[COMPLETED] Our Happy Ending...

Autorstwa UrieShunshine

73.3K 6.7K 517

Skenario paling indah.... Adalah skenario hidup yang ditulis oleh tuhan. Kemudian ketika dua insan secara ti... Więcej

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
Last

30

1K 90 7
Autorstwa UrieShunshine

Mark duduk di salah satu kursi taman sekolahnya, beruntung kursi ini berada di bawah pohon yang sangat rindang, karena siang ini cuacanya cukup panas dan duduk di bawah pohon menolong Mark yang sudah gerah sedari tadi. 

Mark memilih untuk duduk disana selain tempatnya teduh, dari sana Mark bisa melihat ruangan ujian Haechan. Di sekolah Mark jendela kacanya tidak ditutupi gorden ataupun menggunakan kaca gelap, sehingga Mark bisa dengan jelas melihat Haechan yang tengah mengerjakan soal dari luar. 

Saat menatap Haechan yang fokus mengerjakan soal, tiba tiba saja anak itu menoleh arahnya, Haechan juga bisa melihat Mark dari kelasnya. Mata mereka saling bertemu, tidak ada yang merespon, hanya saling menatap, kemudian Mark mengangkat dagunya sambil menaikkan alisnya, membuka percakapan tanpa suara mereka. 

Haechan menatap Mark lurus, menyeringitkan keningnya dan menatap Mark kesal. Kemudian ia menjulurkan cepat lidahnya dan kembali menundukkan kepalanya mengerjakan soal ujianya. Melihat itu Mark hanya geleng geleng kepala gemas sambil menyandarkan punggungnya nyaman ke sandaran kursi.

Akhir akhir ini Mark merasa dirinya berubah...

Ia sering marah,tertawa,merasa kesal, mengomel, bahkan Mark sampai merasakan lelah hanya untuk berbicara. 

Mark tau, perlahan Haechan meluluhkan hatinya yang selama ini dingin. Memaksa Mark untuk menunjukkan rasa kepeduliannya dan membuat Mark luluh padanya. 

Mark akui, awalnya ia kesal pada Haechan, dan apapun yang Haechan lakukan Mark akan kesal bahkan ingin marah karenanya, karena anak itu pasti mengusilinya, tapi lama lama Mark yang kesal dengan apa yang Haechan lakukan, berubah dengan Mark yang kesal dengan apa yang akan terjadi pada hal yang  Haechan lakukan. 

Mark sadar, ia akhir akhir ini lebih sering mengomel dan marah ketimbang Haechan, Mark juga tidak tau kenapa ia rela dan mau mengomeli Haechan kerena hal itu, seperti tadi malam, Mark benar benar mengomeli Haechan berjam berjam karena ia belajar sampai tengah malam. 

Alasannya?

Mark tidak tau, 

Melihat Haechan belajar sampai tengah malam, berjalan di tangga sambil membaca buku, mengangkat panci panas tanpa sapu tangan, suka berdiri dan berlari tiba tiba hingga tersandung, memakan ice cream di tengah malam. Hampir semua hal yang dilakukan Haechan Mark kesal. 

Tapi perlahan, Mark mencoba bertanya pada hatinya, bukan pada kepalanya. 

Ia hanya khawatir pada Haechan 

Mark takut Haechan terlambat bangun pagi dan mengantuk saat mengerjakan ujian, Mark takut ia jatuh di tangga karena tidak melihat jalan ,Mark takut tangannya melepuh terkena panci panas, Mark takut lutunya luka dan berdarah, Mark takut Haechan demam dan batuk . 

Ya, Mark hanya khawatir...

Tapi ia bingung, kenapa Mark begitu khawatir pada hal hal kecil seperti itu, padahal hanya solusi kecil bisa menyelesaikan semua masalah itu. Lagi pula, ini bukan kewajiban Mark. Untuk apa Mark terlalu peduli jika Haechan jatuh? Haechan juga sudah besar, bukan anak lima tahun yang harus dijaga setiap saat. 

Mark yakin, ia mengkhawatirkan Haechan karena ia hanya iba dan kasihan

Walaupun Mark tidak tau bagaimana kehidupan anak itu seluruhnya, tapi Mark tau seberapa berat dan kerasnya hidup Haechan selama ini. Umur mereka sama, berada di dunia yang sama, menghirup udara yang sama bahkan menatap langit yang sama. 

Tapi, jalan hidup yang Haechan tempuh dan dirinya sangat berbeda. Jika setiap orang dapat melihatkan bagaimana cara mereka menjalani hidup dari tubuhnya, maka saat ini tubuh Haechan sudah berdarah darah karena rumitnya jalan kehidupan yang ia jalani selama ini. 

" Haaaaaah......."

Mark menghela nafas panjang, menatap Haechan dari jauh sambil mencari posisi nyaman, memangku tangan di dadanya menatap Haechan penuh arti. 

Mark tidak mengerti dengan perasaannya 

Sejak ia bertemu dengan Jihoon, hatinya berkecamuk tidak karuan setiap kali melihat Haechan. Beribu emosi saling bertikai di dada Mark. 

