- Malam hari pukul 08:00PM -
Takagi POV:
Setelah kejadian tadi sore beberapa menit kemudian setelah sampai rumah ia sadar, namun ia hanya diam saja dan tidak mau bicara apapun.
Aku mendiamkannya, membiarkan ia menenangkan pikirannya di kamar.
Dia bahkan tak mau makan malam walau sudah ku paksa.
" Padahal tadinya aku mau minta saran tentang coklat yang akan ku beli hari valentine untuk sato san karena sudah 2 hari lagi " Gumam ku yang tanpa sadar pipiku memerah.
Tiba tiba aku merasa tersadar " Heh apa sih kamu takagi! Rika lagi begini kamu masih mikirin coklat! " Aku memarahi diriku sendiri.
Aku melirik ke arah kamar " Sepi banget.. Dia ngapain ya.. Kayaknya aku harus nyuruh dia makan malam lagi, nanti sakit.. " Aku berjalan perlahan ke kamarnya.
Aku mengetuk pintu nya " Rika, ini sudah malam, daripada kamu sakit sebaiknya kamu makan ya? " Ucapku lembut.
Tapi aku tak mendengar respon sama sekali dari nya, aku mau berbalik dan menyerah tapi saat aku ingin berbalik aku sedikit merasakan angin berhembus dari bawah pintu, karena heran aku menempelkan telingaku ke pintu, aku mendengar suara angin yang sepertinya masuk lewat jendela.
Aku segera membuka pintu kamar yang tak di kunci itu " Rika?! " Seru ku sambil membuka pintu dengan cepat, ternyata jendela kamar serta gorden yang sudah terbuka lebar, aku segera berlari ke arah jendela itu, terlihat ada jejak yang mengarah keluar dari jendela.
" Rika... " Sesaat aku segera mengambil handphone ku untuk menanyakan keberadaan Rika kepada orang orang yang dekat dengannya.
" Siapa yang harus ku telpon?? Tenang,, jangan panik takagi... " Aku memutuskan untuk menelpon conan dahulu walau aku tidak tahu mengapa tapi aku merasa harus menelponnya duluan.
Aku menelponnya, dan dengan cepat conan langsung mengangkat telpon dariku.
" Anu.. Halo? Conan kun? Ini Takagi " - Takagi
" Konbawa Takagi san, ada apa? " - Conan
" Kamu saat ini ada di mana? " - Takagi
" Aku sedang berada di luar, kami habis makan malam bersama dengan Ran-neechan dan Paman, emm.. Ada apa? Apa ada masalah? " Tanya nya yang segera merespon.
" Ah begitu ya, maaf mengganggu. Sebenarnya, Rika menghilang, ia pergi dari rumah melewati jendela, apa kau melihatnya? " - Takagi
" Rika menghilang?! " Serunya yang sepertinya sangat terkejut.
Aku bersiap keluar untuk mencari Rika " Iya, maaf merepotkan, tapi bisakah kau juga mencari Rika? Dengan keadaanya sekarang aku khawatir "
" Baiklah, aku akan langsung mencarinya " - conan
" Baiklah terimakasih conan kun " Aku langsung menutup telepon nya dan menyimpan nya.
- di sisi conan -
CONAN POV:
" Ran-neecha, paman, aku pergi dulu! " Aku segera berlari menjauh.
" Conan kun?! Duh... " - Ran
Aku berlari sambil berusaha menghubungi profesor untuk menanyakan sesuatu " Ayo angkatlah... "
" Halo shinichi? " - profesor angasa
" Profesor! Apa profesor memasang alat pelacak yang sama dengan pelacak di lencana detektif cilik ke jam tangan Rika?? " Tanya ku yang sambil terengah engah berlari
" Aku memasangnya, Ada apa? " Tanya nya
" Rika menghilang! Aku harus mencarinya! " Jawabku.
" Apa?! " Profesor angasa terkejut
" Baiklah, apa kau butuh mobil? " Tanya nya.
Aku memeriksa kacamata ku untuk melihat keberadaan Rika, lalu aku berhenti berlari.
" Tidak perlu profesor, dia cukup dekat " Ucapku lalu mematikan ponsel
Ia tak jauh dari sini, dia berada di taman yang dekat dengan sekolah, entah apa yang dia lakukan di sana, semoga ia baik baik saja.
Aku berlari secepat mungkin, aku takut ia kenapa napa karena sendirian di malam hari.
Beberapa menit, aku sampai, aku melihatnya sedang duduk di atas ayunan sambil melihat ke arah langit.
Aku mendekati nya perlahan, mungkin dia sudah menyadari kedatangan ku, tapi aku akan tetap perlahan mendekatinya lalu duduk di ayunan sebelahnya.
" Anu.. Rika? " Aku menengok ke arahnya, aku melihat tatapan nya yang kosong.
" Bulan nya indah bukan? " Tiba tiba dia bilang seperti itu dengan nada yang lembut.
Perhatian ku langsung beralih ke bulan purnama yang bersinar terang malam itu.
" Aku ingin menenangkan diri di kesunyian malam, sambil menatap bulan yang indah, sepertinya aku membuat takagi-niisan khawatir ya? Bahkan kau sampai ke sini " Lanjutnya sambil tersenyum.
