Gata dan Asa [✓]

By Squirtle94

76.1K 11K 2.7K

"Maaf..." Sekali lagi Gata mendengar suara di seberang sana gemetar, mata mereka pasti berlinang. Kedua kak... More

Harsa kala Nestapa [00]
Cast
Kanigara dan Pikirannya [01]
Kastara dan Bisnis Kopinya [02]
Kama dan Sekolah Pertama [03]
Ada angin apa? [04]
Manusia Ceroboh [05]
Memaafkan itu opsi terbaik [06]
Babak baru [07]
Band kesukaan Mas Dama[08]
Hari Buruk Abang Jendra[09]
Mitos Anak Tengah [10]
Chandra Juga Manusia[11]
Harusnya Lebih Mengerti [12]
Namanya Dre4m [13]
Tamu tak diundang [14]
Retak [15]
Kakak Cantik [16]
Saling menyalahkan bukan pilihan [17]
Selesai Juga [18]
Jawab aja apa susahnya [19]
Pelita punya Waradana bersaudara[20]
Kafin punya adik [22]
Kok serem... [23]
Jendra harus gimana bunda? [24]
Pengganggu [25]
Sepupu, katanya [26]
Kejutan [27]
Mas Lengkara [28]
Sehat terus mas Lengkara! [29]
Teman Agata Aneh Semua [30]
Adek kenapa? [31]
Terimakasih [32]
Mentari Kala Hujan [33]
Agata Sukanya Apa? [34]
Sore ini mau makan apa? [35]
Tanggungjawab Damanta [36]
Tolong [37]
Isi Hati [38]
Harinya Agata [39]
Harsa-nya Waradana [40]

Bukan retak, tapi hancur. [21]

1.5K 262 107
By Squirtle94

"Kami sayang adek sampai kapanpun."


Kalimat di atas pernah dipercaya olehnya beberapa minggu yang lalu.

Tai.

Itu kata yang paling ingin Gata ucapkan sekarang.

Kedua kakaknya itu sekarang seperti tidak mengenal Gata. Kenapa gak diusir sekalian sih? Iya, Gata lebih baik diusir lalu tinggal di tempat kakak cantiknya.

Kata-kata Jendra semalam jelas membuat Gata galau terus-terusan. Sekarang rasanya untuk makan saja sudah tidak tertelan.

Pembawa sial.

Intinya begitu ya teman-teman. Gata terlanjur tidak kuat untuk mengatakannya lagi.

"Hahh... Kenapa gua malah berharap vonis dokter itu gak bener? Lo bodoh Ta, seharusnya lo seneng dong, seenggaknya lo gak makin nyusahin dan buat mereka muak." Gata ngomong sendiri.

Ya mau ngomong sama siapa lagi coba? Di gudang memang ada manusia selain Gata? Kalau tikus sama cicak bisa diajak ngobrol juga udah dari tadi Gata ajak ngomong.

"Apa gua loncat aja ya?" Monolog Gata saat melihat jendela kecil berbentuk bulat itu terbuka. Iya, satu-satunya jalur angin. Alias kalau gak dibuka Gata bisa-bisa bengek.

Gata memukul kepalanya pelan, "kan lo udah gak bengek-bengek lagi tolol."

Pada bingung? Ya udah nih dikasih tau.

Flashback

"Adik saya sehat maksudnya apa dok?" Tanya Dama dengan gusar.

"Iya, saya meminta maaf sebesar-besarnya. Kemarin surat vonis tuan Agata tertukar dengan pasien yang memiliki nama yang sama. Tuan Agata sepenuhnya sehat, hanya saja memang kalau bisa jangan terlalu lelah dan beraktifitas berat. Sebab sesaknya bisa muncul kapan saja." Ujar Dokter panjang lebar.

"Ja-jadi maksudnya adik saya gak kenapa-napa?" Kali ini Jendra bertanya, tidak kalah gusar dengan Dama.

"Ck." Gata berdecih, "sehat kok masih bengek sih dok. Jadi saya ini sehat apa bengek, kalau masih bengek berarti saya belum sehat."

Benar, kan?

Dokter menggeleng, "bukan seperti itu. Maksud saya, anda bisa beraktifitas seperti orang-orang pada umumnya, tidak perlu takut untuk sesak, karena daya tahan tubuh anda sudah lebih baik. Anda juga sudah boleh melakukan aktifitas fisik. Tetapi, orang sehat juga tidak boleh kelelahan, kan? Jadi ada baiknya untuk lebih berhati-hati."

Jadi begitu.

Asma kan tidak mungkin hilang, jadi sekarang bedanya Gata bisa lebih banyak beraktifitas, tidak seperti dia yang dulu. Nah, itu menjadi salah satu alasan kenapa dia bisa berada di gudang sekarang.

