ZEUSHERA (SUDAH TERBIT)

By helloitsvira

3.3M 385K 38.3K

"Lo kenapa segitunya bela gue sih?" "Gue berada di titik dimana gue bisa kasih seluruh hati gue untuk lo Ra."... More

PROLOG
01 | DAZEUS DIRGENTA
02 | TENTANG LEANDRO
03 | GADIS ITU
04 | DIA ITU ZEUS
05 | JANGAN TAKUT
06 | MENEPATI JANJI
07 | ZEUS UNTUK HERA
08 | SIAPA KEIVAZRO ?
09 | LEBIH DEKAT
10 | SUARA HATIMU
11 | TRAUMA
12 | LUKA YANG TERPENDAM
13 | TERTARIK
14 | SENTUH = MATI
15 | TERTIPU
16 | RASA SAKIT DAN PELINDUNG
17 | MENCOBA HAL BARU
18 | FAKTA CEWEK
19 | BALAP MOTOR (1)
KEIVAZRO-VISUAL
20 | BALAP MOTOR (2)
21 | MULAI PENASARAN
22 | SEDIKIT PERHATIAN
23 | LEPAS KENDALI
24 | MERASA NYAMAN
25 | HUKUMAN BERJAMAAH
26 | KESAL
27 | PERMAINAN DIMULAI
28 | FILOSOFI BINTANG DAN KAMU
29 | UNTUK PERTAMA KALI
30 | MEMBELA
31 | JAGA HERA
32 | RAHASIA ZEUS
33 | BUKAN SIAPA-SIAPA
34 | SEBUAH KEPASTIAN
35 | HARINYA ZEUS & HERA
36 | GARA-GARA PMS
37 | KENANGAN PAHIT
38 | TAK DI ANGGAP
39 | BERANTAKAN
ARDES & HAZEL | SPECIAL NEW YEAR
40 | BENTENG PERTAHANAN
41 | DI PERMALUKAN
42 | KITA SAUDARA
43 | SIAPA PENGKHIANAT
44 | PERTUNANGAN
45 | TERPECAH BELAH
46 | PERUBAHAN
47 | SEBUAH KEPUTUSAN
49 | KAMI KEMBALI
CHAT - TOKOH ZEUSHERA
50 | TENTANG KITA
51 | KELEMAHAN ZEUS
52 | SERANGAN MENDADAK
53 | TENTANG KEBENARAN
54 | KETULUSAN ZEUS
55 | SUDAH TERUNGKAP
56 | PERISAI KEIVAZRO
57 | 14 FEBRUARI
58 | INGIN DENGAR SUARAMU
59 | HERA ASTERLA
NEW VERSION | PROLOG
NEW VERSION | DAZEUS DIRGENTA
PREORDER ZEUSHERA
SPIN OFF KEIVAZRO

48 | PERMINTAAN MAAF

42.5K 5K 1K
By helloitsvira

Vote
Comment

Ada yang kangen aku? AHAHAH maksudnya anak-anak aku.

Makasih ya yang udah kasih vote dan komen bahkan follow aku, makasih bangettttt...

Tetep ikutin ya karya aku terus ! Dari ;

ARKANIA
FROM AURORA
ZEUSHERA

HARDES (?)
dll

Aku sayang banget sama kalian sampe apa yang kalian mau pasti aku usahain buat turutin 🤗🤗🤗🤗


SIAPA YANG GAK SABAR KISAH ARDES & HAZEL ??? Aku baru buat segitu ehehe spoiler dikiiiiiiiit aja.

Seneng gak?

Mari kita kelarin cerita perisai Keivazro dulu ok?

RAMAIKAN KOMENTARNYA !!

Selamat membaca ❤❤❤

°
°
°
"Kejujuran itu adalah hadiah paling mahal bahkan orang-orang besar pun sulit untuk mendapatkannya jadi jika kejujuran itu ada padamu, maka kamu lebih tinggi derajatnya dari mereka.

