Alteia Land:The Fallen Hero's...

Від F4NGW1ND

200K 25.7K 2.1K

Reyhan, Merupakan seorang Gamer dalam sebuah game yang mengguncang dunia!:Alteia land. Sebuah game VRMMORPG... Більше

0.Prolog
01: Kehancuran
02:Kembali
03:Bug??
04:Dark Warior
05:Leveling
06:Pet
07:Quest
08: Hortikultura Magic Plant
09.Shadow The Black Dragon
10:Pengumuman yang Menggegerkan
11:Aku Lupa menanyakan Namanya
12: Identitas Kakek Cornie
13.Warisan
14.Training Ground
15.Misi yang panjang
16.MiniBoss
17.Penyerangan tim Party
18.Kepungan
19.Duel
20.Aku Ingin...
21.Skill Book
22.Rarakart
23.Alteia Forum
24.Perampokan
25.Tue the Black Wizard.
26.Imoogi
27.Time Manipulation Skill
28.Alchemy
29.Gadis Bertudung Merah
30.Hydra
31.Taruhan
32.Hasil Duel
33.Kelinci Percobaan
34.Menyusun Rencana
35.Talented Alchemist
36.Menyusup
37.Death Lord
38.Death Lord II
39.Death Lord III
40.Arco Monarch
41.Evolusi
42.Evolusi II
43.Spirit Beast
44.Teman
45.Tawaran
46.WarVirtal
47.Blacksmith Dorin
48.Martha
49.Giant Thunder Ape
50.Peter
51.Pertemuan Tak terduga
52.Formasi
53.Formasi II
54.Trauma
55.Suasana Canggung
56.Iffrit
57.Hampir
58.Flame Phoenix Chakram
59.Aku Perlu Istirahat
60.Thunder Strike
61.Celestial Ring
62.Misi tingkat L ?
63.Gate
64.Alternatif Dimensional Realm
65.Svartalfheim
66.Serangan
67.Salju Pertama
68.Permintaan Arco
69.Langit Musim Dingin
70.Menyerang Istana
71.Vulkan Abandoned Castle
72.Vulkan Abandoned Castle II
73.Vulkan Abandoned Castle III
74.Ascendant
75.Ascendant II
76.Ascendant III
77.Sebuah Tujuan Baru
78.Pertengkaran
79.Vampiric Mystery Box
80.Reuni
81.Reuni II
82.Ti-Tikus!!!!
83.The Tigernis
84.Spiritual Forest
85.Alastor Sang Api Suci
86.Frozen Rainbow Flower
87.Forbidden Library.
88.Forbidden Library II
89.Forbidden Library III
90.The Myth
91. Sepasang mata
92.Ragnarok
93.Ragnarok II
94.Kebohonganmu hari itu.
95. Ascendant Of Devouring.
96. Membantu
97. Membantu II
98.The Sovereign of Virus
99. Persiapan
100. Death Match Event, Start!
101. The Slayer Hero's
102. Antreas Vs Tigernis
103. Aku akan membalasmu.
104. Menjagamu
105. Mengejarmu.
106. Black paradise
107. Gelap dan Terang.
108. Jahannam and Zamharir
109. Badai
110. Badai II
111. Mengganggu
112. Menggangu II
113. Permainan
114. Pembalasan.
115. Darurat!
116. Beberapa menit sebelumnya.
117. Lautan pemain.
118. Overcast
119. Three Vs All
120. Kebangkitan
121. Kebangkitan II
122. Poison Rainbow Flower
123.After War
124. Api dendam
125. Skill Stealer
126. Dendam tersembunyi
127. Dendam Tersembunyi II : Mentari Pagi.
128. Dendam tersembunyi III : Mimpi sang Bunga Desa
129. Dendam Tersembunyi III : Janji
130. Fight
131. Duyung Terbang
132. Fang The Wind
133. Absurdisitas
134. Divine
135. The Darkest Curse
136. Death again
137. The Bird Cage
138. A Sacrifice
139. He is Back
140. The Void
141. The Fallen Hero's Revenge
142. Pengkhianatan
143. Bocil Kematian
144. Pasar Malam
145. Pasar Malam II
146. Binatang
147. Monster
148. Pembunuh bayaran
149. Realita?
150. Kebenaran Hari Itu

Epilog

352 48 29
Від F4NGW1ND

Di kegelapan malam, terlihat seorang gadis sedang duduk di sebuah balkon kamar dengan angin malam yang berhembus, membelai rambut hitamnya.

