PEREMPUAN MERAH JAMBU

By Senja_Rheaa30

2.7K 487 19

[FOLOW SEBELUM BACA] HAPPY READING ✔️✔️ "Aku yang memiliki rasa, aku yang mengejar, aku yang berkorban, dan p... More

START 🍙00.00
🍙01.00🍙
🍙02:00🍙
🍙03.00🍙
🍙04.00🍙
🍙05.00🍙
🍙06.00🍙
🍙07.00🍙
🍙08.00🍙
🍙09.00🍙
🍙10.00🍙
🍙11.00🍙
🍙12.00🍙
🍙13.00🍙
🍙14.00🍙
🍙15.00🍙
🍙16.00🍙
🍙17.00🍙
🍙18.00🍙
🍙19. 00🍙
🍙20:00🍙
🍙21:00🍙
🍙22:00🍙
🍙23:00🍙
🍙24:00🍙
🍙01/01:00🍙
🍙01/02:00🍙
🍙01/03:00🍙
🍙01/04:00🍙
🍙01/05:00🍙
BUKAN UP!!
🍙01/06:00🍙
🍙01/07:00🍙
🍙01/09:00🍙
ADA YANG BARU TAPI BUKAN KIKO 1000
hai

🍙01/08:00🍙

39 10 1
By Senja_Rheaa30

Hai all
Gue balik lagi bawa kisah pasutri absurd ini
Maap kalo storynya kurang memuaskan atau membosankan, karena dari awal gue belum ada persiapan khusus buat cerita kesekian gue yang InsyaAllah pertama kali gue tamatin:D

Sorry jug kalo jarang up ye, selain sibuk nyari kesibukan gue juga kemarin sibuk ujian cuy!

Semangat pejuang kelas tua!!
Gue baru kelar ujian Soalnya 🤣

WARNING!!!
CERITA SESUNGGUHNYA BARU SAJA AKAN DIMULAI!!

Maksa vote!!😭

DI Chapter ini udah mulai ketara mau kemana cerita ini ygy!
Dari mulai pertemanan Riana dengan Onsep(karena ada sesuatu dengan masa lalu Onsep dan Riana), bagaimana kedekatan Rama dan Riana, kehidupan Riana sebelum meninggalkannya Claudia dan terakhir akan ada kejutan.

Tebak dong kejutannya apaan:D
Gue udah kasih spoiler nih😤

¶¶¶


"berbohong demi kebaikan? ada baiknya juga ... Setidaknya aku tidak akan merasakan sakit untuk sementara."

BUMI MANUSIA 🌍
_____________________

HAPPY READING🥚😊

( ◜‿◝ )

Seorang gadis tengah terduduk disebuah bangku taman rumah sakit, masih menggunakan setelan baju rumah sakit ia nekat keluar dari ruangan padahal baru beberapa jam lalu terbangun dari tidur panjangnya.

Dinginnya angin malam sangat menusuk tulang, beberapa pohon bergoyang mengikuti irama angin yang berhembus.

Sorot matanya memancarkan aura kebencian, dendam, amarah dan kesedihan. Tatapannya berubah sendu seiring dengan berputarnya retina mata coklat itu ke sebuah bangku berisi 2 manusia ibu dan anak yang sedang bercanda dan tertawa lepas. Tatapan penuh kerinduan dan haus akan kasih sayang terpancar nyata dibola matanya.

Kemudian ia kembali menerawang keatas, dimana ada ribuan bintang dan sesosok bulan purnama menghiasi langit ibu kota malam ini. Senyuman indah terbit dari wajahnya, dan tatapan itu kembali datang, sorot tajam dengan wajah dingin super datar terpampang jelas disana.

"Cih udah cukup main-mainnya, gue muak!!" Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk seringai lebar, sangat indah namun mematikan.

"Gue benci lo dan keluarga lo LUCAS AMORA WIJAYA!" Gumam gadis itu penuh dengan kebencian yang mendalam, seperti sudah lama terpendam yang akhirnya menguap kepermukaan.

Akankah permainan ini mudah diselesaikan olehnya? Atau malah dia yang akan kalah dengan permainannya sendiri? Kita lihat saja nanti!

o0o


CEKLEK

Pintu ruangan terbuka, Riana melirik sekilas siapa yang datang kemudian kembali ke layar ponselnya.

"Selamat pagi." Suara berat itu mengalun dari bibir seorang pria yang sebentar lagi akan menjejaki dunia perkuliahan.

"Pagi," balas Riana seadanya.

