Evil Sister In Novel BL(REVIS...

By lostIsland_17

319K 46.1K 2.2K

Emmalya de Lacrux si antagonis terkejam dalam sebuah novel bl, light in the night, sekaligus kakak angkat yan... More

S A T U ||• 1
D U A||• 2
pengumuman
T I G A||• 3
E M P A T||• 4
L I M A||• 5
E N A M||• 6
T U J U H||• 7
D E L A P A N||• 8
S E M B I L A N||•9
S E P U L U H||• 10
S E B E L A S ||• 11
D U A B E L A S||• 12
++++
T I G A B E L A S||•13
E M P A T B E L A S||•14
L I M A B E L A S||• 15
E N A M B E L A S||• 16
T U J U H B E L A S||• 17
S E M B I L A N B E L A S||• 19
D U A P U L U H||•20
D U A P U L U H S A T U||• 21

D E L A P A N B E L A S•||18

3.3K 599 46
By lostIsland_17


Boom!!

Cryot itu meledak namun tubuh lady itu berubah menjadi potongan berserakan bersama darah yang berceceran di lantai menciptakan jeritan panik orang-orang dan mengubah suasana menjadi riuh, orang-orang berlarian, berusaha menyelamatkan diri. Tubuhku mulai terhimpit kerumunan, bahkan aku merasa beberapa kaki menginjak sepatuku.

Sialan! Sepatuku jadi kotor!

Beberapa bangsawan yang memiliki sihir berusaha menyerang dengan sihirnya, namun itu tidak mempan, bahkan membuat tubuh cryot itu semakin membesar. Entah darimana kobaran api muncul mengelilingi ruangan, memblokir akses keluar, sedangkan didepan kami cryot menghadang. Kami terjebak.

"Sial," makiku tepat saat tubuhku mulai terdorong keluar kerumunan dan berakhir terperosok jatuh tepat didepan seekor cryot yang kini sudah sebesar tubuh orang dewasa, mulutnya yang dipenuhi darah setelah menggerogoti tubuh lady dan beberapa bangsawan yang mati tergeletak di tanah. Makhluk itu tertawa layaknya hyena yang mengejek ketidakmampuan mangsanya.

Makhluk itu melesat, berusaha menyerang, namun dengan sigap tubuhku berkelit, mengambang di udara.

"Makhluk sialan," lidahku berdecih saat kudengar beberapa wanita menjerit dibelakangku, "kalian membuat pesta Rafellio kacau."

Kuangkat tanganku diudara, melepaskan aliran mana milikku membuat semuanya menjadi bergerak melambat, sekarang aku bisa merasakan semuanya, setiap detak jantung orang-orang yang ketakutan dan para cryot, setiap tarikan nafas dan pergerakan, semuanya kini jelas. Jemariku mulai mengepal, mengumpulkan atom-atom udara menjadi satu, memadatkannya menjadi sebuah tombak secepat kilat

Tak hanya satu dua saja, ada ribuan tombak yang kuciptakan. Suara kikikan para cryot yang awalnya terdengar mengejek berubah jadi Geraman amarah saat sebuah benteng sihir tercipta melindungi para bangsawan dan pelakunya? Aku tentu saja. Dengan satu hentakan tangan, semua tombak itu melesat jatuh layaknya hujan, mencabik-cabik tubuh para monster berbulu itu.

Senyumku mulai mengembang, sangat tipis, entah mengapa teriakan putus asa yang beradu dengan suara daging yang tercabik dari tubuh para cryot itu menggelitik hatiku. Kudengar beberapa wanita menjerit, ngeri, saat lantai marmer yang disepuh dengan begitu indahnya berubah menjadi genangan darah dan tumpukan bangkai.

Tubuhku turun, lalu kakiku melangkah menuju pintu keluar, tanpa memedulikan ujung gaunku yang kotor oleh darah ataupun potongan tubuh yang kuinjak. Api sudah padam, tombak yang kuciptakan pun mulai melebur menjadi abu yang mulai berterbangan di udara dan menghilang, seolah tombak-tombak itu hanyalah khayalan.

Hanya tinggal puluhan orang yang selamat, beberapa mengalami luka bakar atau cidera ringan, tapi nasib mereka lebih baik daripada tubuh-tubuh yang tergeletak tak bernyawa dengan keadaan yang mengenaskan, entah karena terbakar hidup-hidup ataupun tercabik tak utuh.

Perlahan para bangsawan itu mundur, memberiku jalan. Hening, tak ada lagi percakapan menyenangkan lagi, hanya ketakutan yang tersisa didalam mata mereka seolah pesta yang meriah sebelumnya hanya mimpi. Langkahku terhenti tepat didepan pintu dengan ukiran emas yang tak lagi indah, lalu kudorong pintu itu, terkunci, jadi kuputuskan untuk meledakkannya dengan sisa-sisa manna yang kumiliki.

Debuman disusul dengan debu yang berterbangan membuatku terbatuk, mataku bergulir menatap kumpulan manusia yang menatapku dengan perasaan campur aduk, tapi disisi lain aku tau mereka merasa lega karena sudah kuselamatkan.

"Apalagi yang kalian tunggu?" Tanyaku membuat mereka saling menatap, ragu.

