02. White Christmas || TAEGYU...

By realtaegyusite

2.1K 327 36

Kolaborasi menulis dalam rangka musim dingin dan perayaan tahun baru More

A rise
:. Pasir Putih.:
Hadiah Natal dari Paman
Miracle of Christmas
Penghangat dimusim dingin
my bodyguard is my true love
Frostbite
Hadiah

the first snow

209 44 5
By realtaegyusite

⚠️ lil bit angst.

——

Saturday, 10:15

"Janji ya kak, pulang sebelum salju pertama turun?" Taehyun memastikan sekali lagi.

"Janji!" balas Beomgyu dengan senyum manisnya dan mengacungkan jari kelingkingnya pada Taehyun.

Taehyun menautkan jari kelingkingnya dengan Beomgyu, kemudian melepasnya dan beralih memeluk kesayangannya.

"Hati-hati ya kak selama di sana, jangan bandel dan jangan banyak tingkah! Terus juga pakai baju hangat ya!" pesan Taehyun, khawatir.

Beomgyu balas memeluk Taehyun laluterkekeh pelan. "Aku cuma ke Daegu lho Hyun? Cuma mau jenguk nenek aja, ga pergi jauh-jauh," katanya.

"Ya tetep aja, di manapun dan kapanpun kan tetep harus hati-hati," balas Taehyun.

"Iyaaa, yaampun. Bawel banget?"

"Dibawelin ngeluh, dicuekin juga ngeluh. Pacar siapa coba?"

Beomgyu melepaskan pelukannya, menatap sinis pada sang kekasih. "Ngga punya pacar!" ia merajuk.

Taehyun tersenyum gemas, mengacak surai yang lebih tua lalu mencubit pipinya. "Udah ah, ga boleh gemes-gemes di publik. Ntar banyak yang kepincut," katanya sembari membenarkan syal yang Beomgyu kenakan.

"Ya udah, sana pulang. Aku bentar lagi mau flight."

Taehyun merentangkan tangannya. "Peluk lagi dong?"

Tanpa bicara satu patah katapun, Beomgyu langsung masuk kedalam dekapan Taehyun yang begitu hangat dan nyaman.

Taehyun memeluk Beomgyu erat. Sejujurnya, sejak kemarin malam persaan Taehyun terasa tak enak. Inginnya melarang Beomgyu untuk pergi, namun ia tentu tak mungkin menghalangi pertemuan antara nenek dengan cucunya setelah satu tahun tak bertemu sejak pertemuan terakhir mereka tahun lalu.

"Safe flight ya kak, love you."

.
.

Saturday, 20:45

Beomgyu merebahkan dirinya di kasur, memeluk dirinya yang mengenakan jaket tebal sebab cuaca musim dingin yang menusuk tulang. Perjalanan hari ini membuatnya merasa lelah. Penerbangan Seoul-Daegu memang hanya memakan waktu sekitar 2-3 jam, namun perjalanan dari kota menuju desalah yang luar biasa memakan waktu yang panjang.

Beomgyu sudah mandi, makan, bahkan berbincang bersama sang nenek dan bibi Han yang menemani dan mengurus neneknya. Kini dirinya hanya tinggal bersiap untuk tidur hingga—

"Astaga! Lupa ngabarin Taehyun!" ia otomatis terbangun dari posisi berbaringnya lalu bergegas menuju tasnya untuk mengambil ponsel.

Setelah menemukan ponsel dan menyalakannya, banyak notifikasi yang muncul dari Taehyun-nya. Baru saja Beomgyu akan menelfon Taehyun, layar ponselnya sudah lebih dulu menampilkan sebuah panggilan yang masuk.

"Malem Hyun, hehe," sapa Beomgyu begitu ia mengangkat telfon dari kekasihnya.

"Astaga kak, aku khawatir lho kakak kenapa-kenapa. Bisa-bisanya ya malah cengengesan?" balas Taehyun di sebrang sana.

"Maaf, hehe. Abisnya tadi pas nyampe aku langsung mandi, makan, terus keasikan ngobrol sama nenek dan bibi Han," jelas Beomgyu.

