AMOUR

By hwepiy

4.1K 1.4K 5.8K

Terlahir sebagai anak kembar identik, bagaimana perasaanmu? Pasti bahagia karena bisa saling tukaran pakaian... More

1. Yang bertopeng
2. Shaka dan Dunianya
3. Hitam Putih
4. Peringatan Pertama
5. Sisi Yang Berbeda
6. Milik Azka
7. Bukan Sembarang Kejutan
8. Baper? Ya kali!
9. Mascrush
10. Closer
11. Oh shit!
12. Icha vs Keysha
13. Pertandingan Sengit
14. Selimut Bernyawa
15. Prioritas
16. Belajar Bareng
17. Gara-gara Foto
18. He's annoying!
19. Jealousy
20. Esedensies
21. (Not) Strong Enough
22. Sibling Rivalry
23. One Fine Day
25. Bak Kaset Rusak
26. Terjebak Dalam Labirin
27. Favourite Man
HAI EVERYONE!

24. (Bukan) Shaka

73 22 324
By hwepiy

Hai! Kalau kamu baca ini,
jangan lupa vote-nya yaa🌟

🦋Selamat Baca🦋

Selepas mengikuti kegiatan belajar mengajar dari jam tujuh pagi sampai jam dua siang, Shaka bersama tiga temannya melipir ke warung Umi untung melepas penat. Mereka adalah pelanggan setia di warung Umi, bahkan sampai menjadikan tempat itu tempat ngumpul kalau mau bolos. Umi, sebagai pemilik warung pun tidak keberatan atas hal itu.

Pria dengan seragam sekolah berwarna coklat atau pramuka duduk di sebuah kursi kayu panjang sambil mendumel. Ia menenggak habis segelas es teh-nya yang baru lima belas detik mendarat di tangannya.

"Gue pusing. Nyokap gue marah mulu gara-gara nilai gue di pelajaran bahasa Inggris jeblok," adunya sambil mengacak rambut, "padahal udah berusaha, ya ... meskipun cuma dapet nilai 40, tapi itu 'kan lebih dari cukup, ketimbang dapet telur mata sapi alias nol."

Aufa yang membawa Icha ke warung pun melempar Bumi dengan kulit kacang, "Nilai 40 lo bilang lebih dari cukup? Edan!" celetuk Aufa.

"Emang kenapa, sih? Bilang aja lo iri gak pernah dapet nilai segitu." Kali ini Sadam yang membalas, Bumi dengan Sadam memang 11 12.

Bumi menatap teman-temannya itu bergantian, "Gue harus gimana lagi biar dapet nilai tinggi?"

Sadam menyikut lengan Bumi, "Nyontek ke Shaka sama Aufa lah. Segila itu lo mikirin biar dapet nilai bagus, padahal kita punya temen yang cerdas," tutur Sadam sambil menaikturunkan kedua alisnya.

"Be. La. Jar." Shaka menyahuti. Pria itu muncul dengan sepiring mie goreng pedas di tangannya.

"Jangan nyontek mulu. Nanti kebiasaan selalu bergantung sama usaha orang, dengan gampangnya lo tinggal nikmati hasilnya," jelas Aufa lagi, itu membuat Sadam nyengir. Berbeda dengan Bumi yang sekarang sedang merecoki Shaka makan.

Sebelum bertutur, Sadam menyeruput minumannya di gelas. "Masalahnya, gue sama Bumi itu kalau belajar gak ada satupun yang nyangkut. Nih otak kayaknya cuma berat-beratin kepala kita doang, ya, Mi?" Bumi menyetujui kalimat Sadam barusan.

"Belajar lo gak niat. Mindset lo juga perlu diubah. Dari yang tadinya bisa, jadi harus bisa. Segala hal yang lo lakuin itu tergantung niat sama mindset lo," ungkap Shaka sambil menggulung mie di garpu.

Sekarang Aufa yang berbicara, "Kita ini udah kelas 11, sebentar lagi jadi si paling senior. Harus serius dari sekarang, mulai dari yang terkecil. Misal, perhatiin guru kalau lagi ngajar di kelas. Lo berdua kerjaannya melengos terus."

Bumi tersedak mie setelah mendengar kata 'melengos terus'. Ia menepuk-nepuk dadanya dan menyambar minuman Sadam untuk menurunkan mie yang nyangkut di tenggorokannya.

