ASAVELLA [TERBIT] ✓

By jerukminii

8.2M 600K 47.9K

Aku terlalu bahagia mengisi hari-harinya. Sampai aku lupa, bukan aku pengisi hatinya. ••••• Cover by pinteres... More

Asavella 🍁
Asavella 🍁2
Asavella 🍁3
Asavella 🍁4 +
Asavella 🍁5
Asavella 🍁6
Asavella 🍁7
Asavella 🍁8
Asavella 🍁9
Asavella 🍁11
Asavella 🍁12
Asavella 🍁13
Asavella 🍁14
Asavella 🍁15
Asavella 🍁16
Asavella 🍁17
Asavella 🍁18
Asavella 🍁19
Asavella 🍁20
Asavella 🍁21
Asavella 🍁22
Asavella 🍁23
Asavella 🍁24
Asavella 🍁25
Asavella 🍁26
Asavella 🍁27
Asavella 🍁28
Asavella 🍁29
Asavella 🍁30
Asavella 🍁31
Asavella 🍁32
Asavella 🍁33
Asavella 🍁34
Asavella 🍁35
Asavella 🍁36
Asavella 🍁37
Asavella 🍁38
Asavella 🍁39
Asavella 🍁40
Asavella 🍁41
Asavella 🍁42
Asavella 🍁43
Asavella 🍁44
Asavella 🍁45
Asavella 🍁46
Asavella 🍁 47
Asavella 🍁48
Asavella 🍁49
Asavella 🍁50
Asavella 🍁51
Asavella 🍁52
Asavella 🍁53
Asavella 🍁54
Asavella 🍁55
Asavella 🍁56
Asavella 🍁57
Asavella 🍁58
Asavella 🍁59
Asavella 🍁60
Asavella 🍁61
Asavella 🍁62
Asavella 🍁63
Asavella 🍁64
Asavella 🍁65
Asavella 🍁66
Asavella 🍁67
Asavella 🍁68 pt.1
Asavella 🍁 68 pt.2
Asavella 🍁69 pt.1
Asavella 🍁 69 pt.2
Asavella 🍁70 (A)
Asavella ending?
ENDING ASAVELLA
EPILOG
ARKHAN : AKU JUGA PERNAH BAHAGIA
VOTE COVER ASAVELLA
OPEN PRE ORDER ASAVELLA

Asavella 🍁10

138K 9.8K 266
By jerukminii

Jangan lupa vote dan komennya❤️
Satu komen kalian berharga buat aku🍁

ฅ^•ﻌ•^ฅ

Jika dibuat ringkas pelajaran paling menyenangkan adalah pelajaran di saat jam kosong.

Tapi itu tidak berlaku untuk kelas yang sudah terpampang dengan kata EFEKTIF. Bagaimana kelas unggul yang disaring berdasarkan nilai tertinggi. Namun itu mustahil untuk Bagus yang bisa masuk melalui jalur orang dalam.

Otaknya tidak mempan untuk menguasai pelajaran biologi yang tengah dijelaskan oleh Bu Dewi. Wanita berbadan mungil dengan tinggi badan berkisar 147 cm. dengan ciri khas memakai kacamata serta rambut sebahu yang mengembang bagaikan rambut nenek.

“Bagus.” Suara Bu Dewi yang tiba-tiba memanggilnya.

Bagus yang sibuk mencari harta karun pada dua goa kecilnya menggunakan ujung pensil segera memberhentikannya. Dengan batin yang menggerutu. Baru juga dapet emas.

“Ibu manggil saya?” tanya Bagus sembari menunjuk dirinya sendiri.

“Saya manggil Dodit.”

“Loh bu, kok saya?” tanya laki-laki berkumis tipis dengan kulit semanis malika si kedelai hitam.

“Iyah kamu. Salah siapa duduk di depan, Bagus. Kepala kamu sama tinggi kamu menghalangi wajah Bagus. Sekarang Bagus duduk di depan Dodit.”