Semalam adalah malam paling lama yang pernah Gata jalani. Dirinya, dituduh menjadi penyebab kematian neneknya, Ranasti.

Jelas-jelas neneknya itu jatuh sendiri dari tangga, hanya saja saat itu Gata berada ditempat yang sama, sehingga seluruh orang yang ada disana menuduhnya sebagai pembunuh neneknya itu.

Gata tidak serendah itu hingga dia sampai hati mendorong neneknya sendiri. Hal itu bertambah parah saat tuan Aji Waradana, yang berstatus sebagai kakeknya, ikut-ikutan menyalahkannya.

"KAMU MALU-MALUIN ABANG DEK! ABANG GAK EXPECT KAMU BAKAL NGELAKUIN HAL SERENDAH INI!"

"ITU NENEK KAMU! IBU DARI BUNDA! KENAPA KAMU NGELAKUIN ITU?!"

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL!"

"Gak cukup kamu buat ayah sama bunda gak ada dek? Sekarang kamu bunuh ibunya ayah? Hati nurani kamu kemana dek?"

"Mas kecewa.."

"Abang kecewa!"

Gata meringis kala kalimat-kalimat itu kembali singgah dipikirannya. Semalaman penuh kalimat itu berputar di kepalanya.

Sesaat kemudian dirinya tertawa.

"Memangnya lo siapa Gata? Mereka sekarang memang benci sama lo sampe ke ubun-ubun."

Kakeknya benci Gata. Neneknya juga benci Gata.

Iya, suami istri itu sama saja. Semuanya benci Gata.

Lalu kalian bertanya, bagaimana dengan Dama dan Jendra?

Ikut-ikutan lah.

Gata tidak pernah lupa kalau kedua kakaknya itu sama kerasnya, sama egonya, dan jadi komplit kalau bersatu.

Dan sekarang mereka bersatu untuk menghukum Gata, si pembunuh neneknya.

"Kakek gak habis pikir. Kalau bukan karena nama keluarga kita akan tercoreng, kakek pasti masukkan anak sial itu ke penjara." Ucap Aji tenang, tetapi membuat atmosfer di ruang keluarga itu menjadi mencekam.

Memang Waradana.

Acara pemakaman Ranasti sudah selesai, jadi sekarang mereka berkumpul di ruang keluarga. Hanya keluarga terdekat, Dama, Jendra, dan Kafin.

Kafin adalah anak dari Wisnu, kakak satu-satunya dari Anggasta. Jadi Kafin adalah kakak sepupu dari Dama dan adik-adiknya.

"Tapi kek, bukannya berlebihan kalau kita mengurung Gata kayak gitu? Ini udah 12 jam sejak malam itu." Ujar Kafin sembari melihat, Dama yang masih dengan posisi menunduk nya. Jangan lupakan Jendra yang masih betah dengan tangisannya

Kejadian semalam begitu cepat. Dia sampai tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin membela, tetapi rasanya berat. Gata memang mendorong Ranasti dari tangga. Mereka melihatnya sendiri. Adik mereka, melakukan hal sekeji itu.

Itu adalah pikiran dari Dama dan Jendra,

Bukan Kafin.

Kafin sendiri masih belum seratus persen percaya. Dirinya terlalu naif kalau dia bilang percaya.

"Lebih baik saya kurung di gudang, daripada saya bunuh anak sial itu."

"Kakak-kakaknya saja diam, kamu jangan terlibat Bayanaka."

Seketika badan mereka menegang. Bukan hanya Dama dan Jendra saja, tapi Kafin juga ikut-ikutan menegang.

"Secepatnya kalian bawa pembunuh itu pergi dari rumah saya." Setelahnya Aji berjalan pergi.

Jendra mengusap wajahnya kasar, "kenapa Kama ngelakuin itu sih mas? Untung aja semalam aku gak khilaf dan ngelakuin hal yang sama ke dia."

PLAK

"Tutup mulut kamu." Ujar Dama datar.

Kafin melotot, seriusan malah bertengkar? Kafin mencoba untuk tidak ikut campur, tapi rasanya dia tidak tahan lagi. Gata bahkan tidak ditengok sama sekali oleh mereka.

"Kalian itu sama aja. Sama-sama gak bener."


Kafin menatap kedua adik sepupunya itu sengit.





















"Kalau sampai salah satu dari kalian ngelakuin hal yang sama, habis kamu sama saya."

Setelahnya Kafin juga berjalan pergi, meninggalkan Dama dan Jendra yang kembali merutuki dirinya berulang kali.

"Dek, ini Kak Kafin. Kakak masuk ya?"

