I'am The Irregular Villain Of...

By Kanade_Ren

1.1K 247 31

[ Volume 1: Arc Soul Revenge ] Sinopsis: Di dunia ini dominasi dunia meliputi yang kuat akan selalu menang da... More

Soul 0 - [Kemalangan]
Soul 1 - [Kelahiran Penjahat]
Soul 2 - [Estimasi Skill]
Soul 3 - [Beite]
Soul 5 - [Pengintai]
Soul 6 - [Luka yang membekas]
Soul 7 - [Di antara 'Half']
Soul 8 - [Kota Damansus]
Soul 9 - [Sebelum malam dimulai]
Soul 10 - [Lord of Kijin, telah lahir!]
Soul 11 - [Kekuatan Kijin]
Soul 12 - [Dimana semua berawal]
Soul 13 - [Bolehkah sedikit serakah?!]
Soul 14 - [Tanya diri sendiri!]
Soul 15 - [Fakta Kerajaan Vascelia]
Soul 16 - [Apakah dendam itu Dosa?!]
Soul 17 - [Ini adalah keputusan masing-masing]
Soul 18 - [Perang saudara!]
Soul 19 - [Bentuk lain dari simpati]
Soul 20 - [Jati diri?!]
Soul 21 - [Demonic God, Gremory!]

Soul 4 - [Gadis bertanduk]

68 17 3
By Kanade_Ren

Beite mulai mengeluarkan cahaya dari dalam kerongkongannya, cahaya bewarna merah kemudaan terukir secara perlahan. Dan pada saat terkumpul Beite dengan segera melepaskannya seperti memuntahkan sesuatu.

Dan sasarannya bukanlah Cain melainkan seorang gadis kecil dengan tubuh lusuh, berambut putih, berkuku hitam, dan di dahi tengahnya mencuat sebuah tanduk.

Dan Cain yang berusaha melampaui batas kemampuannya, melompat seperti meriam yang di tembakan dengan menginjak batu sebagai pelontar.

Blaaarrr!!!

Ledakan yang sangat besar dan juga kuat terjadi. Api merah kemudaan menyebar keseluruh area puluhan kilo meter dan meraih ke langit-langit seperti asap dalam cerobong. Dan sekilas pemandangan itu bahkan bisa terlihat dari arah Kerajaan Lujdoare dan juga di balik pegunungan Yelati.

Beberapa detik. Tidak, bahkan dalam beberapa menit kobaran api itu masih belum padam.

"Apa itu!? "

Ramainya para penduduk dari Kerajaan Lujdoare yang bertanya-tanya dengan curiga dari kemunculan api besar yang melambung bahkan sampai menyentuh langit.

Craak. Ctraak.

Kepulan api dalam udara masih berkobar, berbeda dengan api yang ada di bawah, itu perlahan menghilang menyisakan debu hitam yang menyelimuti sosok tubuh besar disana.

Induk dari monster berbulu masih hidup?! Benar.

Beite menggeram, mengaum dengan keras dan mengibas tubuhnya ke segala arah hendak ingin menghilangkan kepulan debu yang menutupi sekitar.

Saat semua itu menghilang terkena kibasan tubuh Beite, terlihat sebuah kawah besar terbentuk hingga puluhan luasnya dan mungkin dalamnya sekitar 7 - 8 meter. Di atas sisi kawah sana Beite menatap turun ke bawah kawah. Apa yang ingin dia lihat? Mungkin, ia ingin melihat akhir dari mangsanya yang sudah terkena serangan terkuatnya.

Puing-puing batu bergelinding dalam dasar kawah, pasir merambat ke bawah, itu menyisakan sebuah kepulan asap.

Beite terkejut, kedua matanya terbelalak, tapi mata di dahinya sudah ia pejamkan. Disana Beite melihat sebuah bola hitam yang berkobar dan merambat ke segala arah.

Bwossh...

Dan benar. Cain mangsa dari Beite yang terkena serangan formula tekuat dari hasil ledakan seperti nuklir masih hidup.

Dengan tangan kanannya mengangkat sabit dengan lurus ganggangnya menancap ke tanah. Tapi, salah satu tangannya yaitu tangan kiri terbakar habis hingga terlihat seperti daging yang dibakar, bahkan siku dan jarinya memperlihatkan tulang putihnya.

"Hosh hosh Haa haaa ..."

