ZEUSHERA (SUDAH TERBIT)

By helloitsvira

3.3M 385K 38.3K

"Lo kenapa segitunya bela gue sih?" "Gue berada di titik dimana gue bisa kasih seluruh hati gue untuk lo Ra."... More

PROLOG
01 | DAZEUS DIRGENTA
02 | TENTANG LEANDRO
03 | GADIS ITU
04 | DIA ITU ZEUS
05 | JANGAN TAKUT
06 | MENEPATI JANJI
07 | ZEUS UNTUK HERA
08 | SIAPA KEIVAZRO ?
09 | LEBIH DEKAT
10 | SUARA HATIMU
11 | TRAUMA
12 | LUKA YANG TERPENDAM
13 | TERTARIK
14 | SENTUH = MATI
15 | TERTIPU
16 | RASA SAKIT DAN PELINDUNG
17 | MENCOBA HAL BARU
18 | FAKTA CEWEK
19 | BALAP MOTOR (1)
KEIVAZRO-VISUAL
20 | BALAP MOTOR (2)
21 | MULAI PENASARAN
22 | SEDIKIT PERHATIAN
23 | LEPAS KENDALI
24 | MERASA NYAMAN
25 | HUKUMAN BERJAMAAH
26 | KESAL
27 | PERMAINAN DIMULAI
28 | FILOSOFI BINTANG DAN KAMU
29 | UNTUK PERTAMA KALI
30 | MEMBELA
31 | JAGA HERA
32 | RAHASIA ZEUS
33 | BUKAN SIAPA-SIAPA
34 | SEBUAH KEPASTIAN
35 | HARINYA ZEUS & HERA
36 | GARA-GARA PMS
37 | KENANGAN PAHIT
38 | TAK DI ANGGAP
39 | BERANTAKAN
ARDES & HAZEL | SPECIAL NEW YEAR
40 | BENTENG PERTAHANAN
41 | DI PERMALUKAN
42 | KITA SAUDARA
43 | SIAPA PENGKHIANAT
44 | PERTUNANGAN
45 | TERPECAH BELAH
47 | SEBUAH KEPUTUSAN
48 | PERMINTAAN MAAF
49 | KAMI KEMBALI
CHAT - TOKOH ZEUSHERA
50 | TENTANG KITA
51 | KELEMAHAN ZEUS
52 | SERANGAN MENDADAK
53 | TENTANG KEBENARAN
54 | KETULUSAN ZEUS
55 | SUDAH TERUNGKAP
56 | PERISAI KEIVAZRO
57 | 14 FEBRUARI
58 | INGIN DENGAR SUARAMU
59 | HERA ASTERLA
NEW VERSION | PROLOG
NEW VERSION | DAZEUS DIRGENTA
PREORDER ZEUSHERA
SPIN OFF KEIVAZRO

46 | PERUBAHAN

36.3K 4.6K 565
By helloitsvira

Vote comment !!

Siapa yang nunggu?!! Nunggu banget?

VOTE DULU DUNGSS !!

GENGS BINTANG UDAH PUNYA IG DI FOLLOW YA !! Bsa bucin brg Ezra deh..

@bintangmichella_

Kalian ada yang mau ikut GC aku?

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR ?!!!

Selamat membaca 💜

°°°°°

"Pada akhirnya bukan kata-kata menyakitkan dari musuh yang selalu kita ingat, namun diamnya para sahabat yang dulu mendukung kita."

-Hera Asterla-

°°°°°

"Hazel? Lo masih di sini?" tanya Hera sembari membuka jas laboratoriumnya.

Melihat Hazel yang tengah menulis laporan hasil praktek kimia dengan wajah bingung membuat hati Hera tergerak untuk mendekatinya.

"Mau di bantu?" tanya Hera.

Hazel menghembuskan napas panjang sembari membuang mukanya malas, kemudian melanjutkan aktivitasnya tanpa mempedulikan Hera. Padahal biasanya gadis itu paling heboh bahkan meminta Hera untuk membantunya tanpa harus di tanya terlebih dahulu.

"Udah bel, lo gak mau makan bareng?"

"Zel, gue boleh ngomong?"

"Jangan berisik! Gak liat gue sibuk?" jawab Hazel ketus.

"Maaf, gue cuma mau ngomong soal-"

"Gue udah bilang kalau lagi sibuk." kata Hazel memotongnya lalu merapikan alat tulis beserta kertas laporan miliknya. Hera memperhatikannya dengan tatapan rindu. Tak ada lagi Hazel yang ceria, tak ada lagi Hazel yang suka berteriak-teriak kepadanya.

