World Means Survival

By kohillatte

5.7K 543 50

Ketika buku yang ia baca menjadi sebuah kenyataan dan hanya dialah yang tahu bagaimana cara untuk bertahan hi... More

Chapter 1 : Prologue - Survival Destruction
Chapter 2 : Ep. 1 - Fictional story has turned to Reality, I
Chapter 3 : Ep. 1 - Fictional story has turned to Reality, II
Chapter 4 : Ep. 2 - First Main Scenario, I
Chapter 5 : Ep.2 - First Main Scenario, II
Chapter 6 : Ep. 2 - First Main Scenario, III
Chapter 7 : Ep. 2 - First Main Scenario, IV
Chapter 8 : Ep. 3 - Main Lead, I
Chapter 10 : Ep.4 - Winterly Military, I
Chapter 11 : Ep.4 - Winterly Military, II
Chapter 12 : Ep. 4 - Winterly Military, III
Chapter 13 : Ep.4 - Winterly Military, IV
Chapter 14 : Winterly Military, V
Chapter 15 : Past, I
Announcement <WMS SERIES>
REVISI
Chapter 1 : Prologue - Mysterious
Chapter 2 : Ep.1 - Colliding Worlds
Announcement
SPECIAL CHAPTER ; < WMS Lead Characters >

Chapter 9 : Ep.3 - Main lead, II

149 28 4
By kohillatte

Dia melotot, matanya juga menggenang.

Davine dapat melihat dengan sangat jelas kalau dia sangat marah– tidak, mungkin marah tidak cocok untuk mendeskripsikan dirinya saat ini.

Murka? Mungkin, entahlah. 

Dia sangat amat dipenuhi emosi, sulit untuk mencari kata-kata yang pas untuk mendeskripsikannya.

Amarah, kesedihan dan rasa ingin membalas dendam– aku sudah melakukan langkah yang salah.

Dibanding salah, memang seharusnya topik itu tidak ku angkat dari awal.

Procel membabi buta, serangannya tidak begitu membuatku merasa sakit ataupun berdampak pada tubuhku. Ya karena dia cuma seorang 'detektif' yang diutus oleh Abyss.

Aku yakin, ada alasan logis dibalik semua ini.

Meski aku bertanya, aku juga yakin Procel tidak akan menjawab mengapa hal itu terjadi.

Sebaiknya, aku menghentikan pertarungan sia-sia ini terlebih dahulu dan menjelaskan padanya kalau aku bukan berasal dari Arcadia.

Namun...

Masalahnya bajingan ini terus menerus menyerangku...!

"Hei, bajingan..."

Sejak Grand Ode telah ku aktifkan, aku melakukan teleportasi instan ke belakangnya.

Dia tidak tahu cara berhenti, sungguh menyebalkan.

Ku pegang erat kepalanya dan ku hantamkan ita keras-keras ke tanah.

Ku duduki tubuhnya sembari memegang kepalanya itu, kini ia berhenti sejenak dan setidaknya aku mampu menahan tenaganya selama beberapa menit.

Beberapa menit itu cukup untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya terjadi.

Davine merasa bersalah dan tidak enak karena sudah tiba-tiba menikamnya dari belakang.

Ia meringis kesakitan, tidak peduli meski ia berasal dari Abyss, ia memang tidak memiliki spesialisasi dalam bertarung.

"Keuk..."

"Le...pas...kan..."

Oh, kau berharap aku melepaskanmu?

Tentu saja, tidak akan ku lepaskan.

Bajingan ini akan membabi buta lagi nanti kalau ku lepaskan dan pada saat itu, mungkin aku bisa mati konyol tanpa menyelesaikan skenario.

Kau pikir aku sebodoh itu? Tidak.

Mana mau aku melepaskanmu, ini pemandangan yang indah, kau tahu itu?

"K-kau mengerikan... A-apa-apaan reaksimu itu?!"

"Ha... sialan. Kau harus tanggung jawab, Procel."

"A-atas hal apa?!"

"Akui dosa-dosamu padaku, Procel."

"Hah?! Aku tak akan pernah tunduk pada bajingan dari Arcadia!"

Dengan tulus dan penuh senyuman, aku memegang kepalanya dengan erat, membiarkannya mencium tanah lebih lama.

"H-Hei...!"

"Dengarkan ini sekali dengan baik-baik, aku tidak suka mengulang."

"Aku bukanlah bajingan sepertimu yang berasal dari Abyss ataupun Arcadia."

"Diriku salah satu dari EPOCH."

Procel terdiam dan tidak berbicara satu patah kata pun. 

Apa aku sudah membicarakan hal yang salah? 