-Hera Asterla-

°°°°

Pagi hari ini tampak cerah seperti menjadi perawalan yang baik untuk menjalankan aktivitas. Tetapi tidak dengan Zeus yang sedang di cegat masuk oleh Ibu Dara karena terlambat datang ke sekolah. Ternyata di tengah lapangan sudah ada teman-temannya yang juga terkena hukuman.

"BEJO BERDIRI YANG BENER JANGAN LETOY-LETOY! BADAN GEDE TAPI KOK KAYAK GAK MAKAN SEABAD!!"

"UDAH BENER BU, YAALLAHH!!" jawab Bejo frustrasi.

"DINO, KENZO, MARTIN! MANA DASI KALIAN?!"

"KALIAN INI MASIH MUDA TAPI BERULAH TERUS! MAU JADI APA GEDENYA, HAH?!"

"JADI MANUSIA LAH BU! MASA JADI ULTRAMAN!" sahut Panji yang mendapat sorakan oleh murid-murid lainnya.

"KAMU NGEJAWAB TERUS BISANYA! ITU KENAPA BAJU KAMU KENA TINTA-TINTA GITU? BELI BARU KEK!"

"Jangan teriak-teriak, Bu. Kuping saya nanti korengan." celutuk Ezra sambil mengusap telinganya yang berdenging.

Ibu Dara melotot lebar kemudian menarik telinga Ezra dengan sadis lalu memutarnya membuat cowok itu meringis menahan sakit. Sementara teman-temannya tertawa kencang menyaksikan penderitaan seorang Ezra.

"CHICO NGAPAIN KAMU NGUMPET DI BELAKANG ZEUS?! SINI KAMU!" Bu Dara menarik kerah belakang kemeja Chico agar berdiri di samping Panji.

"IYA IYA BU! AMPUN!!" seru Chico.

"Sengaja saya adain razia dadakan biar kalian pada ketangkep semua! Pusing saya ngurusin kalian yang pada nakal-nakal!"

"Seragam saya lengkap, Bu." ujar Zeus.

"TAPI KAMU TERLAMBAT! JADI KALIAN SEMUA DI HUKUM! BERSIHIN TOILET PEREMPUAN SAMPAI BERSIH! KALAU GAK BERSIH, MUKA KALIAN YANG IBU SIKAT!!"

"Bu, masa iya bersihin toilet cewek? Nanti di kira mesum gimana?" keluh Bejo tidak terima.

"Bilang aja lo seneng, kan, Jo? Pake berlagak keberatan segala," goda Chico sambil terkekeh.

Zeus tersenyum tipis ketika mengetahui maksud tujuan dari Chico. Laki-laki itu sedang berusaha membangun kembali suasana agar tidak ada lagi rasa canggung di antara mereka. Namun Bejo tak mengubrisnya.

"Kalian lagi berantem ya? Gak biasanya diem-dieman kayak gini?" tanya Bu Dara penasaran.

"Biasalah, Bu. Nanti juga baikan tapi masih malu-malu aja padahal mah udah malu-maluin dari Zigot, ye gak?!" Chico merangkul Panji---ralat lebih kearah mengapitnya membuat cowok itu susah bernapas.

"YAUDAH SANA CEPETAN! MAU SAYA TAMBAHIN LAGI HUKUMANNYA?!" Bu Dara menghardik membuat seluruhnya langsung bergegas menuju toilet untuk menjalankan hukuman mereka.

Chico terlihat kesenangan sendiri karena bisa di hukum bersama dengan teman-temannya. Setidaknya mereka berkumpul lagi setelah sekian lama. Sedangkan Zeus terpaku di tempatnya karena masih belum percaya ia harus masuk kedalam toilet perempuan.

"Yang lain di toilet cewek bawah kelas X! Jangan rame-rame nanti malah kalian demo di sini!" Bu Dara berucap sambil berkacak pinggang memperhatikan mereka.

"Skuy!! Kita nikmatin bareng! Itung-itung bolos pelajaran bahasa inggris," ujar Chico sambil mengambil gayung di salah satu bilik toilet.

