ZEUSHERA (SUDAH TERBIT)

By helloitsvira

3.3M 385K 38.3K

"Lo kenapa segitunya bela gue sih?" "Gue berada di titik dimana gue bisa kasih seluruh hati gue untuk lo Ra."... More

PROLOG
01 | DAZEUS DIRGENTA
02 | TENTANG LEANDRO
03 | GADIS ITU
04 | DIA ITU ZEUS
05 | JANGAN TAKUT
06 | MENEPATI JANJI
07 | ZEUS UNTUK HERA
08 | SIAPA KEIVAZRO ?
09 | LEBIH DEKAT
10 | SUARA HATIMU
11 | TRAUMA
12 | LUKA YANG TERPENDAM
13 | TERTARIK
14 | SENTUH = MATI
15 | TERTIPU
16 | RASA SAKIT DAN PELINDUNG
17 | MENCOBA HAL BARU
18 | FAKTA CEWEK
19 | BALAP MOTOR (1)
KEIVAZRO-VISUAL
20 | BALAP MOTOR (2)
21 | MULAI PENASARAN
22 | SEDIKIT PERHATIAN
23 | LEPAS KENDALI
24 | MERASA NYAMAN
25 | HUKUMAN BERJAMAAH
26 | KESAL
27 | PERMAINAN DIMULAI
28 | FILOSOFI BINTANG DAN KAMU
29 | UNTUK PERTAMA KALI
30 | MEMBELA
31 | JAGA HERA
32 | RAHASIA ZEUS
33 | BUKAN SIAPA-SIAPA
34 | SEBUAH KEPASTIAN
35 | HARINYA ZEUS & HERA
36 | GARA-GARA PMS
37 | KENANGAN PAHIT
38 | TAK DI ANGGAP
39 | BERANTAKAN
ARDES & HAZEL | SPECIAL NEW YEAR
41 | DI PERMALUKAN
42 | KITA SAUDARA
43 | SIAPA PENGKHIANAT
44 | PERTUNANGAN
45 | TERPECAH BELAH
46 | PERUBAHAN
47 | SEBUAH KEPUTUSAN
48 | PERMINTAAN MAAF
49 | KAMI KEMBALI
CHAT - TOKOH ZEUSHERA
50 | TENTANG KITA
51 | KELEMAHAN ZEUS
52 | SERANGAN MENDADAK
53 | TENTANG KEBENARAN
54 | KETULUSAN ZEUS
55 | SUDAH TERUNGKAP
56 | PERISAI KEIVAZRO
57 | 14 FEBRUARI
58 | INGIN DENGAR SUARAMU
59 | HERA ASTERLA
NEW VERSION | PROLOG
NEW VERSION | DAZEUS DIRGENTA
PREORDER ZEUSHERA
SPIN OFF KEIVAZRO

40 | BENTENG PERTAHANAN

41.9K 5.3K 740
By helloitsvira

Vote
Comment
Vote
Comment

Jangan pelitt 🤧

Follow IG RPnya yukss !!

@coretan.vira
@keivazro
@dirgentazeus
@heraasterla
@ni_ezraa
@chic_osebastian
@panjisayangkamu
@bejoanakbunda
@ardes.delvian
@hazelpriyanka

[Gengs tolong bantu share cerita ini ya? Aku minta tolong fren biar cerita ini makin bnyak yg baca, bole gak?]

[Jangan sider !! Absen dulu kalian tinggal kota apa nih?]

[Siap buat ramein komentar di setiap paragrafnya? Bisa yokkk !!]

Selamat membaca pacarnya Ardes 😊 (dlm mimpi soalnya Ardes punya pira)

°°°°°

"Sahabat itu tidak harus seperti perangko yang selalu bersama, terkadang mereka seperti udara yang selalu ada di sekitarmu namun hanya bisa di rasa tanpa kamu melihatnya." - Bintang Michella Jiovani.

"Ada banyak sahabat baik di dunia ini, tetapi jika kalian tidak bisa menemukannya maka jadilah salah satunya." - Ezra Fernandez.

°°°°°

"Bos, Hera kenapa?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Bejo yang baru saja datang bersama Chico yang di bonceng di belakang.

Setelah menemukan Hera terduduk sambil bersandar di dinding dekat dapur, akhirnya Zeus memutuskan untuk membawanya ke markas Keivazro. Zeus juga melihat tulisan plat nomor itu di kaca jendela yang membuat rahangnya mengeras seketika.