Menjadikan ganggang dari sabit sebagai tongkat yang mengangkat tubuhnya, Cain merunduk ke bawah, kakinya bersimpuh pada tanah, tangan kiri yang hancur, darah menetes ke tubuh dan kepalanya.

Sekali lagi Beite menggeram di sisi atas sana. Ia menggernyitkan seluruh taringnya dan memasang tubuh seperti ingin memangsa.

Di samping itu semua dari Cain dan Beite. Gadis kecil yang telah dilindungi oleh Cain menitikkan air mata.

Gadis kecil yang mungkin umurnya sekitar 6 - 7 tahun, menggenggam erat kedua tanganya di dada, merapatkan kedua kakinya, dan menangis di belakang Cain.

"Hikss... Hikss... Ma-maafkan aku, aku ... Karena aku ... Hiks! " ia tersedu-sedu di balik Cain yang sedang kesakitan dan penuh luka. Tak bisa menyelesaikan kata-kata tubuhnya bergemetar hebat, mungkin dia mengalami syok yang sangat hebat.

Disana Cain menghiraukan kalimat gadis itu. Bukan ingin bersikap dingin, tapi tidak bisa mendengar apapun karena luka-luka tubuhnya membuatnya kehilangan semua indera dalam tubuhnya.

Cklik. Saat keringat dingin dan aturan nafas darinya menjadi menggila itu berbunyi dan melakukan sebuah dobrakan pada sebuah dinding setipis kaca dan menghancurkannya.

[Lapor. Kerusakan yang diterima tubuh sangatlah parah. Lengan kiri sudah hancur. Pendarahan hebat terjadi di sekitar dada dan kepala. Memulai melakukan Estimasi akan membutuhkan waktu. Karena adanya pendarahan pada otak penulisan Formula menjadi sedikit lambat. Activate! Memulai dengan meredakan rasa sakit.]

Sial!

Sungguh, aku tidak bisa melakukannya dengan cepat. Saat itu...

Memang Beite melakukan itu dengan sengaja, ia sudah melihat masa depan dimana aku akan berlari untuk menyelamatkan gadis ini. Menghempaskanku ke udara dan berbalik menyerang gadis ini.

Apa yang bisa kulakukan? Aku hanya bisa melompat dari batu ke batu yang juga menjadi satu-satunya pijakanku. Dan pada batu pijakan terakhir aku memperkuat kaki-kaki ku untuk menembus udara dan melontarkan tubuhku pada Beite, tapi Skill berkata sudah terlambat.

Satu-satunya yang bisa kulakukan saat itu memukul tanah dengan sabit dan melempar tubuhku ke arah gadis ini. Dibantu dengan para jiwa yang keluar dari <<Soul Coridor>> api biru dari sabit berubah menjadi api hitam pekat yang dengan segera menyelimutiku dan gadis ini dan terbentuklah seperti sebuah bola besar.

Tapi, aku terlalu naif. Bahkan dengan pertahanan api hitam, ledakan milik Beite berhasil menembus dan menghancurkan tangan kiri ku. Dan parahnya lagi aku harus menahan serangan gila itu hanya dengan satu tangan dan itu berlangsung hanya dalam beberapa menit, bagiku itu seolah seperti berjam-jam!

.... Beite, lebih mengerikan dari apa yang kukira selama ini!

Cain menyeringai, "Heh! Inilah kenapa Kerajaan Lujdoare takut pada monster gila ini! "

Estimasi belum selesai dilakukan dan aku yakin Beite tidak akan memberikan istirahat padaku!

Tubuh Cain semakin meringkuk, rasa sakit dari tangan kirinya telah hilang, tapi ia masih terus mengeluarkan keringat. Cain mencoba untuk terus menyadarkan dirinya, matanya seolah ingin segera menutup untuk memulai hibernasi.

Disela Cain yang membuang nafas dengan cepat, gadis ini mendekat perlahan padanya.

Langkah demi langkah gadis ini ambil dengan tubuh dan tangan mungil yang bergemetar.

"Ah ... Anu ... A-aku bisa ... Me-membantu! " dari gadis ini kepada Cain. Dan nampaknya Cain tak mendengar ucapannya sama sekali dan terus terdiam di depannya.