Gadis itu hanya termenung, menatap hiruk pikuk kota yang mulai terasa sepi.

"Ah! Ternyata ada orang kah?"

Sebuah suara terdengar dari belakang gadis itu, membuatnya segera berbalik dan menatap seseosok pria berambut putih yang menjadi asal suara itu.

"Siapa kau? Dan apa yang kau lakukan disini?"

Ameera terlihat menaikkan sebelah alisnya ketika melihat pria itu, ia mulai mengambil sebuah senjata dari sebuah pajangan yang menempel di dinding, membuat pria berambut putih itu hanya tersenyum tipis sambil menggaruk kepalanya dengan canggung.

"Aku? hmm.... siapa ya? Entahlah.... Kau bisa beranggapan kalau aku hanyalah seorang pria yang bukan  siapa-siapa dan sedang mencari angin segar." sang pria hanya mengangkat bahu sambil berjalan ke arah gadis itu, tak begitu terganggu dengan sebuah shotgun yang mengarah ke arahnya.

"Udara segar? Permisi tuan, saya sama sekali tak mengenal anda. Ini kamar saya dan jika anda tidak keberatan, bisakah anda keluar?" Ameera disisi lain mulai merasa sedikit risih membuat pria berambut putih itu hanya tertawa kecil menanggapi hal itu.

"Mengapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?" Ameera kini terlihat serius. Ia sedikit lagi menarik pelatuk dari senjata ditangannya, namun tetesan air mata terlihat menetes dari sudut mata sang pria membuatnya tertegun menanggapi hal itu.

"Dunia ini penuh akan kebencian...."

"Tidak ada yang tahu darimana sebenarnya kebencian itu berasal. Namun jika termakan oleh waktu dan tidak segera diobati, kebencian itu akan berubah menjadi dendam...."

Pria itu mulai menatap langit, tak menghiraukan Ameera yang kini terdiam bungkam mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut pria itu.

"Kau tahu? Menurutku ini lucu. Beberapa orang saling membunuh hanya karena sebuah dendam masa lalu. Dan setelah dendam itu terbalaskan? Mereka merasakan kehampaan serta tidak memiliki arah tujuan lagi."

"Mereka bagaikan tersesat di labirin yang seakan tak pernah berakhir, dan  hanya bisa menunggu kehancuran dengan membawa dendam lain menuju diri mereka sendiri dan selamanya terjebak di lingkaran dendam tersebut."

Pria berambut putih itu mulai melirik ke arah Ameera yang kini menjatuhkan senjatanya. Gadis itu terlihat terdiam. Air mata terlihat menetes dari wajahnya, ia segera menggertakkan giginya sebelum dengan cepat berlari ke luar kamar.

"Hah..... sepertinya..... dia memang mirip denganmu, Alina." Pria berambut putih itu lagi-lagi bergumam sebelum menggelengkan kepalanya pelan. Ia kemudian menatap area perkotaan sekali lagi sebelum seorang kakek tua muncul dari balik pintu kamar, membuatnya menghela nafas panjang.

"Sudah hampir dimulai kah?"

Pria berambut putih itu segera berbalik sebelum menatap kakek tua yang kini memandanginya dengan tatapan dingin.

"Apa yang menurutmu sedang kau coba lakukan? Kau mengerti kondisinya bukan?!" Kakek tua itu segera meraih kerah baju pria tersebut membuatnya lagi-lagi menghela nafas.

"Hah.... Ya... Kau benar, tapi bukankah ada hal penting yang harus kita lakukan?" Pria berambut putih itu hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Ia segera melepaskan genggaman pria tua itu sebelum berjalan keluar ruangan.

Pria tua itu disisi lain hanya mendengus pelan. Ia segera berjalan keluar mengikuti pria berambut putih tersebut.

