GalRan || Istri kedua

By daylaazy

112K 3.3K 291

Galang Kagendra, anak dari pemilik perusahaan ternama se Asia. Dirinya memiliki sifat periang, suka membantu... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
•Info•
Part 9 (21+)
Part 10

Prolog

18.8K 394 30
By daylaazy

Galang Kagendra, anak pertama dari pemilik perusahaan ternama se Asia. Dirinya memiliki dua orang adik yang menurutnya sangat menjengkel kan. Walaupun menjengkel kan, Galang tetap menyayangi nya.

Kehidupan Galang selama sekolah terbilang cukup menyenangkan. Diawal masuk SMP, dirinya bertemu dengan wanita bernama Savana Bajramaya. Yang merupakan anak dari rekan bisnis ayah Galang.

Mereka selalu bersama-sama, hingga Galang mengungkapkan isi hati nya yang selama ini dia pendam saat SMP. Dan tepat di kelas 11, Galang dan Savana pun resmi berpacaran. Membuat siswi yang menyukai Galang pun menyerah dan tidak mengganggu Galang dan Savara. Bagi mereka Galang merupakan pria yang tidak memilih teman bergaul, mau dia cakep atau tidak semua tetap teman nya.

Tepat saat Galang di usia 27 tahun, dia pun melamar Savara. Dihari pernikahan mereka banyak rekan kerja dari keluaga mereka menghadiri nya. Pernikahan yang cukup mewah hingga semua wanita iri terhadap Savana.

Selesai acara pernikahan pun, Galang dan Savana pulang kerumah Galang. Rumah tersebut merupakan hasil kerja Galang selama ini. Dia pun memiliki perusahaan yang dibangunnya sendiri tanpa meminta bantuan kepada kedua orang tua nya.

Malam ini Galang memandang Savana yang kini resmi jadi istri nya yang sibuk merapikan rambutnya.

"Apa kamu tidak akan berhenti menjadi model?" tanya Galang

"Tidak akan, bahkan aku tidak mau mempunyai anak dulu. Jadi jangan menyentuhku, apa tidak masalah?" tanya Savana balik

Galang terdiam sesaat, namun dia pun menganggukkan kepalanya membiat sang istri tersenyum. Galang pun menghela nafasnya dan berjalan keluar kamar utama menuju kamar tamu.

Dia pun merebahkan dirinya di kasur yang tersedia dikamar tamu. Malam yang mengecewakan, segitu berharga karir nya sampai tidak mau mempunyai anak-gumam Galang. Karena merasa lelah, dia pun tertidur dikamar tamu.

**

Pagi harinya, Galang terbangun dari tidur nyenyaknya. Dia pun keluar kamar tamu dan menuju kamar nya dan Savana. Sesampai disana terlihat Savara sudah rapih dengan pakaiannya.

"Sayang aku berangkat dulu ya," ucap Savana sambil tersenyum ke arah Galang

"Sarapan bareng denganku," saut Galang

Savana pun menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan menuruni tangga, menuju meja makan. Disana sudah disiapkan beberapa roti yang menjadi sarapan mereka berdua. Namun saat Savana sedang sibuk makan, ponsel nya berbunyi. Membuatnya mengangkat telpon sebentar

Telpon

"Halo manager, ada apa?" tanya Savana

" . . . . "

"Baiklah saya akan segera kesana," saut Savana lalu mematikan telponnya

"Sayang aku berangkat duluan ya, manager aku udah didepan." ucap Savana

"Kenapa dia menjemputmu? Bukankah aku bisa mengantar mu kesana?" tanya Galang

"Rumah dia satu arah sama kita sayang, kamu gak usah mikir aneh-aneh ya. Aku berangkat dulu," kata Savana lalu pergi begitu saja

Membuat Galang menatapnya datar. Selesai sarapan galang pun berjalan kekamarnya untuk membersihkan diri sebelum beramgkat bekerja. Beberapa menit kemudia dia pun sudah siap untuk bekerja.

Sebelum kekantor, dia pun mampir ketempat keluarganya sebentar. Galang memakirkan mobilnya di samping mobil ayahnya dan berjalan menuju rumah tersebut.

"Abangg . .," teriak Nidya, anak terakhir dari keluarga Kagendra

Galang pun menghampiri Nidya yang berada diruang tamu bersama yang lainnya. Dia pun menyalimi tangan kedua orang tuanya dan duduk disebelah Nidya.