"Kamu lagi ngapain?" Tanya Aren sembari menyiapkan sarapan Riana. Semenjak Aren datang, Riana tak pernah sekalipun dibiarkan lengah dari penjagaan laki-laki itu.

"Gak liat lo."

"Berhenti dulu main HP nya, sarapan biar cepet sembuh trus pulang," ujar Aren menyiapkan semangkok bubur dan segelas air putih.

Riana memakan sarapannya dengan tenang, awalnya Aren ingin menyuapinya tapi Riana menentang keras, yang sakit itu kaki sama kepala gue, bukan tangan gue, ujar Riana menepis suapan dari Aren.

Saat ini mereka berdua tengah dilanda ke heningan dan kecanggungan, Riana yang merasa risih didekat Aren dan Aren yang sedang berfikir keras untuk bisa dekat dengan istrinya, semangat Ren! Meski para readers minta lu pisah ma Riana, tapi gue tetep ditim lu!

"Ren."

"Clau."

"Eh kamu dulu deh," ujar Aren.

"Gak lo duluan aja."

"Enggak Clau kamu aja dulu sok mau bilang apa hm?" Aren memposisikan dirinya disebelah Riana, gadis itu memandang sang suami dengan tatapan teduh, Aren bisa melihat raut wajah kesedihan yang mencuat disana.

"Ehem ... Bo-boleh gue nanya tentang hidup gue selama 2 tahun terakhir gak?" Tanyanya ragu.

Pertanyaan Riana seolah menyadarkan Aren, jika selama mereka menikah Aren tak pernah tau kehidupan Riana tentang apapun. Bolehkah Aren memutar waktu? Yah andai dia mengetahui lebih awal siapa Riana sebenarnya, maka mereka tidak akan dihadapkan dengan kenyataan ini.

"Um ... Aku gak tau mau mulai dari mana Ay, karena jujur selama setengah tahun kita menikah aku begitu buruk memperlakukanmu saat beberapa bulan pertama menikah." Riana mengernyit.

"Segitunya? Emang kenapa? Apa gue pernah buat lo kesel?" Aren menghembuskan nafas panjang, jangan sampai dia salah ucap Tuhan! Eh emang dia punya Tuhan?

"Dulu pas kita pertama bertemu kamu udah nunjukin rasa suka kamu ke aku, waktu itu aku gak ada niatan suka atau bahkan kenal kamu, aku malah jatuh cinta sama perempuan lain yaitu sahabat kamu." Riana mengangguk mengerti.

"Eh trus gimana? Kok kita bisa nikah? Gue tanya Daddy dia gak mau jelasin resek!" Gerutu Riana sebal. Aren tekekeh, lalu mengacak puncak kepala istrinya gemas.

"Kita dijodohin Clau, sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, dulu aku jahat banget sampe tega seling-eh engga karena kamu tau hubungan ku sama dia."

"Eh gue restuin hubungan kalian gitu?" Aren mengangguk lalu beralih menggam kedua tangan Riana dan tak mendapat penolakan.

"Kamu tuh lucu dulu tau, tiap hari ngajakin anak anak kelas kamu konser, bikin heboh satu sekolah dan jangan lupa kelakuan kamu yang ngejar ngejar aku pas sebelum kita menikah." Aren menoel hidung pesek Riana tekekeh geli.

Riana merasa kini kedua pipinya memanas.

"Anj- gue kok alay banget dulu eh, ya Allah bisa bisanya gue kayak gitu apalagi ke cowok!" Batin Riana resah ingin berteriak.

"Tapi aku salah Clau, semua tingkah lucu kamu dulu aku malah mikirnya kayak orang gak waras." Lirih Aren dikata terakhir, Riana melotot garang bisa bisanya dia dikira gak waras.

"Ta-tapi tapi itu dulu kok, sekarang aku tuh cuma cinta sama kamu beneran serius pake cap badak yang asli!"

Riana terkekeh, bisa tingkah lucu juga suaminya, pikir gadis itu-eh ngomong ngomong soal gadis, apakah dia masih itu? Hah! Pikiran negatif Riana yang sangat nyambung pun aktif!

"Euuu ... Ren, A-apa kita pernah nganu?" Ujar Riana ragu ragu, sumpah demi apapun dia malu Tuhan!!

Aren mengernyitkan tak paham, namun beberapa detik kemudian seringai lebar terukir diwajah tampannya.

"Nganu? Ngen maksud kamu?" Tanya Aren jahil.

Plakk

"Sakit Ay astaga kasar bet istriku." Aren mengelus pipinya yang ditampar oleh Riana.

"Kalo ngomong difilter makanya! Pake bahasa yang bener kek!" Dengus Riana kesal.