***

Di suatu tempat, terlihat seorang pria berzirah sedang terbaring dengan kondisi penuh luka.  Darah terlihat menyelimuti seluruh pakaian yang dikenakannya. Puluhan potongan tubuh manusia tergeletak dimana-mana membuat tubuhnya bergetar hebat ketika melihat sesosok makhluk berwujud manusia tanpa wajah yang sepertinya merupakan dalang dari semua itu.

"K-kau akan merasakan akibatnya! Dewi Gretel akan menghukummu! Kau akan-"

Sebelum pria itu menyelesaikan perkataannya kepalanya segera meledak menjadi beberapa bagian, isi kepalanya segera terhambur kemana-mana. Makhluk itu disisi lain sama sekali tak terganggu dengan potongan tubuh disekitarnya. Ia kemudian mulai menatap sebuah kuil batu dihadapannya yang dikelilingi oleh berbagai macam formasi sihir.

Ketika ia berjalan mendekat, sebuah retakan terlihat semakin membesar pada formasi sihir yang melindungi kuil tersebut. Hal itu membuat penghalang tak terlihat, yang mengelilingi kuil itu segera hancur bagaikan butiran kaca, ketika makhluk itu berada tepat dihadapannya.

Pandangannya kemudian terarah pada sebuah batu prasasti yang tertempel pada dinding kuil. Ia mulai berjalan mendekat sebelum dengan paksa menghancurkan prasasti itu membuat ledakan yang sangat besar hingga menghancurkan tempat itu. 

***

Disuatu tempat, terlihat lima orang sedang melawan Gerombolan Monster berbentuk batuan padat yang tidak lain merupakan Golem.

"Widya, Kau lindungi Lilyd aku dan Tom akan menahan mereka, sementara itu Hanzo kau tahu apa yang harus kau lakukan kan?"

Arnold mulai memandang pria bertombak disampingnya yang segera dibalas anggukan kecil oleh Hanzo.

"Baiklah Mari kita mulai!"

Tepat setelah itu, mereka mulai melakukan tugas mereka masing-masing sesuai dengan arahan Arnold.

"Ice Arrow!"

"Fast Heal!"

Widya mulai menembaki beberapa Golem dengan Busur ditangannya, membuat para makhluk itu terkena status Poison. sambil sesekali mengawasi Lilyd yang memang sejak tadi menjadi incaran para Golem tersebut.

Lilyd sendiri terlihat fokus menyembuhkan Arnold dan Tom membuat kedua tanker itu menghela nafas lega Sebelum mulai menatap Hanzo yang segera menganggukkan kepalanya pelan.

Hanzo kemudian menerjang maju kearah Rombongan monster itu. Dengan tombak ditangannya, ia  bergerak gesit menghindari setiap serangan dari Golem-golem yang menghalanginya.

Sebuah kilatan listrik terlihat menyelimuti tombak itu. Ia kemudian melompat tinggi-tinggi sebelum menyeringai dan akhirnya melemparkan Tombaknya tepat di tengah-tengah Rombongan Golem tersebut.

"Terima ini! Electrical Tusk!"

Tepat setelah itu sebuah ledakan besar tercipta, membuat para Golem itu berubah menjadi debu dan mulai menjatuhkan beberapa drop item. Melihat hal itu, Keempat pemain itu mulai bernafas lega Sebelum mulai jatuh terduduk akibat kehabisan tenaga.

"Hah..hah..hah.. kerja bagus kawan-kawan."

Arnold mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal Sebelum akhirnya  bangkit dan bergerak untuk mengambil drop item yang memang menjadi incarannya sejak ia dan partynya sampai di tempat itu.

______________________________________

[Poison Elements fragment]

[Kepingan Elemen Racun,ketika seluruh bagian terkumpul,Pengguna dapat memiliki kemampuan mengendalikan elemen Racun]

[Poison Elements fragment:15/15]

______________________________________

"Akhirnya! seluruh bagian dari Fragment ini telah terkumpul!"

Arnold terlihat tersenyum lebar Sebelum akhirnya mulai menggunakan Element Fragmen tersebut. Sementara itu, Widya terlihat murung sambil sesekali membuka menu Friend List miliknya. Tatapannya terhenti pada nama seseorang dalam daftar tersebut.

______________________________________

_____Friend_______
Nama Pemain:Fang(Offline)
Level:39
Class/Job: MultiClass/Dark Warrior
______________________________________

"Levelnya Turun lagi kah?"

