02. White Christmas || TAEGYU...

By realtaegyusite

2.1K 327 36

Kolaborasi menulis dalam rangka musim dingin dan perayaan tahun baru More

A rise
:. Pasir Putih.:
the first snow
Hadiah Natal dari Paman
Miracle of Christmas
Penghangat dimusim dingin
Frostbite
Hadiah

my bodyguard is my true love

203 32 3
By realtaegyusite

DESEMBER, bulan terakhir sekaligus menjadi penghujung tahun yang akan datang. Bulan Desember, menjadi awal butiran putih kecil perlahan turun menyapa hamparan belahan bumi. Butiran-butiran putih kecil yang begitu indah kini berterbangan di sepanjang jalan. Hawa dingin pun ikutserta menyapa mereka-mereka yang menanti musim dingin tahun ini.

Salju pertama datang di Negeri Gingseng, membuat mereka-mereka bersorak gembira. Menghabiskan waktu di musim dingin tahun ini, menyiapkan segala keperluan untuk menghangatkan diri masing-masing.

Kendati demikian, seorang pria berpakaian mantel yang membungkus tubuhnya tengah memandang banyaknya mereka-mereka yang nampak senang dengan butiran putih kecil. Sepasang netra bulat tajamnya itu bergantian memandang langit malam yang semakin dingin.

Orang-orang begitu berbahagia dengan datangnya salju pertama. Orang-orang begitu senang menyapa musim dingin tahun ini. Namun mengapa dia justru termenung dalam kesendiriannya?

“Maaf, nona Kang Seulgi tidak dapat kami selamatkan.”

Penggal kalimat yang sama, lagi-lagi harus terputar dibenak kepala. Kehilangan dan kepergian sang kakak begitu membuatnya menjadi seseorang yang nampak menyedihkan.

Seharusnya Kang Taehyun dapat menerima kenyataan takdir semesta yang merenggut separuh jiwanya, tetapi dia kesulitan untuk menerima hal tersebut.

“Nunna, haruskah aku menyusulmu?” Taehyun berkata lirih, memandang langit malam yang bertabur bintang dan bulan. Dia tak mempedulikan butiran salju yang berjatuhan kepadanya.

Taehyun tersenyum getir, mengapa orang-orang bisa tertawa bahagia sementara dia sendiri justru merasakan sebuah kehilangan?

“Hyung, aku bisa sendiri..”

“Nanti kau jatuh,”

“Aku bukan anak kecil lagi.”

Taehyun menengok pada sumber percakapan tersebut. Dia memandang kedua pria yang nampak bertengkar kecil kemudian kekehan pelan keluar dari celah bibirnya.

Dipersekon detik selanjutnya Taehyun berhenti terkekeh saat tanpa sengaja dia bersipandang dengan pria yang memakai topi berbulu tebal itu.

Segera Taehyun membuang pandangan, memegang permukaan dadanya. Dia tadi baru saja disenyumi oleh pria tersebut. Taehyun bangkit berdiri sembari menggeleng samar, pria tampan 20 tahun itu bergegas pergi.

Sementara si pria bertopi berbulu tebal itu mengernyitkan kening bingung, tanda tanya mulai muncul dalam benak kepalanya.

“Beomgyu, kenapa diam?”

Pria itu memasang cengiran, “Hyung, bagaimana kalau kita makan ice cream?” dia bertutur kata lalu mengayunkan lengan sang kakak.

Yang lebih tua segera menggeleng keras. “Big no! Kau bilang hanya untuk jalan-jalan biasa,” katanya sambil mendelik tajam pada adiknya.

“Yeonjun Hyung!”

“Apa? Mau membantah? Oke, tak masalah. Kita bisa kembali puㅡ”

Beomgyu menghentakkan kaki pelan, dia mencebikkan bibir lalu berucap cepat. “Iya-iya tidak makan ice cream, hanya jalan-jalan!”

Usakan halus mendarat di pucuk kepala pria yang lebih muda dua tahun. “Good boy,” kata Yeonjun sembari terkekeh kecil.

🎠_________🎠

Sebuah suara panggilan menyapa rungu pria tampan itu, Kang Taehyun melambaikan tangan seraya mengulas senyuman kecil. Dia lalu memberikan sebotol air pada pria di hadapannya.

“Aku memiliki lowongan kerja untukmu,”

Taehyun menatap lekat pria yang meminum air tersebut, dia menunggu lanjutan perkataan dari si pria itu.

“Kekasihku membutuhkan seorang babysitter, kurasa kau bisa mengambil pekerjaan itu.”

Tatapan Taehyun berubah tajam, “Kau ingin mati sekarang, Hyung?” cetusnya dengan nada dingin.

