Blaze kini sedang berada di sebuah kafe, ia tengah menatap kosong keluar jendela, minuman yang ia pesan pun belum ia minum sama sekali. Blaze masih memikirkan kejadian tadi, hingga lamunannya pun buyar saat seorang wanita duduk di depannya.
"Blaze, kok melamun sih"
"Ahaha nggak tante, blaze nggak melamun kok" elak blaze dengan tawa garing
"Kenapa kau ada disini? Apakah kau membolos sekolah?"
"Ehm, blaze di scors di sekolah" jawab blaze jujur
"Eh? Bagaimana bisa? Apa karena reverse lagi?"
"Iya tante, huhh.. Biarkan saja lah, lagipun blaze bakal belajar dirumah untuk sementara" ujar blaze lesu
"Blaze, kau jangan seperti itu, setidaknya kau harus membela dirimu sendiri dan jangan sampai membiarkan dirimu tertindas"
Blaze menghela nafas, ia mengambil minumannya dan meminumnya.
"Huhh.. Iya tante blaze bakal coba"
"Nah gitu dong, oh iya thorn dan solar gimana disekolah?"
Blaze tersenyum "mereka oke oke aja sih tante cuma ya seperti biasa solar pasti sering godain anak cewe dan nyari nyari followers sedangkan thorn sering main di kebun"
"Heheheh dasar mereka"
Blaze ikut tertawa kecil, ya tante yang blaze maksud itu adalah ibu dari thorn dan solar. Blaze cukup akrab dengan ibu dari thorn dan solar, bahkan ibunya thorn dan solar juga sudah mengerti dan faham betul tentang blaze.
"Hmm blaze tante mau bilang kalau thorn dan solar udah lulus sekolah disini mungkin mereka nggak bakalan lanjut sekolah disini, mereka akan ikut tante pulang ke rumah asal kami" jelas ibu tholar
"Eh? Rumah asal? Emang tante mau pindah kemana?"
"Jepang, ya mungkin blaze juga tau kan kalau ayah thorn dan solar jarang ada di rumah, ya itu karena ayah thorn dan solar tinggal di Jepang untuk merawat anak angkat tante. Ya ayah thorn dan solar memutuskan tetap tinggal disana saja karena ada beberapa hal yang harus dia urus"
Blaze hanya mengangguk saja, ia menjadi sedih mendengar nya, pertama ia dipisahkan dengan keluarganya, dan sekarang harus dengan sahabatnya.
"Hm tante tinggal disini juga karena pekerjaan tante ya?" tanya blaze
"Iya blaze, maaf ya.. Tante tau pasti kamu sedih tapi ini emang kenyataannya. Makasih udah nemenin thorn dan solar"
|•°•|
Sementara di sekolah, baru juga beberapa menit. Rumor tentang gempa adalah kakak dari blaze dan blaze yang merupakan seorang physcopath sudah menyebar.
Berkali kali gempa didatangi muridnya dan ditanyai hal yang sama. Solar dan thorn juga ikut di tanya tanya karena mereka ber 2 lah yang paling dekat dengan blaze.
"Aaarrghhh-! Kak gempa mereka kelewatan!! Aku sudah muak" kesal solar
"Sabar solar, aku tahu ini semakin memburuk.. Tapi aku akan mencoba meredam semua gosip itu.. "
"Ehm, kak gempa"
Gempa langsung menoleh kearah thorn. Rasanya sejak tadi thorn tak banyak bicara.
"Kenapa thorn?"
"Ehm, rumor ini berawal dari reverse dan reverse juga adik kak gempa... Jadi apa yang akan kakak lakukan?" tanya thorn
"Ckh, reverse bukan adikku! Adikku hanya blaze!!" jawab gempa ketus
Mereka ber 3 kembali ke makan siang milik mereka, ya ke 3 nya sedang makan bersama di belakang sekolah. Mereka memilih menjauh dari keramaian.
"Kak gempa kenapa banyak sekali yang mirip denganmu?" ucap solar
Gempa langsung menoleh kearah solar dengan wajah kebingungan.