Hera masih terdiam termenung di pelukan Zeus. Dirinya masih shock berat mendapat teror seperti itu. Zeus mengusap punggung Hera agar gadis itu sedikit lebih tenang.

"Nanti gue bahas. Yang lain mana?" tanya Zeus pada Bejo.

"Bentar lagi juga nyampe."

"Nah, itu dia." ucap Chico setelah melihat motor Ezra dan Panji yang baru saja sampai.

"EYO MAMENN!! WASSAP BRADER!! APA KAB-"

"Bacot Ji bacot!!" Ezra mengapit leher Panji kemudian menutup mulut cowok kribo itu agar kembali diam. Ezra menatap Zeus yang terlihat sedang dalam mode serius sedangkan Panji menepuk-nepuk tangan Ezra agar segera melepaskan tangannya dari leher Panji karena cowok itu sudah sesak napas.

"Lagian heran tuh mulut toa bener. Lo gak liat Zeus lagi serius gitu? Mau lo di tendang? Dasar panci! Gak kasian apa sama pita suara lo? Gue aja seret liatnya," ucap Bejo sambil sesekali tertawa di tempatnya.

"Ardes mana?" tanya Zeus.

Mereka semua terdiam saling menatap. Semuanya baru tersadar bahwa Ardes juga belum datang. Tak lama kemudian datang lah 2 motor besar di depan markas mereka, namun itu bukan Ardes melainkan Aldi dan Reihan yang juga tadi Zeus panggil untuk segera datang ke markas.

"Ada apa nih?"

Zeus menghela napas kasar. "Orang itu makin jadi, dia bahkan masuk ke rumah Hera." ucap Zeus membuat semuanya menoleh terkejut.

"Anjir! Serem banget setan!" sahut Ezra.

"Kita harus lakuin sesuatu, apa nomor yang kemarin beneran udah gak aktif?" tanya Aldi menatap satu persatu dari mereka.

"Waktu itu gue udah lacak tapi nomornya udah gak aktif. Kata Ardes, gak mungkin orang begitu cuma andelin satu nomor doang. Bener juga sih," jawab Ezra.

Zeus memilih diam tak menjawab. Lelaki itu sedang berpikir keras namun tak ada informasi yang lebih akurat mengenai siapa dalang dari semua ini. Jujur Ia sangat takut apa lagi kini orang itu sudah berani terang-terangan mendekati miliknya. Bukan takut pengecut namun takut orang itu semakin mencelakakan Hera-nya.

"Apa karena Hera mantan Leandro makanya dia incer Hera?" celutuk Bejo yang mungkin masuk akal.

"Bisa jadi, tapi menurut gue gara-gara Hera itu kelemahan ketua Keivazro angkatan 1 dan ke 2." balas Chico membuat yang lain saling menatap tak paham.

"Maksud lo Chi?" tanya Panji karena otaknya tak sampai.

"Lo liat aja kan? Ketua Keivazro angkatan pertama sama kedua itu Leandro dan Zeus. Mereka berdua suka sama cewek yang sama," jawab Chico menjelaskannya.

"Iya ya? Gue baru kepikiran." Reihan berkomentar singkat.

"Lo curiga sama Nevan?" timpal Aldi bertanya.

"Gue rasa bukan." jawab Bejo.

"Lo yakin?"

"Terus masalahnya orang itu siapa??" Panji menggigit bajunya karena geregetan.

Zeus menatap satu-persatu dari mereka dengan tatapan tajam, seperti tatapan mengintimidasi. "Gue curiga,"

"Curiga apa?"

"Curiga kalau dalangnya anak Keivazro sendiri."

°°°°

Zeus memperhatikan Hera dari samping. Gadis itu sedang tidur di atas sofa dengan di selimuti jaket jeans biru milik Zeus. Tangan Zeus mengelus kepalanya dengan sayang, tatapannya teduh bahkan tak terlepas padanya.

"Kamu tenang aja, aku bakal jagain kamu." ucap Zeus dengan serius.

Usapan tangan Zeus membuat Hera terganggu tetapi ia nyaman. Hera menerjapkan matanya yang sayu lalu menatap kearah Zeus. Cowok itu tersenyum lembut.

"Ini jam berapa?" tanya Hera dengan suara seraknya.

Zeus lalu mengambil botol air yang tadi ia belikan untuk Hera kemudian memberikannya pada gadis itu.

"Jam 10."

"JAM 10?!" Hera membulatkan matanya terkejut.

"Iya, mau pulang?"

