kalo agak bingung sama alur cerita ini mending hapus aja dari perpus, jangan baca lagi hehe, emang engga jelas ceritanya😂😋🦋😝🔥
satu lagi kalau kalian beranggapan author ngemis vote kalian salah, pliss banget aku mau kalian komen, lucu-lucu soalnya😭😭😭
-H A P P Y R E A D I N G-
"WOI DAPIT SEPATU MAHAL GUE JANGAN LO INJEK ASUU!!"teriak Didit kencang di koridor rumah sakit.
"GAK SENGAJA MONYET, GUE GAK LIAT!"
"Minta maaf kek, lo kek orang gak punya dosa."dumel Didit menatap sengit ketua kelasnya yang berjalan santai.
"Kalian berisik banget sih!! Ini rumah sakit kecilin suara kalian."ketus Winda, cewe itu teman sekelas mereka.
"Tau tuh, di kira hutan apa teriak-teriak."tambah Aileen.
Didit menunjuk David yang sedang kicep. "Noh si dapit gak mau diem orangnya."
"Gue diem aja ya anj!"
"Oh,"
"Si tai."gumam David pelan.
"Wah parah lu pit, ketua kelas ngomongnya kasar mulu."saut cowok lain teman kelasnya.
"Marahin aja dia, ketua kelas sesungguhnya itu harus berperilaku sopan supaya teman-temannya mencontoh, lah ini ketua kelas mulutnya suka ceplas-ceplos."ejek Didit di betulkan teman-temannya.
"Sembarang, gue juga manusia kali. Wajar aja kalo gue suka ngomong kasar. Jadi gak usah sok suci deh kalian!"ucap David dengan muka songgong berjalan lebih depan seperti pemimpin.
"Oh, berarti kalo ada guru yang nanyain kita-kita kenapa suka ngomong kasar bilang aja ketua kelas kita yang ajarin ya."
Aileen berjalan santai di ikutin teman sekelasnya meninggalkan David yang sedang melongo di tempat melihat kelakuan teman sekelasnya.
Sepuluh menit kemudian, mereka telah sampai di depan ruang rawat Mia. Mereka tengah berdiskusi untuk masuk kedalam, karna tidak boleh lebih dari 2 orang.
"Siapa dulu nih yang masuk?"tanya David kepada teman-temannya.
"Gak bisa masuk semua ya? Ck."ucap seorang cewek teman kelas mereka.
Aileen yang sudah tahu menjawab. "Enggak bisa, harus 2 orang."
"Yaudah, gue dulu lah sama dapit. Lo, lo, pada ngantri."saut Didit merangkul David.
David memasang ekspresi jijik, dengan kasar menghempas tangan Didit yang berada di pundaknya. "Emang kita kenal, rangkul, rangkul segala."
"Kurang ajar! Dasar bocah freak!!"
David menahan tawa, melihat muka Didit yang merah padam menahan kekesalannya.
"Udah cepet sana masuk, biar gantian."usir Winda kepada kedua cowok itu.
"Iyee mbak, saabaaarrr."
David, dan Didit berjalan untuk masuk keruangan rawat Mia. Setelah David berhasil membuka pintu mereka terdiam tak bergerak sama sekali ketika melihat tubuh temannya yang berbaring lemah di bantu dengan alat-alat di tubuhnya. Di ruang rawat sepi tidak ada orang sama sekali.
Deg!
"Pit.. i-itu b-bukan M-mia kan?"cicit Didit gemetar, ia berjalan mendekat ke tempat Mia berbaring.
David mulai mengikuti cowok itu dari belakang, melihat temannya berbaring tak berdaya seperti itu. Hati mereka terasa teriris.
Mereka tahu, kalau Mia adalah mantan Queen bullying tapi, gadis itu tidak pernah berbuat jahat kepada teman sekelasnya.
Mungkin jika orang yang pernah menjadi sasaran bully gadis itu akan merasa puas saat melihat kondisi Mia yang terbaring tak berdaya di hospital bed.
"Pit, Mia damai banget tidurnya."kata Didit dengan serak.
"Gue masih gak nyangka kalo mantan Queen bullying kita koma."balas David yang terus menatap Mia yang tidur damai, gadis itu sangat cantik walaupun sudah beberapa hari belum mandi.
"Gue kangen jahilnya dia yang gak masuk akal."
Mata Didit memerah, muncul sebuah kilasan di benaknya ketika dirinya bersama Mia yang suka menjailinya.
