Api berada dimana-mana, membakar dan menghanguskan apapun yang dilewatinya.
Seorang pria berambut hitam panjang dengan tanda kobaran api di dahinya hanya menguap bosan, ia sesekali melemparkan bola-bola api ke arah rombongan pemain yang kini lari tunggang langgang, menghindari serangan-serangan itu.
"Apa kau yakin artefaknya ada disini nak Gazel?" Seorang pria botak, dengan tanda melati di keningnya terlihat mengerutkan alis.
Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah seorang pemuda yang kini tersenyum lebar dan sesekali bergerak mengambil item yang terkubur dalam mayat pemain sebelumnya yang kini telah menjadi abu.
"Anda tak perlu khawatir, Artefaknya benar-benar berada di dalam."ucapnya sambil tersenyum puas ketika melihat item-item tingkat tinggi yang telah di kumpulkan nya.
Ketiganya kini berada di basecamp guild LordD untuk mendapatkan artefak [Dimension Gate Portal] yang dimiliki oleh guild tersebut.
Dengan alasan itu, sebuah ide licik terlintas di pikiran pemuda itu, Ia mengarahkan kedua Dewa tersebut untuk membunuh lebih banyak pemain, demi mendapatkan drop item tingkat tinggi yang dimiliki oleh para pemain.
"Mereka berdua adalah senjata pemusnah massal, hal-hal seperti ini memang harus dimanfaatkan bukan?" Menyeringai licik, pemuda itu mulai berjalan dihadapan kedua dewa tersebut, mengarahkan keduanya menuju ketempat yang lebih banyak musuh.
Gazel The Lizardman, pria licik yang membuat Darkness Horizon keluar dari Ranker Guild, sekaligus membuat guildnya The Gladiator mengambil posisi tersebut.
Karena serangan yang dilakukan oleh party Fang sebelumnya, kekuatan yang dimiliki Gladiator kini menurun drastis. Hal itu membuat sebagian besar pemain mulai keluar dari Guild, menyisakan Goro dan Dez yang kini hanya bisa mengumpat dalam-dalam kepada pria itu.
[From Dez : Lihatlah yang telah lakukan, aku sudah memperingatkan mu sebelumnya untuk tidak bermain-main dengan mereka, dan sekarang? Gladiator sudah habis!]
[From Goro : Juga, skill macam apa yang kau gunakan sebelumnya Rio? Kau tidak pernah memberitahu kami tentang skill itu.]
Melihat pesan dari kedua rekannya, pemuda itu hanya menghela nafas. Memang seperti kata pepatah, habis manis pahitnya dibuang.
Ia masih ingat dimana mereka dulunya hanyalah Guild Master dari Guild kecil-kecilan. Karena memiliki harta yang melimpah di dunia nyata, mereka mulai membangun guild dalam game dengan menyewa beberapa pemain bayaran dan mulai merekrut para NPC.
Karena kurang populer, guild mereka ini bisa dibilang memiliki pondasi yang cukup rapuh. Beberapa pemain tidak begitu tertarik untuk memasuki guild ini.
Mereka berusaha keras untuk mempertahankan setiap pemain bayaran yang mereka sewa, namun para pemain itu hanya mengikuti kontrak dan segera keluar guild setelah kontraknya berakhir.
Para NPC sendiri, walaupun cukup kuat namun hanya memiliki satu nyawa saja membuat mereka tak lebih dari barang sekali pakai.
Merasa bahwa semua hal itu sia-sia, mereka bahkan hampir menyerah dan berniat untuk membubarkan guild mereka.
Namun, Gazel tidak mau menyerah begitu saja. Ia kemudian menyusun rencana dan memanggil mereka berdua untuk melakukan pertemuan.
Awalnya kedua pemain itu ragu akan rencana Gazel, namun karena Gazel bersikeras dan mereka memang sudah menyerah dengan situasi, mereka segera menyetujuinya.
Toh, tidak ada ruginya juga mencoba.