"Bagaimana tadi malam?" tanya ayah menggoda

Galang menundukkan kepalanya, membuat mereka bingung dengan tingkah Galang.

"Ada apa nak? Apa kamu berantem dengan Savana?" tanya bunda

Galang menggelengkan kepalanya

"Terus kenapa?" kini ayah yang bertanya

Galang pun menatap kedua orang tuanya, "Kayak nya Savana lebih mementingkan karir nya dari pada keturunan." ucap Galang

"Jadi, Savana tidak mau punya anak?" tanya bunda

"Iya bun, bahkan semalam aja kita tidur pisah kamar. Aku kira Sava bakal nyamperin aku, ternyata enggak." kata Galang lalu menyenderkan badannya disofa dan memejamkan mata nya sejenak

"Bang, gua sudah pernah bilang. Jangan menikahi wanita seperti dia, sama gua aja dia tidak perduli bagaimana dengan abang." saut Nidya

"Abang gak tau kalo jadinya begini Nidya," ucap Galang dengan mata terpejam

"Mungkin dia masih mau bebas bang," kata Arkasa, anak kedua dari keluarga Kagendra

Galang tidak membalas perkataan Arkasa, dia pun memandang langit-langit ruang tamu.

"Mungkin, belum waktunya bang. Nanti juga dia akan meminta terlebih dahulu," ujar ayah

"Sekarang kamu kekantor gih, bukan kah ada rapat jam 10 nanti?" tanya bunda

Galang pun bangkit dari duduk nya, lalu menyalimi tangan kedua orang tuanya. "Galang berangkat," ucap nya lalu pergi menuju mobil nya

Dia pun bergegas menuju kantornya, yang tidak jauh dari rumah keluarganya dan rumah dia. Hanya dalam 20 menit, Galang pun sampai di kantornya.

Galang berjalan menuju ruangannya yang berada dilantai 9. Sesampai di ruangannya, terdapat Cakra dan Bima tengah memainkan game diponselnya masing-masing. Galang pun berdehem  membuat kedua sahabatnya menoleh ke arah Galang.

"Eh pak bos sudah datang, mari duduk." ucap Cakra lalu menepuk sofa disebelahnya

Galang pun berjalan menuju sofa yang ditepuk oleh Cakra dan duduk dengan kaki yang naik ke atas meja.

"Gimana malam pertamanya bos?" Tanya Bima

"Enggak ada malam pertama," saut Galang

Cakra dan Bima pun memberhentikan game nya lalu menatap Galang secara bersamaan.

"Maksudnya?" tanya Cakra

"Dia belum mau disentuh dan punya anak," ucap Galang

"Loh ada apa emangnya?" tanya Bima penasaran

"Masih fokus dengan karir nya itu," ketus Galang

"Heran sama bini lu, padahal lu kan udah banyak duit. Kenapa dia harus kerja coba, mending dirumah bocan." kata Bima

"Jadi model gak gampang dongo, lu kira masuk langsung diterima. Bahkan dia rela ninggalin Galang 5 tahun demi karir nya itu" saut Cakra

"Ya gua tau, emang jadi model itu gak gampang. Harus memenuhi syarat yang berlaku di agensi nya. Tapi apa salah nya?" bales Bima

"Masih mau bebas," gumam Galang

"Gak usah nikah kalo gitu," ketus Cakra

Galang mengangkat bahunya tidak peduli. Dia pun berjalan menuju meja kerjanya dan mulai mengamati berkas-berkas yang terdapat dimejanya.

"Rapat dengan beliau jadi apa tidak?" tanya Galang ke dua sahabat

"Jadi," saut mereka kompak sambil melanjutkan game nya

Galang pun kembali mengamati berkas-berkas tersebut.

**

Disatu sisi, terlihat Savana tengah berganti pakaian di sebuah hotel. Dirinya akan mengadakan pemotretan disekitaran sini. Yang pastinya membuat Savana kepanasan akibat cuaca dan pemotretan diluar.

Savana sama sekali tidak menginginkan seorang anak, karena karir nya lebih utama dari pada anak. Bahkan diri nya tidak mengejar Galang yang menuju kekamar tamu.

Tok. . Tok. .

"Nona apa kamu suda selesai mengganti pakaian?" tanya pria diluar kamar hotel nya

Savana pun langsung membuka pintu tersebut, dan menampakkan seorang pria yang merupakan manager Savana. Pria itu memandang Savana dari atas hingga bawah. Sangat cantik-gumam manager itu.

"Kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Savana

Manager pun tersadar,"Kamu cukup cantik dengan pakaian seksi seperti itu"

Savana tersenyum, dia pun keluar kamar dan menuntupnya. Manager menutupi badan Savana denga jaket yang disediakan.

Mereka berdua berjalan ke lokasi pemotretan, disana sudah banyak orang- orang yang menunggu Savana.

"Pagi nona, sekarang waktunya anda pemotreran." ucap salah satu fotografer

"Baiklah," saut Savana lalu membuka jaket dan menyuruh manager untuk memegang jaket nya

Fotografer menghampiri Savana dan merapikan bajunya. Terlihat sudah rapih, dia pun menyuruh Savana untuk bergaya seperti biasa.

Beberapa jam kemudian pekerjaannya pun selesai. Manager pun langsung memberikan jaket tersebut ke Savana untuk menutupi tubuh nya dari sinar matahari.

Dan mereka dipersilakan untuk kembali ke hotel. Saat menuju hotel, manager menatap Savara.

"Bagaimana pernikahan mu dengan pria itu?" tanya manager

"Ya gak gimana-gimana," saut Savana sambil memencet tombol lift

"Kenapa model di disini sudah menikah semua, padahal aku menyukainya." gumam manager

"Apa kamu juga menyukai ku?" tanya Savana

Manager tersenyum sekilas, dan mengganggukkan kepala. Membuat Savana ikut tersenyum.

"Sejak kapan kau menyukai ku?" tanya Savana

"Sejak aku menjadi manager mu," saut nya lalu keluar dari lift

Savana terdiam sejenak lalu mengikuti managernya. Sesampai dikamar, mereka berdua pun duduk disalah satu sofa yang tersedia dikamar tersebut. Savana memandang Andrew yang merupakan manager. Terlihat dia kelelahan dan memejamkan matanya.

Entah apa hawa yang masuk kedalam Savana. Dia pun menghampiri Andrew dan duduk dipangkuannya. Membuat sang pemilik menatap nya.

"Ada apa?" tanya Andrew

"Apa ada jadwal pemotretan lagi?" tanya Savana

"Tidak ada," saut nya

Andrew merasa nafsu nya seketika meledak dengan tingkah Savana. Dia pun memejamkan matanya untuk menetrali suasana. Namun Savana memeluk tubuh Andrew serta mencium-cium leher milik Andrew.

"Jangan membuat ku hilaf," ucap Andrew sambil menatap Savana

"Tidak apa," kata Savana lalu kembali mencium-cium leher Andrew

"Apa gunanya suami mu, jika kamu ingin bersenang-senang dengan pria lain." saut Andrew

"Aku tidak mencintainya, dia saja yang mencintai ku. Bisakah kamu memuaskan ku?" tanya Savana sambil tersenyum jail

Seketika Andrew menggendong ke menuju kasur, lalu menidurkannya di kasur. Andrew pun menindih tubuh Savana dan melumat kasar bibir milik Savana. Mereka pun mulai terbawa suasana.

Tangan Savana mengelus aset milik Andrew, sedangkan Andrew mulai membuka kancing baju Savana. Setelah membuka baju Savana, Andrew menatap dua benda kenyal yang terdapat di dada Savana. Dia pun mulai mengemut nya satu persatu, dan tangannya beralih ke area sensitif milik Savana.

"Ahhh babyhh i ini sangat nikmat. ." desah Savana

Andrew pun melepaskan semua pakaian milik nya dan pakaian milik Savana, serta membuangnya ke lantai. Andrew mulai menjilat-jilati area kemaluan Savana, dan membuat Savana menjambak rambutnya.

"Andrew aku sudah tidak tahann," ucap Savana

Andrew pun mengarahkan aset nya ke milik Savana. Dengan satu hentakan, aset nya sudah masuk kedalam milik Savana.

"Aghhh kenapa punya mu sangat sempit, bukankah sudah tidak perawan akibat suami mu." kata Andrew sambil menahan pinggang Savana

"Dia belum sama sekali menyentuh ku," saut Savana

"Berarti keperawanan mu aku yang ngambil?" tanya Andrew memastikan

Savana menganggukkan kepalanya, membuat Andrew melumat bibir nya dan memaju serta memundurkan pinggulnya.