Cengiran lebar tercetak jelas pada sudut bibir pria tersebut, membuat belah pipi berlesungnya terlihat manis. “Hehehe. Hyun, apapun pekerjaannya kau bilang akan melakukannya bukan?”

“Soobin Hyung, tapi tidak babysitter juga! Aku tidak mau berurusan dengan bayi ataupun anak kecil.” ucap Taehyun kesal, dia memijat pangkal hidung sejenak. “Carikan aku pekerjaan yang lebih baik dari seorang babysitter, Hyung.”

“Ya, kau tidak mengasuh bayi ataupun anak kecil. Kau hanya perlu menjaga adik dari kekasihku, hanya itu.”

“Bodyguard maksudmu, Hyung?”

Soobin menepuk kening, dia tersenyum kikuk. “Iya, itu maksudku. Bodyguard, Hyun.”

Taehyun mengusap kasar wajahnya, Soobin dengan segala ketypoan ngomongnya membuat Taehyun hampir emosi.

“Kau mau, kan?”

“Baiklah, aku mau.”

Bodyguard jauh lebih baik daripada babysitter, Taehyun akan melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

🎠__________🎠

Untuk kali pertama Yeonjun dibuat keheranan ketika sang adik ㅡBeomgyu, begitu antusias saat mengetahui jika dirinya setuju dengan persyaratan yang dia berikan. Yeonjun menatap Beomgyu yang senantiasa memasang senyuman manis, dalam hati Yeonjun berdoa agar sang adik tidak gila.

Sedangkan di tempatnya, Taehyun hanya dapat mengulas senyum kecil. Taehyun tidak menyangka jika dia akan bekerja dengan kedua pria yang sewaktu itu dilihatnya tengah bertengkar kecil. Dalam benak kepala, Taehyun bertanya-tanya mengapa pria seumuran dengannya itu harus dijaga ekstra oleh sang kakak?

“Nah, Taehyun-ah. Besok kau bisa datang kemari lagi, sebelumnya aku tidak tau jika pacarku memiliki teman yang lebih muda darinya hahaha.” Yeonjun kembali membuka suara, gelak tawa keluar di akhir kalimat.

Taehyun mengangguk samar, “Terimakasih sebelumnya, Yeonjun Hyung. Dan sebenarnya aku dan Soobin Hyung juga baru kenal, kami bertemu ketika di rumah sakit.” balasnya sopan.

Pria berusia 22 tahun itu membulatkan mata, Yeonjun lantas bertutur. “Wah, kau salah satu pasien Soobin?”

Cepat-cepat Taehyun menggelengkan kepala, “Ah bukan begitu. Aku memang tau kalau Soobin Hyung itu dokter tapi aku bukan pasiennya.”

“Lalu? Bagaimana kalian bisa menjadi kenal dan berteman hanya dalam waktu dekat?”

Taehyun terdiam, ingatan saat sang kakak yang telah pergi kembali terbayang apalagi kala dia hampir nekat lompat dari atas gedung rumah sakit disaat itulah sosok Soobin datang dengan segala emosi yang meletup untuk menggagalkan rencana bunuh dirinya.

“Kang Taehyun, kenapa diam?” Yeonjun bertanya disertai gurat wajah heran.

“Ish, kau ini mau tau kehidupan orang saja sih. Itu privasi Taehyun.” Beomgyu yang semanjak tadi diam kini membuka suara, pria bermata hazel indah itu memukul pelan lengan kakaknya.

Yeonjun mendengkus sebal, “Aku hanya ingin tau, memangnya salah apa huh?”

Beomgyu yang ingin membuka suara seketika terdiam tatkala Taehyun dengan cepat bertutur kata sopan.

“Tidak apa-apa, itu hal yang wajar. Ah, aku dan Soobin Hyung menjadi teman juga karena saat itu aku ditolong olehnya.”

Kini justru Beomgyu yang nampak penasaran, “Ditolong? Kau terluka? Sakit? Atau bagaimana?” tanyanya bertubi-tubi disertai gurat cemas.

“Sendirinya juga sama saja, sudah sana lebih baik kau masuk kamar Beomgyu.” pungkas Yeonjun lalu menatap tajam pada sang adik.

Beomgyu mencebikkan bibir seraya bersidekap dada, “Kau mengusir adikmu sendiri, Hyung?!”

Yang lebih tua mengucak acak surai sang adik, kemudian Yeonjun bersuara halus. “Bukan begitu, tapi kau belumㅡ”

“IYA-IYA AKU MASUK KAMAR! TIDAK PERLU DILANJUTKAN HYUNG!”

