BABY SUNOO||NCT DREAM

By seorajisungie

82.8K 10.3K 976

"salah satu di antara kita adalah Ayah dari bayi ini" bagaimana jadinya kalau bujang bujang Dream mengurus ba... More

baby sunoo♡
bujang berbelanja♡
sholat bareng papa ayah dan baba♡
sunoo kenapa?♡
Lia♡
bobo bareng Papa♡
Kak Yeri dan Abang Mark♡
lamaran?♡
penculik♡
Mark galau♡
Ayah Sunoo♡
Flashback♡
rencana♡
tanpa di duga♡
Hari bahagia ♡
bonus chapter♡
instagram bapack bapack
instagram bapack bapack (pamer istri)
instagram bapak bapak (Lagi)
instagram bapack bapack (lagi lagi)

kebenaran yang terungkap♡

3.1K 458 26
By seorajisungie

"Ambil kembali? " Mark tidak mengerti apa maksud pria yang Jeno pojokan ini.

"Jadi lo yang buang Sunoo?! " Amarah Jeno makin mengebu.

"I- iya"

"Lo Ayahnya Sunoo?! "

"Bukan! Gue cuma di suruh"

"Cepat kasih tau gue siapa yang nyuruh lo!! Kalau gak gue lapor lo ke polisi!! " Ancam Mark.

"Yeji, karyawan minimarket dekat halte"



Jaemin mencoba menenangkan Sunoo namun bayi itu masih saja menangis sepertinya ia trauma, sekarang mereka sedang berada di warung Ibu Irene.

"Coba kasih ini Jaem" Karina memberikan satu bungkus tang*go dan langsung saja Jaemin membuka bungkusnya lalu memberikan kepada Sunoo.

"Dia gak mau" Sunoo menepis tangan Jaemin, tidak ingin di beri apa pun. Karina makin bingung apa lagi Jaemin.

Chenle dan Jisung duduk di kursi kayu depan warung, masih sedikit syok dengan peristiwa yang baru saja terjadi.

"Ya ampun Chenle!! Kok mukanya bonyok kayak gitu! " Karina histeris sendiri meliat wajah Chenle yang penuh lebam. Ia dari tadi tidak terlalu memperhatikan sekitar karena terlalu fokus menenangkan Sunoo yang terus terusan menangis di gendongan Jaemin.

"Gak papa kok kak" Chenle mencoba tersenyum walau sulit karena luka di ujung bibirnya.

"Gak, kakak ambil obat dulu" Karina berlari memasuki rumahnya mengambil kotak obat p3k yang selalu Ibunya sediakan, jaga jaga kalau ada yang terluka.

"Rin, ini lo gendong Sunoo aja dulu gue mau obatin Chenle" Karina mengangguk mengambil alih Sunoo  dari Jaemin, namun Sunoo menjerit seperti menyuruh Karina membawanya ke suatu tempat saat Sunoo sudah di pelukkannya. Karina yang sudah sering mengurus anak seakan tau apa yang Sunoo inginkan, Sunoo menunjukkan ke arah Jisung yang masih gemetaran, lalu Karina memberikan Sunoo kepada Jisung.

Sunoo langsung saja diam di pelukan hangat Jisung, bahkan sekarang ia memeluk Jisung kuat seperti tidak ingin di tinggal.

"Maafin Papa ya Sunoo, Papa gak becus jagain kamu sampe kamu ketakutan kayak gini" Jisung mengusap rambut tipis Sunoo dan mereka yang melihatnya tersenyum hangat, benar benar pemandangan yang indah.

"Renjun, ayok! " Tiba tiba Mark datang dengan wajah tegasnya, melihat itu mereka tidak berani berucap apa pun lagi. Renjun langsung menaiki boncengan Mark dan Mark langsung menancap gas.

"Jaem! Gue bawa motor ya! " Tanpa menunggu jawaban Jeno segera menacapkan gas mengikuti Mark.

Mereka hanya saling memandang bingung apa yang terjadi.

"Huhuhu~" Mereka kaget melihat makhluk yang entah dari mana datang dengan pipi kanan yang memerah.

"Lo kenapa Chan? " Tanya Jaemin.

"Pipi gue di tampol Giselle karena gue peluk dia waktu ada ular jatuh di badan gue"

"BHAHAHAHHAHA"

Brak

Pintu minimarket di buka dengan kasar hingga membuat orang orang di dalamnya terkejut.