"Iya iya maksud kamu kita pernah berhubungan in-"

"Stopp! Udah gak usah diterusin! Tinggal jawab udah atau belum aja susah banget sih!" Riana menangkup bibir Aren dengan kedua tangannya. Hal itu justru memancing Aren untuk melakukan ide gila.

Riana meringsut mundur saat tiba-tiba wajah cowok itu bergerak maju mendekatinya, tangan Riana yang bertengger manis dibibir sang suami pun merasa basah, what what? bentar basah? Oh shit! Aren menjilati telapak tangannya!

"Aren! Gila ya lo!" Riana mendorong wajah suaminya untuk mundur, dan mengusap telapak tangannya pada kemeja coklat milik Aren dengan kasar.

"Gausah jijik, kita aja pernah ngelakuin hal yang lebih," goda Aren sambil menaik turunkan alisnya.

"Maharen! Gue potong abis anu lo yah!"

o0o

Malam ini adalah malam terakhir para kelas 12 angkatan ke 23 SMA Pelita Bangsa yang resmi menyandang gelar sertifikat S3 alias SD SMP SMA!!

Begitupun juga dengan Riana, istri dari calon penerus Wijaya company ini sangat keras kepala, Aren sudah kehabisan akal untuk membujuknya agar tak mengikuti acara from night kelulusan.

"Gue gak papa kali Ren tenang aja," Ujar Riana untuk kesekian kalinya.

"Tapi Ay aku khawatir, apalagi kamu belum banyak kenal murid murid sama guru guru disana." Balas Aren yang gusar, dia kini sedang guling guling disofa rumah sakit, astaga Ren!

Panggilan Aren pun semakin kesini semakin romantis, aduh Riana jadi makin dag dig dug serrrrrrr

Menghembuskan nafas lelah Aren terus membujuk Riana agar tidak ikut acara malam ini, dibilang batu ya tetep ae batu!

"Gue cuma pengen ngerasain kelulusan Ren, gue gak inget masa masa SMA gue kayak apa! Gue juga pengen ngerasain gimana from night! Tolong lah ... Um ... Su-suamiku?" Riana memelas sembari duduk disebelah Aren yang tiduran di sofa.

"Ayolah ayolah my lo-lope lope Aren ...." Raut wajah gadis berbaju rumah sakit itu ia buat semelas mungkin agar dapat meluluhkan hati sang suami.

"Anj imut bet bini gue!! Jadi pengen nerkam!!" Seolah tersadar, Aren pun menangkup kedua pipi chubby Riana dengan tangan kekarnya.

"Hufff ... Janji dulu sama aku gak akan ada acara party party an setuju? Nanti kalo selesai acara queen and king kita langsung pulang!" ujar Aren fokus menatap bola mata Riana yang berkedip-kedip lucu kemudian mengangguk bak anjing.

Perkataan Aren pun mampu mengubah raut wajah istrinya berubah menjadi binar bahagia, Riana bangkit lalu bertepuk tangan kecil dan bersenandung. Aren melihat itu semua, tersenyum gemas dengan tingkah sang istri.

"Bobol dia sekarang boleh gak sih? Eh lupa gue!" Aren merutuk dalam hati saat sadar akan satu fakta, ia dan Riana berbeda.

"Janji yah berangkat!" Aren mengangguk lalu memerintahkan istrinya untuk duduk sampingnya.

"Satu lagi ... Kamu harus ubah panggilan kita, jangan lo gue!" Tegas Aren.

Riana yang asik dengan dunianya sendiri pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti, padahal mah dengerin aja kagak.

"Yaudah sini ganti perban dulu trus man-"

BRAKK

"Astaghfirullah setan Dugong!" Riana refleks menyembunyikan wajahnya kedalam pelukan Aren karena dikira dedemit.

"Assalamualaikum wahai ahli kubur!!"

"Bego! Gausah teriak apalagi sampe dobrak pintu dodol!"

Terlihat 2 perempuan dengan satu diantaranya menggunakan seragam sekolah dan satu lagi menggunakan dress selutut, serta perutnya yang sedikit membuncit, bisa tebak siapa?

"Aaaaa mami gueee ... Sorry yah gue seminggu ini gak jengukin lo, gegara si Rios sih gak mau ditinggal jauh dari apartemen nya!" Gerutu gadis berbando biru dengan seragam sekolah lengkap.

"Nyerocos aja terus! Ini rumah sakit egek! Gausah ribut!" Sahut perempuan berdress navi.

"Dih lu juga kan ngegas tuh."