Ezra merenggangkan otot-ototnya untuk sekedar pemanasan sebentar kemudian ia mengisi air ke dalam ember agar nanti tinggal pakai untuk menyiram lantai.

Sedangkan Zeus, cowok itu mengambil botol semprotan di dekat wastafel lalu menyemprotkannya ke kaca, setelah itu mengelapnya hingga bersih.

"Udahan kek marahannya. Mau sampai kapan kita gini terus? Kita udah janji gak bakal berantem sampe lama tapi ini udah berapa hari?" celutuk Chico.

Ucapan Chico hanya seperti angin lalu karena tak ada satu pun orang yang menjawabnya. Chico menghela napas pelan, sepertinya ia harus banyak-banyak bersabar untuk menghadapi teman-temannya.

"Gue kangen bolos bareng kalian, yang waktu kita manjat gerbang terus celananya si Panji nyangkut sampe bolong di deket pantat." ucap Chico tiba-tiba membuat Ezra tiba-tiba tertawa kencang.

"Iya tuh! Terus di kejar sama Pak Wawan yang lagi piket, eh malah si Bejo ketangkep terus minta Ardes belain karena dia paling waras," timpal Ezra yang semakin membuat suasana sedikit menghangat.

Zeus memandang mereka dari kaca wastafel, matanya menyorot penuh rindu kemudian ia memilih untuk menghentikan aktivitasnya agar bisa bergabung dengan mereka.

Kedatangan Zeus yang mendekati mereka membuat teman-temannya menatap cowok itu bingung.

"Gue seneng bisa kayak gini lagi. Gue juga mau minta maaf kalau selama ini belum bisa ngertiin kalian dan selalu bersikap seenaknya,"

Ezra tersenyum kemudian menepuk pundak Zeus bersahabat. "Gue juga minta maaf sempet kecewa juga sama lo,"

"Panji, Bejo! Gue tau dari tadi kalian ngeliatin kita, sini gak usah malu-malu. Udah pernah tidur bareng juga di markas, bolos bareng, susah-seneng bareng. Gue kangen gila bareng sama kalian," ujar Chico kepada Bejo dan Panji yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka.

Zeus menoleh kearah mereka berdua kemudian tersenyum kaku. "Panji, gu---"

Perkataan Zeus terpotong karena Panji langsung datang memeluk cowok itu membuat yang lain terkejut tetapi setelahnya mereka tertawa karena melihat Panji menangis.

"ANJIRR!! HARUS VIDEOIN NIH MASUKIN TIKTOK PASTI VIRAL!" ucap Chico menyeru.

"DASAR KAMPRET! GUE BUANG TUH HP!"

"Jo, lo gak mau ikutan?" Ezra menatap Bejo yang masih terdiam di tempatnya.

Bejo masih gengsi membuat Zeus menoleh kepadanya. Akhirnya kakinya melangkah mendekati mereka dan berdiri di hadapan teman-temannya. Mata Bejo juga tidak bisa berbohong bahwa ia juga rindu berkumpul bersama.

"Gue minta maaf, Ze, karena udah gak tau diri pas lo tolongin gue dari Alex, makasih juga soal itu," ucap Bejo merasa bersalah.

"Santai aja kali, lo kayak sama siapa aja. Maaf juga gue suka egois dan ngerepotin kalian,"

"Gue jadi inget Ardes, dia yang selalu nasehatin kita kalau lagi berantem gini sampai baikan lagi. Kata-katanya selalu sama, 'Keivazro itu selalu 6 kalau kurang atau lebih itu namanya bukan Keivazro lagi' itu yang gue inget," ucap Chico merangkum kata-kata yang selalu di ucapkan Ardes jika mereka semua sedang bertengkar.

Zeus hanya mendengarkan saja, hatinya masih kecewa tetapi ia juga belum bisa menerima jika Ardes memilih keluar dari Keivazro.

"HEH! NGAPAIN KALIAN PELUKAN KAYAK GITU?! SAYA TAU KAMU JOMBLO PANJI, TAPI JANGAN BELOK JUGA!" Bu Dara berteriak di depan pintu toilet dengan mata yang melotot galak.