Widya terlihat menghela nafas panjang, ia sebenarnya khawatir dengan keadaan pria berambut hitam itu. Kembali pada saat Fang menerima permintaan pertemanannya di desa dulu.

Ia terlihat tak terlalu terkejut melihat Job Fang yang menurutnya merupakan Job Special-Tier karena ia memang sudah menduganya sejak mereka melawan Imoogi dulu.

Namun ia cukup kebingungan dengan Class Milik Fang dan berniat untuk menanyakannya kepada Pria berambut hitam itu tapi, entah mengapa ia merasa sedikit ragu dan akhirnya membatalkan niatnya itu.

Beberapa hari telah berlalu dan ia mendapati kemajuan Level dari Fang sangatlah cepat.

Bahkan beberapa hari terakhir, ia sempat melihat levelnya mencapai Angka 880! .

Jujur saja,ia merasa sangat terkejut dan merasa sangat jauh tertinggal dari Pemain berambut hitam itu. Namun setelah melihat levelnya Fang lagi-lagi berkurang ia merasa sedikit legah namun juga merasa khawatir.

Ia mulai berpikir bahwa Fang memiliki sebuah masalah dengan beberapa pemain yang membuatnya kehilangan level secepat itu. Memikirkan hal itu saja sungguh membuatnya khawatir.  Ia berniat untuk membantunya, namun Fang belum juga login selama beberapa Jam terakhir.

Ia hanya menghela nafas berat yang membuat Lilyd yang berada didekatnya melihat hal itu.

"Ekhem.. Pasti lagi mikirin Fang ya?"

Mendengar hal itu wajah Widya Terlihat memerah membuat ia segera membuang muka. Lilyd pun hanya tertawa kecil menanggapi hal itu,ia pun segera menepuk bahu dari wanita berambut emas tersebut.

Ia berpikir untuk mengeluarkan beberapa saran bijak namun sebuah pengumuman server tiba-tiba muncul dihadapannya. Bukan hanya dia, namun pengumuman itu juga muncul dihadapan triliunan  pemain yang sedang memainkan Alteia Land. Sebuah pengumuman yang akan merubah pandangan dunia terhadap permainan ini selama beberapa waktu ke depan.

[Proses inialisasi hampir selesai, membuat Sangkar....]

Terdengar, suara mekanis wanita yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh seorang pria berambut putih yang kini sedang memandangi layar semi transparan dihadapannya.

"Program tetap seimbangkan proses, sementara Aria, aku ingin kau menghitung jumlah pemain yang sedang online saat ini." Seorang pria tua mulai memberikan perintah, disusul dengan suara mekanis wanita yang segera menjalankan perintah tersebut.

[Baik! Tuan Anggara]

[Menghitung jumlah pemain....]

Anggara juga mulai mengangguk menanggapi hal itu, ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah pria berambut putih yang kini terlihat sedang mengelus sebuah topeng dari balik jubahnya. Beberapa retakan dapat terlihat dengan jelas pada topeng tersebut membuat pria itu lagi-lagi menggelengkan kepalanya pelan.

"Tugasku sekarang telah selesai, sekarang kau hanya tinggal menunggu." ucap Anggara sambil menatap alat-alat laboratorium di sekelilingnya. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah pria berambut putih itu sebelum melanjutkan.

"Kuharap, kau tidak melupakan janjimu sebelumnya."

Mendengar hal itu, pria berambut putih hanya menggeleng pelan. Ia segera berbalik, menatap Anggara dengan kedua matanya yang kini telah berubah seutuhnya.

Mata kanannya terlihat diselimuti aura kuning keemasan, menggambarkan berkah yang tidak ada habisnya. Sementara itu Mata kirinya berubah hitam seutuhnya dengan pupil yang berwarna merah darah, menggambarkan kutukan paling kelam di seluruh alam semesta.

Anggara kemudian mulai menatap mata kiri pria itu, membuat tubuhnya perlahan-lahan berubah menjadi batu. Pria berambut putih itu kemudian mulai merentangkan tangan kirinya ke samping, menciptakan sebuah pedang dari ruang hampa yang segera ia pegang dan tebaskan ke arah Anggara yang seutuhnya telah berubah menjadi batu, membuat Patung batu Anggara segera hancur berkeping-keping.