Taehyun terkekeh kecil, tak dapat dipungkiri jika dia merasa gemas dengan pria yang seumuran dengannya tersebut.

🎠__________🎠

“Bisakah aku keluar? Aku bosan di rumah, Tae.”

Terhitung sudah satu minggu semenjak Taehyun bekerja menjadi bodyguardnya, Beomgyu kira awalnya sang kakak akan mempekerjakan pria bertubuh besar dan menyeramkan namun nyatanya bodyguard yang dipekerjakan oleh Yeonjun tidaklah buruk di matanya.

“Kau mau kemana memang?” kini Taehyun menfokuskan pandangan pada Beomgyu, buku yang dibaca olehnya diletakkan ke meja.

Beomgyu berbalik, memandang butiran salju dari jendela kamar. Binar matanya terlihat cerah, lalu kemudian pria berparas manis tersebut bertutur kesenangan. “Bermain salju di luar! Ayo, Tae!”

Kekehan kecil meluncur dari celah bibir Taehyun, pria tampan itu mendekati sosok manis yang senantiasa memandang penuh binar cerah pada butiran putih kecil yang berjatuhan di luar. Kemudian Taehyun mengusak lembut pucuk kepala Beomgyu, membuat sang empu sontak mendongak untuk menatap wajah tampan Taehyun yang mengulas senyuman tipis.

“Aku izinㅡ”

“Ah, tidak! Kalau kau berniat ingin meminta izin pada Yeonjun Hyung, maka jawabannya pasti percuma! Dia tak akan membolehkan, Tae.”

Bibir pria manis itu mempout lucu, dia berdiri seraya bersidekap dada. Hal itu membuat si pria tampan yang berada di hadapan mendadak kikuk harus bagaimana.

“Baiklah, tunggu sebentar.” Taehyun berucap pasrah, dia berlalu dari hadapan Beomgyu membuat si empu memandang bingung sang pria tampan tersebut.

Senyuman Beomgyu seketika mengembang sempurna, dia bertepuk tangan kecil. “Taehyun-ah, kita keluar diam-diam begitu?”

Taehyun terkekeh lalu mengangguk, “Mau bagaimana lagi, aku tidak mungkin membiarkan kau bersedih hati jika tidak keluar rumah.” kemudian Taehyun segera mendekat pada Beomgyu, si tampan dengan lembut memasangkan topi berbulu tebal yang terlihat lucu jika Beomgyu yang mengenakannya. “Nah, sangat cocok untukmu. Jadi terlihat menggemaskan seperti beruang musim dingin.” ucap Taehyun tersenyum kecil.

Pria tampan itu tertawa pelan saat melihat dua belah pipi Beomgyu perlahan-lahan merona kemerahan, Beomgyu mencebik lucu lalu mengambil mantel miliknya yang berada ditangan Taehyun.

“Aku tampan, tau!” Beomgyu menyahut sebal, dia berbalik badan dan menjauh dari Taehyun.

“Kau menggemaskan, Gyu.” cetus Taehyun dengan nada jahil, lantas kemudian Taehyun menyusul Beomgyu yang tampak kesal.

Taehyun menarik tangan Beomgyu sebelum si manis membuka knop pintu kamar. Sontak Beomgyu terkejut kala tubuhnya langsung jatuh dalam dekapan hangat Taehyun.

Beomgyu hanya dapat terpaku kaku ketika Taehyun kian mengeratkan dekapan seraya mengelus halus punggungnya.

“Kau tau, jika kau memakai topi ini. Aku jadi teringat sewaktu kita tanpa sengaja saling pandang, kau ingat tidak?” bisik Taehyun sembari terkekeh kecil, “Maaf ya, jangan merajuk.” lanjutnya lembut.

Dipersekian detik kemudian Taehyun melepas dekapannya, dia memandang hangat pada Beomgyu yang hanya terdiam membisu.

“Aku siapkan mobil dulu.”

Penuturan yang terlontar barusan dari Taehyun berhasil menarik kesadaran Beomgyu kembali. Beomgyu berbalik, dia memandang pintu kamarnya yang telah tertutup rapat.

“Jantungku.. kenapa?” Beomgyu bergumam lirih seraya memegang permukaan dadanya.

🎠__________🎠

Hawa dingin yang disertai dersik angin bersamaan dengan salju yang berterbangan di sepanjang jalan membuat si tampan segera menarik sosok manis di samping tubuhnya. Keduanya bersitatap satu sama lain terlebih pria berparas manis tersebut nampak kaget ketika si tampan mengenggam erat tangannya yang dimasukkan kedalam saku mantel milik pria tampan itu.