"Zel," panggil Hera lirih membuat langkah Hazel terhenti tetapi tidak menoleh.

"Kenapa, Ra?" tanya Hazel dengan suara bergetar. "Kenapa harus Ardes?"

Meski ia tidak melihat wajah Hazel namun Hera tahu bahwa gadis itu kini sedang menahan tangisannya. Yang Hera tahu, Hazel itu perempuan yang tidak mudah menangis dan selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Jika perempuan itu menangis berarti memang hatinya benar-benar terluka.

"Gue selalu belain lo, gue selalu dukung lo, tapi kenapa balasannya ini? Gue kurang baik apa sama lo?"

"Maaf soal itu tapi lo jangan berubah pendiam kayak gini." pinta Hera memohon.

"Jangan menjauh, gue butuh lo, Zel. Lo inget pas waktu pertama kali kita ketemu? Lo sama Bintang tolongin gue dari Elisa, di situ gue seneng banget karena ada orang yang mau temenan sama gue." ucap Hera tersirat harapan di sana.

Hazel meremas rok abu-abunya sambil menunduk. Ia ingin memeluk Hera tetapi otaknya berkata tidak. Rasa kecewa itu menguasai hatinya sekarang dan belum terobati.

"Zel, lo inget kita pernah nginep bareng di rumah Bintang. Kita kayak saudara karena selalu bareng-bareng, tapi kenapa lo berubah jadi asing?"

"Lupain itu semua. Anggep kita kayak dulu sebelum gue ajak lo berteman karena gue nyesel tolongin lo waktu itu." ucap Hazel membuat hati Hera seperti di injak-injak.

"Karena emang bener kalau lo itu gak pantes buat di jadiin temen, Ra!"

Hazel pun langsung pergi dari ruangan LAB meninggalkan Hera sendiri yang tengah menatap punggung itu hingga menghilang di balik pintu. Sekarang kehangatan itu sudah tidak ada lagi, kehangatan yang hanya bisa Hera dapatkan setelah keluarganya sudah hancur.

°°°°°

Zeus memakan bakso miliknya sambil termenung. Ketika menuju kantin tadi, ia berpapasan dengan Ezra dan Panji tetapi mereka hanya melewatinya begitu saja. Merenggangnya mereka bisa di rasakan oleh murid-murid lain. Bahkan Bejo dan Chico terlihat menyendiri sedangkan Ardes lebih memilih berdiam di kelas. Mereka semua terpecah, kebersamaan itu mulai perlahan luntur dengan mudahnya.

Meja Keivazro yang dulunya ramai kini hanya tersisa Zeus seorang. Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, Zeus tidak menyadari kedatangan seseorang yang kini sudah duduk di depannya.

"Zeus? Kok bengong?" tanya Hera membuat Zeus menoleh terkejut.

Hera tersenyum. "Hai, aku gabung ya,"

Zeus tak bergeming sama sekali seperti tidak menganggap Hera ada di sana, tetapi gadis itu terus tersenyum tegar.

"Kamu udah lama di sini?" Hera terus mencari topik pembicaraan, dan lagi-lagi Zeus tetap diam hingga pertanyaan itu tenggelam oleh waktu.

"Aku dari tadi cariin kamu. Tadi abis dari LAB kemana? Kok ngilang terus?

"Bukan urusan lo."

Beberapa menit kemudian, Zeus langsung mengusap mulut dengan tissu di tangannya kemudian berdiri dari duduk untuk membayar makanan yang tadi ia beli. Ketika cowok itu ingin pergi, Hera segera menahan tangannya.

"Eh.. Eh mau kemana? Gak tungguin aku?"

"Gue gak ada waktu." Zeus melepaskan tangan Hera dengan paksa lalu ia beranjak pergi dari sana membuat Hera langsung menyusulnya untuk menjelaskan bahwa ia tidak bersalah.

"Zeus!! Aku mau jelasin sebentar aja!" Hera berusaha mengejar langkah Zeus yang terkesan terburu-buru.

"Zeus pleasee...." Hera dengan cepat berlari dan berdiri di depannya dengan napas tersengal-sengal karena Zeus berjalan sangat cepat.

"Cepet 1 menit."

"Kamu salah paham. Aku gak pernah suka sama Ardes, aku gak mungkin rebut Ardes dari Hazel dan pertunangan itu terpaksa karena mama aku yang masuk penjara." Hera mengucapkannya cepat.