Mereka kemudian menyusupkan mata-mata kedalam Darkness Horizon. Dengan sedikit bujukan dan beberapa lembar uang, mereka secara diam-diam mengetahui masalah internal yang dialami guild tersebut.
Memanfaatkan situasi itu, Gazel mulai menyusun rencana dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang Darkness Horizon.
Hingga waktu yang ditentukan akhirnya tiba, mereka dengan ribuan pasukan berlevel 200san ke atas menyerang Darknez Horizon yang saat itu pemimpinnya, Fang sedang tidak bisa login kedalam permainan.
Keduanya sama sekali tak percaya, mereka bisa melakukan hal itu membuat semangat keduanya untuk membangun Guild kembali berkobar.
Mereka kemudian sepakat untuk menggabungkan guild mereka, dengan Dez yang dijadikan sebagai Guild Master.
Awalnya posisi itu ingin diberikan kepada Gazel, namun pria itu menolak dengan alasan Dez adalah satu dari beberapa Beta tester yang tentunya mengetahui seluk beluk permainan lebih baik darinya.
Ketiganya bisa dibilang teman dekat di dunia nyata, sehingga hal itu menjadi rahasia umum diantara mereka bertiga.
Dengan pengetahuan yang masih diingat Dez pada saat masa beta test dulu, ditambah dengan kemampuan kepemimpinan Goro dan kemampuan menyusun strategi Gazel, mereka berhasil membuat para pemain berbondong-bondong masuk ke dalam Gladiator, setelah mereka akhirnya memasuki Ranker Guild Top 10.
Mereka berpikir, bahwa pondasi guild mereka akhirnya menjadi kuat dan berniat untuk mengincar posisi Guild nomor 1 di seluruh server. Namun, melihat para pemain yang segera keluar dari Guild setelah hanya satu kekalahan saja membuktikan bahwa mereka salah.
Anggota yang masih loyal dan memilih untuk tetap di guild pun, bahkan hanya bisa dihitung menggunakan jari membuat Gazel hanya bisa mengepalkan tangannya keras.
Ia akan segera mencari dan memburu para pemain itu begitu ia telah selesai dengan semua ini.
Ia kemudian meminta maaf kepada kedua rekannya, sebelum memberikan keduanya item yang dijatuhkan tingkat tinggi yang dijatuhkan oleh para pemain sebelumnya.
"Hal itu setidaknya bisa membuat mereka berdua lebih tenang." Gazel disisi lain hanya menghela nafas, ia sebenarnya bisa saja tak memberi keduanya apa-apa, namun ia masih membutuhkan keduanya untuk membangun kembali Gladiator.
Splash!
"Huh?"
Sinar laser melaju ke arahnya dengan begitu cepat, saking cepatnya ia tak sempat untuk bereaksi. Untungnya sebuah pohon kayu tiba-tiba tumbuh di hadapannya menghalau serangan tersebut.
"Ada apa gerangan Guild Ranker seperti Gladiator menyerang basis Guild tingkat rendah seperti kami?" Sesosok makhluk Humanoid metal raksasa terlihat terbang di atas langit.
Sebuah meriam terlihat mencuat dari balik punggungnya, mengarah ke arah Gazel yang hanya menyeringai menanggapi hal itu.
"Guild Tingkat rendah? Dengan persenjataan seperti itu kalian bahkan dapat melampaui kekuatan militer Valkyrie dan High Angel." Ucapnya sambil menatap lebih dari lusinan robot yang sama kini terbang di belakang makhluk tersebut.
"Segera kembalikan drop item yang sebelumnya dijatuhkan oleh anggota kami, dan kami akan membiarkanmu lolos."
"Membiarkanku lolos?" Gazel hanya tertawa sambil tersenyum mengejek.
"Kurasa aku yang seharusnya mengatakan hal itu."
Mendengar hal itu, Stroke yang berada di dalam salah satu robot tersebut mengerutkan alis.
"Argh!!"
Boom!