"Yeee ... lo berdua juga kadang suka melengos. Enak aja kita dibilang melengos terus," balas Bumi kepada Aufa dan Shaka, ia tidak terima akan hal itu.

Icha yang dari tadi sedang menggulir beranda twitter, menahan tawa mendengar penuturan dari Bumi. "Beda, Mi. Kalau Shaka sama Aufa, gak merhatiin guru juga masih bisa jawab kalau ditanya. Lah, kalau lo sama Sadam, ngang ngeng ngong."

Gelak tawa pecah dari tiga orang yang puas menistakan Bumi dan Sadam barusan. Dua orang itu sekarang cuma bisa nyengir mendapati fakta yang dilontarkan wanita berambut pendek itu. Mengelak pun tidak bisa karena memang benar begitu.

Hingga Aufa menghentikan tawanya dan memberikan informasi yang menarik. "Gue denger-denger bakal ada lomba di sekolah lain. Tapi, yang ikut lomba harus dari anak ekskul yang bersangkutan."

"Lomba dimana? Lomba apa?" tanya Bumi penasaran.

"Gue gak tau di sekolah mana. Ada tanding basket antarsekolah, lomba matematika, terus gak tau lagi," jawab Aufa sambil mengingat-ingat.

"Maksudnya gimana, sih, ekskul yang bersangkutan?" Sadam yang bertanya.

"Misal, lo mau ikut tanding basket, tapi lo bukan anak ekskul basket, ya gak bisa. Harus dari ekskul itu sendiri," jawab Icha. Gadis itu juga tau informasi lomba itu.

Empat pria itu ber-oh ria, tanda mengerti. "Dan kalau gue gak salah, lombanya di SMA Laksmana," lanjut Icha.

Shaka yang tadinya mau mengangguk, tidak jadi. Ia pernah mendengar sekolah itu. Dan ... ia tahu siapa yang sekolah di sana. Shaka mengabaikan teman-temannya yang masih membicarakan soal lomba. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana jika nanti teman-teman sekolahnya bertemu dengan Azka, kembarannya.

Datanglah seorang gadis yang berhasil menarik Shaka dari lamunannya. "Hai," sapa gadis itu.

"Shaka, pulang bareng, dong," pinta gadis bernama Keysha.

"Eh, Shak. Lo bisa anter Sekar pulang gak? Barusan dia chat gue, mau pulang bareng gue, tapi gue 'kan gak bawa kendaraan," sahut Icha setelah membalas chat dari wanita yang namanya ia sebut.

"Bo—"

"Shaka," panggil Keysha. Dari raut wajahnya, gadis itu terlihat sebal karena Shaka lebih memilih Sekar. Padahal Keysha duluan yang minta pulang bareng duluan.

"Hm, gue aja deh yang antar Sekar. Gimana, Shak?" usul Sadam. Baiklah, Shaka pun menyetujuinya.

ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Gerbang SMA Agra masih terbuka lebar, akan ditutup saat jam enam sore nanti. Vespa matic berwarna kuning berhenti tepat di hadapan gadis berjaket kuning pastel yang membalut seragam pramukanya. Si pengendara melepas pelindung kepalanya alias helm dan menyapanya.

"Sadam, sorry ya, ngerepotin," kata Sekar tidak enak hati. Ia dikabari oleh Icha, kalau Sadam yang akan mengantarnya pulang.

"Santai, bu Haji. Hayu atuhlah naik. Tapi, sorry ya, gue gak bawa helm dua," pungkas Sadam. Sekar hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban. Ia jadi teringat, kalau saja Sadam itu Shaka, pasti Shaka akan memberikan helmnya untuk dipakai Sekar.

Vespa Sadam membelah jalanan ibu kota yang ramai lancar. Pria itu membawa motornya dengan kecepatan sedang, tidak terlalu lambat dan juga kencang. Sekar memberitahukan jalan mana yang bisa mencapai rumahnya.

Gadis itu tiba-tiba teringat sesuatu. Ia meraba ranselnya yang berada di punggung, dan menyeletuk, "Oh iya, buku kimia Shaka."

"Kenapa, Kar?" tanya Sadam yang menyadari celetukan itu.

"Oh nggak. Gue lupa balikin buku kimia Shaka," jawabnya.