Gadis ini menggigit bibir bawahnya, meramas sela-sela jarinya, dan menurunkan alisnya ke bawah. Gadis ini langsung berjalan ke arah Cain yang sekarat. Pada saat ia dapat melihat wajah Cain, ekspresinya berubah dan membuatnya merasa bersalah.

Ia meneteskan air mata sekali lagi. Dan akhirnya Cain berhasil menggerakan kepala dan menatap dirinya, wajah dari gadis kecil yang menangis dihadapannya.

Gadis kecil itu mengulurkan kedua tangannya ke arah Cain dengan telapak tangan mengangkat ke atas. Dan...

Bwossh!!

Dari telapak tangannya yang mungil keluar api kuning yang membakar tubuh Cain disana.

Cain terkejut, dan sentak terbelalak akan apa yang dilakukan gadis ini.

Tapi, aneh... Seharusnya api panas dan bisa membakar apapun. Tapi, yang ini terasa sangat hangat, perlahan merambat ke seluruh tubuh Cain dan membuat Cain merasa nyaman.

Ini!? Apa api ini?

Cain yang melongo disana melihat api yang melahap habis tubuhnya.

"Hiks Hiks... Maafkan aku... Hanya ini yang bisa aku lakukan! Sungguh... Maafkan aku! "

Cain menatap gadis yang merengek dan menangisi keadaannya. Gadis yang terus menangis itu terus mengeluarkan api yang membakar tubuh Cain.

Disana Cain sadar bahwa api dari gadis itu terasa berbeda dari semua api yang selama ini ia rasakan. Dan benar, perlahan tangan kiri Cain terbentuk kembali. Dibantu dengan formula dan estimasi dari Skill, daging dan kulit mulai menyatu kembali dengan tulangnya, pendarahan pada dada dan kepalanya berhenti dan tak meninggalkan bekas apapun.

Cklik.

[Lapor. Proses Estimasi telah selesai dibantu dengan benda asing yang masuk pada tubuh. Karena pendarahan pada otak telah di netralisirkan, penulisan Formula telah selesai. Tubuh telah kembali seperti semula.]

"Ini.... "

Cain melihat ke tangan kirinya yang langsung kembali seperti semula dengan sangat cepat.

[Lapor. Api kuning yang membakar tubuh anda adalah Formula sihir muasal. <<Blowing Golden Purification>>. Lalu gadis dengan tanduk di kepalanya merupakan keturunan murni dari Klan 'Ogre'. Seluruh keturunan Klan Ogre memiliki kemampuan api penyucian yang dimana itu berasal dari tanduknya.]

Ogre? Monster? Apakah dia juga monster!?

[Lapor. Jawab. Pada dasarnya benar memang monster. Tapi, dia adalah makhluk setengah. Atau bisa disebut 'Demi-Human'. Tidak ada tanda-tanda yang membahayakan datang dari gadis ini.]

Setelah bunyi itu menghilang, Cain menundukkan kepalanya, ia merenung dan mulai masuk dalam pikirannya.

Cain sebenarnya tidak terlalu mempercayai apa yang dikatakan oleh Skillnya, namun saat ia melihat ke arah gadis itu. Gadis yang menangis dan merengek dihadapannya. Di situasi ini mau, tidak mau, Cain mengesampingkan itu semua.

"Haa haaa... Kau... Cukup... Hentikan apimu. " perlahan tangan kiri Cain meraih kedua pergelangan tangan gadis ini.

Gadis ini sedikit terkejut akan tangan yang tiba-tiba menggenggam erat kedua pergelangan tangannya. Kemudian ia hentikan api yang terus membakar tubuh Cain dan itu langsung menghilang seperti ditiup oleh angin.

Cain mengambil nafas disana. Sementara gadis yang masih kebingungan dengan pergelangannya yang masih di genggam erat oleh Cain tak tahu harus berbicara apa.

"A-Anu... " tak dapat mengeluarkan kalimat, gadis ini mulai terangkat ke atas oleh tubuh Cain yang perlahan untuk menegakkan kedua kakinya.

"Kau pergilah dari sini. Disini bukan tempat bermain bagi anak kecil sepertimu, kembalilah ke orang tuamu segera. "

Cain menekan dan menarik tubuhnya dengan sabitnya, dengan langsung Cain melempar kedua tangan kecil gadis itu kebelakang dan mendorongnya.

Ekspresi Cain bukan senang, bukan juga sedih. Cain membuat wajah dingin dan cuek menatap ke atas.