Boom!
Boom!
...
Beberapa ledakan terdengar dan mengejutkannya, ia segera membalikkan badan robotnya, hanya untuk melihat beberapa robot sebelumnya kini hancur menjadi debu, beserta dengan awak yang mengendalikannya.
Sebelum ia sempat untuk bereaksi, beberapa akar pohon segera melilit tubuh robot yang dikendalikannya, memaksanya untuk turun ke bawah.
Ia tentunya tak tinggal diam melihat hal itu, ia dengan cepat mengotak atik setiap tombol dihadapannya sebelum menarik sebuah tuas yang membuat robotnya mulai melakukan perlawanan.
Sepasang pedang laser tercipta di kedua lengan robot itu, memotong sulur-sulur pohon yang mengikatnya.
"Universe Budha art : Mystical Creature." Beberapa sulur pohon lagi-lagi mencuat dari tanah.
Namun kali ini berbeda, sulur-sulur pohon itu tidak bergerak untuk mengikat robot stroke, melainkan berkumpul dan segera membentuk sesosok makhluk Humanoid kayu raksasa dengan delapan lengan.
Salah satu lengannya dengan cepat memanjang dan bergerak untuk memukul wajah robot stroke.
"Wakil ketua!"
Untungnya salah satu robot di belakangnya bergerak cepat untuk melindungi robot itu, namun karena pukulan dari makhluk kayu raksasa sangat kuat, robot itu terhempas jauh ke langit.
Seakan kejutan itu masih belum cukup, suhu di sekitar tiba-tiba menjadi lebih panas, panasnya bahkan membuat beberapa badan robot mulai meleleh dengan lambat.
"Apa- itu?"
Sesosok burung api raksasa tiba-tiba muncul di area pertarungan. Memekik dengan keras, beberapa bola api tercipta di sekeliling elang itu, melesat ke arah para robot dengan kecepatan tinggi sebelum meledak tepat ketika menyentuh badan robot.
Boom!
Boom!
Boom!
...
Suara ledakan terdengar bertubi-tubi, membuat para anggota guild LordD beserta robot-robotnya lenyap tak berbekas, bahkan tidak ada abu yang tersisa dari ledakan tersebut.
"Hm? Apakah dia seorang biksu juga?" Menyipitkan matanya dari atas kepala makhluk Humanoid kayu, Dharma Budha kini memandangi Stroke yang berhasil kabur tepat sebelum serangan burung api Nezha mencapainya.
"Hah.... Apa peduliku? Ayo cepat habisi dia, dan segera dapatkan item itu untuk pulang." Nezha disisi lain hanya menguap bosan dari atas kepala Phoenix.
Dharma Budha yang mendengar hal itu hanya menghela nafas, "Hah... Ya kau benar, lagipula seorang biksu tak seharusnya terikat dengan hal-hal duniawi seperti ini." Ia kemudian menggerakkan salah satu lengan kayunya untuk menangkap stroke.
"Kau pikir aku akan menyerah begitu saja?" Memasuki Mechanic Form, armor moderen nan canggih segera melapisi tubuhnya.
Ia kemudian bergerak cepat menghindari tangan raksasa dan menebasnya, membuatnya terlepas dari tempatnya.
Nezha dan Dharma lagi-lagi menyipitkan mata melihat hal itu.
"Aku sebelumnya tak sepenuhnya yakin tapi, sepertinya yang dikatakan oleh pemuda itu benar." Memandang Stroke dengan dingin, Nezha segera menjentikkan jarinya membuat burung Phoenix memekik sekali lagi.
Roda-roda apinya dengan cepat berputar sekali lagi, membuatnya kini melayang di atas kepala Phoenix yang segera melesat ke arah Stroke dengan kecepatan tinggi.
Dharma Budha juga tinggal diam, ia terlihat mengukir sesuatu di udara dengan jarinya. Ukiran itu kemudian merasuki raksasa kayu yang dipijaknya, membuatnya berubah bentuk menjadi naga kayu yang juga bergerak ke arah stroke dengan kecepatan tinggi.