Hal itu membuat Sadam mengambil lajur kiri dan berhenti. Putar balik menuju suatu tempat.

Sekar bingung dengan Sadam yang tiba-tiba ingin putar balik, "Eh, mau kemana?"

Sadam tidak menjawab. Ia terus melajukan motornya ke tempat yang ia tuju. Memasuki komplek yang sama sekali belum pernah Sekar kunjungi. Hingga tiba di depan rumah megah bertingkat dua.

Sadam menyuruh Sekar turun saat seorang satpam menghampiri mereka. Bertanya tujuan kedatangan mereka. Setelah memberitahu tujuan, satpam tersebut balik badan hendak masuk ke rumah, memberitahukan pemilik rumah kedatangan tamu.

"Ini rumah Shaka?" tanya Sekar sambil melihat sekeliling rumah itu. Belum sempat satpam itu masuk ke dalam rumah, seorang pria keluar dari rumah itu.

ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Setelah kejadian bertengkar di kamar Azka yang dimulai oleh Shaka, sampai saat ini mereka belum juga saling bicara, meskipun kadang Azka menyapanya. Shaka masih enggan untuk berbicara dengan saudara kembarnya itu.

Setelah mengantar Keysha pulang, Shaka langsung pergi ke dapur di rumah untuk membuat mie goreng lagi, dikarenakan mie yang tadi dibuat di warung Umi habis dilahap Bumi.

Kebetulan Azka juga sedang makan di meja makan. Pria itu berharap Shaka sudah mau berbicara dengannya meskipun hanya satu kata. Jelas saja ia lelah pura-pura seperti tidak ada apa-apa ketika sedang makan bersama orang tua mereka.

"Lo jadi panitia lomba?" Suara datar dan pertanyaan itu menghentikan aktifitasnya yang sedang makan. Hampir saja ia tersedak, buru-buru minum dan mengulum bibirnya.

"Iya. Sekolah lo ikut lomba di sekolah gue 'kan?" tanya Azka yang dalam hatinya bersorak gembira ketika bisa ngobrol lagi dengan Shaka. "Maaf gue gak bisa gak jadi panitia, gue pengurus OSIS. Tanggung jawab dan pelaksana acara ini pengurus OSIS," imbuhnya.

Shaka terlihat sedang menyaring mie dari air bekas rebusan dan menumpahkannya ke atas piring ceper berwarna putih.

"Lo tau 'kan apa yang harus lo lakuin?" Shaka bertanya dengan nada yang masih sama saat pria itu membuka obrolan.

"Iya, Shaka. By the way, makasih udah mau ngomong lagi sama gue," ungkap Azka. Beranjak ke dapur untuk mencuci peralatan makannya.

"Gue belum maafin lo," ketus Shaka.

Azka paham, tapi itu tak masalah baginya. Soal memaafkan, meskipun Tuhan maha pemaaf, tapi manusia itu 'kan bukan Tuhan yang bisa dengan mudah memaafkan suatu kesalahan, sekalipun hal terkecil.

Keduanya sama-sama meninggalkan area dapur dan ruang makan. Yang pasti salah satunya pergi keluar rumah, hendak mencari angin segar dengan berjalan keliling komplek. Namun, saat pintu dari pohon jati berwarna coklat itu dibuka, ia terkejut.

Seorang pria bersama dengan seorang wanita tengah berdiri di pos satpam. Pria yang memegang helm melambaikan tangan ke arahnya. Dari gerak geriknya, dua tamu itu hendak menghampirinya. Tapi langkah mereka terhenti karena pria penghuni rumah ini cepat-cepat menghampiri mereka duluan.

"Untung gue masih hafal alamat rumah lo. Nih, Sekar mau balikin buku lo," ujar pria bernama Sadam.

"O-oh iya. Repot banget segala ke rumah, bisa besok 'kan?" tanyanya basa basi.

Sekar menyerahkan buku tulis bersampul coklat kepada laki-laki itu. "Tadi mau ngasihnya pas di kelas, eh lupa. Makasih, ya," ujar Sekar setelah buku itu tidak lagi ada di tangannya.

