18+, yang masih dibawah umur tolong diskip saja.
_____
Malam harinya seorang wanita cantik dengan pakaian tidur bersandar di kelapa ranjang dengan memegang dadanya yang terasa makin sakit.
"Sshh, sakit sekali," Lirih Diana dengan wajah memerah menahan sakit.
"Tolong berhenti aku tak ingin kak Mel tau," Diana menepuk-nepuk dadanya berulang kali.
Tak lama setelah itu rasa sakit yang Diana alami perlahan membaik. Diana mengatur napasnya.
Ceklek. Pintu kamar dibuka dilihatnya Melvin menghampiri Diana.
"Sayang, kenapa belum tidur hm?" Melvin duduk disebelah Diana.
"Aku menunggumu, pengen dipeluk," Rengek Diana yang langsung memeluk tubuh suaminya.
Melvin tersenyum lalu membalas pelukan sang istri tak kalah eratnya.
Hening sesaat, mereka tengah menikmati kehangatan dan debaran masing-masing.
"Sayang," Panggil Melvin dengan suara beratnya.
"Kenapa kak?"
"Pengen jenguk dede bayi," Bisik Melvin tepat ditelinga Diana membuat gadis itu menelan salivanya kasar.
"Udah malam loh, kakak habis kerja gak cape?" Diana melepaskan pelukannya lalu menatap Melvin yang kini sudah di tutupi kabut gairah.
"Engga sayang, boleh ya?"
"Tap--" Belum sempat Diana menyelesaikan ucapannya Melvin langsung mencium bibirnya.
Awalnya Diana terkejut tapi ia pun menikmatinya bahkan tangannya sudah melingkar pada leher Melvin.
Ciuman mereka semakin dalam, hingga lidah Melvin mampu mengabsen setiap deretan gigi Diana yang begitu rapi, dengan saliva yang saling bertukar.
Melvin yang tak puas sampe situ mulai membuka baju bagian atas Diana dan melemparnya sembarang arah, lalu ia mulai menurunkan kepalanya ke leher jenjang Diana yang begitu wangi dan putih.
"Ahh," Desah Diana saat Melvin meremas payudaranya.
Setelah selesai Melvin membaringkan Diana dengan perlahan lalu menatap wajah istrinya yang sudah memerah.
Melvin kembali mencium sang istri, setelah puas kemudian dirinya mencium perut Diana yang sedikit menonjol.
Melvin kembali beralih menatap Diana lalu mencium pipi, hidung dan terakhir bibirnya. "Aku mulai ya?"
Diana yang sudah bergairah hanya bisa mengangguk, dengan mata yang sayu dan kening yang sudah dibasahi keringat.
Melvin membuka semua pakaiannya, lalu terpangpanglah milik pria itu yang sudah berdiri.
Dengan perlahan, Melvin mendorong miliknya kelubang milik istrinya.
"Shhh Ah."
5 Bulan kemudian...
Tujuh bulan sudah berlalu, Diana menikmati masa kehamilannya dengan bahagia, karena Melvin serta keluarnya selalu ada disampingnya.
Sedangkan Melvin, pria itu semakin posesif dan overprotective pada Diana.
"Sayanggg, " Panggil Melvin sedikit berteriak.
Diana yang sedang didapur pun menghampiri Melvin yang entah ada dimana. Tapi Diana memutuskan untuk keruang tengah.
"Aku disini Vin," Balas Diana.
"Sayang, kamu habis darimana?" Tanya Melvin yang langsung membawa Diana ke pelukannya, perasaan Melvin sedikit tidak enak.
"Aku habis dari dapur, jangan khawatir." Balas Diana membalas pelukan Melvin.
"Sayang, Clara lahiran." Ucap Melvin dengan melepaskan pelukannya.
"Beneran?" Kaget Diana.
"Iyaa, dan kamu tau? Rasanya aku ingin menendang Diki. Clara lahiran tanpa pendamping siapapun kemarin, Diki kemarin berada di Jepang." Ucap Melvin sedikit kesal kala mengingat jika Diki begitu ceroboh, sudah tau kandungan istri sudah sembilan bulan masih saja bolak balik keluar negri, beda ya pembisnis mah.
"YaAmpun, ih aku ikut kesel! Terus keluarga yang lainnya mana? Masa gak ada yang nemenin Clara juga sih?" Tanya Diana yang ikut kesal dengan cerita Melvin.
Kalau Diana diposisi Clara, mungkin dia akan mendiami suami serta keluarganya untuk beberapa bulan.
"Entar aja nanya ya sayang, tanya langsung sama orangnya. Sekarang kita kerumah sakit ya," Ucap Melvin yang di angguki Diana.
Mereka harus cepat-cepat kerumah sakit karena saat ini Diki masih dalam perjalanan menuju Indonesia. Melvin sudah bisa menebak jika Diki sedang menangis didalam pesawat. Membayangkannya saja membuat Melvin ingin tertawa.
Mereka pun siap siap untuk menuju rumah sakit dimana tempat Clara berada, tak lupa Diana membawa kedua anak-anaknya yang kini tengah berada di kamar.
______________
Diana dan Melvin berjalan di lorong rumah sakit dengan sedikit tergesa-gesa, ralat hanya Diana yang berjalan dengan tergesa-gesa karena merasa khawatir.
Clara sudah Diana anggap sahabat meski mereka baru-baru ini saling mengenal.
"Sayang, jangan buru-buru. Clara tidak kenapa-kenapa, kamu tenang saja." Ujar Melvin.
"Aku hanya khawatir," Balas Diana.
"Tap---"
BRUKK.
"ANA!"
Jantung Melvin berdetak kencang dengan badan yang bergetar. Hampir saja, untung Melvin berada di belakang Diana. Kalau tidak, Melvin tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada istrinya.
"Maaf, saya tidak sengaja," Ucap orang tersebut dengan menundukkan kepalanya.
"Iya gakpap--Bi Rum?!!" Kaget Diana.
"N-non Diana?" Bi Rum pun tidak kalah terkejutnya kala melihat Diana berada dirumah sakit ini.
"Bibi ngapain disini?" Heran Diana dengan terus menatap Bi Rum.
"Maaf Non, bibi harus pergi." Setelah mengatakan itu Bi Rum langsung pergi dengan tergesa-gesa, tidak lupa wajahnya yang terlihat khawatir dan takut.
'Maafkan saya Tuhan.'
Bersambung...
Votenya!
Udah? Oke makasih 🧡
Elion: Angan kesel cama El lagi!😤😭