"IBU SEMBARANGAN! SAYA MASIH SUKA YANG BADANNYA KAYAK GITAR SPANYOL! MONTOK-MONTOK GEMOY!" jawab Panji di susul oleh suara tawa teman-temannya.

Ibu Dara hanya bisa bergeleng heran dengan sifat absurd Panji. Jika Panji adalah anaknya mungkin sudah dari kecil ia membuang anak itu ke rawa-rawa.

"Bu," panggil Chico.

"Kenapa lagi?"

"Makasih ya,"

"Kenapa makasih?" tanya Bu Dara bingung.

"Makasih udah hukum kita, kita udah gak berantem lagi kok, Bu."

Ibu Dara di buat melongo mendengarnya. Baru pertama kalinya ada seorang murid yang berima kasih karena di hukum. Generasi zaman sekarang memang sulit di tebak.

Tiba-tiba suara notifikasi dari ponsel Zeus terdengar menandakan jika ada pesan yang masuk. Zeus meronggoh benda tipis itu dari saku celana lalu melihatnya.

08215777xxxx : Setelah buat Keivazro hancur selanjutnya gue yang mau buat lo hancur. M A T I !

°°°°°

"Sorry, nama lo siapa?" Liam memanggil salah satu murid perempuan yang hendak keluar dari gerbang belakang sekolah.

"Bintang, kak. Ada apa ya?" tanya Bintang.

"Gue boleh minta tolong buat kasih ini ke Hera? Lo temennya, kan?" Liam memberikan sebuah kantong plastik hitam kepadanya.

Bintang terdiam sebentar lalu mengangguk seraya menerima kantong plastik itu. Liam tersenyum karena Bintang sudah berbaik hati ingin menolongnya.

"Gue Liam, kakaknya Hera." ucap Liam seakan tahu apa yang Bintang pikirkan.

"Jangan bilang-bilang itu dari gue, makasih ya, gue pergi dulu." Setelah mengucapkan itu, Liam kembali melajukan motornya untuk pergi dari kawasan sekolah.

Dahi Bintang mengernyit kemudian selang beberapa detik matanya melotot karena teringat sesuatu. Gadis itu baru sadar jika ia pernah melihat Liam yang waktu itu sedang bertengkar dengan Ezra. Karena setaunya, Liam itu merupakan anak buah dari musuh Keivazro.

Jadi kakaknya Hera itu Liam dari geng Rouranz? batin Bintang bertanya pada dirinya sendiri.

Bintang memilih untuk tidak terlalu peduli. Ia berjalan masuk untuk mencari Hera. Rupanya gadis itu sedang duduk sendirian di bangkunya sambil bertopang dagu karena bosan.

"Hera, lo masih di sini?" tanya Bintang membuat Hera menoleh terkejut.

Bintang menghampirinya kemudian menyodorkan sebuah kantong plastik yang berisi roti selai kacang dengan susu cokelat di dalamnya.

"Ada titipan buat lo," ucap Bintang.

"Dari siapa?"

"Dari seseorang, pokoknya lo makan aja tuh ada susu cokelat kesukaan lo, kan?"

Hera menatap Bintang masih tidak percaya jika perempuan itu masih mau berbicara kepadanya.

"Lo gak marah sama gue, Bi?" tanya Hera yang membuat Bintang tersenyum lembut. Hatinya mencelos ketika melihat sahabatnya sedang rapuh seperti sekarang.

"Gue gak pernah marah, gue percaya sama lo, Ra. Selalu percaya," Kemudian Bintang membuka tangannya di hadapan Hera sehingga raut Hera berubah bingung.

"Kemarin gue udah peluk Hazel, masa lo gak gue peluk? Sini gue peluk," Ucapan Bintang sangat menyentuh hatinya, Hera langsung memeluknya dengan erat yang kemudian di balas oleh Bintang.

Hera sangat bersyukur masih ada orang yang mempercayainya, menerimanya, mendukungnya. Hera tersenyum haru, matanya berkaca-kaca karena selama ini ia tidak memiliki tempat untuk berlabu pada seseorang. Keluarganya, sahabatnya, bahkan pacarnya pun pergi menyisakan Hera sendirian.