"Gak ditawarin masuk, nih?" tanya Sadam yang sudah celingak-celinguk dan tidak sabar ingin masuk. Terakhir ia ke rumah Shaka waktu kelas 10 saat hari terakhir acara Masa Orientasi Siswa di sekolah. Kala itu rumahnya benar-benar sepi, hanya ada Shaka dan seorang satpam saja. Dan sekarang juga masih seperti itu.

"Sorry ya, gue mau cabut keluar. Lain kali aja, oke?" kilah cepat penghuni rumah itu.

"Eh, iya gak apa-apa kok. Yuk, Dam, pulang." Sekar berpamitan dan melambaikan tangan kepada pria itu.

Pria berkaos hitam itu langsung masuk ke dalam rumah. Begitupun dengan dua tamu tadi yang langsung pergi ketika pria ini balik badan.

Menutup pintu coklat besar dan sedikit terkejut karena pria berwajah sama dengannya berdiri tepat di hadapannya. Ia memberikan buku bersampul coklat kepada pemiliknya.

"Gue salah gak ketemu temen lo?" tanya Azka yang melihat ekspresi wajah adik kembarnya itu hanya datar.

Shaka mengambil buku kimianya dari tangan Azka dan menggeleng sebagai jawaban. "Thanks."

ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Grup Chat Calon Remaja Jompo

Sadam: Orang pelit kuburannya sempit kan @makhlukBumi?

Bumi: Kalau gue yang pelit sih nggak

Sadam: Orang pelit jodohnya gak dateng-dateng kan @makhlukBumi?

Bumi: Kalau gue yang pelit sih, jodoh gue aman aman aja

Sadam: Masa tadi gue ke rumah Shaka, gak dibolehin masuk ke rumahnya 🥺

Sadam: Gue baru tau Shaka pelit😔👎🏼

Bumi: Lo tadi ke rumahnya?

Sadam: @Shaka @Shaka @Shaka @Shaka

Bumi: @Shaka @Shaka @Shaka @Shaka

Bumi: ANJIR LO! TEMEN GUE KENAPA GAK BOLEH MASUK😡

Bumi:Oh iya lupa, tuan rumahnya kan lo ya😔🙏🏼

Bumi: DEMO!!! BESOK KITA KE RUMAH SHAKA

Sadam: @Aufa coba dijawab ya, kak, jangan cuma nyimak

Sadam: Yang nyimak, putus sama pacarnya 😇🙏🏼

Aufa: Besok ekskul basket, ada pemilihan buat tim tanding di SMA Laksmana

Bumi: Ya udah deh di pending dulu ke rumah Shakanya 😔

Shaka menggaruk pelipisnya pelan saat membaca chat di grup. Sejujurnya yang pelit itu bukan Shaka, karena tadi yang bertemu dengan Sadam itu bukan dirinya, melainkan saudara kembarnya. Beruntung Sadam dan Sekar tidak bisa membedakan apakah itu beneran Shaka atau bukan.

Ia menggulir beberapa kontak, berhenti pada satu kontak bernama Bunda. Ia berniat akan mengirimkan satu pesan untuk Bunda. Namun, hal itu terurung karena satu notifikasi menarik perhatiannya.

Room chat Shaka dan Sekar.

Sekar IPA
▪️ Accept permintaan mengikuti akun gue di Instagram dong

Shaka IPA
▪️Gak mau

Sekar IPA
▪️Pelit banget dih

Shaka menyeringai. Bukannya tidak mau, ia hanya malu jika feed akunnya nanti dilihat wanita itu.

Sekar IPA
▪️Pantesan belum punya pacar, chat gue aja dibaca doang 😏👎🏼

Shaka IPA
▪️Bola beratnya 15 Newton, diletakkan di lantai miring licin yang sudut kemiringannya 30°. Bola itu menggelinding sejauh satu meter. Jadi, berapa usaha yang dilakukan gaya berat?

Shaka langsung beralih ke aplikasi yang Sekar maksud. Dan menerima permintaan mengikuti akunnya serta mengikutinya balik. Ia terkekeh mendapati chat berisi protesan Sekar.

Sekar IPA
▪️SHAK!
▪️GAK JADI, GAK USAH DIFOLLBACK
▪️Shak, unfol gue cepet!!!!

Shaka IPA
▪️Gak konsisten banget sih
▪️Jawab aja tuh soal, ditunggu besok ya 😄

Setelah itu tidak ada lagi balasan dari Sekar. Saatnya menyiapkan mental jika nantinya Sekar protes akan feed instagramnya, itu juga kalau gadis itu paham.

ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Sekar yang sedang tengkurap di atas kasur membanting ponselnya, serta mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menunjuk-nunjuk ponselnya sambil marah-marah sendiri.

"Gila gue lama-lama. Masa sebentar-sebentar gue dikasih soal mulu," dumelnya. "Ngitung bilangan berakar aja gue mau muntah, apalagi ini soal fisika."

Ia tidak tau harus senang karena akun instagramnya diikuti balik oleh Shaka atau harus sedih karena dikasih soal fisika lagi. Padahal soal yang waktu Shaka kasih di rumah Sadam saja belum dijawab. Untungnya Shaka sudah lupa akan soal itu.

Sekar meraih ponselnya. Mengabaikan rasa kesalnya dikasih soal dan mulai mengintip akun instagram Shaka. Tidak kosong, ada beberapa postingan. Tapi sayangnya tidak ada satu pun foto yang menampakkan muka pria itu.

Wanita dengan piyama biru laut itu membuka satu persatu postingan foto di akun Shaka. Awalnya ia tidak menyadari foto-foto itu, hingga tiba di satu foto wanita yang tidak ditampakkan mukanya dengan view senja.

"Kayak kenal nih cewek," gumamnya. Memperbesar foto itu hingga ...

"INI GUE!" teriaknya. Sekar mengigit jarinya. Ia sangat yakin itu dirinya. "Ini gue, gak salah lagi. Tapi kenapa dipost?"

Beranjak ke foto selanjutnya, sebuah foto sate Taichan dengan caption 'Cause her, i love it and i <3 her 😸'

Sumpah! Itu makanan kesukaannya. Dan apa tadi captionnya? Kalau ini di hutan, bisa dipastikan kalau Sekar sudah berteriak keras-keras sampai kelelawar keluar dari sarangnya. Wanita itu meremas bantalnya, pipinya bersemu merah. Detik selanjutnya menenggelamkan pipi merahnya ke bantal dengan sarung berwarna cokelat.

"Calm down, calm down."Sekar menarik dan mengembuskan napas secara perlahan."Shaka .... suka gue?" lanjutnya dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

"SHAKAAAA!!!" teriaknya lantang.

"Sekar!" tegur Ibu yang juga sedikit teriak dari kamar sebelah. Ia jadi lupa kalau kamarnya itu tidak kedap suara. Aduh! Malu banget, deh.

"Eh, iya iya, Bu. Maaf kelepasan," sahutnya.

Ah! Gara-gara itu, ia jadi lupa akan suatu hal yang membuatnya ingin diikuti balik oleh Shaka di instagram. Sampai pada postingan terakhir, ia tidak menemukan apa-apa yang ia cari.

Ia penasaran dengan satu nama yang disebut oleh seorang gadis yang tadi datang ke rumah Shaka waktu dirinya dan Sadam baru saja mau meninggalkan rumah besar itu.

Sekar sudah nangkring di jok belakang motor Sadam. Si pemilik motor itu tengah menghidupkan mesin motornya. Saat yang bersamaan, gadis cantik menghampiri pos satpam dan menanyakan keberadaan seseorang.

"Neng cantik pasti cari Azka ya?" tanya satpam rumah besar itu dengan semangat. Gadis itu tersenyum dan mengangguk antusias. Di tangannya terdapat plastik putih yang isinya entah apa itu.

"Iya, pak. Azka ada 'kan?" tanya gadis itu.

"Mari bapak antar," ajak pak satpam berseragam hitam-hitam itu. Lantas motor yang Sekar naiki bergerak meninggalkan rumah itu.

Sekar menggigit bibirnya dengan pelan. "Azka? Siapanya Shaka ya?" Hening. Tidak ada jawaban. Hanya ada rasa penasaran yang sekarang menghantuinya.

‼️To be continued ‼️

Gais, happy new year 2022 yaaa🌠
Semoga tahun ini bisa lebih banyak bahagianya dan better dari tahun kemarin. Stay safe and stay healthy terus yaa💖

Kasih tips rajin belajar buat
Bumi sama Sadam yuk🤩

🦋See you babe🦋

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 262K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.2M 266K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
639K 46.3K 31
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
356K 43.7K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...