Bagus menautkan kedua alisnya. Bibir di balik masker tengah mengernyit.

“Saya duduk di depan Dodit? Duduk di pahanya gitu?”

“Najong mugoladolilhawaditsi!!!”

“Saya masih normal, Bu. Saya masih suka apem daripada sosis.”

"Plis, Ya Tuhan Yesus!" lirih Keci mendengar pembicaraan Bagus.

Bugh!

Bunyi Netflix itu berhasil terdengar dari perut Bagus yang baru saja dipukul oleh Dodit yang sudah berdiri di samping Bagus.

“Kok main tangan anda!” Bagus berdiri tidak terima namun tidak melawan.

“Cepet pindah.”

“Dih! merajuk kau? Cuma gegara gue enggak duduk di paha lo?” celotehnya sembari berjalan untuk bertukar posisi bangku.

Harta dan Tio yang mendengar kegaduhan Bagus hanya bisa menggeleng-geleng kepala sembari menutup wajah menggunakan telapak tangan. Sementara Keci, gadis itu masih menahan diri untuk tidak melempar buku tebal miliknya yang siap ia terbangkan untuk mendarat di wajah laki-laki di belakang sana.

Bu Dewi menghela napas kasar sembari mengetuk-ngetuk penggaris papan. Menatap tajam Bagus namun dihiraukan. “Bagus. Cepat duduk biar saya bisa melihat kamu.”

“Ibu suka sama saya?”

“Iya sih, saya akui saya tampan sekelas saudara kembar saya Song Kang dan Mas Ganteng Tokopedihati.”

“Tapi maaf bu, saya memang menyukai janda tapi saya suka janda seperti ibu saya.”

“Lo bacot lagi, istirahat lo tinggal nama,” ancam Keci yang menoleh ke belakang untuk memperingati Bagus—temannya.

“Lihat bu, janda saya di depan. Cemburu.”

Keci yang mendengar langsung melayangkan semua buku tulisnya tepat di wajah Bagus tanpa memberi ampun.

Suasana yang hening berubah menjadi gaduh untuk beberapa menit seusai Bu Dewi mengetuk papan dengan begitu keras yang sekali ini menggunakan tangannya.

 “Bagus. Coba jelaskan bagaimana cara ikan bernafas?”

Itu pertanyaan begitu mudah jikalau diperhatikan. Sebab ini adalah pelajaran anak sekolah dasar tingkat tiga.

“Ibu ngasih pertanyaan kok yang di atas IQ saya. Sesekali kasih pertanyaan atau teka-teki yang di luar kemampuan saya. Contohnya seperti bagaimana batu bertahan hidup dengan ke jombloan tanpa memikirkan masa depan. Bagaimana tai sering disebut menjadi bahan ejekan padahal tai tidak salah apa-apa. Hanya bau dan emang tai.”

“Tentu saja ikan bernafas melalui hidung yang terletak di antara bibir moncong seperti bibir Dodit.”

“Bangsat,” umpat Dodit lirih yang berusaha menahan api amarah untuk tidak mendapat masalah.

Bu Dewi hanya pasrah ketika ia harus dijadwalkan mengajar di kelas IPA EFEKTIF yang satu ini. Baru kali ini dan di angkatan Asa. Bu Dewi mendapatkan murid yang perkiraannya salah habitat.

“Okey. Pelajaran cukup sampai sini. Saya rasa mengajar di sini harus ekstra sabar-sabar.”

“Dan untuk pelajaran selanjutnya, akan dibagi kelompok untuk beberapa materi. Dibagi menjadi empat kelompok. Di mana satu kelompok menjelaskan satu materi yang saya kasih. Termasuk reproduksi manusia Bab 9,” sambung Bu Dewe sembari membereskan buku.

“LOH LOH BU!!!” heboh Bagus.                                                      

“Berarti prosesnya juga harus dijelasin dong bu yang reproduksi?”

“Iyah. Di depan buat penilaian.”