"Ya udah kalau gitu, kakak capek kan pasti? Tidur gih, biar besok seger. Jangan lupa pake jaket, kaus kaki dan selimut ya buat tidur. Dingin banget soalnya."

"Iya iyaaa, kamu juga harus pake baju hangat ya. Good night Hyun!"

.
.

Wednesday, 15:37

Taehyun baru saja pulang dari kerja paruh waktunya di sebuah cafe. Meletakkan sepatunya ke rak dan mengganti alas kakinya dengan slipper, ia lalu masuk ke kamarnya.

Taehyun melepas paddingnya dan menggantungnya di belakang pintu kamar lalu duduk bersandar di pinggir ranjang, membuka ponselnya hendak menghubungi Beomgyu. Padahal baru saja dua jam lalu keduanya mengobrol melalui video call, tapi rasanya Taehyun sudah begitu rindu dan entah kenapa merasa resah.

Taehyun menghela nafas saat tak satupun balasan ia dapat setelah beberapa menit menunggu. Padahal Beomgyu itu tipe orang yang fast respon.

Saat tengah menunggu balasan dari Beomgyu-nya, layar ponsel Taehyun menampilkan sebuah panggilan masuk.

"Halo kak, kena—"

"Beomgyu kecelakaan Hyun."

Satu kalimat dari Soobin saat itu membuat Taehyun membisu. Sebegitu terkejut hingga bahkan satu katapun tak mampu keluar. Sebulir air mata dan tatapannya yang kosong menjadi saksi bisu jiwanya yang hancur.

"G-gue mau ke Daegu, sekarang."

"Jangan nekat nyetir sendiri. Gue sama Kai lagi di jalan buat jemput lo."

"Lo bisa cepet kak?" Taehyun meminta dengan nadanya yang terdengar tenang, namun siapapun pasti bisa merasakan kesenduan di dalam suaranya.

"Bisa, lo tunggu sebentar ya?" kata Soobin.

"Oke. Thanks kak," balas Taehyun lalu mematikan ponselnya.

Ia bangkit dari duduknya meski sedikit sempoyongan, tangannya mengusap air mata yang tanpa sadar terus keluar memberontak dari matanya tanpa bisa ia hentikan.

Dengan gontai ia berjalan keluar rumah, menunggu dua sahabatnya datang menjemput untuk menuju Daegu.

Sekitar sepuluh menit tak tenang menunggu, akhirnya Soobin dan Kai datang. Taehyun tentu bergegas menuju mobil hitam milik Soobin, lalu masuk ke dalamnya.

"Ayo kak, ngebut."

.
.

Thursday, 04:12

Taehyun dengan keadaannya yang kacau dan lusuh berlari disepanjang koridor rumah sakit menuju UGD, tempat Beomgyu dirawat saat ini—meninggalkan Soobin dan Kai di belakang.

"Kak Yeonjun!" teriak Taehyun pada jarak satu meter dari tempat Yeonjun berada, di depan ruang UGD.

Yeonjun yang kala itu tengah duduk menunduk, mendongakan kepalanya menatap Taehyun. Mata mereka bertemu, dan sama kalutnya. Keduanya sama-sama kacau.

"Kak Gyu gimana? Baik-baik aja kan? Ga apa-apa kan? Bisa balik lagi dan bareng-bareng kita terus kan? Gue masih bisa ketemu kak Gyu kan?" racau Taehyun dengan nada yang tak lagi setenang sebelumnya.

Yeonjun yang melihat Taehyun sekacau itu tentu tak tahan, ia meneluk kekasih sang adik dengan erat. Membarikan afeksi yang nyaman agar Taehyun bisa tenang.

"Kita doain yang terbaik buat Gyu ya, dan lo tau kan kalau Gyu kuat? Jadi, gue yakin dia bisa bertahan," ucap Yeonjun, ia menepuk pelan pungguh kokoh Taehyun yang kini rapuh.

"Mau masuk?" tanya Yeonjun yang dibalas anggukan oleh Taehyun.