David memegang tangan Mia yang terdapat selang infus. "Mia semua teman sekelas lo kangen noh, semoga lo cepat lewati masa koma lo, kita semua disini berdoa terbaik untuk lo. Maaf gue gak bawa apa-apa kesini."ucap david pelan. "Cepet bangun Mia pangeran lo pada galau,"
David mulai menjauh dari Mia untuk memberi ruang supaya Didit bisa berbicara dengan gadis itu.
"Mia, lo masih inget gue kan? Hahaha yakali lo lupa, ya lo tahu gak? Gue punya cicak baru lho. Cicak yang pernah lo lempar waktu itu mati!! Tadinya gue mau pamer ke lo, tapi liat lo begini gue mengurungkan niat."curhat Didit dengan mata berkaca-kaca. "Cepet bangun lo ya, gue bawain coklat kesukaan lo tuh, kalo gue habisin biasanya lo ngamuk, gue masih inget waktu lo diemin gue gara-gara gue habisin coklat lo."
"Udah ah gitu aja yang gue mau omongin sama lo, kasian yang lain pada nunggu di luar,"tutur Didit, setelah meletakan coklat di atas nakas, ia mengajak david keluar.
Ceklek!
"Udah?"tanya Aileen melihat kedua cowok itu keluar dari ruang rawat Mia.
David, dan Didit hanya mengangguk lemas. Membuat yang lain terheran-heran.
"Oke kuy giliran kita, Len"ajak Winda menarik tangan Aileen masuk seraya membawa bingkisan berupa buah-buahan.
Sama seperti David dan Didit kedua cewek itu mematung ketika melihat kondisi Mia yang terbaring lemah.
"Pantes David sama Didit ketika keluar langsung lemas."gumam Winda pelan.
Winda mendekati hospital bed Mia. Sedangkan Aileen meletakkan bingkisan di atas nakas.
"Len.. kenapa hati gue sakit liat Mia kek gini?" tanya Winda dengan mata berkaca-kaca menatap wajah damai Mia.
"Bukan cuman lo, Win. Gue pun sama."
***
Seorang cowok bertubuh tinggi, memakai Hoodie hitam dengan celana jeans hitam, berjalan santai di koridor rumah sakit dengan membawa setangkai bunga mawar merah di tangannya.
Setelah sampai di tempat tujuan, ia membuka perlahan gagang pintu ruang rawat VVIP. Ruangan itu sangat sunyi hanya terdengar suara monitor, tidak ada satu orang pun yang menjaga gadis yang terbaring di hospital bed.
Matanya melirik banyak bingkisan di atas nakas. Mungkin saja sebelum ia kemari ada orang yang mengunjungi gadisnya.
Cowok itu mengambil kursi menaruh di samping gadis itu. Lalu ia mendudukkan diri. Sebelum itu, ia menaruh setangkai bunga mawar di atas nakas.
Kemudian ia menggenggam tangan gadis yang tertidur damai itu, ia mengelusnya dengan lembut.
"Hei, kapan kamu bangun hm?"
"Enggak kangen sama aku?"cowok itu menciumi tangannya.
Tidak ada yang menjawab pertanyaannya hanya suara monitor yang menemani.
"Udah lima hari lho, aku merindukanmu baby."
Cowok itu menangis, jika saja teman-temannya melihat dirinya menangis pasti sudah ditertawakan.
Cowok yang mereka anggap bengis, selalu memancarkan tatapan tajam. Menangis karna seorang gadis? Hei hancur sudah image ketua Dragon itu.
Lah emang salah cowok nangis? Enggak kan? Mereka juga manusia. Cowok yang nangis karna perempuan itu sangat jarang kita dengar. Bukannya jika ada seorang cowok menangis karna takut kehilangan perempuan yang ia sayang berarti cowok itu benar-benar tulus? Apakah benar Begitu?
"I miss you so much, Baby!"
TBC
AKU LAMAIN YA MIA KOMANYA HEHE🤤🤤🤤
BIE DOUBLE UP UNTUK KALIAN!! <33, TERIMAKASIH SUDAH MENUNGGU CERITA INI꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
DARI BIE UNTUK READERS : 🥰🤩💝💘💚♥️🖤💙🖤💙🤎💙💛🧡💖💕💞💓💗🤍♥️💙💘💛🧡💙♥️♥️💛💚🧡❤️♥️🖤🖤💜🖤💚💘💝💘💘💗🖤💗🤎💖💞💞🖤💙💌💟😼♥️💛💙🤩🥰😚❣️💗💟💌💓💕💕💓
#AUTHORBAIKBGT
#KALIANJAHAT
DIRGA PUNYA AKU BUKAN PUNYA MIA🙄😏😎💖💖
SPAM NEXT 👉🏻
VOTE, AND KOMEN BIAR AKU SEMANGAT UP NYA😚🥺