Mark tidak mengerti

Ia yakin, ia khawatir dengan Haechan karena ia kasihan dengan Haechan. Ia baik dan membantu Haechan karena Haechan juga sudah membantu banyak dalam hidupnya 

Mark yakin, semua kebaikan dan kekhawatiran yang ada didalam pikirannya, murni muncul karena sifat naluriah manusia. Mark bukan orang yang tidak punya hati nurani, dan hal yang wajar baginya menghkawatirkan dan berbuat baik pada orang yang mungkin secara kasar bisa Mark anggap menderita itu. 

Tapi hati dan jantungnya selalu menolak, membawa keragu-raguan yang membuatnya semakin hari semakin tidak tenang. 

Hingga perlahan, Mark mencoba membawa satu kata yang sangat takut untuk ia kaitkan dengan semua pemikirannya itu.

Cinta

Semuanya akan terselesaikan jika satu kata itu Mark sematkan di semua alasannya. 

Mungkin bagi kebanyakan orang, kata "Cinta" ataupun "Mencintai" hanya sebuah kata, dapat diucapkan secara mudah. 

Tapi bagi Mark, Cinta itu sakral dan sangat berbahaya. 

Tidak bisa diucapkan sembarangan. Arti dari cinta itu benar benar dalam baginya sehingga tidak mudah baginya untuk membawa itu kedalam hatinya. 

Mark bukan menolak, hanya belum siap

Baginya, ketika seseorang memakai kata cinta itu. Ada janji suci dan mutlak yang harus dipegang. Ketika seseorang menyatakan "Mencintai" kepada seseorang, ada tanggung jawab besar yang harus dipikul. Walaupun hanya satu kata, memiliki seribu arti dan makna didalamnya. 

Mark meyakini, ketika mencintai seseorang, ia harus rela berkorban untuk orang yang dicintai itu, ia harus siap berada di samping orang itu bagaimana pun badai yang menghadang, ia harus siap menanggung semua beban dari orang yang ia sayang itu. Selalu melindungi dan memastikan tidak ada satupun luka yang akan tertoreh pada orang yang ia sayangi itu. 

Karena itu Mark takut...

Ia takut mengatakan bahwa ia mencintai Haechan,

Karena Mark yakin dirinya belum siap

Mark takut, ketika ia sudah mengucapkan janji suci itu dan menjalani tanggung jawabnya. Mark tidak sanggup dalam perjalanan lika likunya. Mark takut menyerah dan berhenti di tengah jalan, tidak sanggup  menahan badai yang pasti menghadang langkah kaki mereka. 

Pertemuannya dengan Haechan sangat unik, Mark yakin takdir cinta mereka diukir dengan lika liku yang sangat rumit dan ketika mereka memegang janji suci itu, pasti cobaan serta ujian yang diberikan tuhan lebih rumit dari pertemuan mereka. 

Mark  mengakui, jauh di dalam lubuk hatinya, ingin rasanya ia  berteriak kepada dunia bahwa ia sangat dan amat mencintai pria bernama Seo Haechan itu. Seberapa ingin ia mendekap tubuh mungil anak itu . Tapi ketakutan dan kekhawatirannya melebihi keinginannya, kerena itu Mark hingga sekarang belum berani menyentuh kata Cinta itu. 

Mark kembali menghela nafas panjang, masih setia menatap Haechan penuh arti. Entah kenapa saat menatap Haechan, dunianya terasa sangat tenang dan teduh. Walaupun Haechan berteriak memaki dan menyumpahi dirinya, dimata Mark sangat teduh untuk dilihat.

Hal ini juga yang membuat Mark sangat takut dengan namanya cinta, karena dengan mudahnya  mengubah dirinya menatap dunia. 

Selama ini, pikiran Mark selalu kaku, hanya diisi dengan sekolah dan belajar, Mark bahkan bisa tidak memikirkan apa apa selama berhari hari, membiarkan kepalanya tenang tanpa satu beban pikiran pun.

Tapi sejak Haechan muncul

Setiap hari, hati dan kepalanya berkecamuk yang membuat Mark cukup lelah. Mark bahkan baru merasakan betapa lelahnya hidup hanya karena berfikir, Mark tidak melakukan apa apa, bahkan otot tubuhnya tidak bergerak, hanya otaknya saja yang bekerja, namun rasanya benar benar lelah sampai jiwanya ingin keluar. 

Mark sedikit terlena dengan pikirannya, membuat tubuhnya lelah dan lama kelamaan membuatnya mengantuk. Angin sepoi-sepoi serta keadaan yang sunyi seolah mengantarkannya ke alam mimpi. 

Mark kembali menghela nafasnya panjang, merilekskan otot otot tubuhnya yang sedari tadi terasa tegang karena ia yang hanya berfikir, menatap sebentar Haechan lalu menutup matanya, membiarkan kepala tenang sejenak. 

Maaf... aku belum bisa mengatakannya 

Cicitnya dalam hati dan perlahan tertidur. 

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

744K 27.4K 102
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...
854K 18.5K 27
Being Addison's twin sister, always made you feel so insecure. Both you and Addison had white hair, but you guys looked different. She always just se...
1M 65.1K 119
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...
913K 21K 49
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.