[✓] Evanescent ¦¦ Mitsuya Tak...

By Luminescents_

228 82 11

Sesaat setelah Maya meninggalkan rumahnya untuk pergi menuju ke Sekolah bersama teman masa kecilnya, ia menga... More

PROLOGUE
Chapter 1 : Suara Misterius.
Chapter 2 : Dunia Asing.
Chapter 3 : Ingatan.
Chapter 5 : Dunia Parallel?
Chapter 6 : Maya dan Segala Misterinya.
Chapter 7 : Kembali atau Menetap?
EPILOGUE
Writing SM Academy

Chapter 4 : Kejanggalan

13 9 3
By Luminescents_

Sejak pertemuan Arka dan Maya yang tak disengaja tersebut, Arka benar-benar meminta kejelasan yang pasti dari Maya. Namun karena Maya tahu ia tidak mungkin menceritakan apa yang terjadi padanya di depan Chandra, maka Maya meminta Arka untuk menemuinya dua hari lagi di sebuah Kafe yang tak jauh dari letak perumahan tempat Maya tinggal saat ini.

Sembari meminum segelas americano nya, Arka menatap ke luar jendela. Ia kembali menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi padanya dan Maya. Mengapa ia bisa ada disini? Tempat apa ini? Semuanya terasa asing baginya.


***


Dua minggu telah berlalu, semenjak peristiwa kecelakaan yang terjadi pada Maya saat itu membuat Arka merasa sangat bersalah. Ia terus menerus berada disisi Maya dan menunggu gadis itu tersadar dari tidur panjangnya, ia bahkan tak memperdulikan tentang kewajiban Sekolahnya. Yang ia inginkan hanyalah Maya segera sadar. "May.. Ayo bangun.. Gue kangen lo," Lirih Arka sembari meneteskan air matanya. Terlihat dari tatapannya bahwa ia sangat mencintai gadis itu melebihi apapun.

"Ayo bangun, May.. Gue gak mau lagi kehilangan sosok yang gue sayang.."

"Arka.."

Arka menoleh ke arah pintu kamar Maya yang terbuka. Seorang wanita yang berumur sekitar 35 tahun menghampirinya, wanita itu lalu mengusap bahu Arka, berharap bahwa tindakannya ini dapat sedikit menenangkannya. "Arka sekarang pulang, ya? Kasian loh nanti Mama mu.. Biar Tante aja yang jagain Maya." Ucap wanita itu. Wanita tersebut adalah Ibu kandung Maya.

"Tapi Tan-"

"Pulang, ya? Jangan khawatir.."

Arka tak lagi bisa membantah ucapan yang sekaligus perintah baginya tersebut. Dengan langkah yang lemas, ia lalu pergi keluar meninggalkan kamar rawat Maya. Ia memutuskan untuk pergi menuju tempat tersepi yang berada di area Rumah Sakit tersebut.
Setibanya disana, ia kemudian menyandarkan tubuhnya di sebuah dinding. Pikirannya kini benar-benar berpikir keras bagaimana caranya agar Maya dapat segera sadar dari komanya tersebut.

Namun, ketika ia sedang sibuk memikirkan berbagai cara tersebut, tiba-tiba saja dinding yang Arka jadikan sebagai tempat sandarannya tersebut melunak. Tubuhnya lantas refleks tertarik masuk ke dalam dinding tersebut. Kini tubuh Arka terasa mati rasa, ia tak dapat menggerakan bagian tubuhnya. Ia lalu memejamkan matanya dan berdoa agar tetap selamat.

Setelah ia merasakan tubuhnya terombang-ambing, ia kini mulai merasa sesak. Perlahan ia membuka matanya dan terkejut bahwa ia kini sedang berada di dalam sebuah air, Arka kemudian berusaha meraih permukaan air dengan salah satu tangannya. Hingga akhirnya ia berhasil muncul ke permukaan air dan mengejutkan banyak orang disekitarnya. Arka melihat ke arah sekelilingnya dengan tatapan bingung.

Tempat apa ini?
Taman..?


***


"Arka!"

Arka tersentak ketika seseorang memanggil namanya dengan lantang, ia kini tersadar dari lamunannya. Maya kini sudah duduk di hadapan Arka dengan penampilan yang cukup tertutup. "Lo ngapain pake baju serba item gitu?" Tanya Arka terheran-heran. "Gue gak mau ada seseorang yang gue kenal ngeliat gue ngomong sama lo," Jawab Maya.

Tanpa berbasa-basi, kini mereka berdua lanjut membahas tentang kejanggalan yang mereka alami saat ini. "May.. Lo harusnya di Rumah Sakit, lo harusnya sekarang lagi koma. Kok lo bisa ada disini? Terus tempat apaan ini?" Sebelum menjawab pertanyaan Arka, Maya melihat ke arah sekelilingnya memastikan bahwa situasinya aman.

"Denger, gue juga gak tau kenapa gue tiba-tiba ada disini. Yang jelas, setelah kecelakaan waktu itu, gue tiba-tiba terbangun di tubuh 'gue' yang lain." Ujar Maya. Arka seketika terdiam, kepalanya kini sibuk berpikir mengenai kejadian yang menimpa Maya. "Dan asal lo tau, sosok 'gue' ini punya keluarga yang beda. Lo tau kan Difta Kakak gue? Dia ada disini, dan dia masih hidup." Lanjutnya.

Arka mengambil gelas yang berisikan americano dan meneguknya. "Aneh.. Gue juga sebenernya bisa kesini tu alasannya gak logis. Gue waktu itu lagi nyender ke tembok Rumah Sakit, tiba-tiba gue ketarik masuk ke dalam dinding itu dan gue malah bangun disebuah kolam yang gak jauh dari sini. Makanya waktu gue ketemu lo waktu itu malah basah kuyup," Timpal Arka. Kini mereka berdua terdiam kembali, mereka memikirkan setiap peristiwa yang mereka alami dan mencoba mencocokkannya.

