Sesampai diruang tamu, mereka pun duduk bersamaan.
"Galang ada apa ya nak?" tanya mama Savala
Galang menghela nafasnya, "Saya akan menikah lagi."
Kedua orang tua Savana terdiam mendengar ucapan Galang.
"Maksud kamu apa? Emang anak saya ada salah apa, sampai kamu ingin menikah lagi?" tanya ayah Savana
"Kalian butuh cucu kan?" tanya Galang balik
"Tapi gak gitu juga Galang, gimana kalo Savana tau kamu akan menilah lagi." ucap mama Savana
"Dia udah tau dan menyetujuinya," jelas Galang
"KAMU PRIA YANG TIDAK TAU DIRI," murka ayah Savana
Galang hanya diam tanpa melawan mertua nya.
"Coba kamu di posisi anak saya, pasti kamu ngerasain apa yang dia rasakan." ujar ayah Savana
"Sekarang gini yah, pasti ayah juga kesal jika istri ayah lebih memilih karir dari pada keturunan. Galang tau karir Savana adalah impiannya, apa salah Galang minta keturunan?" tanya Galang
Ayah Savana bungkam dengan ucapan Galang.
"Jangankan anak, Galang aja tidak ijinkan untuk menyentuhnya. Istri macam apa Savana itu, jadi seorang model juga gak masalah punya anak. Teman-teman Galang yang istri nya model sekarang udah punya anak 2, lah Galang sama sekali belum dikaruniani anak karna keegoisan Savana." jelas Galang
"Jika keputusan Galang seperti itu, mama menerimanya." ucap mama Savana sambil menunduk
Galang pun bangkit dari duduk nya dan keluar rumah tanpa berpamitan dengan mertuanya. Sepanjang perjalanan menuju rumah nya dia sesekali mengelap air matanya brengsek kenapa kehidupan gua jadi begini-batin Galang.
Dia pun sampai dirumahnya, dan langsung disambut oleh Savana yang bermesraan bersama managernya. Galang berdehem, membuat Savana dan managernya kaget dengan kedatangan Galang yang tiba-tiba.
Savana pun menghampiri Galang, "Kamu udah pulang sayang?" tanya Savana sambil mengelus pipi Galang
Galang pun menepis tangan Savana dan berjalan menuju kamarnya. Apa yang diucap Nidya benar? Bahwa salah satu dari mereka ada yang mempunyai perasaan?-batin galang sambil mengusap kasar wajahnya
Tiba-tiba ponsel nya berbunyi, menandakan ada seseorang yang menelponnya
Telpon
"Ngapa cak?" tanya Galang
"Bos kita ada rapat mendadak besok di korea sama di australia. Kemungkinan kita akan meninggalkan perusahaan selama seminggu atau dua mingguan" ucap Cakra langsung ke intinya
"Oke, siapin berkas yang diperlukan dan barang lu sama Bima. Kita berangkat sekarang, sekalian jemput gua dirumah." jelas Galang
"Siap," saut Cakra lalu mematikan telponnya
Galang pun berjalan ke arah lemari, dia mengambil koper dan menyusun beberapa pakaian saat dia pergi.
Setelah selesai, dia pun menelpon ayahnya untuk menjaga perusahannya sementara
Telpon
"Assalamualaikum ayah," sapa Galang
"Waalaikumsalam, ada apa anak?" tanya ayah
"Yah Galang minta tolong sama ayah, jagain perusahaan Galang sebentar. Galang ada rapat mendadak di korea sama australia," jelas Galang
"Iyaa Galang, kamu disana hati-hati nak. Jangan terlalu kebawa sama orang yang belum kamu percayai," saut ayah
"Siap ayah," ucap Galang lalu mematikan telponnya
Galang pun memasukkan ponselnya ke saku celana. Dia berjalan mengambil jaket dan beberapa peralatan nya. Setelah semua sudah siap, Galang pun langsung turun kebawah dengan tangan menyeret koper.
