[COMPLETED] Our Happy Ending...

By UrieShunshine

71.8K 6.5K 516

Skenario paling indah.... Adalah skenario hidup yang ditulis oleh tuhan. Kemudian ketika dua insan secara ti... More

1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
Last

5

1.2K 133 28
By UrieShunshine


" Haechan...... Seo Haechan!"

" Haechan! Nak... kamu dimana!"

Teriak Ten berlari di taman mencari sosok malaikat kecilnya itu

" Haechan.... " Panggil Ten melihat anaknya menangis di bawah perosotan sambil memeluk lututnya 

" Hey.... sini sama papi... "

Haechan menggeleng sambil tetap terisak

" Kau sedih paman Jaehyun pergi?" Haechan mengangguk 

" Kau sayang sekali ya dengan paman Jaehyun?" Haechan kembali mengangguk 

" Lalu kenapa kau menangis?"

" Karna paman Jaehyun jahat! dia meninggalkan ku!"

" Dia tidak meninggalkan mu kok"

" Bohong!"

Haechan akhirnya menatap Ten, Ten hanya tersenyum melambaikan  tangannya menyuruh Haechan untuk keluar. 

" Papi ingin bertanya satu hal pada Haechan."

Haechan berlari memeluk Ten, menyembunyikan wajahnya pada dada Ten. Ten pun menggendong Haechan membawa anak itu pulang kerumah

" Haechan sayang kan dengan papi dan ayah..."

" Eung..."

" Apa yang terjadi jika Haechan harus berpisah dengan papi dan ayah?"

" Haechan pasti sedih...." Jawabnya

" Tuh... Haechan tau... paman Jaehyun juga begitu, ia pasti bersedih karena berpisah dengan ayahnya"

" Tapi kan paman Jaehyun punya kita, aku bisa jadi ayah untuk paman Jaehyun!"

Ten terkekeh pelan, dan mengelus kepala Haechan 

" Baiklah... misalkan Haechan bertemu dengan keluarga baru, Haechan bahagia disana... lalu bagaimana dengan papi dan ayah? Kami pasti sedih kan?"

Haechan mengangguk pelan

" Haechan mengerti kan... Haechan kan sudah besar... tidak boleh egois seperti ini hm? Paman Jaehyun kan juga sudah berjanji akan menemui kita lagi"

" Benarkah?"

 " Mhm... Haechan hanya perlu bersabar... ingat kata papi orang sabar disayang?"

" Tuhan..." Jawab Haechan 

" Pintar.. jadi Haechan tidak marah lagi ya? tidak sedih sedih lagi?"

Haechan mengerucutkan bibir mungilnya, bagaimana mungkin ia tidak bersedih. 

" Baiklah... aku janji..." Haechan mengangguk pelan

" Pintar... anak papi sudah besar..."

Haechan pun memeluk erat leher Ten. Anak ini baru berusia 4 tahun, belum mengerti betapa rumitnya dinamika kehidupan, dan sebagai orang tua Ten hanya bisa memaklumi, memberikan pengertian pada anaknya sepaham yang ia bisa. 

" Papi... itu..." Haechan menunjuk sebuah toko mainan ketika mereka berjalan pulang

" Hm? Kau mau beli mainan?"

Haechan menggelengkan kepalanya 

" Hadiah... untuk Mark..."

" Salam perpisahan untuk Mark ya?" Haechan mengangguk 

" Baiklah ayo kita pilihkan hadiah yang bagus untuk Mark"

Ten sedikit melambungkan Haechan membuat anak itu terkekeh. 

Haechan sudah tersenyum, sambil digendong Ten, di tangan kanannya kini ada dua buah gantungan kuci yang ia beli tadi di toko mainan. 

" TEN! CEPAT JAEHYUN!" Teriak Johnny dari ujung pintu sambil menunjuk sebuah taksi yang baru saja melaju. 

Mengerti dengan maksud suaminya, Ten pun berlari , Johnny ikut meneriaki mobil taksi itu berharap mobil itu berhenti. 

Ten menurunkan Haechan, Haechan pun  berlari mengejar mobil itu sambil meneriaki nama Mark. Namun karena langkahnya yang kecil dan terburu-buru Haechan pun terjatuh dan tersungkur ke lantai, dan Haechan bisa melihat mobil itu yang sudah menghilang di persimpangan. 

Haechan ingin bangun, tapi rasanya sangat sakit, Haechan pun hanya menundukkan wajahnya, dan menangis, Haechan menyesal, coba saja ia tidak lari dari rumah mungkin ia masih bisa bertemu dengan Mark. Ten dan Johnny hanya bisa pasrah menghampiri putranya yang menangis  sambil mencium lantai itu. 

" Yak! itu kotor"

Haechan mengadahkan kepalanya, ia kenal suara ini, suara yang menyebalkan sekaligus Haechan suka, itu suara Mark. Mark tersenyum padanya, mengulurkan tangannya membantu Haechan berdiri. 