"Aku masih ngeri,"

Sebenarnya Zeus juga sedang cemas karena pasti Damar akan marah besar jika nanti mendapati Zeus tidak ada di rumah. Tadi cowok itu langsung tergesa-gesa menuju ke rumah Hera bahkan ia hampir menabrak mobil orang karena menyalip kendaraan lainnya.

Zeus tidak pernah menunjukkan kecemasannya pada Hera karena lelaki itu ingin Hera tenang dan nyaman bersamanya.

"Jangan takut, aku jagain. Siapa yang mau sakitin kamu? Mana yang mau hajar kesayangannya Zeus? Mana sini, biar aku hajar mukanya sampe penyok." ucap Zeus bergurau percis seperti seorang ayah yang sedang menghibur putrinya.

Hera tertawa geli mendengarnya membuat Zeus ikut tersenyum lega. Ia mengusap pipi Hera dengan lembut, sontak Hera langsung menghentikan tawanya.

Tangan Zeus menarik kepala Hera membuat wajah Hera mendekat dengan cowok itu. Detak jantungnya semakin kencang ketika Zeus mencium keningnya dengan sayang. Tersirat rasa kekhawatiran yang mendalam di sana.

Zeus menempelkan keningnya di kening Hera sehingga wajah mereka menjadi sangat dekat, bahkan deru napas keduanya bisa di rasakan satu sama lain. Mata Zeus tak lepas memandang kedua netra hitam milik Hera. Sementara gadis itu merunduk tak berani menatap mata elang itu. Kini dirinya sangat gugup, untuk menatap wajah itu saja sudah membuat perutnya tergelitik.

"AKU GAK LIAT!! AKU GAK LIATT!!" Panji berteriak seraya menutup mata dengan kedua tangannya.

"HEH JANGAN TERIAK KUNYUK! BENTAR LAGI KAN KENA TUH SOSORANNYA!" ucap Chico memukul kepala Panji.

Zeus berdecak kesal seraya menatap tajam kearah mereka berdua. Melihat itu segera Chico menarik baju belakang Panji layaknya kucing agar mereka segera menjauh dari sana.

"CHI IKUTAN YUK KITA, MAU DI WAKILIN APA LANGSUNG?!" teriak Panji seraya mengikuti Dilan membuat Chico bergidik ngeri.

"Sorry ya, lo bukan Dilan. LO GALON!"

Suara tawa mereka menggelegar di luar sana. Wajah Hera sudah merah padam sedangkan Zeus sedang mengumpat nama teman-temannya itu di dalam hati. Acara romantis-romantisannya buyar begitu saja. Dasar temen laknat.

Cowok itu kembali menatap Hera dengan lembut. "Pokoknya kamu jangan takut ya? Kamu percaya aku, kan?" ucap Zeus dengan suara berat.

Hera menahan napasnya. "I-iya,"

"Gak ada yang bisa ganggu kamu selama aku masih hidup, Ra. Itu janji aku sama Tuhan, buat jaga kamu."

Perkataan itu membuat Hera menjadi lebih tenang. Zeus kembali meyakinkannya bahwa cowok itu benar-benar mencintainya, seharusnya Hera sudah tahu dari awal. Zeus adalah pelindung terbaiknya.

°°°°°

Motor hitam itu berhenti di depan pintu gerbang putih rumah milik Hera. Hera turun dari motor kemudian menatap Zeus dengan senyuman kecil, ia masih tidak menyangka bisa di cintai sebesar ini oleh orang yang tak pernah ia duga.

Entah mengapa Hera merasa sedih. Sedih karena Ia masih belum yakin dengan perasaannya untuk cowok itu, padahal Zeus sangat tulus padanya.

Zeus melepas helmnya lalu menoleh kearah Hera. "Gak masuk?"

"Iya aku mau masuk kok," ucap Hera. "Kamu jangan ngebut ya, hati-hati di jalan."

Mendengar Hera mengkhawatirkannya saja membuat Zeus kegirangan. Meski gadis ini tak pernah mengatakan cinta padanya tetapi Zeus yakin bahwa Hera peduli dan sayang padanya.

"Siap Ibu negara!" Zeus berhormat. Hera tertawa dan lagi-lagi membuat Zeus terpana menatapnya.

"Aku masuk ya," Hera berbalik siap untuk masuk ke dalam rumahnya, namun langkahnya terhenti ketika Zeus kembali memanggilnya.

"Tunggu! Boleh aku titip salam?"

