THEORUZ: Guarding My Love Des...

By LilyLayu

15.5M 874K 57.6K

- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gi... More

00 • Prolog and Trailer
Webtoon THEORUZ
01 • Dikeluarkan
02 • Merah Putih
03 • Pertemuan pertama
04 • Tukar tambah cireng
05 • Balapan
06 • Hades pergi
07 • Janji kecil
08 • Koma
09 • Mencuri
11 • Membawa banyak makanan
12 • Pindah ke rumah Ruza
13 • Baju pangeran Arab
14 • Menstruasi
15 • Pindah ke apartemen
16 • Pertanyaan aneh
17 • Makan permen
18 • Bertemu Haleya
19 • Mencuri semuanya
20 • Pipit
21 • Warisan
22 • Kakek masuk RS
Kisah kelam dibalik THEORUZ
25 • END SEASON 1
27 • Kepanasan
Part 28

10 • Bagi-bagi dompet

260K 35K 6K
By LilyLayu

"Gue cuman mau bilang kalau gue gampang bosen sama sesuatu, kecuali sama kakek. Soalnya kakek kalau ngajak war mantap" 👍

- Antheo Killian -
__________

Setelah sampai rumah sakit, kini Theo bingung menaruh emas yang dibawa Ruza dan karungnya. Mungkin orang-orang yang melihat dua emas di tangan Ruza mengira bahwa emas itu coklat, bisa jadi. Jadi menurutnya tidak apa-apa jika ia membawa karung dan Ruza membawa emas yang mungkin orang kira coklat. Semoga tidak akan terlihat aneh.

"Kok di rumah sakit kak?" tanya Ruza sambil memperhatikan rumah sakit di depannya.

Theo tidak menanggapi dan menggandeng Ruza masuk ke dalam, membawa gadis itu ke sebuah ruangan.

Tangan Ruza gemetar digandengan Theo. Bocah itu tidak lagi bisa berpikir positif. Segala hal buruk melintas di otaknya. Ruza takut rumah sakit.

Theo yang seakan paham menggendong Ruza ala koala agar Ruza bersandar pada bahunya. Satu tangannya ia gunakan untuk menahan Ruza dan satu lagi untuk membawa karung. Untung ia kuat.

"Nanti kalo ada yang tanya gausah bilang kalo lo adik Hades, bilang aja lo adik gue."

Mendengar perkataan Theo, Ruza paham akan satu hal. Yaitu kemungkinan kakaknya tidak baik-baik saja. Ruza menyandarkan kepalanya pada bahu Theo, wajah gadis itu menghadap leher Theo, agar tidak ada orang yang tau bahwa kini matanya telah berkaca-kaca.

"Dateng juga lo," ucap salah seorang anggota Deluc.

Theo menjabat tangan orang tersebut ala tos lalu melirik ke arah pintu ruangan. "Gimana?" tanya Theo.

"Doa aja, belum pasti kapan bangun."

Theo mengangguk-angguk. "Di dalem ada orang?" tanya Theo, menunjuk ruangan Hades.

"Ada. Lo mau masuk? Kalo mau gue panggil dulu yang di dalem."

Theo menepuk bahu orang tersebut. "Okke, thanks," ucap cowok itu.

Theo duduk di kursi dengan Ruza yang ia pangku menghadapnya.

Setelah beberapa saat tiga orang keluar dari ruangan tersebut.

"Wah ketua nih," ucap dua orang yang dari tadi berada di dalam. Mereka mengajak tos Theo sebagai salam.

"Siapa?" tanya orang itu, menunjuk Ruza.

"Adik gue. Masuk duluan gue," pamit Theo, berdiri dan masuk ke ruangan di mana Hades tertidur.

Bagitu masuk ruangan itu, Theo menatap Ruza yang masih ia gendong. Ia menghapus air mata yang ada di pipi gadis itu. "Jangan nangis, Hades itu ketua geng yang disegani sama anggotanya. Masak adiknya cengeng gini."

Ruza tambah menangis saat Theo berkata seperti itu.

"Yaudah, nangis aja. Tapi jangan kenceng, nanti kakak lo tambah sakit."

Theo hendak menurunkan Ruza namun Ruza memegang erat bahunya, tidak mau turun.

"Kakak tetep gendong Ruza!" Theo tidak paham bagaimana pikiran Ruza. Theo hanya bisa menuruti ucapan Ruza untuk tetap menggendong gadis itu. Cowok itu melangkah mendekati tempat tidur Hades. Sementara Ruza sama sekali tidak melihat kakaknya. Entahlah, sampai sekarang ia tidak paham kenapa bocil itu tidak turun saja dan melihat kakaknya.

"Ruza pengen pegang kakak."