Mata Gata berbinar, ternyata masih ada yang peduli akan dirinya.

"Kama kenapa ngelamun depan jendela? Mau loncat ya?"

Gata terkekeh geli, "gak lah kak! Mana mungkin aku mau loncat, masih sayang hidup walau rasanya mati lebih enak."

Kafin memukul pelan kepala Gata, "kata siapa mati itu enak? Kayak pernah ngerasain aja! Dimana-mana enakan hidup, bisa makan enak, bisa pergi kemana aja."

"Lah, terus kakak tau mati gak enak dari mana? Emang kakak udah pernah mati? Terus siapa yang menjamin kalau mati juga gak bisa jalan-jalan? Kalau aku gentayangan, nongki di Eiffel tower juga bisa!" Jawab Gata culas.

Kafin jadi gemes, pengen banting, tapi sayang.

"Kama udah makan? Nanti kakak ambilin buat Kama, makan, ya?"

Gata menggeleng, "belum sih kak, cuma gak laper. Makasih tawarannya, cuma aku gak nafsu." Setelahnya Gata kembali menatap kakak sepupunya itu dalam-dalam.

"Kakak kapan pulang?"

Kafin mendekat, lalu mengelus kepala Gata. "Kakak pulang tadi subuh, setelah dapet kabar nenek ninggal-"

"Maaf..."

Lah, loh?!

Kafin panik sendiri, "ehhh!! Gak gitu sayang, kakak gak bermaksud. Kok nangis??? Sini-sini kakak peluk."

Gata sesenggukan, dia juga tidak tahu kenapa bisa rembes begini. "Maaf ya kak, gara-gara aku... Seharusnya kakak gak pulang, seharusnya nenek gak mati, seharusnya-"

"Seharusnya Gata gak ada..."

Kafin melotot.

"Kok gitu sih dek?! Tenang dulu coba, sini tatap kakak,"

Gata menatap Kafin.

"Kama itu lahir ke dunia bukan tanpa sebab dan maksud. Jadi Kama gak boleh mikir yang aneh-aneh! Gak boleh kepengen mati! Kalo emang Kama gak mau tinggal atau gak boleh tinggal sama abang-abang Kama, Kama tinggal sama kakak."

"Emangnya kakak gak balik lagi ke Sydney?"

Kali ini Gata menjadi lebih tenang.

"Enggak, kamu tenang aja. Sekarang mau menetap di Indonesia, jujur seneng banget, apalagi tinggalnya bareng adek kakak yang paling lucu, namanya Kama!!!" Kafin mencubit pipi Gata gemas. Gemas sekali.

Gata menggeleng, "aku sih mau aja, cuma takut gak dibolehin."

"Eh!"

Kafin menatap Gata dengan tatapan penuh tanya.

"Lupa deng kak, sekarang kan udah pada gak ada yang peduli. Mau deh!"

Permisi.

Ada yang kangen gak nichhhhh???????

Kayaknya ini bacotnya agak banyak, cuma tolong dimaklumi 🙏🏻

Mau kasih tau

jujur, BPJS aku nunggak.


Ini lagi capek-capek, begitu liat ini mau pingsan aja rasanya.

Aku tidak bisa berkata-kata. Intinya aku update karena mengapresiasi ke-gilaan HUANG RENJUN💔

Mau kenalin juga new cast💏💏

Bayanaka Kafin Aeleasha
aka
KAK KAFINNN

Aku gak jelasin kejadian kematian nenek itu ya, soalnya kan kalian empet bgt bawaannya sama tu nenek. Dh pada ngingetin liang kubur kan kemaren-kemaren?? Hehe

Kalian juga jgn lupa apresiasi dengan komen dan vote yang buanyakkkkkkk. Siapa tau aku semangat 💏

Oh iya, jangan lupa mampir ke work aku yang masih ongoing : Handaru dan Bianglala Kelabu.

Lucu kokkk, buat kalian SUNFLOWERS🌻
jgn lupa mampir yachhh, Masi sepi bgt kek hati🫂

Dh.

Lagi capek sama rambut anak manusia.

Squirtle94

Continue Reading

You'll Also Like

439K 37.6K 57
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
4.4K 635 31
❛❛Mas Hadi, kita sebenarnya punya rumah nggak sih?❜❜ ❛❛Mas juga nggak tahu kita punya rumah atau tidak.❜❜ Juana selalu berharap dianggap ada sekaligu...
4.5K 251 15
Jarak ini siapa yang buat? Jeno, Eric ft. Jake (R) © kulacinno 2023
389 66 5
Pada awalnya, kelahiran Beomgyu adalah hal yang dinantikan oleh keluarganya. Saat hari kelahirannya, yang mestinya menjadi hari bahagia, justru menja...