Evil Sister In Novel BL(REVIS...

By lostIsland_17

319K 46.1K 2.2K

Emmalya de Lacrux si antagonis terkejam dalam sebuah novel bl, light in the night, sekaligus kakak angkat yan... More

S A T U ||• 1
D U A||• 2
pengumuman
T I G A||• 3
E M P A T||• 4
L I M A||• 5
E N A M||• 6
T U J U H||• 7
D E L A P A N||• 8
S E M B I L A N||•9
S E B E L A S ||• 11
D U A B E L A S||• 12
++++
T I G A B E L A S||•13
E M P A T B E L A S||•14
L I M A B E L A S||• 15
E N A M B E L A S||• 16
T U J U H B E L A S||• 17
D E L A P A N B E L A S•||18
S E M B I L A N B E L A S||• 19
D U A P U L U H||•20
D U A P U L U H S A T U||• 21

S E P U L U H||• 10

14K 2.4K 133
By lostIsland_17

"Aleee!!" seruku langsung menubruk tubuhnya, memeluknya erat.

"U-ugh... K-kak sesak," keluh Ale yang membuatku langsung melepaskan pelukanku, dan melihat wajahnya yang memerah.

"Ahh...maaf, aku hanya terlalu bersemangat karena merindukanmu," ucapku sembari mengelus pipinya lembutnya yang entah mengapa jadi tambah merah.

Ale memalingkan wajahnya, kembali menatap buku yang tadi dibacanya, "aku juga merindukan kakak," cicitnya.

"Hah? Apa? Aku tak mendengar nya," tanyaku, menggoda.

"Aku... Aku juga merindukan kakak."

"Ahh... aku seperti mendengar suara dengung nyamuk."

"AKU MERINDUKAN KAKAK!" Seru Ale dengan wajah yang Semerah tomat.

Tawaku pecah, oh Lihatlah Ini sangat menyenangkan! apalagi Kini Ale menyembunyikan wajah nya dengan buku yang sedang ia baca, meninggalkan leher dan telinganya yang ikut memerah membuatnya tampak lucu.

"Kak... Kumohon hentikan," mohon Ale masih menenggelamkan wajahnya dibuku itu, hingga suaranya sedikit terendam.

Aku usap ujung mataku yang berair, "baiklah-baiklah," ucapku disela sisa tawa, "kau lucu sekali, masih saja malu malu kucing seperti itu setelah 3 bulan lebih tinggal disini, kau harus mulai terbiasa Ale."

"Sayangnya aku takkan pernah terbiasa," bisik Ale.

"Huh?" Tanyaku sedangkan tangan ku mulai mencomot cemilan yang ada di atas meja sembari memandangi Ale, "apa yang tadi kau ucapkan?"

"Tidak ada."

Setelah itu hening, tak ada obrolan diantara kami, sesekali terdengar suara kertas yang dibalik Ale dan kunyahan biskuit yang kumakan, hingga sebuah ketukan disusul suara pelayan yang membuat wajah Ale memucat.

"Tuan muda, air nya sudah sudah siap."

Ale menatapku horor saat senyum jahatku muncul.

•••

Tubuh mungil itu tenggelam diantara busa bathtub yang melimpah, aroma wangi yang menguar dari kelopak bunga yang berserakan memanjakan penciuman. Sedangkan jemari ku bergerak memijat disela sela rambut silver milik Ale yang terasa semakin halus.

Yahh aku sedang membantu Ale mandi, dalam arti yang sebenarnya. Karena Ale belum terbiasa dilayani, jadi aku berinisiatif untuk membantunya menggosok punggungnya atau mengeramasi rambutnya. Walaupun beberapa kali aku mengerjainya.

"Apa airnya terlalu panas?" Tanyaku saat melihat leher dan telinganya memerah.

"Tidak, ini sudah cukup," jawab Ale, "Kenapa kakak terus melakukan ini? Aku bisa melakukannya sendiri."