Tetapi... Aku sebenarnya memang bukan berasal dari Epoch, Abyss ataupun Arcadia. 

Sial, bagaimana jika ia membongkar identitasku nanti?

"Hahaha, bercan–"

"Begitu rupanya,"

"Pantas saja aku bisa merasakan sesuatu yang berbeda darimu."

"Ya?" Wajah Davine seperti orang idiot saat ini.

"Kita bertemu nanti lagi ya, Adios."

Perwujudannya memudar perlahan bagaikan cahaya dan debu, tidak dapat ku sentuh.

Sekalipun aku menyentuhnya, ia tembus.

Tembus dari sentuhan, tembus pandang, tidak dapat sama sekali aku berinteraksi lagi dengannya secara fisik.

Pakaiannya tertinggal disini bersamaku, ia menghilang.

Ini terlalu tiba-tiba.

Dan sepertinya itu ability tersembunyi Procel.

Tapi...

Apakah bajingan itu sungguhan lupa kalau dia sudah mendoktrin orang-orang disini? 

Procel...

Awas saja kau!

"Apa ada yang membicarakanku?"

Kini Davine kembali fokus terhadap Luke, sungguh disayangkan kalau Procel memang tidak memiliki 'Youth Curse' dan mungkin itu ability lainnya yang tersembunyi.

Sepertinya akan lebih baik jika aku merawat Luke untuk saat ini sampai dia kembali normal.

Tidak ada cara lain, dia adalah protagonisnya.

Mungkin sementara aku bisa menggantikan tugasnya sampai dia pulih total.

Dia harus kembali normal secepatnya...

Kalau tidak, bagaimana dunia ini akan berjalan?

Davine membopong anak itu untuk segera pergi keluar dari area, baru berjalan beberapa langkah ia melihat Matheo yang kebingungan.

Mungkin, sesuatu yang mirip dengan 'Youth Curse' sudah diangkat perlahan-lahan oleh Procel.

Mengembalikan orang-orang pada kesadaran awalnya, senyuman tipis terbentuk diwajahnya.

"Matheo!"

Orang yang disebut murid dari God of Cooking itu menoleh dan menghampiri dengan linglung.

"Apa kita saling mengenal?"

"Tidak,"

"Tetapi, maukah kamu bergabung denganku?"

"Apakah aku akan mendapatkan benefit karena bergabung denganmu?"

"Kamu harus menjadi chef ku dan aku akan memberikanmu bahan masakan yang dibutuhkan dimasa yang akan datang."

Tanpa pikir panjang, Matheo menjabat tanganku dengan penuh tawa.

Ia menjabat dengan penuh semangat yang membara, membuatku tidak dapat menahan tawa setelah melihat reaksinya yang senang karena tawaran sederhanaku.

Padahal aku memberikan tawaran itu tanpa berpikir sesuatu yang menguntungkan, namun tak ku sangka kebahagiannya sebatas bahan masakan.

"Namun bagaimana kau tahu namaku Matheo?"

"Itu adalah rahasiaku."

"Wah, kau licik sekali."

Layar windows muncul dihadapanku.

[ Luke Salvatore telah memperoleh 5% ??? ] 

5% ??? Apa itu sebenarnya?

Sesuai dugaanku, protagonis asli memang tidak pernah mengecewakan dan penuh dengan misteri. 

Apakah aku bisa menggapai posisi yang sama suatu saat nanti?

Tidak, itu sangatlah berlebihan dan pastinya hanya sebuah khayalan semata. Mana mungkin NPC Sepertiku memiliki posisi yang sama seperti dirinya.

Baru beberapa menit setelah layar muncul, ia kembali muncul dihadapanku.

"Ah, layar ini..." Tutur Matheo.

"Maaf aku belum terbiasa." 

"Tidak perlu meminta maaf, aku mengerti. Ku kira hanya aku yang dapat melihatnya."

"Haha, begitu kah?"

Peringatan!

[Anak buah Es batu turun menghiasi bumi berada di sekitar anda]




Continue Reading

You'll Also Like

14.2K 245 8
One shots of Natasha for all the girlies! 🔞Mature content so read at your own discretion. You are responsible for what you read on the internet. Sm...
13.3K 654 10
L'altra metà means Other half in Italian. "A mirror does not exist by itself. A mirror is a half. Half is done by the piece. The other half has to be...
148K 2.3K 9
A lot of the students of Beacon has been wondering "Does Ms. Glynda Goodwitch have a boyfriend?" "How's her love life?" "Is she interested in someone...
575K 26.6K 115
Author : 日丽风和 Status: Complete Status in COO: 103 Chapters+ 10 Extras+2 Modern (115 Chapters) Shen Yanbei, who was smashed by a scumbag right after c...