SLEEP WITH THE DEVIL (TAEK00K)

By ShellaChoi201

51.4K 3.8K 504

Ketika bisnis orang tuanya jatuh, Jungkook terpaksa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-ora... More

Shella N0te
PROLOG
1. JE0N JUNGK00K
My Library 💜💜💜
2. PENYAMARAN
3. TERTANGKAP
4. SANGKAR EMAS
5. AFRODISIAK
6. MALAM PANAS ⛔🔞🌚
7. MELARIKAN DIRI
8. BUNUH DIRI
9. HUKUMAN ⛔🔞🌚
10. PESTA
11. TEMAN BARU
13. MANDI BERSAMA (?)
14. KENCAN
15. KECELAKAAN
16. HANYA MIMPI (?) ⛔🔞🌚

12. NAMJIN

1.8K 163 11
By ShellaChoi201


Note : Maaf bgt... Padahal udah janji bakalan Up seminggu sekali tapi molor jadi 2 minggu 😅
Ntar kalo aku telat Up aku bakalan kasih pengumuman di Wall




Sebelum baca jangan lupa kasih support aku dengan cara pencet tanda ☆

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.


Jungkook menoleh dan sejenak terpesona menatap sosok pria yang melingkarkan lengannya di pinggang Seokjin dengan posesif. Pria itu luar biasa tampan, dengan rambut cokelat yang berpadu nuansa keemasan dan mata sebiru langit.

Seokjin rupanya tidak main-main ketika mengatakan bahwa suaminya adalah pria yang paling tampan di dunia. Jungkook pun kalau memiliki suami setampan itu, pasti tidak akan mau melirik pria lain.

"Namjoon", Seokjin bergumam lembut, pipinya memerah tampak malu-malu atas kemesraan terang-terangan yang dilakukan suaminya di depan teman barunya.

Suami Seokjin tampaknya amat sangat mencintainya karena tatapan panasnya pada Seokjin seolah-olah dia adalah satu-satunya di matanya.

"Kita harus segera pulang. Mari kita berpamitan dulu pada tuan rumah" ucap Namjoon terlihat agak sedikit terburu-buru.

"Tapi bukankah kita baru sebentar di sini... Apakah sopan kal-"

"Ssshh", Namjoon menghentikan protes Seokjin dan jemarinya menyentuh bibirnya dengan gerakan yang sangat lembut tetapi tatapan matanya seakan membakar tubuh Seokjin.

"Aku lebih ingin berada di rumah, bersamamu", gumamnya penuh arti di telinga Seokjin.

Siapapun mengerti apa maksud kata-kata Namjoon.

Bukan hanya Seokjin, pipi Jungkook langsung memerah mendengar nada kepemilikan penuh gairah Namjoon kepada Seokjin.

Seokjin megusap lengan suaminya dengan lembut, mengalihkan perhatian Namjoon yang tampaknya tidak bisa lepas dari tubuhnya. Setelah itu dia memperkenalkan teman barunya untuk mencairkan suasana.

"Kenalkan ini teman baruku Jungkook," gumam Seokjin lembut pada suaminya.

Jungkook mengulurkan tangannya dengan sopan, Namjoon langsung menjabat tangannya dan menatapnya dengan menyelidik. Membuat Jungkook merasa nyalinya sedikit menciut di bawah hujaman tatapan matanya yang berwarna sebiru langit.

"Jungkook yang itu?", ada tanya dalam suara Namjoon membuat Seokjin mengusap lengan Namjoon lagi, mencoba untuk mengingatkannya.

Seokjin menatap Jungkook penuh permintaan maaf.

"Gosip menyebar dengan cepat, bahkan di kalangan laki-laki", gumamnya pada Jungkook meminta pengertian.

Mendengarnya Jungkook tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ada sedikit kekecewaan terbersit di hatinya. Suami Seokjin sepertinya salah satu rekan bisnis Taehyung.