"Kamu mau kemana?" tanya Savana saat melihat Galang membawa koper
"Gak usah nanya saya mau kemana, urusin saja karir mu." ucap Galang cuek
"Apa kamu mau pergi dengan calon istrimu? tanya Savana
"Saya tidak seperti mu," ketus Galang
Tak lama Cakra dan Bima menghampiri Galang. Cakra pun membuka beberapa berkas
"Coba lu priksa dulu sebelum rapat besok," ucap nya sambil memberikan berkas ke Galang
Galang pun memeriksa semua berkas
"Kalian mau kemana?" tanya Savana ke sahabat Galang
Cakra menoleh ke arah Savana, "Sejak kapan kau peduli dengan Galang?" tanya cakra
"Dia suami ku, dan aku berhak nanya dia mau kemana." saut Savana
"Kemana aja lu?" tanya Bima
"Terus aja," ketus Galang
Cakra dan Bima pun diam
Setelah membaca semua berkas-berkas, Galang pun mengembalikannya ke Cakra.
"Mobil lu taro sini, biar di antar sama supir gua." ucap Galang
Cakra pun menganggukkan kepalanya. Galang berjalan keluar rumah sambil membawa koper dan diikuti oleh kedua sahabatnya.
"Mas Galang," panggil wanita
Galang dan kedua sahabatnya menoleh ke arah wanita itu, Kirana.
"Kiran, ada apa?" tanya Galang
Kirana memperhatikan Galang, "Aku ingin bertemu istri mu boleh?"
Galang menatap Kirana lekat, dia pun mengarahkan tangannya dan mengelus kepala Kirana. "Tidak usah bertemu dengannya, dia sedang bermesraan dengan kekasihnya."
Kirana terdiam mendengar ucapan Galang
"Kalo kamu bertemu dengannya, menghindar saja. Jangan dengerin omongan dia ataupun ancamannya, nanti aku menyuruh seseorang untuk menjaga mu. Kalo gitu aku pergi duluan," lanjut Galang lalu berjalan ke arah mobilnya
Mereka pun meninggalkan Kirana yang terdiam dengan ucapan Galang. Dan dia pun memutuskan untuk pulang kerumah dan mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan.
Dari rumah Galang menuju bandara Soekarno-Hatta membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih
**
7 jam kemudian mereka pun sampai di bandara Seoul Incheon International. Disana mereka disambut oleh beberapa asisten dari rekan bisnisnya.
Galang dan kedua sahabatnya kini menuju hotel yang sudah disiapkan dari rekan bisnisnya. Waktu dari bandara Seoul Incheon International menuju hotel sekitar 30 menit.
Sesampai di hotel
Galang langsung merebahkan dirinya di atas sofa sedangkan kedua sahabatnya sedang bergantian membersihkan diri dikamar mandi.
Galang teringat jika besok cabang perusahaannya akan resmi dibuka, dia pun segera menelpon Arkasa.
Telpon
"Halo dek," sapa Galang
"Um napa bang?" tanya Arkasa
"Gua baru inget besok cabang perusahaan gua dibuka, tapi sekarang gua ada dikorea. Gua boleh minta tolong?" tanya Galang
"Minta tolong apa bang?" tanya Arkasa balik
"Bilangin ayah suruh hadir di acara itu, barengan sama lu." saut Galang
"Oh oke,"
"Jangan lupa di foto,"
"Siapp," ucap Arkasa lalu mematikan telponnya
Galang pun menghela nafasnya lega, untung aja mereka ngertiin gua-batin Galang
"Gal lu mandi gak?" tanya cakra
"Masih ada Bima gak?" tanya Galang balik
"Udah gak ada," saut cakra lalu duduk disofa
Galang pun bangkit dari tidurannya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Selesai membersihkan diri, Galang pun berjalan ke kasur dan mengistirahatkan dirinya sejenak. Agar besok pagi bisa kembali beraktivitas dengan semangat.
Tak lama Galang pun tertidur, dengan kaos hitam serta celana pendek menutupi badannya.
