AGAM [terbit]

By shasimiii

10.5M 685K 159K

Mari follow terlebih dahulu ๐Ÿ’‹ *** Leyla termangu sesaat. Sebuah pistol di todongkan tepat di keningnya. "Mas... More

AGAM - 01
AGAM - 02
AGAM - 03
AGAM - 04
AGAM - 07
AGAM - 08
AGAM - 09
AGAM - 11
AGAM - 12
AGAM - 13
AGAM - 14
AGAM - 15
AGAM - 17
AGAM - 18
AGAM - 20
AGAM - 22
AGAM - 25
AGAM - 28
AGAM - 30
AGAM - 33
AGAM - 35
AGAM - 37
VOTE COVER
Spoiler versi Novel๐Ÿ‘น
AGAM 2 ?
Part 1 udah di Up
Tutor baca di KK
Paket hemat

AGAM - 16

249K 28.5K 6.3K
By shasimiii

AGAM: VOTE DULU YA SAYANG 💋

Malam ini Leyla sibuk memasukan peralatan sekolahnya kedalam tas. Akhirnya setelah hampir 3 Minggu dia tidak masuk, besok dia bisa kembali bersekolah. Beres dengan peralatan sekolah, Leyla menaiki kasur. Mengambil boneka pemberian Agam tadi.

"Browny tidur disebelah aku ya." Browny itu nama yang dibuat untuk boneka Leyla.

Leyla membaringkan Browny disebelahnya, tak lupa ia ikut menyelimuti Browny sama seperti dirinya. Kedua mata Leyla mulai mengantuk, beberapa menit kemudian dia pun terlelap.

Ceklek

Pintu kamar Leyla dibuka secara perlahan. Seseorang memasuki kamar itu dengan membawa karung yang isinya tidak diketahui. Orang itu tampak mengeluarkan isi dari dalam karung dan di letakkan ke lantai kamar Leyla. Setelah berhasil, dia segera keluar dan menutup kembali pintu kamar sebelum ada yang mengetahui keberadaannya.

Pukul 05.17 pagi, Leyla sudah bangun. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya sebelum turun dari atas kasur. Setelah siap dengan aktivitasnya itu, dia pun beranjak dan berjalan ke arah kamar mandi. Hari ini dia sangat bersemangat untuk pergi sekolah.

Leyla sudah rapi dengan seragam putih abu-abu nya. Menenteng tas sekolahnya dan melangkah keluar kamar tanpa merasa aneh sedikitpun.

Ia kaget saat berbalik sudah menemukan Agam di belakangnya. "Kak Agam bikin kaget aja."

"Lo bakal di antar-jemput sama bodyguard, dan dia yang akan ngawasin lo selama di sekolah," beritahu Agam.

"Iya Kak."

"Ayo turun," ajak Agam.

Keduanya turun bersamaan ke bawah. Di meja makan sudah terdapat Elvan, Zeyn dan Milo. Agam dan Leyla pun ikut bergabung.

"Hai, La," sapa Zeyn.

"Hai juga Kak Zeyn," balas Leyla.

"Muka lo berseri banget ya, kalau udah pakai seragam sekolah," puji Zeyn tanpa melihat suasana.

"Kak Zeyn bisa aja. Kakak juga kelihatan keren banget hari ini." Leyla memuji balik.

Akibat ucapan Leyla yang memuji Zeyn, satu cowok yang berada di sana merasa tidak suka.

"Duh, bisa aja lo. Gue ema-"

Prangg

Agam meletakkan sendok secara kasar di atas piring. Ia menatap tajam Leyla dan Zeyn bergantian.

"Jangan ngobrol kalau lagi makan!" Tekannya.

Leyla langsung menunduk dan memakan sarapannya. Sedangkan Zeyn malah menampilkan senyum jahilnya pada Agam.

Zeyn membisikkan sesuatu ke telinga Elvan. "Menurut lo, si Agam cemburu ga tadi?"