'Kalau begitu, pupus sudah harapanku untuk meminta bantuan kepada Seokjin.' batin Jungkook menahan rasa frustasinya.

"Ayo sayang kita berpamitan dan segera pulang ke rumah", Namjoon mengangguk pada Jungkook, lalu dengan cepat menarik pinggang Seokjin untuk bergegas mengikutinya.

"Tunggu sebentar", Seokjin mengeluarkan kartu emas kecil dan memberikannya pada Jungkook.

"ini kartu namaku", digenggamkannya kartu nama itu di jemari Jungkook.

"Hubungi aku kapan saja kamu mau." Kemudian, pasangan sempurna itu menjauh dan tenggelam di keramaian pesta.

Meninggalkan Jungkook yang masih berdiri terpaku di sana, menggenggam kartu nama itu erat-erat, seolah tiket itu bisa membantunya untuk lepas dari cengkraman Taehyung dan mendapatkan kebebasannya kembali.

~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~

"Dia meminta tolong kepadaku", Seokjin mengernyit sambil merebahkan kepalanya di dada Namjoon.

Pria itu masih berbaring santai dengan mata terpejam, menikmati saat-saat tenang setelah pergulatan mereka yang panas.

"Siapa yang kau maksud Sayangku?" Mata Namjoon terbuka dan menatap Seokjin dengan heran.

"Jungkook, kekasih baru Taehyung." gumam Seokjin mengingat teman barunya yang terlihat menyedikan.

Sejenak Namjoon tercengang, tapi setelah itu mengangkat bahunya terlihat tidak peduli.

"Kurasa kita tidak usah ikut campur dalam urusan Taehyung. Dia rekan bisnis yang luar biasa, dan aku senang perusahaanku menjalin kerjasama dengan perusahaannya, Tetapi dari segi pribadi...", Namjoon mengusapkan jemarinya di punggung telanjang Seokjin.

"Aku tidak terlalu menyukainya" tambahnya mengingat interaksinya dengan Taehyung.

"Kenapa?", Seokjin menatap Namjoon dengan penuh rasa ingin tahu.

"Yah... Menurut rumor Taehyung terkenal sangat kejam. Dari luar dia berpenampilan dingin dan acuh pada orang lain. Tetapi ketika terusik, dia sangat bengis dan tak kenal ampun. Kadang-kadang aku sedikit simpati pada mereka yang hidupnya telah hancur di tangan Taehyung karena menentangnya."

"Kalau begitu aku semakin mencemaskan Jungkook", Seokjin teringat permohonan Jungkook tadi kepadanya saat di pesta.

"Dia minta tolong kepadaku untuk membantunya melarikan diri dari rumah itu. Pandangannya begitu tersiksa, apakah Taehyung mengurungnya di rumah itu dengan paksa?"

"Mungkin saja", jawab Namjoon acuh lalu mengecup dahi Seokjin dengan lembut.

"Tetapi seperti kataku tadi, itu bukan urusan kita." Namjoon menggigit bibir Seokjin lalu menciumnya dengan agresif.

"Hah...hah...Bi- bisakah kamu mencoba berbicara dengan Taehyung? Lusa kau ada pertemuan pagi dengannya kan?", ucap Seokjin tersengal karena ciuman Namjoon.

Mata Seokjin menatap Namjoon penuh permohonan. Ada sedikit kecemasan di suaranya, apalagi ketika mengingat raut wajah Jungkook tampak sangat tersiksa ketika memohon kepadanya.

Mendengarkan permohonannya membuat Namjoon terkekeh, lalu menggulingkan tubuhnya menindih tubuh Seokjin di bawahnya.

"Baiklah pangeranku, akan kucoba. Tetapi...", didekatkannya wajahnya ke wajah Seokjin, menggodanya dengan menggigit hidungnya lalu mencium bibir Seokjin dengan panas.

"Sekarang bisakah kita menghentikan pembicaraan kita tentang orang lain dan bercinta lagi?" gumam Namjoon dan setelah itu terdengar suara-suara yang bersahutan di ruangan itu.