" Cengeng sekali..." Mark terkekeh pelan, mengusap air mata Haechan.

Beruntung Jaehyun memiliki indra pendengar yang baik, sehingga saat Johnny dan Haechan meneriaki mobilnya, Jaehyun menyadarinya dan meminta sopir taksi itu untuk berhenti. 

" Maaf ya aku harus pergi" Mark mengelus pelan kepala Haechan 

" Kita tetap berteman kan?" Tanya Mark lagi yang dijawab anggukan oleh Haechan 

" Ini...."

Haechan memberikan gantungan kunci yang ia beli tadi. Mark menerimanya, namun sedikit heran ketika mainan kunci yang diberikan Haechan  bergambar beruang.

" Kan kau yang suka beruang, kenapa memberikannya padaku?" Tanya Mark bingung 

" Heheh"

Haechan tersenyum dan membuka tangan kirinya, ia mengenggam gantungan kunci yang mirip dengan Mark, hanya saja mainan kuncinya bergambar harimau, binatang kesukaan Mark.

" Aku akan menyimpan ini, dan kau simpan itu untukku, jika kita bertemu lagi, kita harus menukarkannya, dan kita menikah, setuju?" Jelas Haechan 

Mark pun tersenyum dan mengangguk semangat

" Baiklah... aku akan pengang janjiku. Sampai jumpa Haechan" Mark melambaikan tangannya pada Mark

" Tunggu!"

Haechan menarik Mark dan memeluknya, memeluknya dengan sangat erat

" Sampai jumpa lagi bodoh!" Kekeh Haechan sambil memeluk Mark

" Hahaha kau yang bodoh!" Mark memebalas pelukan Haechan 

" Mark.. ayo nak, waktu kita tidak banyak" Teriak Jaehyun dari mobil 

" Baiklah aku harus pergi, bye bye" Mark berlari menuju mobil sambil terus melambai

" Bye! Sampai bertemu lagi paman!" Teriak Haechan kala digendong Johnny 

" Eungg! Jadi anak yang pintar yaa" Jaehyun pun melambaikan tangannya. 

Haechan tersenyum puas, ia berhasil memberikan hadiah terakhir pada Mark, sambil menggenggam kuat gantungan kunci miliknya, Haechan menatap mobil Mark yang sudah menghilang di belokan. 

Kita pasti bertemu lagi Mark....



Mark masih menengok kebelakang, hingga bagunan toko milik Haechan tidak terlihat di pandangan matanya. Mark pun duduk dengan tenang, menatap mainan kunci yang diberikan oleh Haechan, tak lama kemudian air matanya mengalir begitu saja. Jaehyun yang melihat itu hanya bisa mengelus kepala putranya pelan. Ia sangat bersyukur Mark bertemu dengan Haechan, karena Haechan membuat Mark bisa merasakan emosi yang berbeda beda. 

" Kau sedih berpisah dengan Haechan?" Mark mengangguk sambil terisak

" Mark sayang sekali ya padanya?"

Mark kembali mengangguk

" Ayah..."

" Hmm?"

" Setelah besar nanti... boleh aku menikahi Haechan?"

Jaehyun terkekeh, anaknya ini benar benar sangat fisioner

" Hahaha kau sebegitu suka dengan Haechan?"

" Aku tidak mau jauh darinya"

" Katanya kau benci dengannya..." Jaehyun menjahili Mark 

" Hanya jika dia berisik"

" Hahahah... boleh.. ayah malah senang"

Mark tersenyum membawa gantungan kunci itu kedalam dekapannya. 

Kita pasti akan selalu bersama Haechan.....



Dan begitulah, awal mula kisah cinta pertama Mark dan Haechan. 

Cinta mereka yang muncul saat itu begitu kuat, hingga masing masing merasa sangat sedih saat dipisahkan.

Namun saat itu mereka hanya anak berumur 4 tahun, tidak mengerti apa itu cinta, hidup ataupun menikah.

Dan mungkin saja

Mereka melupakan janji mereka itu. 

Continue Reading

You'll Also Like

Fake Love By :)

Fanfiction

152K 3.5K 50
When your PR team tells you that we have to date a girl on the UCONN women basketball team and you can't say no to it... At first you don't think too...
2.3M 120K 65
↳ ❝ [ INSANITY ] ❞ ━ yandere alastor x fem! reader β”• 𝐈𝐧 𝐰𝐑𝐒𝐜𝐑, (y/n) dies and for some strange reason, reincarnates as a ...
20.2K 2.4K 19
Mark tidak menyangka karena kecerobohannya ia bertemu dengan seseorang yang menarik perhatiannya, tapi siapa sangka anak ini menyimpan banyak rahasia...
545K 19.6K 95
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! πŸ˜‚πŸ’œ my first fanfic...