"Apa maksud mu?"
"Ya kalau dilihat lihat kakakku juga mirip dengan kak gempa, hanya saja berbeda sifat"ujar solar sambil berfikir
"Aku baru tahu kalau kalian punya kakak"
"Eh? Maksudku kakak sepupuku.. Kakakku hanya thorn saja.. " ucap solar membenarkan kalimatnya
Gempa mengangguk saja sambil menyuapkan suapan terakhirnya.
"aku tak mengerti dengan masalah yang terjadi.. Apa blaze selalu seperti itu?" tanya gempa
"iya... Kami sudah berkali kali mencoba memberitahu blaze, tapi dia keras kepala.. Bahkan aku tak menyangka bisa sampai separah ini, beasiswa blaze dicabut dan malah dilempar padaku.. Ugh aku sangat tak ingin" keluh solar
"Kenapa kau ingin menolak beasiswa?" tanya gempa heran
"Karena percuma saja, aku tak suka mendapat beasiswa dengan cara seperti ini" jawab solar tak peduli
Entah kenapa rasanya, keputusan untuk kuliah diluar negri membuat gempa menjadi merasa bersalah karena meninggalkan blaze.
'Andai saja hal ini tak dipersulit, mungkin aku akan membawa blaze ke Jepang saja... Apalagi ice selalu menantikan blaze'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa aku punya adik yang tidak waras begini?" keluh hali saat melihat tingkah Taufan dan ice
"Hey! Sadar diri kak! Kakak juga sama tak warasnya dengan kami!!" ketus Taufan tak Terima
"Tak sama!!"
"Nyeh, dasar gledek tsundere!"
Hali mengepal kuat, ingin sekali ia menendang adiknya ke planet lain. Namun ia tahan karena untuk sekarang Taufan masih dibutuhkan sebagai 'babu pribadi halilintar'
"Huhh, ice kau seharusnya jangan sering bersama Taufan. Kau juga mulai terlihat tak waras seperti si muson"
"Eh? Aku masih waras kok.."
"Waras? Kalian dandan cosplay jadi dinosaurus berkepala kambing,berekor kucing, bersayap naga itu masih di bilang waras?" tanya hali kesal
Pasalnya kalau hanya cosplay sih tak masalah, ini sampai menghabiskan make up yang dibeli dadakan oleh Taufan
"Eleh, kak hali bilang aja mau ikutan..oh dan ini bukan cosplay dinosaurus!ini cosplay boneka anabel" ketus Taufan
"💢💢 (sabar hali, sabar.. Ingat kalo gak ada mereka kamu gak punya babu... Sabar sabar, adik adikmu adalah babu pribadimu... Jangan sampai kau membuang mereka hali)"
Hali dibuat bingung saat Taufan dan ice berjalan kearah luar. Hali yang penasaran pun ikut keluar dan setelah keluar ia tersentak kaget.
"TAUFAN!! ICE!!! KEMBALI KEDALAM!!"
Secepat kilat hali langsung menyeret adik adiknya yang siap mempermalukan nama marga 'boboiboy'
.
.
.
.
.
.
"Hiks.. Hiks.. Huaaa... Paman kak hali jahat!!"
"Hali, ice kenapa?"
Hali hanya manyun saja, ia masih kesal saat mengingat Taufan yang mengajarkan ice menjadi 'gembel' dijalan alias mencoba menakuti warga dengan cosplay abal abal mereka. Hali menepuk wajahnya beberapa kali, ia malu...
Ia kini melirik tajam kearah Taufan yang dengan tak ikhlas sedang menghapus makeup nya... Bahkan terlihat bibirnya terus bergerak seperti sedang menggerutu.
Sang paman juga kaget saat melihat penampilan Taufan dan ice yang memang mirip 'gembel' daripada 'hantu'
"Hadeh, sudah ice...jangan menangis lagi yah"
"Awas saja kau Taufan!"
Bersambung.....