☜☆☞
Keesokan pagi nya Galang dan kedua sahabatnya tengah duduk disofa sambil menonton tv. Karena mereka ada rapat di jam 10 pagi, jadi sebelum kesana mereka ingin bersantai terlebih dahulu.
Galang mengambil ponselnya, lalu membuka aplikasi game.
"Terungkap, model dengan managernya tertangkap basah disebuah hotel. Mereka sedang melakukan hubungan tersebut sejak 2 tahun yang lalu. Dan mereka tertangkap oleh salah satu asisten modelnya. Parahnya, model tersebut sedang hamil anak nya dengan manager yang kini usia kandungannya 4 bulan."
"Waw sungguh mengejutkan, bisa-bisanya mereka tidak merasa canggung atau apapun itu. Bagaimana respon dari kedua orang tua nya?"
"Lang, bukannya bini lu?" tanya Bima saat melihat foto Savana dan Manager nya di layar tv
Galang memandang foto tersebut dan tersenyum hambar, "Pantes gak mau berhubungan dengan gua. Ternyata udah ama managernya."
Cakra menoleh ke arah Galang, "Tau sifat busuk dia? Kan dari dulu gua bilang sama lu. Dia gak baik buat lu, mungkin dia mau nikah sama lu. Karna lu itu selalu nurutin apa kemauan dia."
"Sekarang lupain dia, kita ada rapat 30 menit lagi. Cuci muka sana," titah Bima
Galang pun mematikan ponselnya, dan berjalan menuju kamar mandi. Sesampai dikamar mandi, dia pun menatap dirinya di cermin yang terdapat di kamar mandi.
Selama ini gua dibodohin sama wanita itu-gumam Galang
Sakin kesalnya, dia pun menonjok cermin didepannya. "Aghh sialann,"
Bima dan Cakra pun membuka pintu kamar mandi, terlihat serpihan kaca dimana-mana.
"Bodoh banget lu, jangan ngelukain diri lu sendiri." kesal Cakra
Galang mengusap kasar wajah nya dengan tangan yang berlumuran darah.
Bima pun langsung menarik tangan cakra, keluar dari kamar mandi. Dia pun menyuruh Galang duduk disofa sedangkan dia mengambil kotak P3K.
"BODOHHHHHH,,," teriak Galang
Bima berlari menghampiri Galang dengan tangan memegang baskom berisi air dan kota P3K.
"Sini tangan lu," ucap Bima
Galang pun menatap Bima dengan sendu, "Bim, bilang ke gua kalo ini cuman mimpi."
Bima terdiam dengan ucapan Galang
"BILANG KE GW KALO INI MIMPI BIM," teriak Galang
"Ini nyata," ucap Bima
"Boong lu, sekarang gw tanya sekali lagi. Ini mimpikan?" tanya Galang melemah
"Gila lu, ini nyata bukan mimpi." saut Cakra
"AGHHH KENAPA HARUS NYATAAA,," jerit Galang
Bima pun mengambil tangan Galang, dan membersihkan tangan Galang yang berlumuran darah.
Cakra menoleh ke arah ponsel nya yang berbunyi, dia pun segera mengangkat telponnya.
Telpon
"Halo pak,"
" . . ."
"Ada apa?"
" . . ."
"Oh tidak apa, kalo gitu sampai bertemu di indonesia."
Cakra pun kembali meletakkan ponselnya
"Ada apa?" tanya Galang
"Hari ini gak jadi rapat Gal, ditunda bulan depan dijakarta." jelas Cakra
"Kenapa?" tanya Bima
"Anak nya mengalami kecelakaan," jawabnya
"Jual rumah gua," ucap Galang sambil menundukkan kepalanya
"Lu yakin?" tanya Cakra
Galang menganggukkan kepalanya
"Yaudah sekarang kita pulang ke indonesia, untuk yang di australia masih 4 hari lagi." jelas Bima setelah melapisi tangan Galang dengan perban
Galang dan Cakra pun menganggukkan kepalanya
___________________________________________
Jangan lupa baca selanjutnya ya
Tinggalin jejak kalian🐾