"Semuanya aman," tukasku, berusaha menahan kakiku yang kini sudah seperti jeli, lalu kujentikkan jari, menciptakan sebuah kupu-kupu bercahaya kekuningan, "dia akan berubah menjadi merah jika ada bahaya yang mendekat."

Perlahan mereka mulai melangkah maju, was-was, mengikuti arah kupu-kupu itu terbang.

Kuhela nafas lega, tubuhku mulai meluruh kelantai, lemas. Manna yang aku keluarkan menguras energi sekaligus menciptakan rasa sakit yang menggerayai tubuhku, membuatku kalut, kata-kata Gabriel tentang arus balik Manna kembali menghantui ku.

Bibirku bergetar bersamaan dengan rintihan demi rintihan yang kutahan, kepalaku serasa seperti akan pecah saat darah mulai menetes dari hidung dan mataku.

"Ely," panggil Rafellio yang tergopoh-gopoh menghampiriku, kekhawatiran terlukis jelas diwajahnya. Penampilannya kini tak jauh berbeda denganku, berantakan dan beberapa bercak darah di jasnya yang mahal.

"Aku tak apa-apa Lio," bisikku, pelan, sembari memaksakan sebuah senyuman saat Rafellio merengkuhku,  tubuhnya bergetar, dapat kurasakan rasa takut pemuda bersurai pirang ini, "apa yang terjadi? Dan kenapa tiba-tiba ada monster muncul?"

"Bertahanlah," refleks tanganku mengalungi leher Rafellio, saat pemuda itu menggendongku, lalu melangkah melewati lorong-lorong gelap.

"Lio," panggilku lagi namun hanya dibalas keheningan, kutatap Rafellio, lemah, rahangnya mengeras dengan emosi yang tampak begitu jelas.

Aku mulai terbatuk-batuk dan terkejut saat darah memenuhi tanganku, jantungku terasa seperti diremas, nyeri. Perlahan pandanganku mengabur bersamaan dengan suara khas Rafellio yang terdengar putus asa.

Lalu, semuanya gelap...

Tubuhku terasa disedot dalam lubang hitam, samar kudengar suara dentingan rantai bersamaan dengan suara yang sangat familiar menyapaku, membuat bulu kudukku merinding.

"Sudah cukup kau menikmati apa yang jadi milikku."

Tubuhku membeku, diantara kegelapan dengan jelas aku melihat sosok itu, sosok yang selalu aku lihat dalam pantulan cermin selama 2 tahun di dunia ini.

Dia...

Emmalya de Lacrux...

Senyum manisnya mengembang dengan indahnnya, namun terlihat begitu menyeramkan.

"Kini tidurlah dengan nyaman..."

"... Aku yang palsu."

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Author POV

Sebuah kereta kuda mewah dengan lambang sebilah pedang yang melintang ditengah burung elang berhenti tepat didepan kediaman Lacrux, para pelaya menunggu nona mereka kembali dengan wajah khawatir, sedangkan sang Duke, Archer, masih menampakan ekspresi datar di wajah tampannya seperti biasanya.

Pintu kereta pun terbuka, menampilkan seorang gadis bersurai steel pink yang tak lagi rapih dengan gaun yang penuh bercak darah dan wajah pucat. Emmalya turun, dengan bantuan Rafellio yang memapahnya berjalan perlahan-lahan, tubuhnya masih terasa seperti jeli, lemas. Matanya yang berubah menjadi hijau emerald menatap sekelompok wajah didepannya dengan kosong, mencari-cari sosok mungil berambut pirang diantara mereka.

"Aleee!" Seru Emmalya saat melihat siluet tubuh adik angkatnya itu dan tanpa aba-aba memeluknya, membuat tubuh Ale tersentak. Apalagi saat merasakan bahunya mulai basah dan tubuh Emmalya bergetar, menangis, mengacuhkan eksistensi Duke Lacrux di sampingnya.

"Lady," panggil Duke Lacrux, suara dinginnya yang khas membuat tubuh Emmalya membeku, "ada apa?"

Merasakan jemari Emmalya yang meremas kemejanya, membuat Ale menyadari satu hal, "tuan Duke, sepertinya nona ingin menyampaikan sesuatu pada saya, bisakah anda meninggalkan kami berdua?"

Kening Archer mengernyit, namun ia mengangguk, lalu meninggalkan keduanya bersama para pelayan yang mengikutinya dari belakang, "aku akan kembali bekerja."

Setelah memastikan Duke Lacrux tak lagi di sekitar mereka, Ale langsung melepaskan pelukannya, menatap Emmalya dengan dingin.

"Tuan Duke sekarang sudah pergi, anda bisa menghentikan akting anda, nona Emmalya."

Tubuh gadis itu bergetar, bukan oleh tangis, melainkan tawa yang aneh. Jemarinya mengusap sisa air mata, sedangkan matanya yang bersinar kehijauan menyipit.

"Ahhh... Aku ketahuan."

-
-
-
Bersambung

Hayoo gimana kabarnya?

Maaf hari ini baru 2 chap, sisanya menyusul besok

Jangan lupa vote dan coment

Sampai jumpa lagi!!

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 131K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
3.2M 206K 50
Elisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialny...
2M 83.9K 49
kecelakaan saat balapan yang ternyata sudah di rencana kan sejak awal oleh seseorang, membuat jiwa Elnara terlempar ke dalam tubuh Kinara yang ternya...
608K 58.1K 28
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...