"Bangsawan itu harus terbiasa dilayani."

"Tapi kak, kenapa kakak melakukan ini semua? Padahal ada pelayan, aku jadi merasa merepotkan kakak."

"Jangan berbicara omong kosong, kau ini adikku, kau tak merepotkan, malah aku senang bisa menghabiskan waktu bersama dengan mu,"

"dan satu lagi, tak usah merasa sungkan, aku tau kau tak nyaman dilayani para pelayan yang terasa asing bagimu,"  tegasku, jujur saja aku juga merasakannya saat pertama kali hidup sebagai Emmalya.

Sesaat Ale terdiam," kak, sepertinya aku rasa sudah cukup lama aku mandi, bisakah kakak siapkan baju untuk ku?" Pintanya.

Aku mengangguk, setelah membasuh tangan, tubuhku melenggang dari kamar mandi.

Ale mendesah pelan, matanya terpejam, "kau curang, Emmalya," desisnya, "berapa lama lagi aku harus menahan nya?"

Tak lama Ale bangkit dari dalam bathtub, lalu membilas tubuhnya. Diantara dingin nya air yang mengalir, ia mengacak rambutnya frustasi.

Adik? Ale tertawa dalam hati, haruskah aku puas dengan itu?

Setelah mendinginkan isi kepalanya, Ale mengeringkan tubuhnya, lalu mengenakan bathrobe. Langkanya mendekati kasur dan mendapati satu stel pakaian dengan secarik kertas diatasnya.

Aku sudah menyiapkan pakaianmu, aku pergi dulu

-kak Ely mu

Ale mengambil kertas itu, jempolnya sengaja menutupi kata 'kak'. Tubuhnya berbaring tak peduli kasurnya menjadi lembab karena rambutnya yang belum kering.

"Ely ku," bisiknya sembari menghirup aroma tinta kertas itu, lalu tertawa kecut atas penghiburan diri diantara keputusasaan.

Mata Ale mulai terpejam bersamaan dengan angannya yang melayang kembali pada ingatan tentang kehidupan keduanya, saat ia menjadi seorang Rian...

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Aleandro POV

"RYAAAN!!!" Seru seorang gadis mungil, berlari ke arahku, "lihat! Gimana? Cocok kan?"

Keningku berkerut, melihat penampilan gadis kecil itu yang terlihat seperti laki-laki, bahkan rambutnya dipotong pendek sekali, "kenapa berpenampilan seperti itu?"

"Ish! Ryan lupa ya? Kan Ryan pernah bilang klo gak nyaman deket-deket perempuan, jadi Lia kayak gini biar Ryan bisa nyaman Deket Lia," celoteh polos itu lagi lagi mengalirkan hangat dihatiku.

   Setelah mati ditikam anak panah, aku kembali hidup sebagai bocah berumur 7 tahun bernama Ryan yang hanya tinggal berdua dengan kakeknya. Di kehidupan kali ini tak jauh berbeda dengan kehidupan ku dulu. Cemooh dan kekerasan entah secara verbal atau fisik seperti makanan sehari-hari, karena satu alasan, aku anak haram yang tidak diinginkan.

   Aku terlahir dari rahim ibu yang bebas dan ayah yang tak bertanggung jawab. Setelah melahirkan aku, ibuku memilih membunuh dirinya dengan menegak racun, sedangkan kakek yang tak menerima apa yang menimpa putrinya melemparkan amarahnya dengan menutup mata, tak peduli apa yang aku alami.

Apa ini yang dirasa Derrick selama ini? Tanyaku dalam hati mengingat kembali pemuda berambut hitam itu.

Di lain hari gadis kecil itu menangis sembari berteriak, "RYAN BODOH!! kenapa diam aja?! Kalo mereka mukul ya bales pukul!"

"Aku tak apa-apa," ucapku, jujur saja pembullyan yang mereka lakukan tak sebanding dengan penyiksaan yang dilakukan Emmalya de Lacrux.

