WHO ARE YOU? [END]

By Maryaaisha

4.1K 656 72

"Setiap bertemu denganmu, rasa sukaku semakin bertambah." ============= "Semakin tinggi langit, semakin dalam... More

CAST
WHO ARE YOU?
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28. End
CLOSE
Royal Prince of Anaphalis

24

80 16 0
By Maryaaisha

Pada akhirnya tak akan ada yang berubah.
Sekarang kita tengah bergandengan tangan adanya,
Sambil mengisi tempat yang sama dengan cara yang berbeda.

Karena kau berada disana saat aku memejamkan mata.
Kita ada di tempat yang paling dekat ini.

~*~


Musim memang selalu saja berubah. Setelah diselimuti musim dingin berkepanjangan, yakinlah akan selalu ada musim semi menanti. Meski tak selalu indah dengan bunga yang bermekaran, setidaknya cuaca hangat mampu menyelimuti hati setiap orang.

Bisa bersanding dengan renjun menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang lia. Senyum secerah musim semi selalu dia tunjukan pada pria itu. Apalagi seperti saat ini, saat dimana pria itu menyambutnya dengan meluangkan waktu sibuknya untuk dihabiskan bersama dengan dirinya. Lagi.

Tidak hanya itu alasan senyuman lia tak kunjung hilang. Beberapa hari yang lalu, tanpa diduga pria itu mengiriminya bunga ke rumah sakit tempatnya bekerja, tepat setelah lia mengungkapkan perasaannya malam itu.

"Permisi dokter lia ada kiriman barang untuk dokter di resepsionis" ucap salah satu perawat yang bekerja di rumah sakit itu.

Dahi lia menyernyit, tumben sekali. "Minta tolong dibawa ke ruangan saya saja suster, setelah ini saya harus mengecek pasien rawat inap" ucap lia, entah siapa yang mengiriminya barang ke rumah sakit. Jika itu orang terdekatnya, pasti mereka tahu jika lia lebih suka barang kiriman itu datang ke alamat apartemennya dibanding tempatnya bekerja.

"Tapi tidak muat masuk kedalam lift dokter, barangnya besar sepertinya dokter harus mengeceknya sendiri" ucap perawat itu lagi.

Chaeryeong tersenyum melihat lia menghembuskan nafas kasar, "iya baiklah, nanti saya turun kebawah untuk mengeceknya. Terima kasih" jawab lia membuat perawat tadi pergi setelahnya.

"Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum jadwal mengecek pasien, eonnie" ucap chaeyeong memandang jam yang melingkar di tangannya. "Eonnie mau aku temani turun, perawat tadi bilang jika barang itu besar, siapa tahu eonnie butuh bantuan untuk membawanya kemari" ucap chaeryeong tersenyum.

Meski sedikit malas karena lia tidak tahu siapa orang yang mengirim barang ke rumah sakit, tapi wanita itu akhirnya beranjak menuju resepsionis yang berada di lantai satu ditemani chaeryeong.

Kedua wanita itu melangkah menuju seorang perawat wanita yang bertugas berjaga disana.

"Suster, apa benar ada kiriman yang tiba untuk saya?" tanya lia setelah keduanya berdiri di depan meja resepsionis.

"Benar dokter lia" jawab wanita itu tersenyum, "ini ada pesan yang dititipkan disini, barang yang dikirim ada di ujung sana dokter" wanita itu memberi lia sepucuk surat lalu menunjuk salah satu sudut yang cukup lenggang.

Lia dan chaeryeong menatap tidak percaya apa yang terdapat di ujung ruangan itu. "Apa tidak salah?" tanya lia masih tidak percaya.

"Tidak dokter" jawab wanita itu singkat.

"Buka dulu suratnya eonnie" usul chaeryeong.

Perlahan lia membuka kertas biru yang dilipat menjadi dua bagian itu, warna kesukaannya.

Aku juga mencintaimu.

Maaf karena tidak selalu bisa membalas pesanmu.

Akhir pekan ini, ayo kita pergi kesuatu tempat berdua.

Renjun.

Lia tersenyum membaca pesan pria itu. Kalimat pertama dan terakhir membuatnya bahagia hingga dia tidak mempedulikan kalimat kedua yang ditulis pria itu.

"Renjun?"

Lia mengangguk, wanita itu mendekati sebuah benda yang ditunjuk perawat tadi. Terdapat standing flower yang cukup besar berdiri disana. Lia tidak menyangka renjun akan mengiriminya bunga dengan ucapan yang sangat romantis bagi lia.

Wanita itu tersenyum lalu mengambil beberapa tangkai bunga dan membawanya kembali ke ruangannya.

"Sejak tadi kau tidak berhenti tersenyum, apa ada hal yang lucu?" tanya renjun yang kini fokus mengendarai mobilnya.