Gadis itu memegangi pergelangan tangannya dan melihat Cain yang seperti marah itu membuatnya tak ingin berkata apa-apa. Ia langsung berdiri tegak dan berlari ke arah yang berlawanan dari Cain.

Cain memutar bola matanya ke samping kiri, ia menatap ke arah gadis yang ia suruh pergi, gadis itu memanjat tebing kawah, merangkak dan akhirnya sampai pada ujung tebing.

Disana Beite yang melihat gadis itu mulai menggeram dan tanpa lama ia melompat menggunakan keempat kakinya.

Cain menatap bawah, memegang erat ganggang sabitnya, dan berkata, "Kita mulai! "

Saat tubuh dari Beite melintasi Cain yang ada di bawah, Cain dengan cepat langsung berada di bawah perutnya dan memukul perut Beite seperti melakukan pukulan smash.

Craack. Craack. Blaas.

Suara retakan datang dari tengkorak Beite yang sepertinya terpukul dengan sangat kuat, ia pun terhempas sangat jauh ke arah barat.

Hempasan daya anginnya menerbangkan semua yang ada di bawahnya, gadis yang melarikan diri dari pertarungan terdorong disana dengan hembusan angin yang mengangkat tubuhnya.

"Nggh! Uwaak! " gadis itu terguling ke depan dengan tubuhnya yang seperti terbanting di tanah. Ia pun meringkuk dan menatap di udara.

Bleduum!

Tubuh Beite yang terpental ke barat dengan cepat langsung menyapu bersih semua pohon, dan menggesek tanah dengan sangat kuat.

Setelah pada ujungnya Beite berhenti terlempar, Cain menapakan kakinya di tanah kembali. Saat ia menatap ke belakang bawahnya tak di sangka ternyata Beite dapat menciptakan sebuah kawah yang sangat besar. Jika air hujan turun maka kawah itu pastilah menjadi sebuah danau. Itulah yang hendak dipikirkan Cain.

Cain kembali berjalan ke arah Beite, dan semakin cepat ia berlari ke sana. Cain ayunkan sabitnya ke kanan belakang, api menyembur di sana, aura keungunan pada bilahnya semakin mengental dan berubah menjadi gelap.

Dan tepat saat ia sampai di depan Beite yang perlahan berdiri di hadapannya, Beite membuka mulutnya lebar-lebar, Cain menginjak tanah dengan kedua tumit belakang dan mengangkat sabitnya dengan kedua tangannya.

"Sudah berakhir. "

Tepat di depan mulut Beite, Cain menebas secara tegak lurus ke bawah.

Slassh!!!

Itu menyebabkan sebuah reaksi pada sebuah celah. Menembus pada dinding dimensi hingga memecah ruang pararel.

Setelah itu selesai tanpa diketahui siapapun. Beite terbelah menjadi dua bagian dan teriris secara rapi, jantung Beite langsung hancur dan menyemprotkan darah disektaran tubuhnya. Tak hanya itu, akibat serangan Cain, bahkan bagian lurus di depan sana langsung menciptakan garis lurus kehancuran hingga mencapai langit, dan membuat aurora sesuai lingkup serangan Cain.

Cain melepas nafas pada mulutnya. Bilah sabit menancap pada tanah, api serta aura pada sabitnya langsung menghilang.

Pemandangan itu, aurora itu, bunyi ledakan serta letupan, menjadi sebuah kemeriahan tersendiri. Tatapan penduduk Kerajaan Lujdoare, mencengangnya bibir dari gadis yang diselamatkan Cain.

Hanya satu yang mereka ingin katakan. "Indah. " pada semua itu.

Continue Reading

You'll Also Like

76.7K 8.1K 16
Bagaimana jika seorang gadis pekerja keras meninggal saat ia tertidur, hal itu terjadi karena kebakaran di rumahnya akibat kosleting listrik dan buka...
122K 3.8K 55
Bagaimana rasanya menikah dengan iblis? Kenyataan itu benar benar gila DEVIL Denial Villen adalah nama siluman yang menjadi pengantar dongeng anak-an...
252K 10.1K 32
Nakala Sunyi Semesta Setelah tragedi di rel kereta api malam itu Kala di buat heran dengan hal aneh yang terjadi pada nya, kala pikir malam itu dia m...
1.1M 74.4K 47
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"