Sementara Taehyun memasuki UGD, Yeonjun menunggu di luar lalu Soobin dan Kai datang dengan nafas yang tak teratur.

"Kak Jun, Beomgyu...?"

"Sini Bin, Kai, kita berdoa bareng-bareng."

Dan pagi hari itu, keempatnya sama-sama memanjatkan doa kepada Tuhan untuk berbaik hati memberikan mereka kesempatan kedua untuk menjaga Beomgyu, mengizinkan Beomgyu untuk terus ada di antara mereka. Mereka memohon doa yang terbaik untuk Beomgyu.

.
.

Tuesday, 10:45

Sudah hampir seminggu berlalu dan Beomgyu masih belum tersadar dari tidurnya. Mata indah cantik itu masih tertutup.

"Kak, bangun dong? Aku kangen banget, banget, banget. Mau tidur berapa lama lagi, memang ga pegel ya cuma diem tiduran di kasur gini? Kak Gyu kan biasanya aktif banget kesana kemari. Ayo bangun, nanti kita trip bareng lagi berlima kayak tahun lalu, ya? Makanya, ayo cepet bangun."

Dan Taehyun pun sama, sudah hampir seminggu ia di Daegu, menemani Beomgyu dan selalu mengajaknya bicara meski tak ada jawaban sama sekali dari sang kekasih. Rasanya sedikit menyesakkan, namun Taehyun tak ingin menjadi lemah. Ia ingin Beomgyu cepat kembali padanya. Ia terus berdoa sembari menggenggam erat tangan Beomgyu.

Sedangkan Soobin dan Kai tak setiap hari menjenguk. Kemarin mereka datang menjenguk, lalu kembali pulang tadi pagi.

Sementara di luar ruang rawat Beomgyu, terdapat dua pemuda yang terlihat sedang berseteru.

"Ada urusan apa lo ke sini anjing?" Yeonjun menatap tajam lawan bicaranya.

"Gue mau ambil Beomgyu lagi, dia punya gue," balasnya.

"Bangsat, lo pikir adek gue barang yang bisa lo ambil dan buang seenaknya? Kemana aja lo selama adek gue berjuang? Adek gue menderita sementara lo asik main cewek, otak lo sehat njing?"

"Bang, gue udah berubah. Gue janji bakal jagain Beomgyu, gue nyesel banget."

Yeonjun mendecih tak suka. "Ga perlu. Adek gue udah punya seseorang yang sejuta kali lipat lebih baik dari lo, lebih tulus sayang sama adek gue. Jangan berani lo rusak kebahagiaan Beomgyu lagi, Hwang Hyunjin."

"Persetan! Gue yakin kalau Beomgyu sadar, dia bakal nyari gue," pemuda itu, Hwang Hyunjin. Ia menatap Yeonjun remeh sembari tersenyum menyebalkan.

Yeonjun menatap Hyunjin tajam dan mengepalkan tangannya. Tak akan pernah ia maafkan Hyunjin sampai kapanpun, apalagi jika pemuda itu berani mencelakai adiknya.

Kembali pada Taehyun yang masih setia menggenggam tangan Beomgyu-nya sampai tiba-tiba ia merasakan sebuah gerakan digenggamannya.

"Kak Gyu?!" Taehyun berseru harap-harap cemas. Ia memperhatikan dengan intens kelopak mata Beomgyu. Dan benar! Mata indah cantik yang begitu ingin Taehyun tatap perlahan-lahan terbuka. Ya, Beomgyu telah sadar.

Air mata haru bercampur bahagia memberontak keluar dari mata bulat Taehyun. Ia memeluk Beomgyu lembut, tak tega jika terlalu erat. Khawatir malah menyakiti kesayangannya.

"Kak Gyu, akhirnya..." gumam Taehyun ditengah tangisnya.

Beomgyu yang baru saja tersadar terlihat begitu kebingungan. Menatap Taehyun heran. "Uhm—kamu... siapa ya?"

