Keringat dingin, mengucur deras dari punggung Nezha dan Dharma, tubuh mereka bergetar hebat seketika, melihat sosok menakutkan yang dianggap sebagai pemburu para dewa di masa lalu.
"Kita harus pergi dari tempat ini!" Nezha buru-buru mengumpulkan aura api untuk meredam aura yang dikeluarkan Author.
Meski tak dapat meredamnya secara penuh, setidaknya ia kini dapat bergerak dan terbang menjauh, meninggalkan Dharma yang hanya bisa mengumpat dalam-dalam.
"Hei tung-"
Ia juga berniat untuk melapisi tubuhnya dengan aura, namun sebuah pedang silver melesat ke arahnya dengan kecepatan tinggi, membuat fokusnya terpecah dan mencoba untuk menahan serangan tersebut.
"Apa?! Tunggu dulu, pedang ini!" Membelalakkan mata karena terkejut, ia segera menyadari bahwa pedang yang dipakai oleh gadis itu bukanlah pedang biasa.
Dengan seluruh tenaga yang tersisa, ia memaksa dirinya untuk bergerak, melawan aura yang mengekangnya. Sebuah pohon besar segera tercipta dihadapannya, menahan serangan tersebut.
"Ini tidak baik, aku juga harus pergi dari sini." Ia buru-buru mengumpulkan aura untuk melapisi tubuhnya, membuat ia dapat bergerak bebas kembali.
Ia pun segera terbang menjauh, mencoba untuk menyusul Nezha yang saat ini entah berada dimana.
"Re : Potition!"
Lena yang melihat hal itu menggunakan [Re: Potition] untuk membuat pria botak itu kembali ke tempat semula, membuatnya hanya bisa mengumpat dalam-dalam.
"Author, kau pergi dan urus Nezha." Fang menatap pria berambut putih di belakangnya dengan tatapan mengintimidasi, cincin di tangannya lagi-lagi mengeluarkan aura merah membuat Author hanya bisa tunduk.
"Sesuai permintaan mu tuan." Sebuah senyuman terlihat di wajah pria berambut putih itu, membuat Fang mengerutkan alis.
Ia segera mengeluarkan pena dan kertas dari balik jubahnya, sebelum menuliskan sesuatu pada buku tersebut.
[Space on my hand, body in my control, their can't be escape, from my master wrath..]
Ia terus menulis sebelum akhirnya menghilang dari tempat itu.
Stroke di sisi lain saat ini masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ia kemudian menatap jendela statistiknya, yang saat ini memiliki begitu banyak status poin akibat hal yang dilakukan oleh Author sebelumnya.
Ia kemudian menatap ke arah Fang yang saat ini begitu berbeda, ia dapat merasakan kekuatannya saat ini berada di level yang lain, bahkan level 900 nya saat ini mungkin belum bisa mengimbangi kekuatan yang dimiliki pria berambut hitam itu.
Fang disisi lain memasang wajah serius, pandangannya kini terarah pada sebuah notifikasi sistem sebelumnya.
[Anda telah mencapai syarat khusus untuk evolusi sementara.]
[Job Dark Warrior telah berevolusi menjadi The Fallen Hero secara tidak sempurna.]
Hp dan Mp barnya terlihat berkurang dari waktu ke waktu, membuatnya hanya bisa menghela nafas panjang sebelum meminum beberapa super potion untuk memulihkan statnya.
Ia kemudian menatap ke arah Dharma yang kini bersiap untuk perlawanan, namun segera tumbang ketika tatapan matanya bertemu dengan mata putih bersinar Fang.
Ding!
[Dharma Budha telah dikalahkan, Quest Budha Qualification berhasil di selesaikan]
[+903.000.000.000 exp]
[Level up]
[Level up]
..
Tubuh Dharma yang masih diam mematung dengan mata melotot segera terkulai menjadi debu, sebelum akhirnya berubah bentuk menjadi sesosok gadis berambut pirang yang saat ini sedang berusaha untuk mengatur nafasnya.
Fang disisi lain hanya bisa tersenyum masam melihat levelnya yang sebelumnya mencapai angka 0.
