Tunangan Misterius Presdir

By ithanajla

33.6K 4.9K 743

Ninda Bestari melebarkan karier dari yang semula penyanyi baru keluaran ajang bakat, ke seni peran. Bertemu d... More

1. Ninda Bestari
2. Kisah Masa Lalu
3. Gayatri
4. Seperti Bukan Ninda
5. Call Me, Tama
6. Benci Tapi Cinta
7. Banyu Indraningrat
8. From Enemy To Be Lovely
9. Cinta Lokasi Merenggut Cinta Suci
10. Seribu 'Mengapa' dari Ninda
12. Malik Mawardi
13. Asisten Atau CCTV?
14. Siapa?
Cast
15. Ninda dan Banyu
16. Sakit Jantung
17. Yaswanta atau Tamawijaya
asmoro woro-woro
Update
update bab 25. Ini Yang Pertama
Update Ninda Tama Bab 26. Dimulainya Perhitungan Ninda
update Ninda Tama bab 27
update bab 28. Kamu Hanya Milikku
update bab 29. Tama Menginginkan Keturunan
update bab 30. Apa Kabarmu, Gayatri?
update NindaTama bab 31
update Ninda Tama Bab 32
update bab 33 Ninda Tama
update nindatama bab 34
35. Untuk Kujadikan Ratu
36. Dewi Akshita
bab 37. Danadyaksa (update Karyakarsa )

11. Sejarah Luka Ninda

1.2K 273 69
By ithanajla

Hay hay.... Ninda datang 🥰
Happy reading 😘

Setelah Tama pergi, aku tidak bisa tidur walau lelah. Tatapan misterius Tama yang terkadang berganti menjadi tajam atau malah menakutkan membuatku ragu memutuskan langkah yang harus aku ambil untuk menjauhinya.

Seperti ungkapan legend jaman ini, 'beginilah cinta deritanya tiada akhir' itu memang nyata-nyata kurasakan. Pedihnya rasa perih akibat cinta dalam kehidupan pertamaku masih basah membekas. Aku salah mencintai pria yang dalam sekali lihat, bisa membuat orang lain rendah diri, baik dari segi penampilan, latar belakang, maupun kemampuannya. Dan di kehidupan ini, aku tak ingin mengulanginya lagi dengan Tamawijaya.

Belum lagi cinta-cinta lain dalam kehidupan setelahnya, walau tak seberkesan cinta pertama namun selalu berhasil membawa sensasi linu yang tak kunjung hilang ketika mengingatnya.

Aku tidak bisa istirahat lama-lama, lagi pula hanya pergesaran sendi yang bagiku cukup ringan. Memang ngilunya masih membuat perut melilit, tapi sebelum kehidupan ini aku pernah menderita luka yang lebih serius. Seharusnya ini bukan apa-apa. Tama saja yang lebai sampai-sampai subpesialisas ortopedi didatangkan semua.

Mbak Dahlia meninggalkan aku bersama Fira, asistennya. Namun beberapa menit lalu, gadis itu nampak gelisah dan aku paham dia pasti punya kepentingan lain. Fira mengatakan adiknya mendadak pulang dari pelatihan militer setelah dua tahun tidak pulang sama sekali. Jadi aku menyuruhnya pergi.

Aku menyantap cemilan malamku yang sempat disiapkan Fira. Goji berry yang baik untuk kesehatan menjadi menu tetap untuk diet pemilik tubuh asli.

Masih pukul sembilan, televisi tengah memutar lagu india yang sedang ngetrend. Liriknya seperti tengah menertawakan diriku yang sempat lupa pada visi awalku ketika bertatapan dengan Tama, bahwa di kehidupan ini aku tidak akan jatuh cinta.

Doa tak lagi berguna untukku
Obat-obatan tak juga berguna untukku
Sejak aku jatuh cinta padamu
Setiap kali aku menarik napas dalam-dalam
Setiap kali aku menutup mata
Aku hanya melihatmu kekasihku

(Potongan lirik Dilko Kaara Aaya - Arjit Sign)

Pintu kamar terbuka membuatku menoleh. Sosok pria masa lalu dari kisah pemilik tubuh asli masuk dengan bunga dan sekeranjang buah di tangan.