"Maafin Hazel ya? Dia cuma belum bisa nerima keadaan aja, nanti pasti baik lagi. Lo gak boleh nyerah pokoknya." ucap Bintang menyemangati.

"Makasih lo udah ngertiin gue," kata Hera. "Gue harus apa biar mereka semua mau dengerin gue?"

"Nanti pasti gue bantuin kok. Kalau soal Zeus, tenang gue punya Ezra buat bantu lo." ujar Bintang sembari mengusap lengan Hera.

"Apapun yang terjadi gue selalu di sini buat dukung lo. Jangan sedih terus, ok?"

Hera mengangguk. Semangatnya seakan kembali lagi setelah mendengar kata-kata itu. Entah apa yang Tuhan sedang rencanakan untuknya sehingga Hera di berikan banyak cobaan seperti ini.

Kuncinya adalah selalu bersyukur dan tetap berusaha meski tidak tahu kedepannya akan seperti apa tetapi setidaknya kita sudah melakukan yang terbaik.

°°°°

Suara deruman motor yang sudah Hera kenali membuat senyuman di wajahnya terbit. Ia segera berlari ke pintu gerbang rumahnya dan benar saja ia melihat motor Zeus yang sudah terparkir di depan. Namun senyumannya pudar ketika mengetahui jika cowok itu membawa Audy ikut bersamanya.

"Hai Hera!" sapa Audy berpura-pura baik di hadapan Zeus.

Hera memutar kedua bola matanya malas dan beralih menatap Zeus yang sudah berdiri di hadapannya sambil membawa buku-buku sebagai bahan kerja kelompok nanti.

"Kita mau kerja kelompok berdua kenapa kamu bawa Audy?" tanya Hera.

"Dia mau ikut. Bokapnya gak sempet jemput." jawab Zeus singkat membuat Hera berdengus kesal.

"Yaudah masuk." Hera membukakan pintu mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam.

Zeus meletakkan buku-bukunya di atas meja kemudian duduk di samping Audy sementara Hera berada di depannya. Mood belajar Hera seketika menghilang begitu saja setelah melihat Audy. Tetapi ia harus tetap sabar dan bersikap normal.

"Zeus mending pake buku ini aja, aku pernah baca dan bagus gitu ceritanya." celutuk Audy menunjuk salah satu buku bacaan yang Zeus bawa.

"Gak. Itu novel nonfiksi. Kita pake yang ceritanya gampang aja terus di rangkum soalnya takutnya bakal di tanya-tanya lagi," jawab Hera membuat Audy mati kutu.

"Buku yang Audy bilang juga bagus. Kenapa enggak?" Zeus menatap wajah Hera tanpa ekspresi.

"Sebenernya kelompok kamu itu siapa? Kenapa jadi ikutin saran dia? Lagian emang nanti bakalan mau di jelasin ulang isinya jadi kita mending pake buku fiksi aja lebih gampang,"

"Yaudah suka-suka lo. Cepetan gue sibuk." ucap Zeus tanpa perasaan.

Hera menghela napas kemudian mengeluarkan novel-novel miliknya lalu menjejerkannya di meja agar lebih mudah untuk di pilih. Matanya memandangi satu-satu novelnya seakan mengingat-ingat kembali cerita yang paling menarik dari novel yang ia punya.

"Yang ini bagus." Hera mengambil salah satu bukunya. "Tentang perjuangan cewek yang di sia-siain sampe di ceweknya mati baru si cowoknya nyesel."

Zeus hanya memperhatikannya sedari tadi. Tatapannya tidak berpindah kemana pun seakan wajah Hera seperti ada magnet yang selalu menyita perhatiannya. Hera yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah di tambah lagi Zeus tidak meresponnya.