Elvan berpikir sebentar, kemudian dia balas berbisik di telinga Zeyn. "Kalau aku sih yes, ga tau kalau mas Anang."

Zeyn menatap datar Elvan. Ia pun kembali melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Agam selesai dengan makanannya begitu juga Leyla. Agam mengode Leyla menggunakan jarinya untuk berdiri dan mengikutinya.

Leyla berdiri dan mengikuti langkah Agam yang keluar mansion. Ia mengerutkan dahinya ketika Agam memasuki mobil, lantas Leyla ikut masuk kedalam.

Mesin mobil dihidupkan dan berjalan meninggalkan area mansion.

"Ini ceritanya Kakak yang nganterin aku sekolah? Bukan bodyguard Kakak?" Tanya Leyla.

"Untuk hari ini gue yang nganter, pulangnya di jemput bodyguard."

"Oh begitu."

Mobil berhenti di depan SMA Rajawali. Sebelum turun, Leyla mengucapkan terimakasih kepada Agam karena sudah mengantarnya.

"Makasih kak. Aku turun ya," pamit Leyla.

"Tunggu," tahan Agam sebelum Leyla membuka pintu mobil.

Agam terlihat mengeluarkan dompetnya dan menarik beberapa lembar uang seratus ribu.

"Pegangan lo." Agam memberikan lima lembar uang seratus ribu pada Leyla.

"Buat aku? Banyak banget kak. Satu aja deh." Leyla hanya mengambil selembar uang itu.

"Ambil atau lo ga boleh sekolah?" Ancam Agam.

Dengan cepat Leyla mengambil sisa uang itu. Daripada tidak sekolah, kan?

"Lumayan dapat lima ratus ribu, hehehe," batin Leyla tersenyum senang.

"Udah Kak. Sekarang aku bisa turun, kan?"

"Hm."

Leyla turun tak lupa menutup kembali pintu mobil. Melangkah memasuki area sekolah. Senyumnya tak luntur sejak tadi, sesekali ia membalas sapaan adik kelas dan orang yang dikenalnya.

Baru saja kakinya memasuki kelas 12 IPA 1, suara heboh nan cempreng langsung menyambut pendengaran Leyla.

"LEYLA??!!! AKHIRNYA LO MASUK SEKOLAH, HUAAAAA GUE KANGEN BUAAANGETTT!!!" Teriak Liqa menghampiri sahabatnya itu.

"Aku juga kangen pake banget sama kamu." Leyla membalas pelukan Liqa.

"Pokoknya lo harus ceritain semuaaaaanya, titik!" Seru Liqa.

"Iya-iya, aku bakal ceritain sampai ke akar-akarnya," sahut Leyla.

"Nice. Ayo duduk," ajak Liqa.

Kebetulan bel masuk masih 15 menit lagi, jadi, Leyla akan menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa hari kemarin kepada Liqa.

"Jadi, lo pacaran sama tu cowok?!" Leyla mengangguk.

"Daripada aku mati, mending diterima aja."

"Trus lo ga bakal pulang ke rumah gitu? Orangtua lo pasti nyariin," cicit Liqa.

"Kalau hari ini ga mungkin lo pergi, tu bodyguard bakal ngelarang lo. Gimana kalau Minggu depan aja?" Ajak Liqa.

"Kamu bener juga, yaudah Minggu depan aja."

Semenit kemudian bel masuk pun berbunyi. Guru yang mengajar masuk kedalam kelas dan pembelajaran pun di mulai.

🍑🍑

Agam, Milo, Zeyn dan Elvan sedang berkumpul di ruang rahasia. Mereka sedang membahas rencana pembunuhan untuk besok malam. Perlu diketahui, Agam dan tiga lainnya hanya akan membunuh ketika seseorang menyuruh saja. Jadi, bisa dikatakan mereka adalah pembunuh bayaran.

"Target kita kali ini lumayan sulit di kalahkan. Gue harap kalian jaga-jaga di sekitar, takutnya salah satu dari mereka menyamar jadi kelompok kita," perjelas Milo.