Lia menoleh pada pria itu, "aku sedang merasa bahagia sekarang" jawab lia yang duduk di samping kemudi semakin melebarkan senyumannya.

Keduanya kini dalam perjalanan menuju festival bunga sakura yang berada di jinhae-gu, changwon-si, gyeongsangnam-do, Korea Selatan.

Meski bisa menggunakan bus atau kereta dari seoul, renjun memilih menaiki mobilnya sendiri untuk menuju tempat itu. Salah satu alasannya adalah praktis, mereka bisa menghemat waktu di perjalanan yang hanya membutuhkan waktu 4 jam.

"Sebentar lagi kita sampai" ucap renjun yang memilih tetap fokus dengan jalanan di depannya.

Renjun memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah disediakan. Lia terlihat antusias setelah melihat bunga berwarna pink yang bermekaran di sepanjang jalan.

"Kita turun" lia mengangguk cepat dan mengikuti renjun yang kini berjalan disampingnya.

"Kau tahu tempat seperti ini? Keren sekali" ucap lia menggandeng lengan pria itu.

"Kakak ipar yang memberitahuku" jawab renjun tersenyum. Keduanya kini melangkah di sepanjang jalan setapak yang ditumbuhi banyak pohon sakura. Disamping keduanya juga terdapat sungai kecil menambah indah suasana ditempat itu.

"Kau mau makan cemilan dulu sebelum melanjutkan jalan-jalan hari ini?" tanya renjun.

"Boleh" jawab lia cepat.

"Kau tunggu sambil duduk di bangku itu, biar aku belikan untukmu juga" lia mengangguk menuju bangku yang ditunjuk renjun.

Suasana yeojwacheon street hari ini bisa dibilang cukup ramai, setiap musim semi tiba banyak sekali orang yang datang ke ke tempat ini untuk menyaksikan bunga sakura yang bermekaran. Lia merasa sangat senang karena renjun mengajaknya ketempat ini berdua.

"Ini" renjun datang membawa dua buah waffle cherry blossom yang terkenal disini.

"Terima kasih" lia menerima makanan itu dengan hati-hati.

"Angin musim semi masih terasa cukup dingin" ucap renjun memecah hening diantara keduanya.

"Hmm.. Waffle hangat sangat cocok, aku jadi ingin minum coklat panas" ucap lia sembari melahap waffle ditangannya.

"Nanti kita bisa mampir ke cafe terdekat untuk minum coklat panas" keduanya terdiam menikmati waffle hangat di musim semi pertama mereka bersama.

Setelah selesai mengisi perut, keduanya kembali menyusuri jalan yeojwacheon sambil bergandengan tangan.

"Kita berhenti sebentar disini" ucap lia meraih tepi pembatas sungai diikuti renjun.

"Renjun"

"Hm"

"Aku pernah berjanji padamu bukan?jika kau sudah mau menerimaku menjadi istrimu aku akan menceritakan suatu rahasia. Tapi aku akan memberitahumu sekarang" ucap lia tersenyum memandang wajah renjun yang berdiri disampingnya.

"Tentang mantan kekasihmu itu?" tebak renjun.

"Bukan mantan kekasihku, tapi dia pria yang berhasil masuk kedalam hatiku dalam waktu dekat" ucap lia terhenti menunggu respon renjun. "Dia juga sangat mirip denganmu"

Muka datar renjun tidak hilang memandang lia yang mulai bercerita. Dia ingin mendengar semuanya, dia ingin mendengar siapa orang yang wanita itu maksud.

"Aku senang sekali saat kemarin kau mengirimiku bunga dan mengatakan jika kau mencintaiku" lia tersenyum memandang aliran kecil sungai di bawah.

"Dia juga berkata seperti itu padaku, tapi aku tahu jika dia tidak nyata. Dan saat aku bertemu denganmu, aku seperti melihat dirinya ada pada dirimu. Semua berawal saat aku mengalami kecelakaan beberapa bulan yang lalu dan mengakibatkan aku koma"

Lia menceritakan semuanya yang dia ingat saat dirinya terjebak di kerajaan jinhan. Meski bisa dibilang mimpi, tapi lia sangat yakin jika dia mengalami itu semua. Lia juga bercerita tentang mimpinya akhir-akhir ini yang masih berhubungan dengan tempat itu. Tidak ada yang lia coba sembunyikan dari renjun.

Renjun sendiri mendengarkan cerita lia dengan tenang, memandang wajah serius wanita itu dari samping. Meski terdengar seperti sebuah kebohongan bagi renjun, tapi pria itu mencoba untuk mempercayai cerita lia.

Melihat lia yang kini menatap lurus ke langit sambil terus bercerita membuatnya menitikkan air mata. Entah apa yang terjadi pada dirinya sekarang, sosok lia yang kini berada disampingnya sekilas membuatnya teringat akan seseorang. Wajahnya kini muncul dalam bayangan lia berdiri.