"Pertunangan itu bayarannya, Ze, dari keluarga Dihantara yang mau bantuin mama. Selain itu juga keluarga Ardes mau bantu perusahaan Om Fardil yang hampir bangkrut." lanjutnya kembali menjelaskan.

"Udah?"

Hera terkejut dengan responnya lalu mengangguk.

"Oke." Setelah itu Zeus pergi dari hadapannya membuat Hera gelagapan dan kembali mengejarnya.

"Kok gitu?? Kamu gak percaya sama aku?"

"Zeus jangan kayak gini! Kamu kenapa sih gak ngerti-ngerti?!" Hera berteriak kencang saking kesalnya karena cowok itu terus menghindar.

Zeus berhenti dan berbalik dengan tatapan yang tajam. Sekarang di kedua mata Zeus tidak ada lagi tatapan hangat dan teduh untuk Hera. Pada kenyataannya laki-laki itu telah membencinya.

"Lo bilang gue gak ngertiin lo?! Terus selama ini yang gue lakuin itu apa? Jangan mikir hanya lo yang paling tersakiti di dunia ini, dan lo minta semua orang buat ngertiin lo. Emang lo itu siapa?" ucap Zeus menusuk hati Hera.

"Zeus aku bukan seperti apa yang orang pikirin! Aku punya alasan yang tadi udah aku bilang tapi kamu anggep semua itu angin lalu. Aku gak punya siapa-siapa lagi selain kamu, Ze! Kenapa kamu gak pernah ngertiin aku juga saat ini?" Lagi-lagi Hera harus membuka hatinya untuk sabar agar air matanya tidak keluar di depan Zeus.

"KAPAN GUE GAK NGERTIIN LO GUE TANYA, HAH?! JANGAN EGOIS JADI CEWEK YANG SELALU MINTA DI MENGERTI! GUE KURANG SABAR APA LAGI SAMA LO?!" bentak Zeus membuat Hera terlonjak. Selama mereka menjalin hubungan, baru pertama kali Zeus membentaknya seperti ini.

"Aku bisa perbaiki semuanya tapi tolong jangan bersikap kayak gini, Ze." ucap Hera melembut tetapi Zeus menghiraukannya.

"Udah jangan banyak bacot lo."

"Kamu bukan Zeus yang aku kenal. Mana cowok aku yang dulu? Yang gak pernah tinggalin Heranya, yang selalu lindungin Heranya, yang gak pernah kasar sama Heranya." ucap Hera menahan rasa sesak.

"Untuk apa? Lagian gue gak pernah di hargai. Zeus dulu udah gak ada! Jangan pernah lo harap dia kembali!"

"Aku janji bakal buat kamu kembali kayak dulu. Aku bakal buktiin ke kamu kalau ini semua gak bener!"

"Terserah, gue gak peduli!"

"Kenapa?"

"Lo gak tau malu banget ya jadi cewek? Ngapain ngejar gue? Urus aja sana tunangan lo!" ucap Zeus menutup obrolan mereka menit itu.

°°°°

"Sejak kapan lo merokok?" Suara Chico datang dari samping membuat Zeus tersentak karena tak menyangka cowok itu mengikutinya sampai ke KMI (Kantin Mpok Ijah) belakang sekolah.

Zeus kembali menatap kearah depan sambil menghembuskan gumpalan asap rokok dari mulutnya. Entah sudah berapa batang telah Zeus habiskan seharian ini. Sebenarnya Zeus antirokok tetapi sekarang pikirannya sedang kacau sehingga ia butuh pelampiasan.

"Ngapain lo di sini? Bukannya lo juga musuhin gue?"

"Gue bukan anak kecil yang mainnya kayak begituan, lo pikir cari sahabat itu gampang?" jawab Chico membuat Zeus terdiam.

"Jangan jadi pengecut, Ze. Lo masih jadi ketua Keivazro tapi kenapa lo lari terus? Mau sampai kapan kita begini?"

Zeus membuang puntung rokoknya ke tanah lalu menginjaknya membuat api kecil itu padam. Tatapannya kosong serta banyak pikiran yang sangat membebaninya. Zeus merasa gagal menjadi ketua mereka.

"Tadi gue liat Hera lagi jalan ke toilet sambil nangis, lo apain dia?" Chico menatap Zeus serius.

"Itu bukan urusan lo, Chi." jawab Zeus. Ketus dan singkat.