" Senangnya karena aku berada di dekat orang orang yang mengkhawatirkan aku dan sayang padaku, terimakasih " Aku terus mendengarkannya, aku hanya diam di sampingnya sambil menunduk.
Aku masih bisa merasakan rasa kesedihan dari suaranya, namun juga rasa lega yang sangat jelas.
Aku diam diam memberikan pesan kepada takagi-san lewat email bahwa aku sudah menemukan Rika dan sedang menemaninya menenangkan diri supaya ia tak terus mencari sambil merasa khawatir.
Rika POV:
Aku sedikit mengayunkan ayunan yang ku duduki sambil menikmati angin malam yang dingin.
Lalu berhenti..
" Maaf, tentang tadi sore, aku benar benar kehilangan kendali " Ucap ku pelan
" tidak apa apa.. Sudah sewajarnya kau merasa kesal dengan alasan bodohnya itu.. " Balas conan dengan nada yang tenang, membuatku semakin nyaman.
" Dulu saat aku di dunia ku sebelumnya, aku selalu berfikir tentang kalian dan bilang " Enak ya.. Andai saja aku bisa berada di lingkungan yang adil dan baik kalian, bersama kalian tertawa tanpa berfikir harus membunuh orang lain " Tapi di sisi lain aku takut..." Aku mengencangkan kepalan pegangan ku.
" Aku takut saat aku berada di dunia kalian, aku tidak bisa menjadi siapa siapa bagi kalian, hanya bisa melihat kalian bahagia dan tertawa bersama, melakukan hal keren dan sebagainya dari kejauhan " Tanpa sadar aku menceritakan hal itu, rasa sedih juga bahagia tercampur dalam diriku.
Conan POV:
Setelah ia menceritakan hal itu, air matanya menetes tiba tiba, mungkin ia juga tak menyadarinya.
Mau berusaha tetap kuat supaya orang lain tidak khawatir.
Menutupi luka nya demi kebahagiaan orang lain.
Dan saat ia benar benar ingin melepas rasa kesedihannya namun tak mau menunjukannya, terkadang air mata nya itu akan keluar di saat ia benar benar tidak kuat.
Rika yang terbebani oleh masa lalu nya, walau orang bilang " Lupakan lah, itu hanya masa lalu kau tak perlu memikirkannya lagi, dan terus maju " Mungkin kata kata itu akan sedikit menyemangatinya, namun semangat itu tetap tak akan menutup masa lalu nya.
Semua orang berbeda beda, ada yang sangat kuat dalam menutupi masalah, ada juga yang benar benar tidak kuat dengan masalah besarnya dan ia baru tenang jika di bercerita kepada orang lain, namun terkadang orang itu juga berfikir " Jika aku menceritakan masalah ku, aku takut dia malah berfikir kalau masalahku hanya masalah biasa tapi sudah seperti ini " Lalu ia memutuskan untuk diam.
" Hmm..." Aku tertawa kecil " Jadi itu lah mengapa kau mendobrak masuk langsung ke situasi yang berbahaya dengan ingin bergabung melawan organisasi hitam? " Tanya ku
Aku melihat wajahnya yang sedikit memerah " Begitu deh.. " Jawabnya dengan tersenyum.
" Tapi saat aku masuk ke dunia ini aku sudah bertekad untuk membantu kalian, karena hanya itu untuk memanfaatkan kekuatan ku ini " Lanjut nya.
Aku menghela nafas dan tersenyum " Kau ini... "
Rika POV:
Aku tidak memberitahu conan semuanya, tapi sepertinya ia memahaminya.
Alasan aku sangat kesal dengan pelaku itu adalah..
Karena ia sama dengan ayahku yang bahkan membunuh orang orang yang menghalanginya untuk mendapatkan uang.
Seperti ibuku yang ia bunuh saat aku berusia 5 tahun, kakek nenek ku yang juga di bunuh saat itu, lalu satu satunya orang yang masih bisa ku anggap sebagai keluarga, paman ku.
Saat semuanya sudah tiada, aku berfikir kalau aku sudah tidak memiliki yang bisa di sebut " Keluarga " Lagi..
Namun...
Tiba tiba aku berada di dunia ini, mereka menyayangi ku walau aku orang asing.
Sejak pertama kali aku tersadar bahwa aku telah masuk ke dunia ini, aku sudah banyak merasakan kehangatan yang biasanya di dapatnya dari keluarga.
Takagi, Sato, Conan, Haibara, Ayumi, Misuhiko, Genta, Ran, dan yang lainya.
" Terimakasih " Ucap ku pelan.
Conan tersenyum lalu bangun dan menarik tangan ku.
" Ini sudah malam loh, anak anak seharusnya tidak boleh sendirian " Ucapnya dengan senyuman yang bagiku sangat melegakan
" Ayo pulang " Ajak nya dengan senyuman ceria.
Aku bangun dan tersenyum " Baiklah, ayo pulang "
Akhirnya conan mengantarku sampai rumah.
Saat sampai takagi-niisan langsung memelukku dan selalu bilang " Syukurlah kau baik baik saja "
Aku hanya bilang maaf tapi ia dengan cepat langsung memaafkan ku, tanpa banyak bertanya yang tidak tidak dan itu membuatku nyaman.
- - - - - - - - -
Conan : " aku tidak tahu, tapi kurasa semuanya sudah baik baik saja. "