"Udah udah gausah berantem, istri gue masih sakit kalo jengukin mau ribut mending keluar aja."

Seketika semuanya bungkam, Aren menghela nafas jengah, sahabat istrinya gak ada yang waras memang.

"Hai!" Sapa Selvi saat Riana menyembulkan wajahnya dari ketiak sang suami, entahlah mungkin seminggu dirumah sakit hanya berinteraksi dengan Aren membuat gadis itu mulai terbiasa dengan sang suami.

Riana menatap dua cewek aneh itu dengan pandangan polos, lebih tepatnya bingung karena harus membalas bagaimana.

"Ha-hai," balas Riana seadanya. Mata gadis itu beralih pada suaminya dan dibalas anggukan oleh Aren.

"Kenalin mereka sahabat kamu selama sekolah di SMA yang sekarang." Aren mengubah posisi duduk Riana menjadi duduk dipangkuan , awalnya Riana menolak tapi bukan Aren namanya jika tidak menghalalkan segala cara!

"Dih makin lengket ae lu lu pada dah." Sindir Amel yang sudah duduk di sofa sebrang.

"Iri bilang bos!" Balas Selvi.

"Lah ngapain iri? Gue kan ada Rios, emangnya situ yang bunting tapi gak ada la-mhhhmmm ..." Selvi menyumpal mulut jahanam Amel dengan sapu tangannya yang berwarna merah.

"Bacot!" Amel mendengus lalu melempar kembali sapu tangan merah itu tepat ke wajah Selvi.

"Jorok anjir!" Amel tertawa puas.

Riana terkekeh melihat tingkah dua manusia di depannya saat ini.

"Kenalin Ay, mereka sahabat sahabat kamu setelah kamu pindah ke SMA pelita bangsa." Jelas Aren yang mengetahui jika Riana tak kenal dengan dua orang itu.

"Dih najong banget lu pake ay ay segala, perasaan dulu pas kita pacaran gak gini." Cibir Amel mengambil duduk disebelah Riana.

"Kalian mantanan?" Tanya Riana, Amel mengangguk lalu dengan tidak tau malunya menyomot keripik pisang yang ada ditoples meja depannya.

"Gue sama dia beberapa bulan pacaran, sebenarnya sih gue nerima dia cuma karena kasian plus gue gak mau hubungan gue sama Rios kebongkar, you know? Dia tipe laki-laki cuek plus dingin tau!" Jelas Amel sembari mengunyah makanan.

Aren mendengus dan memilih menarik Riana untuk ia peluk, sedikit malu juga ternyata Amel dulu menerimanya karena kasian CK! Awas saja!

Pada akhirnya mereka pun berusaha mengakrabkan diri dengan Riana yang masih bingung dengan semuanya, yah Aren pun tak mau menjelaskan tentang dua manusia absurd itu. Riana memilih untuk berusaha berbaur siapa tau ingatannya akan kembali.

o0o

Seorang pria dengan setelan jas kantornya berlari menembus kerumunan orang-orang yang hilir mudik di bandara, baru 15 menit yang lalu dia mendarat kembali ke kota kelahirannya 'Jakarta' sudah 2 Minggu dia pergi ke Surabaya untuk mengurus organisasi gelapnya yang sedang mengalami masalah.

"Siapkan mobil, kita akan langsung ke rumah sakit!" 2 orang yang berada disamping laki-laki itu mengangguk patuh.

2 jam lagi Senja akan menampakkan wujudnya yang sangat indah diujung barat dan percayalah dia baru istirahat hanya sekitar 2 jam selama seminggu ini sungguh manusia atau robot??

limousine keluaran 1999 berwarna hitam itu melesat dan membelah jalan ibu kota yang padat karena jam pulang kantor. 20 menit berselang mobil hitam itu pun berhenti di sebuah rumah sakit ternama di kota Jakarta.

Rama keluar dari mobil itu langsung menerabas masuk tanpa bertanya terlebih dahulu pada resepsionis disana.

BRAKKK

Semua orang yang berada di ruangan terlonjak saat pintu ruangan Riana terbuka dengan kasar, sang pelaku hanya menampilkan wajah datar bak papan teriples yang sangat rata.

Tanpa permisi Rama langsung berjalan kearah Riana duduk dan langsung memeluk tubuh gadis mungil itu, merengkuhnya lembut seolah-olah ia adalah benda yang rapuh dan mudah hancur.

"Gue kangen banget sama lo ... Baru 2 Minggu gue tinggal lo udah sampe kayak gini CK!" Decaknya sambil memejamkan mata.