"jika di izinkan saya akan memilih disini saja"

"Saya akan menjaganya dengan baik"

Sebuah suara terdengar samar di telinga renjun. Air matanya kini semakin banyak keluar membasahi pipinya, hatinya juga terasa sangat sakit melihat lia yang berdiri di depannya. Dadanya terasa sesak melihat wanita itu tersenyum, matanya terpejam saat kelopak bunga sakura berjatuhan membelai wajah lia, memperjelas ingatan pada seseorang yang renjun yakin jika itu wajah lia. Badan renjun bergetar, apa yang sebenarnya terjadi?

"Renjun!!"

"Renjun!!" teriak lia membuat renjun tersentak. Nafas pria itu memburu.

"Ayo duduk" lia menarik renjun untuk kembali duduk di bangku yang banyak disediakan di sepanjang jalan itu.

"Minumlah" lia memberikan air mineral pada renjun. "Kau sakit? Badanmu bergetar seperti ini?" tanya lia setelah keadaan renjun mulai tenang.

"Tidak. Aku baik-baik saja" jawab renjun. Dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya tadi. Mendengar cerita lia membuat sebuah ingatan dalam kepalanya muncul, sebuah memori yang berputar seperti film yang renjun sendiri tidak tahu apa itu.

"Kau membuatku takut" lia mengusap air mata di pipi pria itu dan memeluk lengan renjun hangat.

🎎

Keduanya kini sudah sampai di apartemen lia. Seharian menghabiskan waktu berdua membuat lia senang, tapi renjun lebih banyak diam selama perjalanan pulang dan terlihat sedang memikirkan sesuatu. Sejak kejadian lia menceritakan tentang apa yang dia alami saat koma, pria itu menjadi lebih sedikit berbicara.

"Renjun, kau mau mampir dulu sebelum pulang?" tanya lia yang melihat renjun terdiam sejak tadi.

"Renjun" tangannya terulur meraih lengan pria itu.

"I-iya" badannya tersentak, dia pasti melamun sejak tadi.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya lia lagi.

"Aku memikirkan tentang ceritamu tadi" jawab renjun, tangannya bergerak memijat dahinya.

"Kau tidak perlu memaksakan diri mempercayai ceritaku, semuanya memang terdengar seperti tidak nyata tapi.. " ucap lia terpotong.

"Tidak" potong renjun cepat. "Maksudku itu bisa saja terjadi, aku hanya berfikir saat kau bilang ada seorang pangeran yang sangat mirip denganku bisa membuatmu jatuh cinta dalam waktu singkat" ucap renjun pelan, lia mengangguk membenarkan. "Apa dia benar-benar mirip seperti diriku?" tanya renjun.

"Hmm.. Iya. Bahkan nama kalian berdua sama, itu sebabnya aku merasa sangat terkejut saat pertama kali bertemu denganmu" jawab lia jujur.

Keduanya kembali terdiam, renjun benar-benar terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. "Apa ada perkataanku yang salah?" batin lia

"Renjun ada apa?" tanya lia lagi.

"Lia, aku sama sekali tidak meragukan ceritamu. Tapi ada suatu hal yang aku ingin kau lakukan setelah ini. Jika pria itu berhasil membuatmu jatuh cinta, apa kau mencintaiku hanya karna aku mirip dengan pria itu saja? Tunggu" renjun menghentikan lia yang ingin berbicara.

"Dari awal kau bilang ingin menikah denganku karena aku mirip dengan pria yang kau cintai itu? Aku hanya ingin kau memikirkan itu lagi, perasaanmu padaku sekarang. Apa kau benar-benar mencintaiku atau tidak?" ucap renjun membuat lia terdiam.

Wanita itu kini menatap renjun bingung, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk menjawab dari pertanyaan pria itu. Lia sendiri tidak tahu jawabannya.

Renjun tersenyum, tangannya terulur mengusap pelan puncak kepala lia yang masih terdiam. "Masuk dan istirahatlah, maaf karena aku menanyakan tentang perasaanmu padaku. Tapi kau benar-benar harus memikirkannya agar kau tidak menyesal, karena aku bukan pangeran yang sudah berhasil membuatmu jatuh hati" ucap renjun tersenyum tipis.

🎎

Nongkrong bareng ayang😘


🌵🌵🌵

Continue Reading

You'll Also Like

468K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
To. Raisa By 🌷

Fanfiction

27.4K 3.7K 14
Berawal dari bekal makanan yang Jefrian kirim untuk adiknya, malah berakhir di kostan cewek yang bernama sama dengan adiknya, Raisa. Dan dari situlah...
195K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1.8K 157 11
stay terus ya, saya sangat butuh kritikan serta saran dari kalian gays. Arsya × Aghatta Jazziel × Caifa Adhamian × Lexia Yuki × Kenny Mahen × Vivi