Memang sebelumnya ia kehilangan seluruh levelnya untuk membuka segel Author, Bahkan Dewa yang satu itu benar-benar membuatnya harus kehilangan seluruh soul poin miliknya sebagai ganti dari levelnya yang masih belum cukup untuk membuka segel laknat tersebut.
"Hah... Tapi setidaknya itu adalah pertukaran yang adil." pikir Fang sambil melihat ke satu arah, tepatnya ke arah Author yang saat ini sedang membopong seorang pria berambut merah di pundaknya.
Ding!
[Nezha telah dikalahkan, quest Burning in the fire berhasil diselesaikan.]
[+905.000.000.000 exp]
[Level up]
[Level up]
...
Levelnya terus menerus naik hingga angka 30an membuatnya hanya bisa menggeleng pelan.
Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke satu arah, tepatnya ke arah seorang pria yang masih terbaring telungkup di tanah.
Pandangannya perlahan mendingin, menarik nafas dalam-dalam, ia segera berjalan ke arah pria itu sambil memegang pedang kayunya dengan erat.
Gazel disisi lain akhirnya dapat bergerak, pandangannya buram dan kepalanya terasa linglung membuat ia menggelengkan kepala dengan cepat.
"Alteia skill Art ..."
Sebuah suara segera membuatnya berbalik, hanya untuk melihat seorang pria berambut hitam yang kini menatapnya tajam dengan mata kirinya yang bersinar putih terang .
Tubuhnya tiba-tiba terasa kesakitan, membuat ia kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Rasa pegal dan perih terasa hingga seperti nyata, membuat ia membelalakkan mata ketika menyadari pengatur level rasa sakitnya tiba-tiba berada di level 10.
Merasa dirinya dalam bahaya, ia dengan sekuat tenaga berusaha untuk bangkit dan lari, kakinya begitu terasa sakit akibat luka dari pertempuran sebelumnya, namun ia memaksa tubuhnya untuk pergi sejauh mungkin dari tempat itu.
"The Fallen Hero's ...."
Pedang kayu Fang segera diselimuti oleh aura hitam sebelum terserap dan berubah bentuk menjadi pedang hitam keabuan.
Fang hanya menatap ke arah pria itu dengan tatapan dingin. Gazel kini terlihat pincang, namun ia terus berusaha untuk pergi darinya.
"Revenge!"
Fang segera menebaskan pedangnya, membuat tebasan berwarna putih terang melaju ke arah Gazel dengan kecepatan tinggi.
Ding!
[Anda telah mati.]
Satu serangan itu berhasil menguras habis Hp Gazel, membuatnya hanya bisa mengumpat dalam-dalam. Namun tak sampai disana, notifikasi sistem yang lain segera menyusul setelah itu, membuatnya membelalakkan mata terkejut.
[Anda telah kehilangan seluruh item yang ada.]
[Anda telah kehilangan seluruh skill.]
[Level Anda telah di reset hingga ke angka 0.]
Item-item mulai berhamburan dari tempat Gazel mati, membuat Stroke bergegas menuju tempat itu, guna mengamankan item-item dari anggota guildnya yang sebelumnya dicuri oleh Gazel.
Fang sendiri tak terlalu mempermasalahkan hal itu, tatapannya segera tertuju pada sebuah skill yang membuat semua hal itu terjadi.
______________________________________
[The Fallen Wrath(Active skill)]
[Menaikkan segala bentuk kemungkinan persentase skill dan efek khusus hingga 100%]
[Cost : pengorbanan 3 Skill Rare.]
[Cooldown : 1 jam setiap 1% persentase yang dinaikkan.]
______________________________________
Skill itu adalah satu dari beberapa skill tambahan yang didapatkan Fang setelah berevolusi. Ia menggunakan skill itu untuk menaikkan persentase [Skill Stealer] dan efek special dark warior sebelumnya, membuat ia dapat membunuh Gazel hanya dengan sekali serangan dan juga merampas seluruh skillnya.