"Kalau gak novel 'Laskar pelangi' karyanya Andrea Hirata aja. Itu novel terbagus yang pernah aku baca, tentang perjuangan sekolah. Pasti kamu tau,"

Zeus mengangguk menyetujui. Kemudian mereka mengeluarkan sebuah kertas dan mulai mendiskusikan ringkasan-ringkasan yang terdapat di dalam novel itu hingga tersusun rapi sehingga lebih mudah untuk menulisnya kembali sebagai laporan.

Mereka berdua terlihat sangat serius mengerjakannya. Sesekali Zeus mencuri pandang kearah sosok perempuan yang kini masih menguasai hati dan pikirannya beberapa hari ini. Sedangkan Hera fokus merangkum tulisannya.

"Hera, kapan lo bakal beli cincin sama Ardes? Tentuin bajunya juga belum, kan?" tanya Audy menyeletuk membuat suasana menjadi hening.

"Gak tau." jawab Hera seadanya. Ia melirik kearah Zeus yang rautnya sudah berubah. Tatapannya kembali dingin lalu menyibukkan diri untuk fokus menulis.

"Gue gak sabar nunggunya pasti lo berdua cocok banget pas tukeran cincin," kata Audy kembali memancing.

"Nanti siapa tau gue nyusul sama Zeus," kata Audy terkekeh menggoda tetapi sama sekali tidak membuat Zeus mengalihkan pandangannya.

"Ze, besok papa mau meeting. Kamu bisa gak temenin aku belanja buat baju pentas minggu depan?" tanya Audy.

"Iya, besok bisa."

Hera terpaku mendengar nada bicara Zeus yang lebih lembut jika berbicara dengan Audy, sementara cowok itu selalu ketus dengannya.

"Kata siapa boleh pergi?" tanya Hera. "Besok kita lanjutin kerja kelompok! Gak ada pergi-pergi!"

"Kenapa lo ngatur-ngatur hidup orang?" tanya Zeus sarkas.

Hera menyunggingkan senyumnya. "Aku masih pacar kamu kalau kamu lupa."

°°°°°

Hera menggoyang-goyangkan kakinya sambil duduk berdua bersama Zeus di kursi teras rumahnya. Audy sudah di jemput oleh Fardil beberapa jam yang lalu dan menyisakan mereka berdua di sini. Zeus maupun Hera sama-sama terdiam tak tahu harus memulai topik apa. Akibat terlalu lama tidak bertegur sapa membuat keduanya di selimuti rasa canggung.

"Zeus, kamu baik-baik aja, kan?" tanya Hera membuat Zeus menoleh dengan raut bingung karena pertanyaan yang di lontarkan Hera terdengar aneh di telinganya.

"Kenapa lo tanya gitu?"

"Gak pa-pa. Soalnya kamu kayak kurang tidur belakangan ini." ucap Hera yang diam-diam masih memperhatikannya selama ini.

"Gue gak pa-pa."

"Bener kamu ngerokok?"

"Tau dari mana?" tanya Zeus terkejut.

Hera tertawa pelan. "Dari Chico,"

"Jangan lagi ya? Nanti paru-paru kamu rusak, gak sehat kalau merokok gitu. Kamu harus jaga kesehatan dan jangan sakit," pesan Hera tulus sambil menatap kearah Zeus di sebelahnya.

Mulut Zeus seakan terkunci rapat-rapat dan tak tahu harus membalas apa karena gadis itu selalu bersikap baik padanya. Di mata Hera seakan tersirat rasa kerinduan yang mendalam.

"Kamu mau tidur sebentar gak? Biar aku nyanyiin bintang kecil kayak waktu itu, muka kamu lesuh banget."

Zeus menggeleng menolak. Ia hanya tidak enak selalu menyusahkan perempuan itu padahal sekarang Zeus sering menyakitinya.

"Pacarnya Hera gak boleh kecapekan, sini tiduran gak usah malu-malu."

Jantung Zeus berdetak kencang setelah mendengarnya. Andai saja dulu Hera sudah seperti ini, pastinya Zeus dengan senang hati menerimanya, tetapi untuk sekarang di antara mereka sudah terbangun sebuah tembok yang membatasi walau status mereka masih pacaran.