Dahi Hera mengernyit. "Salam apa?"

"Bilang ke ibumu, terima kasih sudah melahirkan semangat hidup saya." ucap Zeus.

Hera tersipu malu kemudian dengan cepat ia memalingkan wajahnya kearah samping. Zeus terkekeh melihat gadis itu salah tingkah karenanya.

"Udah ah, aku mau masuk." ucap Hera kembali berbalik tetapi lagi-lagi Zeus memanggilnya.

"Hera,"

Hera menghela napas. Sepertinya cowok ini suka sekali mengulur-ulur waktunya. Entah karena enggan berpisah atau hanya ingin bermain-main. Dengan perasaan kesal Hera menoleh, menatap cowok yang sedang tersenyum itu dengan tatapan sebalnya.

"Apa lagi, Ze?'

"Jangan lupa jagain anak kita ya, si Milo." Setelah mengucapkan itu, Zeus kembali memakai helmnya lalu melesat pergi bersama motor besarnya meninggalkan Hera yang sedang panas-dingin di tempat.

Kalau begini terus, gimana Hera gak luluh sama cowok itu.

"Kalau kata Hazel, mleyot gue mleyot!" ucap Hera sambil mengusap wajahnya gusar kemudian melangkah masuk ke dalam.

°°°°

Zeus menghirup napasnya dalam-dalam ketika melihat mobil milik Damar sudah terparkir di garasi dalam. Ia membuka knop pintu rumah, cowok itu mencoba bersikap tenang seperti biasa.

Dan benar saja, Damar sudah menunggunya di ruang tamu dengan tatapan nyalang.

"Dari mana kamu?!" Suara berat itu menyapanya.

"Dari rumah temen om," jawab Zeus.

"Kamu tau kan kesalahan kamu dari pesta itu di tambah hari ini?"

"Saya gak salah," jawab Zeus sambil menatap mata tajam itu. Tak ada rasa takut sama sekali di dirinya.

"Kamu berani sama saya?!" bentak Damar sembari berdiri dari duduknya untuk menghampiri Zeus.

"Kamu itu harusnya sadar diri! Udah numpang di sini, makan di sini, sekolah di bayarin ayah saya! DASAR ANAK GAK TAU DIRI!!" Damar menampar pipi kanan Zeus sangat keras, bahkan suara tamparan itu terdengar mengilukan.

Damar terdiam memperhatikan luka memar di sudur bibir cowok itu. "Kamu berantem lagi? Rupanya kamu gak kapok saya kasih pindah sekolah ya?"

"JAWAB ZEUS!!"

"Iya om." jawab Zeus singkat.

Damar melayangkan tinjunya di wajah Zeus membuat cowok itu tersungkur. Lelaki tua itu kembali menghujami wajah Zeus dengan pukulan tanpa ampun. Sudut bibir Zeus mengeluarkan darah sementara luka memar itu kembali di buat luka dengan luka yang lebih parah.

"KELUAR DARI GENG ITU!!"

Zeus terdiam sejenak. "Gak akan."

Tonjokan Damar sangat kencang. Zeus memejamkan matanya menahan rasa sakit yang luar biasa ketika Damar membenturkan kepalanya ke dinding dengan keras, matanya langsung berkunang-kunang karena pusing.

"Saya bilang keluar dari geng itu! Kalau tidak cewek kemarin tidak akan lepas dari saya!"

"SAYA BILANG GAK AKAN!" Zeus berteriak di depan wajah Damar membuat lelaki tua itu semakin terbakar emosi.

Damar benar-benar sudah kehilangan akal. Ia kembali memukul dada Zeus bertubi-tubi bahkan Zeus hanya diam tak membalas. Pukulan itu seperti membunuhnya perlahan, dadanya sudah sesak seperti paru-parunya di tekan sangat kencang.

Tak ada yang menolongnya karena di rumah hanya ada mereka berdua. Mata Damar sudah menggelap seperti siap menghabisi Zeus di bawah kendalinya. Pria tua itu seperti tak merasa puas menyiksanya, Damar dengan kuat mencekik leher Zeus.

Zeus sengaja tak membalasnya biar Damar puas, mati biarlah mati saja Zeus tidak peduli. Damar terdiam ketika melihat Zeus tidak bergerak sama sekali. Zeus merasakan oksigen yang masuk ke dalam tubuhnya kian menipis.

Cekikkan itu terlepas membuat Zeus terkulai jatuh ke lantai dengan napas memburu. Mungkin jika sedikit lagi, Zeus sudah mati di tangannya. Kenapa anak itu tidak membalas? Kenapa anak itu selalu baik padanya?

