .

sambil bersenandung bersama Spotify yang di putar nya , sambil mengendarai mobilnya dengan kecepatan hanya 60 kilometer perjam itu, jennie yang mengenakan setelan blouse putih yang agak transparan, serta rambut yang ikat menjadi bun, dan lipstik merah dan jangan lupakan smoky eyes nya, ia begitu rapi karena akan mendatangi sidang client nya hari ini .

I'ma scream and shout for what I love
Passionate but I don't give no fucks
I admit that I'm a lil' messed up
But I can hide it when I'm all dressed up
I'm obsessive and I love too hard
Good at overthinking with my heart
How you even think it got this far?
This far

suara nya merdu bersenandung dengan indahnya , sambil menunggu lampu merah yang membuatnya berhenti sejenak, lalu jennie menghembuskan nafasnya dan menyenderkan kepala nya di kursi kemudi nya.

"so hard to please me" tukas jennie yang kemudian mengigit bibirnya dengan gusar.

tinnnnnnn

"ckk bitchhhh" umpat jennie pada pengendara mobil di belakangnya yang tak mau sabar untuk berjalan melewati lampu merah.

sambil terus mengumpat di dalam hatinya, jennie pun kembali menjalankan mobilnya menuju pengadilan, dimana client nya sudah menunggu sekarang.

sekilas jennie menaikan tangan nya dan melihat rolex yang di pakai nya yang sudah menunjukan pukul 2 siang "shittt aku akan terlambat" tukasnya yang menyadari bahwa dia lebih lambat 100 menit dari perkiraan nya, membuat jennie langsung menambah kecepatan laju mobil kesayangan nya ini.

tanpa pikir panjang jennie langsung menginjak gas mobilnya dan melaju lebih kencang agar cepat sampai di area pengadilan.

.

.

jennie sudah sampai di parkiran pengadilan tinggi korea, ia langsung mengambil celine purse nya , dan kemudian membuka kacamata hitam nya lalu mengambil blazeer keluaran tom ford kesayangan nya di kursi penumpang di sisi nya.

tak lupa juga ia merapikan sedikit rambut nya lewat kaca yang ada di atas mobilnya , kala merasa sudah siap dan rambutnya rapi, Jennie pun langsung keluar dari Mercedez benz nya dengah purse yang di tenteng di pergelangan tangannya juga blazer nya.

jennie melangkahkan kakinya dan berjalan dengan landai dengan Louboutin kesayangan nya ke arah masuk ruang pengadilan di mana client serta orang orang sudah menunggu nya.

"miss jane, saya kira anda akan terlambat, persidangan nya akan di mulai 10 menit lagi" tukas seseorang yaitu salah satu pihak jennie yang sudah menunggu jennie.

jennie memakai blazer nya "dimana madam shin" tanya jennie pada jaksa penuntut dari pihak jennie itu.

"sudah ada di dalam, mediasi nya tak berjalan bail dan hakim memutuskan untuk langsung putusan saja karena sidangnya terus bertele-tele karena pihak sana meminta yang tidak tidak, dan proses replik dan dublik juga sudah kita lakukan kemarin " tukas jorgi pada jennie yang masih berjalan dengan jas yang sudah meng cover blouse nya.

"semua bukti bukti nya sudah kau sematkan pada jaksa penuntut umum yang lain kan dan sudah di sampaikan pada hakim" tanya lagi jennie pada jorgi yang terus berjalan di sampingnya.

"sudah, semua nya sudah di berikan , sekarang tinggal putusan nya saja, jika sidang di ulang mungkin akan di ulang ke persidangan replik" jawab jorgi dengan pastinya pada jennie.

"emmm okeee , aku kira bukti nya sudah sangat kuat, aku malas jika harus sidang replik lagi" tukas jennie dengan memutar bola matanya sassy.

jorgi menghentikan langkahnya lalu membukakan pintu untuk jennie "silahkan masuk miss" ujar jorgi sopan, jennie hanya mengangguk sejenak, dan kemudian masuk ke dalam ruang persidangan dan langsung di sambut oleh sang client yang sudah datang lebih awal dari pada dirinya.

"miss jennie, jorgi bilang anda akan terlambat" ujar madam shin pada jennie yang baru datang.

"ahh perkiraan saya saja, jalanan macet sekali, don't worry madam, kita akan menangkan persidangan ini" jawab jennie dengan nada yang begitu ramah pada client nya itu.

wanita baya itu tersenyum seolah mempercayai pengacara nya itu sekali "yaa saya percayakan semuanya pada miss jennie" tutur madan shin sambil mengangguk.

keduanya pun mendudukkan dirinya dikursi yang berdampingan sambil menunggu jaksa dan hakim masuk ke dalam ruang persidangan.

.

.

.

kembali pada lisa yang dengan giat nya membaca setiap lembar demi lembar kasus yang tengah ia tangani ini sambil sesekali menyantap cake yang tak juga habis sedari siang karena lisa tak begitu suka manis.

sebenarnya ia agak tersiksa jika tak bisa merokok, atau ditemani wiski saat tengah bekerja seperti ini, namun ruangannya tak bisa dipakai merokok membuat lisa harus bersabar jika ingin mendapatkan renovasi di ruangan nya ini.

lisa terlihat begitu serius sekarang, ia mulai mengerutkan keningnya kala merasa ada yang janggal dari kasus ini.

drttttt

drttttt

drttttt

lisa menghembuskan nafasnya lalu menyisip Americano nya sebentar, tangannya meriah handphone yang ada disisinya dan langsung mengangkat telfonya tanpa melihat siapa yang menelfon nya.