Seokjin tidak menolak, bercinta dengan suaminya selalu menjadi kegiatan yang luar biasa menyenangkan.

~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~

Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting hari ini itu sudah selesai. Beberapa orang memilih keluar untuk bersantai dan merokok.

Sedangkan saat ini terlihat sosok pria duduk diam di ujung sofa, mengamati Taehyung yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Taehyung bukanlah pria yang mudah membaur, walaupun memiliki wajah yang tampan tetapi karena wataknya yang terkenal kejam dan sifatnya yang acuh membuat orang- orang segan mendekatinya.

Walaupun sudah mengenal Taehyung cukup lama tetapi Namjoon tidak terlalu akrab dengan Taehyung. Saat bertemu mereka biasanya hanya berbicara tentang bisnis.

Dan apabila menyangkut bisnis, Taehyung cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.

Namjoon agak ragu untuk menanyakan perihal Jungkook kepada Taehyung.

Rasanya terlalu aneh baginya untuk membahas masalah pribadi Taehyung saat ini. Tetapi kekasihnya - Seokjin - telah berhasil membuatnya berjanji untuk bertanya tentang Jungkook pada Taehyung.

Namjoon berdehem mencoba mencairkan suasana sekaligus menarik perhatian Taehyung dari berkas yang ditelusurinya tetapi Taehyung tetap acuh.

"Kami- maksudku Seokjin bertemu dengan kekasihmu saat di pesta" ucap Namjoon melihat reaksi Taehyung.

Dan benar saja, kepala Taehyung langsung terangkat dan menatap Namjoon dengan tajam.

Tubuhnya terlihat kaku dan sangat waspada seakan jika Namjoon mengucapkan sesuatu yang 'salah' dia akan memukulinya ditempat saat itu juga.

"Oh ya?," nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Taehyung tidak bisa menipu Namjoon.

'Ada sesuatu di sini, apakah yang dikatakan Seokjin benar kalau Taehyung mengurung Jungkook di rumahnya dengan paksa?' batin Namjoon melihat reaksi Taehyung yang tidak normal.

"Yah, malam itu dia berkenalan dengan Seokjin dan berbicara panjang lebar dengannya," Namjoon berusaha memancing reaksi Taehyung dan sepertinya rencananya berhasil karena mata Taehyung menyipit dan menatapnya dengan curiga.

"Apakah malam itu Jungkook mengatakan sesuatu?" tangan Taehyung mengepal sangat erat mencoba meredakan amarahnya.

"Jungkook meminta tolong pada Seokjin untuk diselamatkan, meminta bantuannya untuk melarikan diri dari rumahmu" ucap Namjoon dengan seringai di bibirnya.

Bibir Taehyung mengetat membentuk garis tipis, kepalan tangannya bergetar. Dia sekarang sangat ingin menghajar Namjoon dan menendangnya keluar dari kantornya.

Taehyung menutup matanya mencoba menyembunyikan emosinya dari Namjoon lalu dia segera berdiri.

"Bilang pada Seokjin untuk tidak melakukan apa-apa. Jungkook Milikku, dan siapapun yang berani membantunya melarikan diri, aku akan menghancurkannya dan membuat hidupnya seperti di neraka." ucap Taehyung mengancam Namjoon karena dia tau Namjoon sangat protektif pada Seokjin.

"Aku menghormatimu Namjoon, kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati karena bakatmu dalam bisnis, karena itu aku tidak ingin hubungan kita rusak hanya karena masalah ini. Kalau begitu aku permisi dulu." tambah Taehyung.

Setelah mengangguk kaku, Taehyung melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu.

Namjoon duduk diam di kursinya. Dahinya mengernyit saat menyesap kopinya sembari memikirkan ancaman Taehyung, matanya masih menatap pintu di mana Taehyung menghilang.

Tiba-tiba Namjoon tertawa, reaksi Taehyung mengingatkannya pada dirinya yang dulu. Senyum lembut muncul di bibir Namjoon.