"Udah segitu doang? Kenapa gak sekalian bunuh saya?" Zeus terkekeh miris. Wajahnya sudah penuh lembam bahkan dahi dan bibir cowok itu berdarah.

"Saya hidup bukan untuk di injak-injak anda! Jangan mentang-mentang anda orang tua buat saya tidak berani, saya berani! Tapi saya masih mau menghormati orang seperti anda!" lanjutnya tetapi Damar hanya terdiam.

"Anda boleh siksa saya. Tapi tolong jangan bawa-bawa Hera ke dalam masalah ini. Kalau anda sentuh dia sedikit pun, saya bakar rumah ini!" ucap Zeus tak main-main. Lelaki itu serius mengucapkannya, jangan di pikir Zeus takut. Tidak sama sekali.

"Pergi kamu dari sini!" Damar menghardiknya.

"Gak usah di bilang juga saya muak tinggal di sini!" ucap Zeus berusaha berdiri walaupun seluruh tubuhnya terasa remuk.

Zeus melangkah keluar dari sana dengan langkah tertatih-tatih. Ia menghidupkan motornya kemudian melaju pergi dari kawasan rumah itu.

Penglihatannya kabur. Rasa pusing itu kembali datang membuat matanya berkunang-kunang lagi. Efek pukulan Damar sangat luar biasa. Zeus memberhentikan motornya di pinggir jalan karena ia merasa tak kuat untuk melanjutkan perjalanannya, rasa sakit itu belum juga pulih.

Tiba-tiba segerombolan preman berjumlah 5 orang datang menghampirinya. Jalanan sudah sepi karena ini sudah hampir jam 12 malam. Zeus bahkan tak sadar dengan kehadiran preman itu.

"Ada mangsa nih, motornya bagus pula," ucap salah satu preman yang berbadan besar. "Turun lo!!

Zeus hanya terdiam.

Preman itu menarik kerah bajunya kemudian mendorongnya hingga terjatuh dari motor. Tenaga Zeus benar-benar sudah habis sekarang, ia kesulitan melawan.

Zeus ingin bangkit namun sebelum itu sebuah pukulan mendarat di wajahnya sebanyak dua kali membuat luka di wajahnya kembali berdarah.

"WOI!!" teriak seseorang di belakang mereka membuat semuanya menoleh.

Di sana ada Ardes yang berdiri dengan Chico di sampingnya. Sementara Ezra, Panji, dan Bejo di belakangnya. Ezra membulatkan matanya ketika melihat Zeus yang sudah terkulai lemas, sangat jauh di banding Zeus yang ia kenal, lelaki itu terlihat sangat kesakitan.

"BERANI LO SINI LAWAN GUE! BERANI LAWAN ORANG LAGI SAKIT BANCI BANGET!" teriak Ezra dengan lantang. Ezra memang seperti itu jika urusan berkelahi.

"Des, lo bantuin Zeus. Urusan mereka serahin ke kita aja," ucap Chico yang di angguki Ardes.

Lelaki dingin itu baru saja datang setelah Zeus mengantar Hera pulang, memang terlambat tetapi bahan diskusi tadi sudah di ketahuinya melalui Chico.

Ardes mendekati Zeus kemudian menopang cowok itu agar berdiri. Ardes meringis kecil melihat banyak luka di wajah cowok itu. Segera Ia bawa Zeus ke motornya.

"Zeus, lo denger gue?"

"Bawa gue ke panti, Des." jawab Zeus cepat.

Sedetik kemudian Ardes paham mengapa Zeus seperti ini. Ia menaiki motornya dengan Zeus yang duduk di belakang.

"Ke rumah gue aja," ucap Ardes.

Zeus tak menjawabnya karena sibuk memikirkan hal lain. "Des," panggilnya.

Ardes hanya berdeham menjawabnya.

"Jangan kasih tau Hera." ucap Zeus.

"Lo kenapa bisa begini?" Bukannya menanggapi Zeus malah Ardes menanyakan hal yang lain.

Zeus tidak menjawabnya. Cowok itu hanya menatap kearah jalanan sembari menahan rasa perih di sekitar wajah dan tubuhnya.

"Lo bego Ze." ucap Ardes, hanya Ardes yang berani berucap seperti itu padanya.

"Kenapa dia mau banget gue mati?" Tersirat rasa sesak, kecewa, sedih menyatu di dalam hatinya. "Apa kalau gue mati baru dia bahagia?"