Tiga pemuda itu menghampiri meja kasir dengan tatapan tajamnya membuat wanita penjaga kasir ketakutan.

"Maaf menganggu, kami mencari Hwang Yeji, dia pekerja di minimarket ini kan? " Tanya Mark dengan wajah dinginnya.

"I-iya, dia di sana" Wanita itu menunjuk rak makanan ringan yang sedang di rapikan seorang wanita memakai seragam pekerja minimarket.

Tanpa berterimakasih mereka menuju pada wanita itu, hal itu membuatnya kaget karena tiba tiba tiga pemuda itu mendekatinya.

"Hwang Yeji? " Tanya Jeno.

"I-iya saya Hwang Yeji"

"Ikut kami" Jeno menarik lengan Yeji namun wanita itu menepis nya.

"Saya sedang bekerja, kalian tidak bisa seenaknya" Terlihat raut kesal yang terpancar di wajah wanita itu.

Renjun tersenyum miring mendekati wajah Yeji membuat Yeji makin ketakutan hingga terpojok pada rak di belakangnya, Renjun mendekati wajahnya pada telinga Yeji.

"Ikuti kami atau kami laporkan dirimu ke polisi atas tuduhan penelantaran anak"

Deg

Yeji terkejut, jantungnya bergemuruh dan tubuhnya kaku, sungguh dirinya merasa ketakutan.

Tiga pemuda dan satu wanita duduk di kursi cafe paling pojok, Yeji terus terusan menundukan pandangannya sambil memainkan jari jarinya di bawah meja.

"Kau Ibu nya Sunoo? " Tanya Mark to the point.

"Bu-bukan"

Brak

Jeno memukul meja dengan kuat membuat para pengunjung terkejut dan memusatkan perhatian pada meja mereka.

"Katakan dengan jujur, kami sudah membabak belurkan orang suruanmu untuk menculik Sunoo. Dan dia bilang kau yang menyuruhnya" Kata Jeno penuh penekanan.

"Aku bersumpah, Sunoo bukan anakku"

"Lalu? "

Terlihat Yeji menghela nafas panjang. "Sunoo itu keponakanku, anak adikku"

"Lalu apa tujuanmu membuang Sunoo ke depan kontrakan kami? " Tanya Renjun.

"Aku tidak ingin adikku tambah stres dengan kehadirannya, dari lahir aku menyembunyikan Sunoo di rumah Bibiku dan mengatakan pada adikku kalau Sunoo meninggal ketika lahir. Tapi bulan kemarin Bibiku meninggal jadi aku menyuruh seseorang meletakkan Sunoo ke rumah mana saja yang penting mereka bisa merawat Sunoo. Dan jujur aku tidak tau rumah itu adalah kontrakan kalian"

"Wanita iblis! " Mark mengusap bahu Jeno agar emosi Jeno dapat terkontrol.

"Aku hanya ingin menyelematkan adikku, apa aku salah? Adikku saat itu baru akan masuk usia 19tahun, masa depannya masih panjang dan waktu itu kami baru di tinggal ibu kami. Aku menjadi tulang punggung demi dia, keuangan kami saat itu sangat buruk, lalu aku harus di bebani bayi lagi? Aku di posisi sangat sulit saat itu"

"Trus kenapa kau ingin mengambil Sunoo kembali? " Tanya Jeno.

"Aku ingin menitipkan Sunoo kepanti, aku takut suatu saat aku akan bertemu kau lagi dan kebenarannya akan trungkap, apa lagi Sunoo mengenaliku karena selama aku menitipkan pada Bibi aku sering mengunjunginya" Ketiga pemuda itu menghela nafas mencoba mengontrol emosi, bagaimana pun di depan mereka ini adalah wanita.

"Bawa kami pada ibu Sunoo" Kata Jeno dengan nada tegasnya.

"Tidak, dia sedang dalam kondisi tidak baik baik saja. Dari kemarin dia tidak mau keluar kamar dan terus mengunci mulutnya, aku tidak tau apa yang pacarnya lakukan padanya"

"Pacarnya? " Tanya Mark.

"Sehabis pulang setelah jalan jalan bersama pacarnya dia menjadi seperti itu, aku tidak tau apa yang terjadi"

"Baiklah, berikan nomormu dan alamatmu jika kondisi adikmu sudah membaik kita akan mengunjunginya. Mau bagaimana pun Sunoo harus tau siapa ibu kandungnya dan adikmu harus tau kalau anaknya masih hidup" Final Mark.