Andrew menatap Savana yang terasa nikmat, dia pun tersenyum sekilas. Andrew mulai mempercepat goyangannya hingga dia mengeluarkan cairan didalam milik Savana.

"Aghhh shhh. . . .," rintih andrew saat aset nya terjepit.

Andrew pun melepaskan aset nya dan merebahkan dirinya disamping Savana.

"Andrew jika aku hamil apa kamu mau tanggung jawab?" tanya Savana

"Jika kamu belum mau hamil, minum obat penunda hamil saja." saut Andrew dengan mata terpejam

Savana menganggukkan kepalanya dan bangun. Dia pun duduk di atas aset milik Andrew dan membuat Andrew menatap nya.

"Apa kamu masih mau lagi?" tanya Andrew

Savana menganggukkan kepalanya, "Biar aku yang diatas." saut Savana

Dia pun mengambil aset milik Andrew dan dimasukkan kedalamnya. "Ohh babyhh"

"Angkat pinggul mu, aku ingin merasakan goyangan yang kau buat sendiri." gumam Andrew

Savana pun mulai menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, membuat mereka berdua merasakan kenikmatan yang luat biasa.

"Lanjutin goyangan mu babyhhh . . . Ini sangat nikmahh Sshhh. . ." desah Andrew

Savana mulai mempercepatkan goyangnnya dan merasakan area kemaluannya ngilu. "Auu kenapa sakitt ahh,"

Andrew menatap Savana, lalu dia pun bertukar posisi. Kini andrew berada diatasnya lagi, dia pun menggenjot aset nya dengan kuat didalam milik Savana.

"Aghh fackk shhh," jerit Savana tidak karuan

Andrew pun mencium sekilas bibir milik Savana, dan Savana menahan kepala nya. Andrew mengarahkan tangan kekar nya ke pipi Savana, dia mulai mengelus lembut pipi wanita yang dia cintai sejak pertama dia menjadi manager wanita tersebut.

Andrew pun kembali menyemburkan cairan putih miliknya ke Savana. Dia pun ambruk di atas tubuh Savana yang tengah mengatur nafasnya. Andrew menarik selimut dan menutupi tubuh mereka.

"Kamu sangat pandai sayang," ucap Andrew sambil mencium leher milik Savana

"Sayang?"

"Iya, mulai hari ini kamu resmi menjadi kekasih saya. Dah sekarang kita istirahat, jam 5 sore kita pulang." jelas Andrew lalu memeluk tubuh Savana.

Mereka pun mulai tertidur dengan badan yang hanya ditutupin oleh selimut.

Sore harinya, Savana terbangun dari tidurnya. Dia mencari Andrew sekeliling kamar hotel. Namun tidak menemukannya, Savana pun langsung membersihkan dirinya yang terasa lengket.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Savana pun selesai dengan mandi dan memakai pakaiannya. Terlihat Andrew memasuk kamar nya dengan tangan membawa bungkusan.

Andrew pun berjalan menghampiri Savana yang berada disofa. Dia pun menyuruh Savan untuk meminum obat itu, agar menunda kehamilannya.

Savana pun menganggukkan kepalanya. Andrew mengambil minum dan diserahkannya kepada Savana. Tanpa komen apapun, Savana pun meminum obat tersebut.

"Rapikan semua barang-barang mu, biar aku mengantar mu pulang." ucap Andrew

Savana menganggukkan kepalanya dan merapikan pakaiannya serta barang-barangnya. Mereka pun segera keluar dari kamar hotel menuju mobil Andrew yang terparkir didepan lobby oleh asisten Andrew.

Mereka pun menaiki mobil tanpa menghiraukan panggilan dari penggemar Savana. Andrew pun mengantarkan Savana pulang kerumahnya.

___________________________________________

tinggalin jejak kalian
Jangan lupa baca selanjutnya

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

General Fiction

10.2M 531K 51
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
79.8K 13.7K 44
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan...
KING [End] By Kim Ryu

General Fiction

4.8M 262K 53
Queenaya Rinjani harus membayar hutang sang ayah kepada seorang CEO sekaligus seorang pemimpin mafia, dengan ikut bersamanya. Apakah Naya bisa bertah...
54.3K 3.3K 27
Sapta Priga Ayodya (37th) pikir ia akan bisa melupakan Agrima Dewantara (25th), setelah mengakhiri hubungan mereka karena perbedaan umur yang jauh. N...