Theo terdiam sejenak. "Kakak siapa nih?"

"Hhihhh, kak Hades kak!"

"Gitu doang ngegas." Theo sedikit menunduk. Tangan Ruza memegang dahi kakaknya dan mengelus pelan dahi itu. Mata Ruza kembali berkaca-kaca.

"Kakak cepet sembuh ya, badan kakak gak panas kok. Pasti cepet sembuh."

Hampir saja Theo tertawa mendengar itu. Jelas saja tidak panas, kan bukan demam. Orang kakaknya lagi koma.

Dasar bocil.

Theo menghela napas, menghapus air mata Ruza.

"Pasti cepet sembuh sayang, ga liat emas kita. Gue banyak uang, nanti gue pesenin dokter paling mahal."

Ruza menatap Theo lalu menangis.

"Keluar ya? Nangis terus. Ga baik kalo nangis disini."

Ruza menjawab dengan anggukan pelan. Lagi-lagi Theo harus keluar dengan membawa satu karung berat berisi emas dan uang, juga harus menggendong Ruza. Ia sudah seperti ibu-ibu yang mengurus bocah saja.

"Cepet banget lo?" tanya anggota Deluc tadi.

"Biasa," jawab Theo sambil menatap Ruza.

Anggota Deluc itu mengangguk paham. Memang biasanya anak kecil tidak betah di rumah sakit.

Theo lalu pergi meninggalkan rumah sakit dan menuju rumah Ruza. Sepanjang perjalanan ia agak risih dengan bajunya yang ia yakini telah ternoda oleh ingus. Setelah ini ia akan berganti baju di rumah Ruza dan memakai baju Hades. Bodo amat soal izin. Hades juga seenaknya titip bocil.

Setelah sampai rumah Ruza langsung berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu kamar.

Bocil sok sad. Batin Theo.

Theo kini sibuk menyimpan emasnya. Sangat lumayan untuk beli motor. Masalahnya motornya ia tinggal di rumah kakeknya, pasti susah untuk diambil. Jadi beli lagi saja.

Dan ia juga tidak bisa menjual sembarangan mobil kakeknya yang tadi ia curi. Bisa kena hantam jika ia langsung menjual mobil itu. Mobil unlimited tidak bisa sembarangan dijual. Lagian ia tidak mau rugi bandar.

__________

Hari ini tepat pukul 13.00 Theo melajukan mobilnya menuju markas Deluc. Baru kali ini Theo memijakkan kakinya di markas itu.

Dari kejauhan cowok itu dapat melihat ratusan motor yang terparkir rapi di samping tempat itu.

Theo berdiri di mobilnya sambil melambaikan tangan, menyuruh kerumunan itu untuk minggir. Setelahnya Theo turun dari mobilnya dengan mengenakan kacamata. Theo melangkahkan kakinya mendekat pada Nil yang berdiri di dekat markas.

"Lo ikut disini Nil?"

"Hmm, anak-anak yang lain juga ikut. Masih di dalem."

"Ada toa gak?"

"Ada."

"Ambilin Nil."

Nil menghela napas. "Gue ambilin. Tapi habis ini gajian." ucap Nil. Nil masuk ke dalam dan mengambil toa.

"Hmm."

Theo mengamati seluruh orang yang berkumpul. Ada yang duduk, ada yang berdiri, ada juga yang baru datang.

"Nih." Nil menyerahkan toa yang diambilnya pada Theo, Theo menerima toa itu lalu mengendarai mobilnya menuju tanah lapang di dekat markas Deluc. Cuaca siang hari sangat panas. Jadi lebih baik ia bersembunyi di bawah rindangnya pohon.

"YANG MAU SIM, KTP, STNK, HP, FOTO PACAR, POKOKNYA ISI DOMPETNYA BALIK IKUTIN MOBIL INI. DILARANG NYERANG GUE. LO SERANG GUE, GUE BAKAR LO SEMUA, SEKALIAN KTP SAMA SIM LO. LAPANGAN INI UDAH DIKASIH BENSIN!" Ia berbohong tentang lapangan yang sudah diberi bensin. Ia saja baru kesini hari ini. Tapi mungkin anak-anak itu akan percaya, karena tadi setelah ia dan Ruza pulang agak gerimis. Jadi rumput pasti masih sedikit terasa basah, walaupun tidak berbau bensin. Ia hanya cari aman, mana bisa ia menghadapi lebih dari 300 orang sekaligus, apalagi jika ada yang membawa senjata tajam. Jadi antisipasi saja.

Theo berdiri di mobil merahnya dengan kacamata yang masih bertengger di wajah tampannya, ralat wajah manisnya. "GUE ORANG YANG NGAMBIL DOMPET LO SEMUA. KALO MAU DOMPET LO SEMUA BALIK. LO SEMUA HARUS SETUJU SAMA PERUBAHAN ATURAN SELAMA 3 TAHUN INI."