Dan lagi, Taehyun mematung. Perlahan ia melepaskan pelukannya dan menatap Beomgyu dengan tatapan ragu dan khawatir. Dan saat maniknya bersitatap dengan Beomgyu, Taehyun total runtuh.

Tatapan itu, terasa begitu asing. Tak ada tatapan binar dan kasih sayang seperti sebelumnya. Tatapan Beomgyu padanya seperti ia menatap pada orang asing yang baru saja bertemu.

"Kak Gyu...?"

Raut Beomgyu kembali terlihat bingung, namun kali ini terlihat jelas ia sedikit terkejut. "Kamu tau namaku?"

"Kak, jangan ber—"

"Hyun—lho Gyu?! Astaga, akhirnya lo sadar!!" Yeonjun yang baru saja selesai dengan cara tak baik-baik dengan Hyunjin terkejut ketika melihat adiknya sudah sadar. Ia langsung berlali memeluk sang adik.

"Duh gila ya, kangen banget gue sama lo," ucap Yeonjun.

"Ada apa sih? Emang aku di sini berapa lama? Dan, kenapa ada orang asing yang nemenin aku? Terus mama sama papa di mana, kok ga ada di sini sih?" pertanyaan beruntun dari Beomgyu membuat Yeonjun melepaskan pelukannya. Ia menatap Beomgyu dengan tatapan yang sulit diartikan lalu berganti menatap Taehyun yang—entahlah, ekspresi wajahnya tak bisa Yeonjun baca.

"Gyu, lo—"

"Dan... mana Hyunjin?"

"Anjing..." Yeonjun refleks mengumpat. Kini ia benar-benar yakin bahwa adiknya sudah mengingat kembali memorinya di masa lalu. Tapi... kenapa ia tak mengenali Taehyun?

.
.

Tuesday, 13:15

Yeonjun dan Taehyun kini berada di taman rumah sakit setelah mengedar penjelas dokter mengenai memori Beomgyu. Katanya, ia mengingat semua memori masa lalunya namun hanya sampai ia kecelakaan, sedangkan memori baru yang ia alami setelah kecelakaan tak bisa Beomgyu ingat.

"Bisa jelasin semuanya kak? Please, jangan ada yang lo lewatin," mohon Taehyun.

Yeonjun mengangguk lalu menghela nafas panjang. "Jadi... Beomgyu pernah kecelakaan, gue yakin soal ini lo udah tau karena kecelakaan itu lah penyebab orang tua kita pergi. Efek kecelakaan itu adalah Beomgyu amnesia, makanya gue memutuskan untuk pindah ke Seoul waktu itu biar Beomgyu bisa recovery dengan tenang dan pelan.

Itu tentu atas saran dokter, beliau bilang bisa bahaya buat kesehatan Beomgyu kalau dia terlalu maksa buat nginget sesuatu. Kalau soal Hyunjin, dia bajingan yang sialnya adalah mantan Beomgyu. Waktu Beomgyu amnesia, dia sama sekali ga inget Hyunjin. Awalnya si anjing itu sabar dan nemenin Beomgyu, tapi setelah sebulan dia malah ngilang dan selingkuh.

Padahal waktu itu, Beomgyu bilang ke gue 'otak aku mungkin lupa, tapi hatiku ga lupa. Setiap aku ketemu Hyunjin rasanya seneng banget,' Beomgyu sama sekali ga pantes buat Hyunjin. Gue masih inget banget sehancur apa Beomgyu waktu tahu kalau Hyunjin selingkuh dan mutusin adek gue di saat dia butuh support system dari pasangannya. Hyunjin anjing, brengsek, tolol, bangsat."

Yeonjun menutupnya dengan kalimat penuh makian, lalu ia menatap Taehyun yang tertunduk sendu.

"Tapi sekarang yang kak Gyu inget malah Hyunjin," Taehyun tertawa miris. "Dan lo bilang, kalau kak Gyu dipaksa buat nginget segala hal itu ga baik buat kak Gyu kan?" lanjutnya.

Yeonjun memicingkan matanya menatap Taehyun. "Lo mau ngapain?"