"Ya tapi tetap aja sakit!" Omel gadis itu dengan wajah sembab, namun tangannya tak berhenti mengobati luka-luka ku.

   Satu hal yang aku syukuri di kehidupan kali ini, bertemu dengan Amelia Laura intan, gadis kecil yang tinggal di samping rumah kakekku sekaligus pemilik jiwa dengan rasa yang hangat. Yahh kemampuanku sebagai pencicip jiwa terbawa di kehidupan kali ini, kali ini aku tak membenci kemampuan ini.

   Namun kedekatan kami berakhir  saat aku memasuki bangku SMP, tepat usia ku menginjak 13 tahun dan Amelia, 11 tahun. Keluarga gadis itu pindah, sejak itu aku tak bertemu dengannya lagi.

  
  'Ryan janji ya jangan lupa sama Lia, pokoknya kalo sudah besar kita bakal ketemu lagi'

   Kata-kata itu mendengung, seperti bara yang diberi minyak, semangatku menyala untuk bangkit dari keterpurukan atas kesedihan perpisahan kami.

"Ya, kita sudah berjanji bukan? Kita pasti bertemu lagi, Lia," tekadku.

•••

Sepuluh tahun...

Selama itu aku mencarinya, tanpa lelah aku menulis, menyelam berbagai genre, berharap gadis kecil itu menjadi salah satu pembacaku. Entah sudah berapa kali buku ku diterbitkan, berapa kali pertemuan antar pembaca aku hadiri, tapi gadis itu tak ada diantara mereka.

   Aku mulai putus asa, ingatanku saat aku menjadi Aleandro kembali menyeruak membuat tanpa sadar jemariku mengetik satu persatu adegan dan lahirlah...

Light in the night.

   Ku pejamkan mataku, lelah. Setelah menyelesaikan setengah endingnya, hatiku kembali merasa ngilu, mengingat kembali kenangan lalu dan menulisnya membuatku merasa gila.

Aku tersenyum kecut, tanganku bergerak menutup laptop, lalu memasukkannya kedalam tas. Mataku melirik kearah jam di dinding.

Sialan! Aku terlambat

Buru-buru aku bergegas menuju sebuah cafe, tempat janjian pertemuanku dengan Auryn sang editor killer.

   Bibirku meringis, membayangkan omelan macam apa yang akan dikeluarkan oleh Auryn. Namun langkahku terhenti saat sebuah perasaan familiar menerjang panca indraku.

Rasa ini...

Mataku membulat dengan perasaan membuncah, tepat pada saat netraku menangkap sosok gadis yang selama ini aku cari. Aku tak pernah salah mengenali rasa jiwanya, gadis itu...

"Lia," panggilku sembari mengejar sosok itu, tanpa kusadari aku sudah berada di tengah jalan dan...

BRUK!

Tubuhku menghantam sebuah mobil, hingga terpental ke ujung jalan. Darahku menumpuk di jalanan, aku bergetar ketakutan.

   Sakit yang mendera terasa begitu familiar, aku tau ini sakit yang akan mengambil segalanya dariku.

Tidak..

Kali ini jangan...

Kumohon, setidaknya izinkan aku bertemu dengannya, sekali saja...

Perlahan semuanya menjadi gelap.

-


-
-

Sorry up na kemalaman 🙏🙏🙏
semoga chap kali ini memuaskan

(Rian aka Ale di kehidupan ke 2)

Jangan lupa vote dan coment nya!

Sampai jumpa lagi di next chapter!

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 206K 50
Elisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialny...
14.3M 1.6M 67
Ini kisah Clarissa si Queen Racing yang memasuki Novel My Ice Boy, dia bukan memasuki tokoh Antagonis maupun Protagonis tapi dia memasuki tokoh Figur...
292K 24K 27
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki banyak teman karena status sosialnya...
1.2M 63.5K 38
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...