"Arka.. Gue kepikiran sesuatu.."

"Apa? Lo udah nemu jawabannya?"

"Gue gak tau ini bisa dibilang logis atau gimana.. Tapi.. Kayaknya kita sekarang ada di dunia parallel deh."

Jantung Arka dan Maya kini berdetak dengan sangat kencang, mereka kini sadar setiap kejanggalan yang mereka alami ini cukup logis jika dicocokkan dengan teori parallel universe. Mereka berdua sepenuhnya bahkan sadar bahwa mereka tidak bermimpi, semuanya terasa amat nyata. Setelah mereka berdua menyadari hal tersebut, tiba-tiba saja tangan masing-masing dari mereka terasa seperti tersetrum sesuatu.

Maya lalu melihat pergelangan tangannya dan mendapati sebuah tanda simbol yang bercahaya warna biru. Arka yang terkejut melihatnya pun segera membuka kancing lengannya, dan benar saja.. Sebuah tanda simbol yang mirip seperti punya Maya terpampang jelas di pergelangan tangan Arka.

"Tanda itu ku beri pada kalian berdua sebagai tanda bahwa kalian bukanlah manusia asli dari dunia ini. Pecahkan misteri tanda itu, maka kalian dapat kembali ke dunia asal kalian." Maya dan Arka tersentak setelah mereka berdua mendengar sebuah bisikan suara seorang wanita. "Lo denger..?" Tanya Maya. Arka menganggukkan kepalanya.

Maya yang sudah mulai tak tahan dengan segala misteri ini lalu bergegas pergi meninggalkan Arka di Kafe tersebut tanpa berpamitan. Ia harus segera pulang ke Rumahnya dan pergi ke Perpustakaan pribadi Rumahnya untuk mencari-cari buku yang berhubungan dengan dunia parallel atau simbol di pergelangan tangannya.

Setelah berjalan cukup jauh dari Kafe, Maya merasa ada seseorang yang tengah mengikutinya dari belakang. Ia lalu mempercepat langkahnya. "Maya!" Langkah Maya kini terhenti. Suara bariton ini.. Seperti tak terdengar asing baginya. Ia lalu membalikkan tubuhnya dan mendapati seorang pria tinggi dengan dua buah tatto di tangan kanan dan kirinya.

"Bener dugaan gue.. Pacar gue ternyata udah sembuh,"

Maya melangkah mundur, ia benar-benar tak menyangka. Pria itu bernama Arga Devaro Chandana, mantan kekasih Maya saat ia masih di SMP. Maya kehabisan kata, ia tak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan pria brengsek itu. "Ssstt jangan takut.. Gue gak akan nyakitin lo, cantik." Arga lalu menarik tangan Maya dengan paksa dan membawanya ke sebuah gang kecil.

"Lepasin! Lepasin gue!"

"Lo gak kangen ama gue, hm?"

"Brengsek! Lepasin gue!"

Arga mengernyitkan dahinya bingung, ia melangkahkan kakinya maju dan memojokkan Maya. "Oh.. Maya yang gue kenal ternyata sekarang berubah, ya? Lo jadi kasar ya sekarang.. Gak kek dulu, lemah lembut." Ucap Arga sembari mengusap pipi Maya yang lembut tersebut.

"Lepasin Maya!"

Arga menoleh ke arah Chandra yang kini berada tak jauh dari dirinya. Ia lalu tertawa dan menjauhkan dirinya dari Maya. "Hahaha.. 'Pahlawan' datang ternyata," Ejek Arga. Dengan tenang, Chandra mendekati Maya dan menarik tangannya. "Kita pulang, gak usah lo ladenin lagi mantan lo itu." Sontak Maya terkejut, bagaimana Chandra bisa tahu bahwa Arga adalah mantannya?

"Lo pikir semudah itu..?"

Maya menoleh ke arah Arga yang kini berlari ke arah Chandra sembari membawa sebuah balok kayu. Pria itu lantas memukul kepala Chandra dengan keras dan membuat Chandra terkapar pingsan. "Chandra! Chandra bangun! Chandra!" Maya kini merasa panik, ia mengguncangkan tubuh Chandra. Namun, tak ada respon balik dari tubuhnya.

Kini Maya sudah berada di puncak emosinya, ia mengepalkan kedua tangannya dan kemudian berdiri menghadap ke arah Arga. Arga yang melihat hal tersebut hanya menanggapinya dengan tawaan, jelas sekali bahwa ia sedang meremehkan Chandra dan Maya saat ini. Tidak tinggal diam, Maya lalu berlari menerjang Arga dan menendang kepala pria itu dengan sangat kuat.

Arga kini tersungkur di tanah dengan posisi Maya yang menaiki punggungnya, Maya menahan kedua tangan Arga hingga membuat pria itu tak bisa berkutik. Chandra yang mulai mendapatkan kembali kesadarannya melihat Maya yang tengah menghajar Arga. Meskipun penglihatannya masih buram, namun sejujurnya Chandra cukup terkejut melihat peristiwa tersebut.

Bagaimana mungkin..
Maya yang selama ini ia kenal tak pernah belajar bela diri, meskipun sebenarnya Kakeknya memiliki sebuah Dojo. Maya yang ia kenal adalah sosok penurut dan tak banyak melawan. Namun, saat ini sosok Maya yang ia lihat terlihat seperti bukan dirinya yang dulu.
Ia.. Nampak seperti seorang iblis.

Next Chapter 5.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
31.1M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...