"Gue bakal pergi dari kehidupan kak Gyu."

"Anjing Hyun, lo gila ya?!" bentak Yeonjun.

Taehyun tersenyum sendu. "Gue ga mau egois kak. Bukannya merelakan kak Gyu sama orang brengsek kayak Hyunjin, gue cuma mau nunggu. Hari ini mungkin gue ngasih kesempatan buat Hyunjin demi kesehatan kak Gyu, tapi kalau dia nyakitin kak Gyu lagi, gue jelas akan bertindak."

"Hyun, anjing... gue sumpahin lo berjodoh sama Beomgyu."

Taehyun terkekeh pelan. "Thanks kak."

.
.

3 years later, 21:07

Taehyun duduk bersandar di kursi taman yang sering ia kunjungi dengan Beomgyu dulu. Bicara tentang Beomgyu, Taehyun menghela nafas panjang hingga asap keluar dari mulutnya sebab cuaca yang dingin.

Kalau dipikir-dipikir, sudah tiga tahun berlalu sejak hari itu. Hari di mana Taehyun memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupan Beomgyu dan menjalani hidup masing-masing. Bagaimana rasanya? Tentu hampa.

"Kangen banget," gumamnya. "Apa salju pertama tahun ini pun bakal aku lihat tanpa kamu kak?" tanya Taehyun entah pada siapa.

Ia memeluk dirinya yang dilapisi padding dan syal, menunduk menatap sepatunya. "Kalau kak Gyu tiba-tiba muncul, mungkin ngga ya?" monolognya sambil memejamkan mata. Berharap tiba-tiba keajaiban menghampirinya dirinya.

"Bisa."

Taehyun membuka matanya begitu mendengar suara yang begitu familiar dan begitu ia rindukan. Saat membuka mata, ia melihat sepatu lain. Sepatu yang Taehyun tahu betul siapa pemiliknya. Lalu saat ia mendongak, Taehyun total mematung.

Ia tak percaya dengan apa yang kini matanya lihat. Di hadapannya, Choi Beomgyu sedang menatapnya dengan senyum yang begitu manis. Kali ini, tatapan itu tak lagi terasa asing. Itu tatapan yang sama dengan tatapan Beomgyu sebelum ia tak mengingatnya.

Tatapan yang hangat dan penuh ketulusan kasih sayang. Tatapan yang mampu membuat Taehyun kembali menangis bahagia.

"Kak gyu..."

"Maaf Hyun, aku ngabisin terlalu banyak waktu untuk bisa ingat semuanya. Semua tentang kita."

Taehyun menggeleng, ia bangkit dari duduknya lalu menarik Beomgyu kedalam pelukannya. "Makasih kak, makasih udah ingat aku dan semua hal yang kita laluin bareng-bareng. Makasih," Taehyun berkata dengan suaranya yang pelan.

"Maaf..."

Taehyun menggeleng, ia melepas pelukannya dan menangkup pipi dingin Beomgyu yang memerah. "No, ga perlu minta maaf. Ngga ada yang salah di sini. Aku udah bahagia dengan kakak ingat sama aku, karena cuma itu mauku."

Mata Beomgyu mulai mengeluarkan bulir beningnya, tentu diiringi dengan senyumnya yang luar biasa manis. "Bisa kita mulai lembaran baru?"

Taehyun mengangguk dan tersenyum teduh. "Of course."

Detik berikutnya, bilah bibir keduanya menyatu. Mengalirkan afeksi menyenangkan dan menenangkan. Kecupan ringan dengan berjuta rasa yang disalurkan.

Dan sepertinya semestapun mendukung keduanya. Salju pertama tahun ini turun, menjadi saksi bisu lembaran baru dalam kisah manis keduanya.

the first snow, end.

Sjsksjsksk semoga suka yaa sama ceritanya ㅠㅠ

—sincerely, ppurplekim
Bogor, 2021

Continue Reading

You'll Also Like

92.6K 15.9K 24
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
450K 45.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
607K 60.7K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
430K 34.5K 65
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"