Diserang dari dua arah, Stroke kini bersusah payah untuk menghindari serangan tersebut.
'Aku harus bisa mengulur waktu, setidaknya hingga ketua berhasil lari dengan artefak itu.' pikirnya.
Sementara itu jauh dari area pertempuran, Thematic dan beberapa anggotanya kini bergerak meninggalkan tempat itu dengan kecepatan tinggi.
Sebelumnya ia menentang keras rencana stroke untuk lari dari pertempuran.
"Tapi ketua Stroke ada benarnya, kita semua telah melihat bagaimana kekuatan keduanya saat event berlangsung bukan?" Salah satu wakil ketua guild LordD kemudian memutar kembali kejadian pada saat event Death match berlangsung.
Seorang pria berambut hitam panjang dengan tanda kobaran api di dahinya, dan seorang gadis berambut cokelat dengan tanda melati di keningnya terlihat mengguncang arena dengan kekuatan yang mereka miliki.
"Hah... Aku sendiri juga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi, kemungkinan besar mereka menjadi seperti Fang pada saat itu." Stroke kemudian memperlihatkan rekaman dimana Fang dirasuki oleh Raja Iblis, dan membuat situasi pertempuran kacau.
"Aku sebelumnya sudah menghubungi Fang terkait kejadian ini, namun sayangnya dia beberapa hari terakhir ini sulit untuk dihubungi." Tersenyum pahit, Stroke hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan sebelum menatap pria berkacamata itu sekali lagi.
"Hah ..., Apa tidak ada jalan keluar lain?" Thematic segera menatap pria botak dihadapannya yang lagi-lagi hanya bisa menggeleng pelan.
"Ini satu-satunya cara."
Melompat dari pohon ke pohon, Thematic segera memandang ke arah area pertempuran sambil mengepalkan tangannya keras.
"Jangan sampai mati, Stroke."
***
"Hah... Hah...," Stroke yang sebelumnya bertarung mati-matian kini ngos-ngosan kehabisan nafas.
Hp barnya terlihat sedang berada dalam kondisi kritis sementara Mana-nya sudah kosong daritadi akibat persediaan potionnya yang juga telah habis.
Sementara itu, kedua sosok yang dilawannya saat ini masih melayang di udara, menatapnya dengan tatapan dingin.
"Hah.... Inkarnasinya sampai tersiksa seperti ini, mereka benar-benar tak tahu malu." Dharma Budha yang mendengar hal itu dari mulut Nezha hanya bisa menggeleng pelan.
Ia kemudian mengendalikan beberapa akar pohon guna melilit tubuh pria botak itu.
"Akan kuberikan kematian yang cepat dan tanpa rasa sakit."ucapnya, sebelum kemudian menggerakkan satu sulur dengan cepat ke arah leher Stroke.
"Hehe, setidaknya aku sudah mengulur waktu yang cukup untuk mereka." Gumam stroke pelan.
"Huh?"
Ia yang sebelumnya sudah berpasrah akan nasib tiba-tiba mengerutkan alis ketika melihat sulur itu tiba-tiba terhenti satu inci sebelum menembus kulitnya.
"Ah... Mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan teman-temannya, sebuah klise yang sering terjadi pada beberapa orang yang biasanya akan selalu dikenang sampai akhir masa."
Seorang pria berambut putih, dengan beberapa buku di tangannya terlihat berjalan dengan santai ke arah stroke, membuat alis pria botak itu semakin mengerut.
"Kau! Aura ini- I-ini tidak mungkin!" Sementara itu, kedua dewa sebelumnya Nezha dan Dharma disisi lain membelalakkan mata terkejut ketika melihat sosok itu.
Sosok yang dikenal sebagai salah satu dari tiga dewa gila tingkat tinggi dan memiliki wajah Tertamvan diantara para makhluk :v.
"Author the Crazy Archivar!!?"