"Gak usah." tolak Zeus lagi dan lagi.

"Aku mau minta maaf kalau gak bisa jadi pacar yang baik buat kamu. Di sini aku selalu berdoa semoga nanti kamu bisa dapet yang lebih baik dari aku. Maaf buat kamu kecewa banyak," ucap Hera lirih.

"Kenapa ngomong gitu? Kayak mau berpisah aja, alay banget."

Hera menoleh kemudian menggenggam tangan besar Zeus dengan erat. "Kamu mikir deh, Buat apa tetep berjalan tapi perasaan itu udah tidak sama."

"Maksud lo apa sih?" tanya Zeus mulai tak nyaman dengan topiknya.

"Apa kita putus aja?"

Zeus terkejut kemudian dengan cepat menggeleng kuat. Membayangkan Hera pergi dari hidupnya saja sudah membuat Zeus uring-uringan apalagi jika itu menjadi kenyataan.

Selama ini Hera adalah salah satu alasannya untuk bertahan hingga sekarang. Kalau bukan karena Hera, Zeus mungkin sudah mempasrahkan diri ketika Damar ingin membunuhnya.

"Ra," Suara Zeus melembut. "Aku gak mau putus,"

Tangan Zeus memegang pipi Hera agar gadis itu juga menatapnya. Ibu jarinya menghapus air mata yang hendak turun lewat kelopak mata cewek itu.

Wajah Zeus kian mendekat kepadanya, mengikis jarak antara mereka membuat jantung Hera berpacu cepat. Sensasi menggelitik di perutnya sangat terasa hingga atmosfer di sekitarnya mendadak panas.

Zeus menatap kedua bola mata indah itu. Rindu juga menatap Hera di jarak dekat. Tatapannya turun mengarah ke bibir mungil itu membuat Hera panas-dingin di tempatnya.

"Boleh cium?" tanya Zeus.

"Hah? A-ap---"

Belum sempat Hera melanjutkan ucapannya, Zeus sudah lebih dulu menarik lengan Hera dan mencium gadis itu. Ciumannya menuntut dan mendalam. Tersirat rasa rindu yang menggebu-gebu. Sementara Hera seperti mati kutu di tempatnya dan hanya pasrah mengikuti permainan cowok itu. Zeus menatap wajah Hera setelah tautan mereka terlepas. Tangannya menarik pinggang Hera agar duduk di kedua pahanya sehingga tak ada lagi jarak di antara mereka.


Zeus menarik tengkuk leher Hera dan kembali menciumnya. Kali ini ciumannya lembut penuh perasaan membuat Hera terbuai lemas. Zeus seolah-olah tidak bisa berpikir jernih, ia menggeram tertahan kemudian melerainya. Berganti Zeus mengecup kening Hera lalu beralih mengecup kedua pipinya dan terakhir bibirnya seolah-olah tidak pernah puas dengan gadis itu.

Mata mereka tak terlepas satu sama lain dengan napas yang masih terengah-engah.

"Maafin aku, Ra." ucap Zeus menyesal setelah melakukannya.

Hera masih terdiam sebelum akhirnya menjawab. "Maaf juga udah ngomong gitu," Hera mengusap pipi Zeus lembut, hal yang sangat di sukai Zeus.

"Ra...," panggil Zeus. "Boleh cium lagi?"

°°°°

TO BE CONTINUE

GIMANA PART INI ??

SENENG GAK ????

JANTUNG AMAN???

COBA KOMEN GIMANA PERASAAN KALIAN??

APA YANG MENJADIKAN KALIAN BETAH DI LAPAK VIRA ??

KENALA SUKA SAMA CERITA INI ??

APA PESAN BUAT ZEUS?

PESAN BUAT HERA?

PESAN BUAT TOKOH LAIN ?

TOKOH FAVORITE KALIAN SIAPA ??

MAKASIH YAAA SEMUA !! ❤❤❤

Spam 🤍 untuk next !

SEE U NEXT PART !!!!!!!!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 170K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
741K 34.7K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.5M 217K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
649K 34.7K 75
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...