"Yayah~ yayah~"

"HUWAAAAA SUNOO SUDAH BISA PANGIL AYAH" Heboh Jaemin mendengar ocehan Sunoo.

Semua jadi ikut heboh mengurumi Sunoo yang berlumuran bubur di pipinya akibat mencoba memakan sendiri, ini ide Jaemin.

"Coba pangil Papa Nu! " Kata Jisung antusias.

"Papa!! " Teriak Sunoo ikut antusias sampai mengebrak meja di depannya.

"Waahhh coba pangil Baba!" Kata Chenle.

"Baba!! "

"HWAAHHH SUNOO PINTER BANGET!! "  Semuanya menepuk tangan untuk Sunoo membuat Sunoo senang dan ikut menepuk tangannya sambil melompat lompat di pengkuan Jaemin.

"Coba pangil Papa Haechan ganteng" Semua sontak menatap sinis Haechan.

"Papapapanyayah~" Oceh Sunoo membuat mereka gemes sendiri.

"Gemes banget" Jeno berakting pura pura pingsan tidak tahan dengan kegemoyan bayi di depannya.

Sunoo yang melihat Jeno pura pura pingsan mendekati Jeno lalu...

Plak

"Yayah~" Sunoo memukul hidung mancung Jeno dengan tangan kecilnya membuat mereka yang menyaksikan tertawa gemas, sendangkan Jeno ikut tertawa sambil mengelus hidung mancung nya yang agak memerah. Sunoo mukulnya pake otot.

Mark tersenyum melihat semua itu, tiba tiba terlintas dalam pikirannya bagaimana jika Sunoo di ambil ibu kandungnya. Mereka sudah sangat mencintai Sunoo seperti anak kandung mereka sendiri.

Dada Mark merasa sesak, Mark berdiri meninggalkan mereka yang sibuk bermain dengan Sunoo. Mark berjalan ke luar kontrakan mencari udara segar.

"Mark? " Mark membalikkan badanya melihat Pak Taeil memakai baju koko dan sarung waditodnya.

"Eh Pak" Mark mengambil tangan Taeil untuk di cium.

"Bagaimana? Kamu sudah dapat jawaban atas permintaan bapak? " Mendengar itu Mark hanya bisa terdiam, dia belum tanya tentang ini kepada orangtuanya karena sibuk mencari Ibu Sunoo.

"Kalau kamu belum bersedia tidak papa, saya tidak memaksa, saya ngerti kok"

"Maaf Pak" Mark merasa sangat bersalah dan merasa menjadi laki laki pengecut.

"Tidak papa, kalau begitu saya akan menikahkan Yeri dengan anak teman saya" Mark yang menunduk langsung menatap wajah Taeil dengan raut yang terkejut.

"Kemarin anak saya di lamar, tapi karena kami masih menunggu jawaban dari kamu jadi saya menundanya dulu. Tapi karena sekarang saya sudah menerima jawaban jadi tidak ada alasan lagi untuk saya tidak menerima lamaran untuk putri saya"




Jadi udah tau dong emaknya Sunoo siapa dan kenapa Yeji kelihatan ketakutan waktu lihat Sunoo apalagi Sunoo ngenalin dia.

Karena sudah beberapa kali ketemu Jeno dan Chenle, jadi Yeji takut kalau mereka tau Sunoo punya ikatan keluarga sama dia. Makanya Yeji suruh orang ambil Sunoo untuk di bawa ke panti biar lebih aman, tapi malah terungkap semua.





Aku lihat book orang lain jadwal updatenya teratur ya, beda banget sama aku yang sembarangan sesuai mood aja. Book ini sudah kutulis lengkap dari lama tapi baru aku update😁











Continue Reading

You'll Also Like

221K 21.2K 59
Kehidupan tenang Alana perlahan terganggu oleh kehadiran seorang stalker. Membayangi kehidupannya siang dan malam. Menjajah mimpi-mimpinya. Menanamka...
274K 19.3K 48
~Warning!~ •DILARANG PLAGIAT!! •up dua hari sekali •Mengandung beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ •Harap bijak dalam memilih bacaan! Rac...
730K 20.7K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
1.7M 72.6K 51
"Jangan deket-deket. Mulut kamu bau neraka-eh, alkohol maksudnya!" Ricardo terkekeh mendengarnya lalu ia mendekatkan wajah mereka hingga terjarak sat...