"Oke. Kalau gitu persiapkan semuanya, mulai dari perlengkapan senjata dan jangan lupa informasiin ke tim A. Karena mereka yang bakal ikut kita turun kelapangan," ucap Agam.

"Oke Gam," sahut ketiganya.

"Udah ketemu siapa dalang penembakan semalam?" Agam bertanya pada Milo.

"Gue udah cek semua cctv, dan gue ga nemuin apa-apa," jawab Milo.

"Serius? Tumben banget lo gagal gini, Mil," tutur Zeyn.

"Ga selamanya gue selalu berhasil," sahut Milo dingin.

"Iyasih, cuman gue kaget aja," lanjut Zeyn.

"Emang lo nemuin siapa orangnya?" Kali ini Elvan bertanya pada Zeyn.

"Kagak, kan semalam kita ga jadi nyarinya. Masa lo lupa, sih?!"

Elvan menoyor kening Zeyn. "Bego! Masih ada si Agam!"

Reflek Zeyn menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. Ia melirik Agam yang sudah memberikan tatapan membunuh padanya.

"Kita nyari juga kok, Gam. Cuman ga ketemu aja, sama kayak Milo, hehehe."

Agam memutar bola matanya malas. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. "Gue mau keluar, kalau ada perlu langsung hubungi gue," pamit Agam dan berjalan keluar ruangan.

"Mau kemana emangnya, Gam," kepo Zeyn.

"Ngehancurin kacamata lo!"

Zeyn yang sangat menyayangi semua kacamatanya itu pun meringis. Ia beranjak dan mengejar Agam, takutnya cowok itu serius dengan ucapannya.

Sekarang Agam berada didepan SMA Rajawali. Ia sedang menunggu seseorang keluar dari bangunan besar itu.

Kringg
Kringg

Bel pertanda pulang sudah berbunyi. Seluruh murid SMA Rajawali langsung bersorak gembira.

"Biasanya pulang sekolah gini kita selalu mampir ke mamang bakso depan sekolah. Kalau sekarang kayaknya udah ga bisa ya, La?" Sedih Liqa.

"Bisa dong! Tapi, ga hari ini, kamu pasti tau alasannya, kan?"

"Yaudah, semoga besok-besok bisa. Btw, lo udah di jemput?"

"Sepertinya udah."

"Berarti kita pisah disini dong. Gue bawa motor soalnya," beritahu Liqa.

"Kalau gitu aku duluan ya, bye-bye," pamit Leyla tak lupa ia melambaikan tangannya pada Liqa.

"Hati-hati, La."

"Iya, kamu juga."

Keduanya berpisah di depan pintu masuk sekolah. Leyla mencari keberadaan orang yang akan menjemputnya. Tetapi ia tidak menemukan orang itu.

Tin

Suara klakson mobil itu membuat Leyla mengarahkan tatapannya ke sumber suara. Ternyata bukan hanya Leyla, sebagian murid juga melihat ke arah mobil hitam itu.

Leyla mengenali mobil itu, ia pun segera menghampirinya. "Lho? Kak Agam? Kakak jemput aku?"

"Yang lo liat?"

"Hantu. Canda Kak, hehehe."

"Masuk lo!" Perintah Agam.

Leyla menurut dan masuk ke mobil. Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. Mobil berhenti ketika lampu hijau berganti dengan merah.

Tiba-tiba kejadian yang tak terduga terjadi di depan mata Leyla dan Agam. Dua sejoli yang berada di mobil depan mereka dengan tidak malunya saling berciuman. Bahkan orang-orang disekitar juga dapat melihat keduanya, karena kaca mobil mereka tembus pandang.

Tatapan Leyla tak kunjung lepas dari adegan didepannya. Di detik kemudian ia merasakan penglihatannya gelap. Apakah dia langsung kena azab, karena sudah melihat yang tidak-tidak?!