Ya.. meskipun skill itu harus mengorbankan skillnya yang lain untuk menggunakannya tapi, ia cukup memiliki banyak stok skill Magic hingga Legendary, terlebih hal itu masih bisa ia buat mengunakan [Crafting skill book].
Fang disisi lain hanya menghela nafas, sayangnya evolusinya saat ini hanya berlangsung sementara.
Menggelengkan kepalanya pelan, ia segera menatap arwah Gazel yang entah bagaimana masih berada di sana, melayang di atas tubuhnya sambil mengumpat dalam-dalam ketika menyadari bahwa ia tak dapat pergi untuk membangkitkan dirinya.
Fang disisi lain hanya tersenyum dingin melihat hal itu, ia entah bagaimana dapat menyentuh arwah Gazel dan mencekiknya dengan kuat, membuat pria itu terkejut dan bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kau pasti bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi padamu bukan?" Fang mulai menyeringai sadis.
______________________________________
[The Fallen Sloth(Active skill)]
[Memberikan kemampuan untuk memanipulasi aturan realitas hingga batas tertentu.]
[Cost : pengorbanan 10 Skill Legendary.]
[Cooldown : -]
______________________________________
Seringaian di wajah Fang entah mengapa membangkitkan rasa takut yang teramat pada diri Gazel, tubuhnya mulai bergetar tak karuan ketika melihat senyuman Fang yang bagaikan senyuman iblis, siap menarik siapapun ke neraka terdalam.
Warning : Entah bagian dibawah ini bisa dibilang Gore apa kagak tapi, ya.. hanya peringatan siapa tahu aja sedang makan atau sejenisnya. 🗿
Fang perlahan mengiris kedua sisi kepala Gazel, memotong kedua telinganya dengan begitu cepat.
"Arggghhhhhh"
Tak sampai disitu, ia kemudian melanjutkan dengan mencungkil salah satu matanya dengan perlahan, membuat Gazel hanya bisa melolong kesakitan.
"Apakah aku memperbolehkan mu untuk berteriak?" Pandangan Fang tetap dingin, ia segera menyumpal mulut Gazel menggunakan pedangnya, membuatnya bungkam dan hanya bisa menangis menahan sakit.
Fang kemudian menggunakan tangan yang telah menjadi cakar untuk melubangi perut Gazel, menarik keluar ususnya dari lubang kecil yang ia buat pada pusarnya.
Gazel terlihat kelelahan, rasa sakit yang ia rasakan kini tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Sakit, itu sangat-sangat sakit.
"Hoh.... Apa itu sakit?" Aura hitam merembes keluar dari jari Fang.
"Jika memang seperti itu maka kau masih belum merasakan rasa sakit yang sebenarnya." Aura hitam itu perlahan masuk kedalam lubang tempat mata Gazel sebelumnya, mengoyak tengkorak dan organnya dari dalam.
"Rasa sakit yang dideritanya berkali-kali lipat lebih sakit daripada yang kau derita saat ini!" Aura itu tak hanya masuk melalui lubang mata, namun juga melalui mulut dan lubang hidungnya, membuat ia hanya bisa menahan kesakitan dengan diam, akibat mulutnya yang kini tersumpal oleh aura hitam tersebut.
Hal itu terus berlangsung beberapa saat, tubuhnya mulai kejang dan aura hitam itu akhirnya memenuhi kepalanya dan hampir meledak, untungnya koneksinya dalam game keluar sebelum hal itu terjadi, membuat Fang hanya bisa tersenyum dingin beberapa saat sebelum menghela nafas panjang.
Ding!
[Pembatas tubuh Host telah memblokir penggunaan yang berlebihan, masa evolusi telah berakhir.]
Sebuah cairan daging perlahan keluar dari pori-pori kulitnya, terjatuh dan tidak bergerak lagi, sebelum meresap jauh ke dalam ke tanah.
Segera tubuhnya perlahan kembali ke bentuk semula, membuatnya terjatuh akibat tiba-tiba kehabisan tenaga.
Untungnya Lena segera menangkap tubuhnya sebelum mencapai tanah, membuatnya tersenyum tipis menanggapi hal itu.
"Terimakasih atas semuanya, Lena."