"YANG PERTAMA, GUE GA MAU ADA TAWURAN. LO SEMUA YANG TAWURAN GOBLOK. ADA MASALAH KITA ADAIN TANDING DI RING!!"

"DUA, GUE BAKAL ADAIN EVENT ANTAR GENG. NGADAIN KONVOI? OKKE. KITA IJIN SAMA POLISI."

"TIGA, BALAPAN TETEP ADA. TAPI GUE GAMAU ADA TAWURAN HABIS BALAPAN ATAU ADA YANG MAIN CURANG."

"GENG KALIAN SILAHKAN BERDIRI SENDIRI-SENDIRI. TAPI GUE BAKAL ADAIN PGG, PERSATUAN GENG-GENG. GUE BAKAL AMBIL SATU HAKIM DARI TIAP GENG BUAT JADI PEMUTUS PERKARA KALO ADA MASALAH. GENG YANG MAU GABUNG SILAHKAN YANG GA GABUNG YAUDAH. BUAT YANG GABUNG TENTUNYA NAMA GENG LO BAKAL DIKENAL, WALAUPUN GENG LO KECIL."

Theo mengambil botol minun yang ada di mobilnya dan minum. Ia cukup lelah karena terus berteriak.

"GENG BUKAN CUMAN TEMPAT BUAT GAYA-GAYAAN, WALAUPUN ITU TUJUAN UTAMANYA. GENG ITU JUGA BISA DIARTIIN KUMPULAN TEMEN MAIN DAN ARTI LAINNYA. JADI UNTUK MASUK PGG GUE GA NENTUIN BANYAK ANGGOTA DAN SEBAGAINYA. ASALKAN LO SETUJU, LO MAU IKUT ATURAN. LO MASUK."

"EMPAT, ISI DOMPET LO SEMUA BAKAL BALIK KECUALI DUITNYA."

"DUIT ITU ANGGEP AJA SEDEKAH KE ANAK YATIM."

"UNTUK INFO TAMBAHAN GUE KAYA RAYA. JADI LO TENANG AJA. IJIN SAMA POLISI GAMPANG. BANGUN TEMPAT TANDING GAMPANG. LO IKUT GUE? LO AMAN!"

"OKKE, YANG NAMANYA GUE PANGGIL SILAHKAN MAJU!!"

Theo duduk di mobilnya dan membuka tiga karung besar yang berisikan dompet.

"PUTRA PURNAMA!! MAJU LO!!CEPETAN!! YANG GA CEPET MAJU GUE BAKAR DOMPET SAMA ISI-ISINYA!!"

Yang bersangkutan langsung maju dengan berlari.

"ROMA KEANA. GUE KIRA ROMA KELAPA."

"BAGUS DWI CAHYONO."

"ENGGAR KURNIAWAN."

"BINTANG ANGKASA. WIH MAKNYA NGIDAM BINTANG NIH."

"INI SIAPA GA ADA KTPNYA. GAADA SIMNYA. ADANYA FOTO PACAR. PACARNYA ADA TAHI LALAT DUA DEKET MATA SAMA ALISS. CEPETAN AMBIL!! PACAR LO PROTES NANTI FOTONYA ILANG."

"HANDOKO TRI CAHYO. KAYAK KETUA OSIS GUE SMP." Matanya menatap orang yang berjalan ke arahnya.

"WIH, BENERAN KETOS SMP. SALAM BRO, SORRY DUITNYA BUAT SODAKOH. KTP, SIM, STNK AMAN."

"BTW YANG MERASA KETUA GENG SILAHKAN MASUK KE MARKAS DE LUC. KITA BICARAIN MASALAH PGG NANTI."

"YUK LANJUT. THEO WIRAWAN. ANJING!! PANGGILAN LO JANGAN THEO JENG."

Theo terus membagikan dompet sampai pukul 4 sore. Sungguh lelahnya hidup. Setelahnya ia masih harus membahas rencana PGG bersama ketua-ketua geng itu. Rumit sekali, jika dilihat dari cara kepemimpinan ia sekarang bisa join jadi presiden atau anggota DPR. Tapi takutnya ia nyolong dompet rakyat. Jadi ia urungkan saja niatnya.

Cukup nyolong di rumah kakek, ia tidak mau naik ke level selanjutnya.

__________
Instagram: @lilylayu.story

© THEORUZ by Lily Layu

Continue Reading

You'll Also Like

ARLAN By Naii

Teen Fiction

8.8M 591K 25
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
1.9M 108K 53
"Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri...
3.3M 156K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
756K 36.4K 56
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...