AGAM [terbit]

By shasimiii

10.4M 685K 159K

Mari follow terlebih dahulu ๐Ÿ’‹ *** Leyla termangu sesaat. Sebuah pistol di todongkan tepat di keningnya. "Mas... More

AGAM - 01
AGAM - 02
AGAM - 03
AGAM - 04
AGAM - 07
AGAM - 08
AGAM - 09
AGAM - 11
AGAM - 12
AGAM - 13
AGAM - 14
AGAM - 15
AGAM - 16
AGAM - 18
AGAM - 20
AGAM - 22
AGAM - 25
AGAM - 28
AGAM - 30
AGAM - 33
AGAM - 35
AGAM - 37
VOTE COVER
Spoiler versi Novel๐Ÿ‘น
AGAM 2 ?
Part 1 udah di Up
Tutor baca di KK
Paket hemat

AGAM - 17

231K 27.2K 4.3K
By shasimiii

JANGAN LUPA VOTE!!!

YANG VOTE BAKAL DAPAT ZEYN!!!

TAPI...

Boong🌚

Selesai memilih, Leyla segera menghampiri Agam dan Zeyn.

"Makasih ya, Kak. Kacamata Kakak keren-keren semua," puji Leyla.

Zeyn melirik kacamata yang dipilih oleh Leyla itu. Agak tidak rela, tetapi dia harus ikhlas lahir batin.

"Sama-sama, La. Jangan lupa di pakai ya, dan jangan sampai rusak," pesan Zeyn.

Leyla mengangguk. "Aku bakal jagain semua ini, kalau gitu aku keluar ya, kak," pamit Leyla.

"Ayok, Kak." Leyla mengajak Agam.

Keduanya pergi dari kamar itu. Zeyn langsung menutup rapat-rapat pintu kamarnya, ia menaiki kasur dan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya. Di dalam selimut ia langsung teriak-teriak seperti orang kesetanan.

Agam dan Leyla menaiki anak tangga bersamaan. Leyla hendak membuka pintu kamar, tetapi ketika ia berbalik ternyata Agam masih berdiri di belakangnya.

"Kakak kenapa masih disini?"

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Tapi, disana aja," tunjuk Agam pada sofa khusus di lantai dua.

"Yaudah, aku simpan ini dulu ya," ucap Leyla dan masuk kedalam kamar.

Agam sendiri berjalan menuju sofa. Baru ingin duduk, tiba-tiba saja suara teriakan Leyla membuat Agam berdiri tegak. Ia segera menghampiri gadis itu di kamarnya.

Ceklek

Melihat Agam memasuki kamarnya, Leyla langsung mendekati cowok itu. "Ada ular besar di kamar aku, Kak!" Seru Leyla.

"Dimana?!"

"Disana, deket lemari pakaian," beritahu Leyla.

Agam mengangguk, dikeluarkannya pistol untuk berjaga-jaga. Melangkah perlahan mendekati lemari, dan ternyata benar ada ular. Agam melihat jenis ular itu seperti King cobra.

Ia menyimpan kembali senjatanya, dia tidak bisa menggunakan alat ini untuk membunuh ular itu. Agam menarik tangan Leyla untuk keluar dari kamar. Di telponnya Elvan Agar ia naik ke atas.

Elvan datang dengan membawa alat khusus menangkap ular. "Buat apaan, Gam?" Tanya Elvan.

"Didalam kamar Leyla ada ular."

"Hah?! Kobisa?!" Kaget Zeyn yang tiba-tiba muncul dari belakang Elvan. Padahal cowok itu tadi masih berada di dalam kamar.

Agam mengabaikan pertanyaan Zeyn, ia mengambil alat yang di bawa Elvan tadi dan kembali memasuki kamar.

"Lo tunggu diluar aja," cegah Agam ketika gadis itu ingin ikut kedalam.

Leyla mengangguk. Dia berdiri menunggu didepan pintu kamar.

Elvan dan Zeyn mengikuti Agam dari belakang. Saat melihat ular yang disebut Agam tadi, keduanya kaget.

"Gila! Si Garaga kenapa bisa sampai sini?!" Seru Zeyn.

"Bisa, Gam? Atau gue panggil yang lain aja buat nangkapnya?" Usul Elvan.

"Panggil Panji aja ga sih? Kan dia pawangnya ular," sahut Zeyn.

"Gimana kalau lo aja yang nangkap?!" Sarkas Agam.

"Next lah, Gam. Kalau gue kepatok trus meninggal, yang jagain kacamata gue siapa?"

"Bacot, Zeyn! Jangan sampai si Agam ngelempar lo buat jadi mangsa tu ular!" Peringat Elvan. Zeyn langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Hap

Ular berhasil Agam tangkap, dia mengadahkan tangannya kebelakang meminta karung pada Elvan. Elvan segera membuka karung supaya ular bisa masuk kedalam.

"Bunuh, jangan biarin dia hidup." Agam memberikan karung itu pada Elvan.

"Oke, Gam."

"Panggil maid buat periksa setiap sudut kamar." Agam menyuruh Zeyn.

"Siap laksanakan." Keduanya meninggalkan kamar Leyla.

"Yang di dalem karung tadi itu ularnya, Kak?" Tanya Leyla yang masuk ke kamar.

"Hm. Untuk hari ini lo jangan tidur disini dulu, takutnya dia ga hanya satu," ucap Agam. Leyla mengangguk setuju.