Aih, apa lagi ini? Ninda yang awal mula hidupnya tidak beruntung, kini menjadi gadis yang digandrungi pria-pria tampan dan kaya. Sayangnya nasib pemilik tubuh asli memang kurang mujur, saat kakap-kakap ini mendekat, dia malah mati konyol di tangan pasangan Samuel dan Kristal.

Banyu Indraningrat tersenyum tipis, dia meletakkan keranjang buah di meja. Lalu tangannya menyerahkan seikat tulip putih dalam buket cantik kepadaku yang sama sekali tidak ku terima.

Bunga tulip putih itu maknanya adalah sebuah permintaan maaf, apakah pria ini akhirnya menyadari kesalahannya?

Aku enggan bergerak, mataku yang jeli terus mempelajari gestur Banyu dengan tenang. Aku tahu Banyu menjadi sedikit salah tingkah karenanya. Kira-kira apa yang pemilik tubuh asli sukai dari pria ini, selain dari fisiknya yang rupawan? Yah, walau lebih tampan Tama kemana-mana. Eh?

Aku menggeleng, kembali memfokuskan diri. Mengapa luka yang ditinggalkan Banyu ini masih sangat nyeri?

"Ninda, bagaimana keadaanmu?"

Aku mencebik sebagai reaksi pertanyaannya, tapi tak merubah sedikitpun cara mata ini menatap. Seharusnya dia tidak perlu bertanya keadaanku, bukankah sudah jelas tangan kiri ini tengah ku gendong?

"Katakan saja ada apa, Pak Banyu sampai datang sendiri?"

"Aku, hanya mengkhawatirkan kamu..." katanya dengan mimik tak berdaya, wajah Banyu yang mendung disertai tatapan kerinduan membuatku ingin segera mengusirnya pergi. Aku tidak suka menjilat ludah, oke memang Ninda yang mengalami secara langsung bukan aku. Namun, pria selalu membuat hidupku repot, ada Tamawijaya yang kini perlu juga ku pikirkan. Tidak sanggup kalau harus memikirkan pria lainnya lagi.

"Mengapa begitu?"

Banyu terdiam atas pertanyaanku, "bukankah kamu sudah menyingkirkan aku dari hidupmu, Pak Banyu. Mengapa sekarang harus khawatir pada perempuan bukan siapa-siapa ini?"

Aku ikut merasakan bagaimana cinta suci Ninda disandingkan dengan harta, derajat, dan status sosial hanya karena Ninda anak dari ibu yang tidak jelas.

"Nin, maafkan aku. Aku belum punya kuasa waktu itu."

Aku menunggu Banyu melanjutkan, sebelah alisku yang terangkat jelas membuat Banyu tahu, aku tidak memiliki kesabaran yang melimpah menghadapi dia.

Banyu meletakkan buketnya di nakas. Harumnya membuat kepala pusing.

"Sekarang mama bisa melihat kamu, kamu tidak harus berkecil hati. Kamu telah membuktikan ~ "

"Mamamu saja ya?" Aku memotong Banyu. Mama dan keluarganya memang berlidah pahit, tapi seharusnya dia tidak lupa bagaimana dirinya waktu itu.

"Aku masih ingat dengan jelas, bagaimana kekasihku mengatakan aku terlalu angkuh saat aku tidak bisa menahan mulutku di depan keluarganya. Padahal kekasihku itu begitu tahu ibuku wanita baik-baik yang harus mati mengenaskan karena deperesi bukan gila seperti kata mereka."

Mataku sudah penuh air mata, tapi pantang bagiku menangis di depan Banyu. "Oh, satu lagi. Aku anak hasil perkosaan, bukan hasil ibuku jadi kupu-kupu malam seperti anggapan keluarga terhormatmu. Bahkan ayah biologisku mengakui aku, bagian mana dari keluargamu yang berhak menghakimi seorang anak sepertiku?"