Chico tertawa sinis. "Jelas itu urusan gue. Hera udah gue anggep kayak adek gue sendiri. Lagian dia tetep ibu ketua Keivazro."

"Setau gue, Zeus itu bukan cowok berengsek. Apa lagi kasar sama ceweknya." Untuk urusan ini, Chico memang pandai menyindirnya membuat darah Zeus kembali mendidih.

Chico tidak takut jika terkena amukan Zeus. Ia hanya membela yang benar dan tidak ingin Zeus terus-terusan berdiam diri seperti sekarang, karena Chico percaya bahwa Zeus itu dewasa dalam bersikap. Chico menepuk pundak Zeus sebagai tanda simpatinya seorang sahabat.

"Jangan nyesel kalau lo nanti yang malah kehilangan Hera. Cewek itu emang sabarnya kelewatan tapi kalau mereka udah capek, jangan harap dia bakal baik-baikin lo lagi. Hargai selagi ada."

°°°°°

"ZEUS!! ITU SI BEJO BERANTEM SAMA ALEX DI KELAS XII! CEPETAN NANTI KEBURU GURU LIAT, GUE PUSING MISAHINNYA!" Zeus dan Chico langsung menoleh setelah mendengar suara teriakan Joshua---salah satu anggota Keivazro dari kelas XI IPS 5.

Zeus beranjak dari tempatnya lalu berlari kencang menuju tangga untuk naik ke lantai paling atas. Dari tangga saja sudah sangat ramai, Zeus dan Chico menyerobot memasuki lautan manusia yang sedang bersorak-sorak menyerukan nama Bejo maupun nama Alex.

"APA-APAAN LO NYARI RIBUT TEMEN GUE?!" Zeus menengahi membuat posisinya berada di tengah-tengah mereka berdua.

"BILANGIN TEMEN LO BUAT JANGAN DEKET-DEKET CEWEK GUE!" bentak Alex di depan wajahnya sambil menatap rendah Zeus.

"CEWEK LO AJA YANG GATEL SAMA GUE! TERBUKTI DIA GAK SETIA SAMA LO!" jawab Bejo tak kalah kencang.

"Bangsat!" umpat Alex melayangkan tinjunya kearah Bejo tetapi terlambat karena Zeus lebih dulu bergerak cepat memukul perut Alex sampai cowok itu mundur beberapa langkah karena tak siap menerima serangan mendadak dari Zeus.

"Gue gak ada urusannya sama lo!" Alex membalas pukulannya tak kalah kencang namun itu tidak membuat Zeus goyah.

"Siapapun yang nyari masalah sama temen-temen gue itu jadi urusan gue." jawab Zeus lantang. Badannya tegap kentara sekali ada jiwa pemimpin di dalam dirinya.

Bejo tertegun mendengar Zeus yang membelanya. Bukannya berterima kasih justru Bejo menarik kerah kemeja putih Zeus membuat Chico yang melihatnya terkejut.

"Jangan sok peduli sama gue. Gue gak butuh pembelaan dari lo!" Bejo mendorong Zeus setelah kata-kata menusuk itu keluar dari mulutnya.

Zeus menatap kearah Bejo yang pergi dari sana. Sementara Chico langsung menghampiri Zeus. Cowok itu juga ikut merasakan apa yang Zeus rasakan. Rasa marah yang menggebu-gebu tetapi tak bisa di keluarkan.

Kejadian itu tak terlepas dari mata Ardes yang tengah bersandar di dinding dekat mading. Dirinya tertutup oleh kerumunan orang tetapi Ardes melihat semuanya. Cowok itu menghela napas, percuma jika menjelaskan ke mereka karena kepercayaan itu tidak ada artinya lagi, hanya keadaan yang akan membuat mereka tersadar suatu saat nanti.

Keivazro, nama itu masih ada tetapi anggotanya sedang terombang-ambing entah pergi kemana membuat keberadaanmya terasa asing.

°°°°°

CEWEK SUKA REBUT COWOK ORANG!

MATI AJA SANA!

DASAR JALANG!

KELUAR LO DARI SEKOLAH INI.

MAMPUS GAK PUNYA TEMEN.

Hera hanya bisa memandangi buku paketnya yang sudah kotor dengan coretan-coretan tangan. Bukan itu saja, setengah dari halaman bukunya di robek membuat hatinya sangat sakit.