"this is lisa, selamat soreee" sapa lisa sambil membalik berkas yang tak ada habisnya.

"selamat sore, miss lalisa manoban, ini roseanne park sekretaris miss jisoo, saya ingin menginformasikan mengenai pertemuan anda dan atasan saya, miss jisoo bisa menemui anda sekitar jam 7, bagaimana apa anda keberatan " .....

lisa yang mendengar jika telefon itu dari saksi utama nya langsung menegakkan tubuhnya, ia membentar melihat audemars nya "ahh okee, saya akan ambil lembur untuk bisa bertemu dengan miss jisoo, bagaimana jika pertemuan nya di adakan di luar kantor polisi saja , karena saya kira jam 7 layanan nya sudah tutup, itupun jika tak keberatan" jawab lisa dengan sangat sopan.

"selama ini menyangkut kasus orang tua atasan saya, miss jisoo tak akan keberatan ,apa anda sudah menentukan lokasinya" .....

lisa melihat ke sekitar, ia seperti berfikir mengenai lokasi bertemu nya, ia agak malas jika harus bertemu di tempat yang sangat jauh karena ia juga sedikit lupa jalan di Korea karena sudah bertahun-tahun di tinggal di amerika.

"emmm bagaimana jika di Capricorn cafe, lokasi nya tak jauh dari kepolisian seoul, bahkan bersebelahan" jawab lisa lalu terdiam sejenak sambil menunggu jawaban dari rose.

"emhh baiklah jika begitu, Capricorn cafe jam tujuh malam, tolong jangan terlambat karena atasan saya akan datang on time" ......

"okeee, sampai bertemu nanti, selamat soree" .....

"baik selamat sore".....

.

.

.

04:00 pm .

kembali kepada jennie ruby jane yang duduk dengan tenang sambil menyilangkan kakinya, ia yang yakin bahwa akan memenangkan kasus ini 100% tak nampak gugup seolah sudah memiliki jam terbang yang tinggi.

sebenarnya kasus yang di pegang jennie bukanlah kasus yang susah, hanya saja untuk bisa mendapatkan kesepakatan hak asuh anak dan gono gini, adalah tantangan untuk jennie karena pihak tergugat juga memiliki bukti untuk meringankan tuntutan pada dirinya.

"dengan adanya bukti kekerasan fisik pada saudari shin yang dilakukan oleh saudara lee juga bukti rekening bahwa tuan lee secara sadar tidak memberikan nafkah selama 2 tahun terakhir untuk kebutuhan istri dan anak anaknya, dan peselingkuhan yang dilakukan oleh saudara lee dengan bukti foto yang yang sudah di sematkan, serta tak adanya bukti kongkrit yang menyatakan bahwa saudaru shin berselingkuh dari saudara lee , maka bukti bukti saudara lee di anggap tak valid"......

jennie tersenyum penuh arti kala mendengar ucapan hakim tersebut yang tengah membacakan putusan nya.

"dan bukti bukti yang sudah di sematkan oleh saudari shin atau nyonyaa shin min yhe sudah benar benar betul dan bisa di pertanggung jawaban kan , dengan ini kami majelis hakim sudah menetapkan , saudari shin min hyee , saudara lee jaenim , resmi bercerai "......

"yessssss" jennie langsung mengepalkan tangannya sambil tersenyum yang menunjukkan rentetan giginya.

"dan hak asuh dua anak dari saudari shin dan saudara lee, jatuh pada pihak wanita yaitu saudari shin, saudara lee wajib membayarkan 18 juta dollar pada nyonya shin sebagai hak penggantian rugi atas nafkah yang tak diberikan nya selama 2 tahun dan tak adanya tanggung jawab sebagai kepala keluarga " .....

tok

tok

tok

semua orang yang berada di ruang sidang pun langsung berdiri menyambut putusan hakim yang sudah mutlak, jennie juga bertepuk tangan sambil mengangguk dan tersenyum dengan senang kala ia kembali memenangkan persidangan nya kembali.

senyuman jennie semakin sumringah kala melihat nyonyaa shin selaku client nya menghampiri dirinya dan langsung bersalaman dengan nya.

"miss jennie, ahhh berkat anda saya mendapatkan hak saya, terima kasih banyak atas bantuannya selama ini, jika bukan karena miss jane mungkin saya tak akan mendapatkan sesuai tuntunan yang saya mau" tukas nyonya shin dengan riang nya dan matanya sedikit berkaca kaca.

jennie menjabat tangan client nya "sama sama madam shin, sudah tugas saya sebagai pengacara melakukan pembelaan terhadap client saya dan membantu mendapatkan hak nya, saya ikut senang bisa membantu anda" jawab jennie sambil mengangguk dan tersenyum ke arah client nya itu.

"sekali terima kasih atas bantuan miss jennie dan team semuanya" ujar sekali lagi shin kepada jennie dan jajarannya.

membuat jennie dan lainnya hanya tersenyum dan mengangguk saja kepada madam shin.

to be continue

Continue Reading

You'll Also Like

MONSTERS By Bella

General Fiction

13.5K 522 13
They are all monsters and she is an innocent angel trapped in their world. Being a human in a world dominated by supernaturals is hard but it is noth...
23.8K 411 3
An Attack on Titan fanfiction (Erwin x Reader oneshot) -They'd known each other for a long time, yet none of them confessed until that rainy night.- ...
505K 31.5K 95
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...
10K 147 11
⚠️I will be shipping their Minecraft skins not their irl selves⚠️ Mostly Branzy and clown, but other ships here and there I don't know what to put he...