"Lo masih kecil, ga pantes liat begituan," tegur Agam. Leyla bernafas legah, ternyata telapak tangan Agam yang membuat penglihatannya jadi gelap.

Tinnnnnnnn

Agam menekan lama klakson agar mobil didepan berhenti melakukan hal itu. Kedua orang itu langsung berhenti dan melihat kebelakang. Lantas Agam memberikan jari tengahnya pada mereka.

Mereka membuang muka, mungkin merasa malu? Lampu sudah berganti menjadi hijau. Semua pengendara pun melanjutkan perjalanan.

Setibanya di mansion, Leyla langsung mencari keberadaan Zeyn. "Kak Zeyn! Mana kacamata nya?" Tagih Leyla.

Zeyn yang lagi memakan kerupuk jadi tersedak. "Uhuk, uhuk, ngagetin aja lo!"

"Hehehe, maaf Kak," kekeh Leyla tanpa dosa.

"Ayo ke kamar gue," ajak Zeyn.

"Ngapain lo ngajak dia ke kamar?!"

Keduanya sama-sama berhenti dan berbalik. "Santuy Gam, santuy, gue ga bakal macem-macem kok. Si Leyla mau ngambil kacamata yang gue janjiin kemarin, iya kan La?" Perjelas Zeyn.

"Iya bener, Kak," timpal Leyla.

"Oh. Kalau gitu gue ikut."

"Ya- boleh dong," sahut Zeyn.

Mereka bertiga memasuki kamar Zeyn. Leyla menganga melihat isi kamar Zeyn yang di penuhi oleh berbagai jenis kacamata.

"Woahhh, ini semua punya Kakak?" Tanya Leyla.

"Yoi, sebenarnya ini belum semuanya. Di apartemen gue masih banyak malah."

"Serius? Aku jadi pengen ke apartemen kakak!" Seru Leyla.

"Bol-"

"Gue ga ngizinin," tekan Agam yang memotong ucapan Zeyn.

"Duh, babang Agam pocecip cekali," goda Zeyn.

"Cepat ambil kacamatanya!" Suruh Agam.

"Iya. Kak Zeyn, aku pilih sendiri boleh ya?" Pinta Leyla.

"Ga bol-"

"Boleh, ambil aja sesuka lo." Lagi-lagi Agam memotong ucapan Zeyn.

"Yang punya siapa, yang bolehin siapa! Ingin rasanya ku teriaaaaaakkkkk!!!" Batin Zeyn.

"Pilih SEPUAS lo, La. Gue IKHLAS kok," ucap Zeyn dengan senyum miris.

"Yeayyy, makasih kak."

Gadis itu mulai memilih kacamata yang disukainya. Zeyn membulatkan matanya ketika Leyla mengambil dua kacamata kesayangannya. Baru ingin melarang, Agam sudah memberinya kode untuk diam di tempat.

Zeyn pun tidak bisa melakukan apapun, dia hanya bisa meratapi kacamata comel nan bahenol nya di ambil oleh Leyla curut.

🍑🍑

Hai, shasiii 👋

Terimakasih sudah menunggu saya update 💋

Kalau saya open RP untuk cerita ini, kalian pada minat ga?

Komennya tembus 2k lagi, saya bakal update di hari Jum'at 😉

Nemu typo langsung kabari yaw🙏😘

Next nya disini ➡️

Sekian terima Jungkook 💍

(Lagi galau berat karena kacamata kesayangannya di ambil Leyla 💔)

Continue Reading

You'll Also Like

561K 18.9K 54
cerita ini menceritakan kisah seorang " QUEENARA AURELIA " atau biasa dipanggil nara.gadis yang bekerja sebagai pelayan cafe untuk memenuhi kebutuha...
439K 45.3K 47
Rasa sakit menjadi alarm atau penanda bagi kita bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja. Ia memberikan sinyal kepada kita untuk lebih peduli atau mul...
2.1M 73.7K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...
894K 54.8K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...