Di kelas, dirinya di kucilkan seperti di anggap orang yang mempunyai penyakit menular sehingga orang-orang menatapnya jijik. Jika pun Hera melawan itu semua sia-sia karena tak ada yang membelanya lagi. Bahkan pacarnya sendiri kini tidak lagi duduk di sebelahnya dan lebih memilih untuk pindah ke meja paling pojok dekat jendela.

Zeus menggendong tas miliknya untuk bersiap pulang tetapi tatapannya mengarah kepada Hera yang sedang sibuk memunguti sisa-sisa kertas sobekan dari buku paketnya.

Namun Zeus berusaha untuk tidak peduli. Ia melewatinya mengabaikan Hera tetapi selang beberapa detik ia berbalik.

"Ngapain masih di sini?" tanya Zeus membuat Hera sontak berdongak.

"Ehmm.. Anu.. Nggak pa-pa kok. Aku cuma mau bersih-bersih." jawab Hera seadanya.

"Elisa?" tanya Zeus serius.

"Ze, itu jidat kamu kenapa?" Hera yang sudah berdiri seraya mengulurkan tangannya untuk mengusap luka itu tetapi Zeus menepisnya.

"Gak usah alihin pembicaraan! Jawab!" Zeus meninggikan suaranya.

"Kenapa emang? Kamu peduli?" Hera membalas tanya.

"Nggak. Justru bagus biar lo sadar kalau jadi cewek jangan ganjen." Zeus berkata pedas.

Hera tertawa kecil lebih ke miris. "Iya aku ganjen, aku centil, aku matre, aku perebut segalanya, aku kayak jalang, aku pembawa sial, aku gak berguna. Puas kamu? Apa lagi?" ucap Hera menahan sesuatu yang hendak keluar dari matanya tetapi ia tidak mau terlihat lemah karena menangisi cowok di hadapannya.

"Gak usah drama! Hidup lo tuh drama mulu kayak merasa paling tersakiti, padahal lo juga sakitin sahabat lo sendiri. Sama kayak Ardes pengkhianat!"

Napas Hera tersendat. Ia tidak bisa menahannya lebih lama membuat hatinya sangat sesak. Zeus memperhatikan gadis itu, sebenarnya Zeus tidak ingin tetapi mulutnya selalu tidak terkontrol jika melihat Hera.

"Terserah apa kata kamu. Aku gak ada cara lagi buat ngelawan. Kamu mau pulang? Yaudah sana hati-hati, maaf aku udah terlalu capek buat berantem sama kamu hari ini." ucap Hera dengan lemas seraya memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya.

Zeus dengan cepat menarik tangan Hera sehingga perempuan itu kini berbalik dan berdiri berhadapan dengannya. Tangan Zeus terulur untuk mengusap buliran air mata di pipinya membuat Hera semakin ingin menangis.

"Jangan cengeng. Udah mau tunangan tapi cengeng!" Zeus menatap kedua netra hitam itu dengan perasaan sama sakitnya.

"Gue benci liat lo nangis apa lagi buat cowok lain yang bukan tunangan lo. Harusnya yang hapus air mata lo itu Ardes bukan gue." ujar Zeus.

Hera menggeleng kuat pertanda tidak setuju. "Udah aku gak kuat, tolong jangan kayak gini."

"Lemah banget segitu aja gak kuat. Apa lagi gue yang ngeliat lo harus tunangan sama sahabat gue sendiri?" kata Zeus menumpahkan isi hatinya.

"Jangan membuat gue jadi gak rela buat lepasin lo, Ra."

°°°°°°

INI HAZEL

INI AUDY GENGSS

INI CHICO 😍😍

INI BINTANG

TO BE CONTINUE

GIMANA PART INI ???

MAAAF BANGETT AKU TELAT UPDATE HARUSNYA KEMARIN TAPI AKU SIBUK 😭😭😭😭😭😭😭

MAKIN APA NIH CERITANYA??

Maaf juga kalau part ini rada gak nge-feel/ gak jelas soalnya aku lagi depresot mikirin ujian praktek.

Hidup gak sih ceritanya??

Apa kalian nangis? Aku takut gak ngefeel 😭😭😭

Makasih udah tungguin cerita ini ya ❤

Follow IG mereka yuk ;

@keivazro
@coretan.vira

@dirgentazeus
@heraasterla
@ni_ezraa
@bintangmichella_
@panjisayangkamu
@chic_osebastian
@bejoanakbunda

SEE YOU NEXT PART ! ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

399K 19.3K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 108K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.4M 128K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
481K 18.6K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...