Taehyung mungkin akan mengalami hal yang sama seperti dirinya. Namjoon tersenyum geli membayangkan masa lalunya dengan Seokjin.

~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~

Ketika pintu kamarnya tiba-tiba dibanting terbuka dari luar, Jungkook sangat terkejut melihat Taehyung-lah yang masuk.

Setelah pesta malam itu, Taehyung telah sepenuhnya mengabaikannya dengan sengaja.

Jungkook bahkan hampir tidak pernah melihat pria itu, kecuali dari pemandangan ketika Taehyung memasuki mobilnya di teras bawah yang terlihat dari jendela lantai dua tempat Jungkook dikurung.

Dan seperti biasanya, saat ini iblis itu tampak marah. Jungkook mengerutkan kening, kenapa dia tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum saat bertemu dengannya? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis.

Apakah dia tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun di dalam hatinya?

Tanpa basa basi, Taehyung melepas jasnya dan melemparkannya ke kursi, setelah itu melonggarkan dasinya sembari menatap Jungkook tajam.

"Apa yang kau katakan kepada Seokjin?"

Deggg

Jungkook langsung mengkerut takut. Seokjin mungkin telah menyampaikan permintaan tolongnya kepada suaminya, dan Namjoon mengatakannya kepada Taehyung.

Ketika rasa takut menggelayutinya, Jungkook langsung menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan keberaniannya.

Diingatnya wajah ayah dan ibunya yang bahagia, lalu tergantikan dengan wajah pucat mereka yang terbaring di peti mati. Kebencian dan kemarahan adalah senjatanya untuk menghadapi Taehyung.

"Aku memang meminta tolong kepada Seokjin untuk membantuku mendapatkan kebebasanku," Jungkook mengangkat dagunya angkuh menantang Taehyung membuatnya langsung menggeram marah, wajahnya terlihat lebih menakutkan.

"Coba saja, jika kau berani meminta Seokjin untuk membebaskanmu, maka aku akan melenyapkan nyawanya beserta suaminya," desis Taehyung geram

"Dan aku tidak pernah main-main dengan perkataanku Jungkook, kebebasanmu akan diganti dengan nyawa para pengawal yang lengah atau orang-orang yang mencoba membantumu keluar dari rumah ini"

Wajah Jungkook memucat mendengar ancaman Taehyung.

Apakah Taehyung benar-benar akan melukai Seokjin dan suaminya?

Diingatnya senyuman lembut di wajah Seokjin saat bertemu dengannya dan kasih sayang yang terlihat di wajahnya saat Namjoon memeluknya.

Ah ya Tuhan, Seokjin adalah satu-satunya kesempatanku untuk keluar dari tempat terkutuk ini. Tetapi jika Taehyung melukainya karena membantuku..." Jungkook merasa kepala sangat pening memikirkan masalah ini.

Disatu sisi Jungkook ingin keluar dari sini dan mendapatkan kebebasannya tetapi dia tidak ingin menukarnya dengan mengorbankan nyawa orang lain.

"Kenapa kau mengurungku di sini? Aku sudah muak menjadi tawananmu" teriak Jungkook frustasi.

Taehyung menyipitkan matanya, mengamati Jungkook dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Terlalu mudah jika aku melepaskanmu, kau pasti akan mencari cara membunuhku untuk membalaskan dendammu padaku... dan terlalu mudah pula kalau aku membunuhmu, tubuhmu terlalu nikmat untuk mati sia-sia...," Taehyung melangkah mendekat, membuat Jungkook langsung melangkah mundur.

"Tidaakkk... Berhenti....Ja- jangan mendekat!," Jungkook tanpa sadar mencengkeram dadanya dengan gerakan melindungi diri.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc



















































ShellaChoi201

Continue Reading

You'll Also Like

106K 16.1K 25
start : 11/02/24 end : - plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
192K 2.4K 63
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
98.2K 17.2K 34
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
653K 76.4K 60
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...