Riana hanya diam membisu, rupanya dia masi loading dan jangan lupakan ekspresi wajah Aren yang sudah mendidih dan siap meledak rupanya ada yang cemburu hahaha.

Pelukan mereka terlepas, Rama menatap lekat ke dalam bola mata teduh milik Riana. Riana membalas dengan tatapan asing, Rama sedikit terkejut.

"Gue Rama." Ucapnya setelah mengerti bahwa Riana tak mengenali dirinya.

"Ra-rama?" Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca.

Rama mengangguk lalu menangkup kedua pipi chubby Riana." Iya ini gue, Rama yang selalu punya cita-cita pengen jadi pilot."

Dan ... Air mata itu tumpah ruah mengalir deras, kedua pipi Riana pun basah dengan air matanya sendiri.

"I-ini beneran Ra-rama? Sa-sahabatnya Clau sa-sama Odi? Ra-ra-"

"Sstttttt iya ini gue Rama, Rama Adnan Elwin calon suaminya Lisa black pink!" Ujar Rama sedikit bercanda.

"Ra-rama? Hiks ... Ka-kamu pulang? ... Rama pu-pulang nemuin Odi?" Rama hanya bisa mengangguk tersenyum, lalu kembali membawa Riana ke dalam pelukannya.

"Rama hiks ... Ra-ra-rama pu-pulang hiks hiks." Riana membalas pelukan Rama tak kalah erat, menyalurkan rasa rindu yang sudah bertahun-tahun lamanya mereka pendam, padahal Rama baru bertemu mereka setelah 2 Minggu pergi.

"Ehem ... Ada yang kebakar nih, tapi bukan sampah! Ya gak sel!" Selvi terkekeh tapi juga tak urung ikut mengangguk membenarkan.

"Mungkin bentar lagi Riana bakal balik ke pujaan hatinya pas SMP dulu hahaha ..." Imbuh Selvi yang semakin membuat Aren memanas.

Riana dan Rama tersadar lalu sama sama mengembalikan posisi diri mereka masing-masing. Riana tampak selalu melirik kearah Rama, bahkan telihat juga senyum yang sudah lama hilang itu kini kembali, bagai bunga mudah yang bermekaran. Jangan lupakan Rama juga, ekspresi pria itu menunjukkan suatu kepuasan tersendiri,entah mungkin karena berhasil membuat Aren cemburu, Rama terlihat melirik ke arah Aren, tersenyum licik seolah berkata.

"Gue gak suka rebut bini orang, sorry sorry aja nih!"

BERSAMBUNG....

#Culhatculhatauthor

Huwaaa para readers yang setia asekkk setia gak tuh!
Ehem begini, gue minta maaf udah ghosting kalian pada ... Gak bermaksud deh suer!

Oh ya boleh minta tolong buat semangatin gue? Gampang kok, cuma minta tolong bantu promosiin cerita ini
Ya gue nyadar diri sih PMJ tuh ceritanya akward banget, tapi ... Boleh gan sih gue bangga dikit udah sampe dititik ini?😢

Jujur nih yah, kadang selain capek karena semua gue lakuin sendirian tanpa bantuan orang lain 1 orang pun, gue capek ... Kayaknya uh liat orang gampang bener yah promosi langsung viral dll ... Gpp kali kali insecure sama orang lain, tapi jangan cuma insecure nya doang! Harus dibarengi sama kemajuan qualitas hidup lo sendiri juga!

Udah ah males panjang lebar, segitu aja dulu dari gue
Nanti kalo hilaf trus keinget gue punya cerita disini gue balik lagi ngokey!

Jangan lupa vote!!!

Papay
SekianterimacintaLevi 🌚🌟⭐
@Dadargulungijo

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 244 60
Bagaimana bisa aku menyampaikan segala rasaku? Jika aksara telah menjadi teman sehari-hariku? Maka dari itu; Selamat datang ditulisanku, yang ku tat...
27.1K 1.3K 37
Pergi, kembali, dan pergi selamanya. Takdir hanya mempertemukan, tanpa kebersamaan. Hanya ada kata maaf, yang lelaki itu ucapkan, sebelum pergi. Ha...
4.3K 1.3K 44
"Katanya setiap manusia berhak mendapat kesempatan yang sama. Tapi, mengapa aku tidak?" Tulis Biru dalam selembar buku catatannya. ----- Magenta ada...
118K 5.7K 27
Fanfiction dari novel bestseller Jingga dan Senja Series by Esti Kinasih. Tentang seorang cewek yang penuh dengan nuansa matahari dan seorang cowok y...