“Apakah masih terasa dingin?”

Disekon berikutnya Choi Beomgyu terkesiap, dia terlalu menatap lamat wajah tampan Taehyun yang semakin hari semakin membuat jantungnya berdebar aneh. Beomgyu tersenyum kikuk, dia membuang pandang seraya menggeleng kecil.

Taehyun terkekeh gemas, “Pipimu merah.” dia lantas menghentikan langkahnya. Pria tampan itu berdiri di hadapan Beomgyu membuat sang empu lagi-lagi kaget untuk kedua kalinya.

“E-eh mau apa?” tanya Beomgyu gugup.

Mengulum senyum hangat, lantas Taehyun melepas sejenak genggaman tangan di antara keduanya. Taehyun lalu menangkup dua belah pipi Beomgyu, menatap dalam sorot mata indah si manis.

“Pipimu hampir membeku, aku hanya ingin menghangatkan.” jawab Taehyun halus.

Beomgyu tersenyum manis, “Terimakasih, Tae.”

Taehyun tertegun tatkala melihat senyuman manis Beomgyu, segera Taehyun membalas. “Hm tak masalah bagiku.”

“Sebelumnya aku selalu merasa hari-hariku tidak bahagia.” Beomgyu bersuara pelan, dia sedikit menundukkan kepala. “Yeonjun Hyung sibuk bekerja, dia tidak memiliki banyak waktu bersamaku. Mama dan Papa juga sudah setahun lebih menetap di Jepang, membiarkan aku dan Yeonjun Hyung di sini. Lalu.. Yeonjun Hyung yang selalu bersikap overprotektif padaku, membuat aku jadi merasa kesal.”

Taehyun tersenyum tipis, dengan senantiasa dia mendengarkan segala keluhan yang dilontarkan oleh Beomgyu barusan.

Beomgyu sendiri mati-matian menahan airmatanya agar tidak tumpah. Dia kembali melanjutkan penggal kalimat, “Hanya karena aku berbeda, aku tidak pernah memiliki teman. Aku kesal, benar-benar kesal. Ingin marah tapi aku sadar diri jika kenyataannya memang benar adanya. Aku berbeda, aku sakit-sakitan.”

Kepala Beomgyu mendongak, dia mempoutkan bibir sebal kala melihat Taehyun yang hanya diam dengan senyuman kecil.

“Beomgyu, perbedaan itu selalu ada. Jika kau berbeda, itu pertanda kau lahir dengan keistimewaan yang dimiliki olehmu.” Taehyun melepas tangannya dari kedua belah pipi Beomgyu. Kemudian pria tampan itu melanjutkan, “Dan Yeonjun Hyung seperti itu karena dia sangat menyayangimu. Dia bekerja juga untukmu, orang tuamu tinggal di Jepang juga untuk mencari cara pengobatan untukmu. Meskipun kau merasa tidak bahagia tapi ada hal-hal yang membahagiakan di sekitarmu. Cobalah lebih peka terhadap lingkungan yang ada di sekelilingmu, seperti sekarang ini.”

“Ada satu sih yang membahagiakan,” kata Beomgyu seraya mengusap kasar airmatanya yang berhasil menetes keluar.

Taehyun mengerutkan kening, “Apa yang membahagiakanmu saat ini?” tanyanya penasaran.

Beomgyu mengambil jarak lebih dekat, perlahan-lahan dia memeluk tubuh Taehyun yang terasa hangat dan nyaman baginya.

“Kau, Taehyun.”

“Jika begitu, aku akan membuatmu merasa bahagia duakali lebih lipat. Tepatnya, aku yang akan membahagiakanmu mulai detik ini.”

Taehyun membalas pelukan hangat dari Beomgyu, keduanya saling tersenyum tulus dibalik perasaan yang meletup bahagia di relung hati mereka masing-masing.

Kisah mereka baru dimulai bersamaan dengan dinginnya malam bertabur salju indah yang berjatuhan di sepanjang jalan dengan orang-orang yang sibuk menikmati keindahan malam.

Bulan Desember menjadi saksi awal kisah cinta mereka. Di penghujung tahun yang akan datang keduanya saling terikat kisah bersama untuk selamanya.

“terkadang ungkapan cinta tak harus diucapkan melalui penggal kata, justru tindakan dan sikaplah yang bisa membuktikan bahwa kita memiliki perasaan terdalam kepada seseorang yang kita cintai.”  ㅡ 2021 ; 20 ; 12

[fin]
maaf gaje, silakan hujat saya.
semoga suka ya✨

by,
purpleyyna

Continue Reading

You'll Also Like

462K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
616K 61.2K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
47.3K 3.4K 49
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...