Pria berambut putih itu kemudian menatap pecahan-pecahan dari patung tersebut sebelum bergumam pelan.

"Change Reality!"

Secara tiba-tiba, pecahan-pecahan patung itu mulai tersusun kembali satu demi satu, membentuk sesosok pria berambut emas dengan wajah Anggara, hanya saja terlihat lebih muda.

"Ugh.... Apakah prosesnya memang semenyakitkan itu?"

Pria berambut emas itu terlihat mengeluh namun melihat pria berambut putih dihadapannya yang sama sekali tak menanggapi hal itu, membuatnya menaikkan sebelah alisnya.

"Ada apa?"

"Ah.... Tidak, hanya saja apa kau yakin akan kembali? bukankah kau sudah menganggap Ameera sebagai cucumu sendiri?"

Pria berambut emas itu hendak menjawab namun suara notifikasi sistem segera memotong percakapan keduanya.

[Perhitungan dan kalkulasi telah selesai Tuan.]

"Kerja bagus Aria."

Pria berambut emas itu kemudian mulai mengambil sebuah kabel yang terhubung kedalam sebuah komputer sebelum memasangnya pada sebuah lubang palka yang tersembunyi di belakang tengkuknya.

"Aria, segera kembali padaku sekarang."

[Ehm... Tuan, ada sesuatu yang ingin kukatakan...]

Mendengar hal itu, Anggara terlihat menaikkan sebelah alisnya. Ia kemudian mulai menanyakan permintaan dari AI(kecerdasan buatan) itu yang segera memproyeksikan dirinya melalui sebuah hologram wanita yang muncul dihadapannya.

[Be-begini tuan...]

Aria terdengar terbata-bata, membuat Anggara semakin mengerutkan alisnya.

[Sebenarnya Program dan Aria telah membangun sebuah hubungan, jadi bisakah kami tetap terhubung?]

Suara mekanis pria terdengar sebelum membentuk sesosok hologram pria di samping hologram Aria. Hal itu membuat Anggara yang mendengar hal itu mulai mengorek kupingnya. untuk menanyakan Maksud dari kata 'membangun hubungan'.

[Hubungan yang dimiliki oleh makhluk hidup, bisa dibilang seperti itu.]

Anggara yang mendengar hal itu terlihat menggaruk kepalanya, mencoba untuk memahami yang AI pria itu katakan. Sementara itu, pria berambut putih dibelakangnya mulai tertawa terbahak-bahak menyadari apa yang para AI itu coba katakan.

"Hahaha, Program kau serius? tak kusangka AI pun juga bisa saling jatuh cinta."

Anggara yang mendengar hal itu terkejut, Ia terlihat membelalakkan bola matanya lebar-lebar seolah-olah dapat keluar dari tempatnya kapan saja. Ia mulai memandang ke arah bentuk hologram yang menggambarkan Aria yang sedang tertunduk malu, membuat ia mulai menanyakan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Aria kemudian mulai menjelaskan tentang awal mula bagaimana mereka berdua bisa saling memahami satu sama lain hingga akhirnya perasaan itu tumbuh di antara keduanya. Anggara yang mendengar itu hanya bisa terdiam bengong, ia sama sekali tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Menggelengkan kepalanya pelan, pria berambut emas itu segera mencabut kabel yang sebelumnya terhubung ke tengkuknya sebelum dengan berat hati mengizinkan AI tersebut untuk tinggal.

"Hah.... Kau sudah mengikutiku sejak lama, sudah saatnya kau memiliki kehidupanmu sendiri." Anggara terlihat tersenyum membuat hologram Aria segera membungkuk hormat kepada pria itu.

"Dan mengenai pertanyaanmu sebelumnya....."

Menghela nafas, Anggara segera menggaruk kepalanya dengan canggung. Ia kemudian mulai menatap pria berambut putih disampingnya.

"Hah.... Sebenarnya sejak awal, alasan ku menolak untuk pergi ke dunia ini karena mengingatkanku dengan dunia ku sebelumnya."