"Tapi, nanti aku tidurnya di mana, kak?"

"Di kamar gue," sahut Agam santai.

"Kakak lagi bercanda ya? Masa kita tidur di satu kasur?!"

"Ga usah mikir yang aneh-aneh, nanti gue yang tidur di sofa," jelas Agam.

Leyla jadi malu sendiri akibat pikirannya yang tidak-tidak itu.

"Bawa barang yang lo butuhin ke kamar gue sekarang," suruh Agam.

Leyla menurut dan mulai memilih barang yang ia perlukan, seperti buku pelajarannya untuk besok. Keduanya berjalan menuju kamar Agam.

"Kalau lo mau mandi, mandi aja. Gue bakal keluar," ucap Agam bersiap-siap keluar kamar.

"Oke, Kak. Nanti aku panggil kalau udah selesai mandi," sahut Leyla.

"Hm."

Setelah Agam keluar, Leyla langsung masuk kamar mandi. Selama hampir sejam barulah ia selesai. Maklum, perempuan.

Menyisir rambutnya terlebih dahulu baru berjalan keluar menemui Agam. Ternyata Agam menunggunya di sofa lantai dua, ia pikir Agam berada di lantai satu.

"Aku ud- aaaaaaa." Leyla terjungkal akibat tidak melihat jalannya. Beruntung Agam sigap menangkap tubuh gadis itu sebelum wajahnya terbentur meja sofa.

"Lo bisa hati-hati ga, sih?!" Marah Agam.

"B-bisa, tadi itu cuma lagi sial aja, Kak," jawab Leyla.

"Ck!" Agam berdecak. "Ngapain lo kesini?" Tanyanya.

"Mau kasih tau kalau aku udah selesai mandi. Jadi, Kakak bisa masuk buat mandi juga," beritahu Leyla.

"Lo tunggu disini, jangan kemana-mana sampai gue keluar. Paham? Satu lagi, jangan biarin siapapun masuk," peringat Agam.

"Paham banget, Kak. Aku ga bakal biarin siapapun masuk kedalam."

Setelahnya Agam pergi dari sana. Leyla mendudukkan bokongnya di sofa tempat Agam tadi. Selagi menunggu, ia membuka-buka majalah yang terletak di meja.

Yang tadi fokusnya ke majalah, sekarang berpindah pada seseorang yang hendak memasuki kamar Agam.

"Tunggu!" Tahan Leyla sebelum Intan membuka handle pintu.

Intan berbalik menatap Leyla. "Apa?" Tanyanya sedikit sewot.

"Kamu mau ngapain masuk ke kamar Kak Agam?"

"Harus gue jawab?"

"Yaaaa, harus. Soalnya Kak Agam kasih amanat sama aku kalau ga boleh ada yang masuk ke dalam," perjelas Leyla.

Intan tidak perduli, ia tetap masuk ke kamar Agam. Reflek Leyla menarik tangan Intan.

"Lo apa-apaan sih?! Gue gampar ya lo!" Emosi Intan.

"Ih, kasar deh," sahut Leyla.

"Ga usah bercanda, gue serius!"

"Aku juga serius. Kak Agam ga ngebolehin siapa-siapa buat masuk ke kamarnya," ulang Leyla lagi.

"Ngatur gue, lo?! Awas, gue mau masuk!" Intan mendorong tubuh Leyla agar menghindar dari depan pintu kamar.

Beruntung pertahanan Leyla kuat, jadi tubuhnya hanya bergeser sedikit.

Ceklek

Pintu kamar terbuka secara tiba-tiba, Leyla yang memang bersandar langsung terjungkal kebelakang. Agam yang kaget mendapati Leyla di depan pintu langsung menahan pinggang gadis itu.

Leyla mendongak ke atas menatap Agam. Agam sendiri balik menatap manik mata gadis itu.

"Ekhem, permisi tuan." Intan berdehem membuat dua orang yang saling bertatapan tersadar.

"Kenapa lo bisa di depan pintu?" Agam bertanya pada Leyla.

"Aku—"

"Maaf, tuan. Saya mau memberikan berkas ini," potong Intan cepat.

"Lo bisa letak di meja sana," balas Agam dingin.

Intan mengangguk dan meletakkan berkas itu di atas meja. Sebelum dia pergi, ia memberikan tatapan tidak suka terhadap Leyla.

🍑🍑

Hai, shasiii 👋

Maaf banget part ini pendek dan agak bdjshdhsbs🤧

Saya juga ga baca ulang part ini, jadi kalau kalian nemu keanehan mohon pemberitahuannya 🙏

Hari Minggu serius deh bakalan panjang, tapi komennya harus tembus 1k dulu. Iya segitu aja, soalnya part ini agak gaje😌

Sekian terima Jungkook 💍

(Yang sabar menunggu bakalan dapat Agam😉💋)



(Dalam mimpi 🤱)

Continue Reading

You'll Also Like

956K 50.8K 40
Bagaimana jika kalian sudah dijodohkan dengan seorang mafia? Tidak tidak, bukan cowonya yang seorang mafia, tapi cewenya. Tidak selesai sampai di si...
1.5M 73.7K 61
LO PLAGIAT GUE SANTET ๐Ÿšซ "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
2M 70.1K 44
Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus galak itu adalah musuh bebuy...
696K 32.9K 53
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...