Banyu mengusap wajahnya kasar, tatapannya kelam dan hampa. Sementara di pelupuk mataku, terbayang ingatan saat Ninda dan Banyu bertengkar setelah keluar dari acara keluarga Banyu.

"Lalu apa maksudmu dengan datang ke sini Pak Banyu, aku bukanlah siapa-siapamu. Jadi mari kita bertindak seperti bukan siapa-siapa, tidak saling mengenal." Apa dia lupa, ada Arini juga yang sekarang jadi tunangannya.

Oh, jantungku serasa diremas, merasakan sakitnya Ninda yang selalu mendapat penghinaan soal asal-usulnya.

"Ninda, aku tahu kamu sakit hati karena kami. Aku datang ingin menebus semua kesalahanku. Melihatmu begini, aku tidak berani meminta kesempatan, tapi ijinkan aku membuktikan ketulusanku."

Aku mendengus, "Dengan membeli Multi Art?"

Banyu sedikit mebeliakkan matanya, mungkin tidak menyangka aku tahu secepat ini.

"Ninda, itu hanya sedikit upayaku membalas kebaikanmu." Tuturnya lemah.

"Waktu itu aku masih sangat miskin, caraku berdonasi adalah dengan otak dan kemampuanku yang tidak seberapa. Aku ikhlas, maka lupakan itu. Aku tidak mau membebani dirimu dengan balas budimu."

Dulu Ninda adalah pegawai paruh waktu saat masih kuliah dengan bekerja di salah satu hotel milik keluarga Banyu. Singkatnya mereka berhubungan baik saat itu sampai menjalin kisah kasih yang berakhir menyakitkan.

Hasil kerja keras pemilik tubuh asli yang paling fenomenal adalah pengaplikasian kecerdasan buatan di setiap hotel canggih milik keluarga Indraningrat yang mempelopori sistem AI perhotelan di hotel-hotel mewah di negara ini.

Ninda yang bucin, mengangguk saja ketika Banyu meminta proposal itu, hingga membawa Banyu mendapat penghargaan pebisnis muda inovatif. Padahal dari segi ide dan pelaksana, dikerjakan oleh Ninda dan Tim kampus Ninda. Ninda yang suaranya indah ini adalah sarjana teknik komputer, siapa yang sangka coba.

"Ninda, aku tidak termaafkan, ya?" Banyu menghela nafas, pandangan matanya lemah syarat rasa bersalah.

"Aku sudah memaafkanmu. Urusan kita telah berakhir." Cepatlah pergi, maafmu sudah terlambat. Ninda sudah mati membawa sakit hatinya.

Mata Banyu sedikit berbinar, dia memegang tanganku penuh syukur. "Terima kasih Nin..." Ku tarik tanganku segera, ogah berinteraksi lebih dengannya. Mana peduli penolakanku membuat senyum leganya musnah.

"Tapi tolong jangan pernah berfikir untuk pergi dari agensi kita." Pinta Banyu memelas.

"Kita?" Aku memandang Banyu aneh, 'kita' katanya? 'Elo aja keles, mungkin begitu kalau Mbak Dahlia yang menjawabnya.

"Nin aku janji, akan menebus semua dengan caraku. Tolong bertahan di Multi Art dan lihat kesungguhanku."

Aku memang akan bertahan di Multi Art. Tentu saja bukan karena kamu, tapi murni karena aku tidak bisa dengan ~

"Nda, apa kamu mencoba berpaling dariku hanya karena mantanmu ini?"

Ku pejamkan mata erat-erat saat mendengar suara bariton ini.

'Tama... ' keluhku dalam hati, 'mau apa lagi sih!'

Continue Reading

You'll Also Like

312K 48.7K 28
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...
757K 38.3K 57
Takdir itu emang kocak. Perasaan cerita tentang perjodohan itu hanya ada di film atau novel, tapi sekarang apa? Cecilia Janelle terjebak dalam sebuah...
1.6M 231K 45
Semua terlihat sempurna di kehidupan Maudy, seorang aktris papan atas yang juga dikenal sebagai kekasih Ragil, aktor tampan yang namanya melejit berk...
1.3M 102K 55
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...