“Emang mau cewek di kelas bercocok tanam di depan umum? Nanti yang cewek yang di atas apa yang di ba—Bangsat!! Sakit! BY ONE BERANI KOK SAMA COWOK!” ringis Bagus yang sekali lagi mendapatkan lemparan buku bercetak tebal namun kali ini dari teman-teman gadis di kelasnya.

“Lo sekali ngomong enggak-enggak habis masa depan lo!” hardik gadis berambut pendek dengan kacamata bulat bening.

“Lah gue ngomong sesuai materi! Nanti bab itu skidipapapan kita!” balasnya sembari mengangkat kedua alis.

Kegaduhan semakin menjadi-jadi saat Bab Biologi ini akan segera dibahas untuk beberapa minggu ke depan.

“Kebanyakan ngebokep lo!” frontal perempuan bersuara nyaring melengking yang duduknya tidak jauh dari bangku gadis berambut pendek.

“dih! Gue enggak pernah ngebokep. Tapi suka 1821.”

“Bu, di sini muridnya kan imbang cowok ceweknya. Sabilah dapet Asa!” seru Bagus yang membawa nama gadis—di mana sedari tadi gadis itu hanya diam memikirkan kuis minggu depan untuk pemilihan wakil peserta olimpiade.

“1821?”

Harta mengerutkan alis. Menggaruk-garus kepala yang tidak gatal menggunakan bolpoin.

Ia kemudian melirik Tio. Laki-laki yang tengah makan permen kaki dengan mulut menyempit—ia sadar saat Harta menatapnya di tengah kegaduhan kelas.

Tio hanya menaikkan dagu. Seakan bertanya—apa?—kepada Harta.

“1821 itu bukannya fisika-kimia?Maksudnya tuh rumus, gitu?”

Keci yang mendengar menoleh ke bangku Harta yang bersampingan dengannya. “Lo ngapain tanya kek gitu gak guna.” Keci mengangkat tangan.

"Ada apa, Keci?" tanya Bu Dewi.

"Izin ke toilet, Bu."

"Mau di temenin?" sahut Bagus.

"Bener-bener cari mati lo kali ini." Keci berdiri memberi peringatan sekali lagi kepada laki-laki satu itu.

Sementara Harta? Ia masih dibawa rasa penasaran.

“1821 itu ikut biologi, kimia atau fisika?” tanya Harta.

Tio mengedikkan bahunya yang di mana ia tidak tahu sama sekali.

“Ca …,” panggil Harta.

Asa hanya melirik sekilas. Kemudian kembali menatap buku yang bercetak tebal. tetapi mulutnya terbuka. “Mending lo diem. Dan jangan sampai sesat kek Keci sama Bagus.”

Asa seperti paham dengan apa yang akan ditanyakan temannya.

“Emang Keci tau 1821?”

“Dia penulisnya,” lirih Asa sedikit melirik punggung Keci yang menjauh dari tempat duduknya..

Tio yang mendengar langsung terbatuk-batuk.  “Sialan.” Yang gue suka lebih suhu dari gue.

ฅ^•ﻌ•^ฅ

Next?

Jangan lupa komen dan votenya.🥺

Ada yang mau jelasin ke Harta 1821?

Untuk diriku, gagal gapapa. Tapi jangan putus asa. Don't insecure. And thank you.

Continue Reading

You'll Also Like

586K 27.7K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
1.5K 356 21
Berawal dari suatu kejahatan hingga menuju ke suatu misteri yang harus diungkapkan, interwoven mengisahkan perjalanan beberapa karakter yang selalu d...
1.6K 364 8
Revisi ulang, akan ada yang berbeda. Cerita ini menceritakan tentang Jasmine, seorang perempuan yang selalu gagal dalam hal percintaan. Namun ternya...
ALUNAZKA By pjmin

Teen Fiction

449 192 7
(Follow sebelum baca) ****** Seorang remaja yang tahun ini genap 17 tahun, Alana adalah seorang piatu yang menghabiskan hidupnya dengan sang Ayah. S...