Cahaya keemasan mulai menyelimuti tubuhnya membuat pria berambut emas itu lagi-lagi menghela nafas.

"Namun kau benar, hubungan yang kubuat didunia ini sepertinya tak akan pernah kulupakan dan untuk itu, sepertinya aku harus berterimakasih padamu."

Menarik nafas dalam-dalam, Anggara mulai menatap pria berambut putih dihadapannya sebelum memberikan penghormatan dengan senyuman.

"Terimakasih atas segalanya, Naw kuharap kalian berdua bisa bersatu kembali."

Tubuh Anggara kemudian mulai berubah menjadi butiran cahaya yang perlahan-lahan menghilang dari tempat itu.

"Terimakasih kah?"

Pria berambut putih itu yang ternyata bernama Naw itu hanya bisa tersenyum tipis. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kedua hologram AI yang masih berdiri di tempatnya.

"Apa yang kalian tunggu? Kembali bekerja!"

Naw segera memberikan perintah kepada keduanya yang segera mengangguk menanggapi hal itu. Kedua hologram tersebut kemudian menghilang sebelum melakukan tugasnya masing-masing.

[Sangkar telah berhasil dibuat, meminta izin untuk menjalankan The Bird Cage Projects.]

[Y/N]

"Hah..... kuharap, kelahirannya benar-benar bisa membantuku." Naw terlihat menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya memberikan keputusannya.

[Izin The Bird Cage Projects telah didapatkan, proses akan segera dimulai.].

[Memulai dalam....]

[5]

[4]

[3]

"Semoga ia tak begitu keras kepala kali ini." Pria berambut putih itu lagi-lagi menatap topeng di tangannya sebelum menggelengkan kepalanya pelan.

[2]

[1]

[0]

[The bird cage telah terpasang!]

Melihat notifikasi itu, pria berambut putih itu terlihat menyeringai.

"Baiklah.... The Bird Cage Start!"

Yo  Minna, gimana malam minggunya? Kuharap cerita ini menemani malam kalian para jomblo yang hanya bisa tidur-tiduran di kamar :v.

Akhirnya cerita ini bisa Author Tamatin juga! Yah... Meskipun mungkin bagian akhirnya masih agak kurang emosional sih tapi, walaupun masih kurang kok Author netesin air mata yak? Pas nulisnya? :V

Hah.... Intinya, Author akan berusaha untuk revisi suatu hari nanti v:

Mungkin ketika udah nggak sibuk? Entahlah... Kita lihat saja nanti :v

Dan karena cerita ini udah Tamat, Author berencana untuk lanjutin cerita lama Author yang sudah hampir setahun terbengkalai.

Diantaranya :

1. I was Reincarnated Has Ajin
2. The Legend of Mechanic Warrior (Mangatoon)

Ada juga satu tugas Story dari komunitas menulis Author yang semuanya, terhubung dengan cerita ini.

Jadinya ya.. selagi nungguin book 2 bisalah baca cerita-cerita Author yang lain :v

Dan Terakhir... terimakasih atas kalian semua yang udah baca cerita ini, sampai akhir.

Author sendiri nggak pernah nyangka kalau cerita ini bakalan sampai 170k views dan memiliki 21k lebih Vote.

Tanpa kalian para pembaca, Author ini hanyalah seorang penulis tanpa gaji yang karyanya hanya akan berdebu di antara banyaknya karya luar biasa di luar sana.

Jadi itu dia, Happy summer Night All and see you on Alteia Land 2 : The Bird Cage.

Happy Saturday night All

F4NGW1ND

Продовжити читання

Вам також сподобається

7.8K 3.5K 42
Arthur Calder memiliki kehidupan yang membosankan sebagai seorang penulis. Suatu hari, ketika dia tertidur saat menulis bukunya, dia mendapati diriny...
1.7M 91.7K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
41.1K 6.1K 200
Pada tahun ke-56 kalender Konoha, Akatsuki menambahkan 2 anggota lagi, salah satunya bernama Uchiha Itachi dan yang lainnya bernama Uehara Naraku. Di...
3.3K 123 4
Cerita ini saya angkat dari film The Maze Runner ^ ^. Mungkin nnti dari film-film lainnya juga ada maybe :v So let's go. Oh ya! Don't forget to vomen...