Ardes hanya diam. Seperti biasa cowok itu hanya menjadi pendengar yang baik. Terdengar helaan napas panjang dari Ardes.

"Ngapain dia bahagia? Bahagiain lo dulu baru orang lain. Jangan aneh-aneh!" ucap Ardes ketus.

"Kalau lo mati, Hera sama siapa?" Ardes sengaja membawa nama perempuan itu sebagai bahan pancingannya untuk Zeus.

Zeus tertegun mendengarnya. Membayangkan Hera dengan yang lain saja sudah membuat darahnya ingin mendidih.

"Lo boleh baik sama orang, liat-liat tapi. Orang itu injek lo? Injek balik. Setau gue Zeus yang gue kenal paling beringas sama musuh tapi kok diem aja sama om Damar?" Ardes kembali berucap.

"Pedes banget ya mulut lo, begini juga sama si Hazel pas pacaran?" ucap Zeus mengalihkan pembicaraan dengan maksud menggoda manusia kutub ini.

"Gue gak bercanda."

"Iya, gue ngerti. Thanks udah ceramahin gue," ucap Zeus. "Kapan-kapan double date sama Hazel gitu bareng gue sama Hera, mau gak?"

Ardes menghentikan motornya di pinggir jalan dekat samping danau membuat Zeus menatap bingung.

"Ngapain lo?"

Ardes terdiam sejenak. "Lo liat banci itu?" Ardes menunjuk segerombolan banci yang berkumpul di sana sambil bernyanyi-nyanyi ria.

"Kenapa emang?"

"Lo sebut dia sekali lagi, gue jual lo ke banci-banci itu."

"Des."

"Gue gak main-main, Ze." ucap Ardes serius.

"Des, itu---"

"Apaan?"

"OMG!! ITU ADA COWOK GANTENG!! EIKE SAMPERIN!! COGANN KESINII YUKS!" teriak salah satu dari mereka membuat yang lain ikut menoleh pada kedua cowok itu.

"KABUR DES! CEPETAN!" Zeus berteriak panik sembari menepuk-nepuk pundak Ardes kencang.

"ARDES!! WOI BURUANN!"

Ardes dengan cepat memutar balik motornya kemudian melaju dengan cepat meninggalkan kawasan berbahaya tersebut. Motor Ardes berpapasan dengan anak Keivazro lainnya.

"NGAPAIN MUTER BALIK?!" seru Panji.

"HEIII COWOK!! TUNGGU EIKE DONGGGG!!" Suara itu membuat yang lainnya ikut berbalik dengan cepat. Bejo paling panik padahal yang biasa jadi buaya cowok itu namun melihat modelan waria-waria itu membuatnya merinding.

"ANJING!! JO LELET BANGET LO MOTORNYA! GASWAT INI GASWATT!!" Panji memukul-mukul helm Bejo karena Bejo sedang memakai motor jadul milik bapaknya.

"KENAPA BISA DI KEJAR SI EDAN!!" ucap Chico.

"SI ARDES TUH PAKE BERHENTI SEGALA."

"Salah muka lo berdua sih, terlalu tamfan!!" seru Panji.

Mereka tertawa di sepanjang jalan karena hal lucu tersebut. Keivazro di kejar banci? Sungguh pengalaman yang tak akan pernah mereka lupakan bersama.

°°°°

DAZEUS DIRGENTA

ARDES DELVIAN DIHANTARA

CHICO SEBASTIAN ANGGARA

PANJI TORERE

EZRA FERNANDEZ

BEJO

TBC

GIMANA PART INI?

NGAKAK GAK??

BAPER GAK??

SEDIH GAK??

PESAN BUAT ZEUS APA?

PESAN BUAT HERA APA?

PESAN BUAT KEIVAZRO?

PESAN BUAT VIRA?? HEHE

Menurut kalian siapa sih pengkhianatnya? Ayo pecahin teka tekinyaa...

SPAM YUK BIAR AKU MAKIN RAJIN !!

TAMBAH SERU GAK SIH MENURUT KALIAN?? ATAU APA?

AYUUU RAMEIN JANGAN SIDER YA !! MUNCUL KALIANN MUNCULLL !!

MAKASIH YA UDAH SUKA SAMA CERITA INI ❣️❣️❣️

See u next part !!

Continue Reading

You'll Also Like

488K 25.6K 36
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5.3M 228K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
491K 18.8K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...