Aileen

By Piafzhr

109 9 1

Mungkin memang harus bersembunyi dari berbagai permasalahan dan memilih menghilang dari kenyataan. "Aileen j... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13

Chapter 11

3 0 0
By Piafzhr

"Apaan sih lo tuh gak jelas, main ngasih hukuman mulu. Lagian emang bener ko gue abis ambil sepatu ke villa ka Ken," Ucap Aileen yang langsung membungkam ucapan Shintia.

"Yah tetep aja lo harus Terima hukuman," Ancam nya lagi, dan ia tak mau mengalah di depan adik kelasnya itu.

Gak usah lo hukum, dia gak salah," Suara itu membuat Aileen membalikan badan menatap seseorang yang berada di belakangnya.

Juna tak terima dengan ucapan Shintia. Lagi-lagi temannya itu selalu menghukum adik kelas, dan salah satunya Aileen. Tanpa basa basi Juna langsung menggenggam tangan Aileen, dan pergi dari hadapan Shintia dan juga Sisil.

"Makasih ka," Aileen menatap Juna dan senyum simpul menghiasi wajah Aileen.

"Sama-sama cantik," Juna mengelus pucuk kepala Aileen dan membalas senyuman itu.

"Kalo dia ganggu lo lagi, bilang gue aja," Ujar Juna dan Aileen mengangguk paham.

Aileen pamit pada Juna untuk bergabung dengan teman-temannya yang sedang senam. Ia pun merasa risih banyak mata yang menatap pada nya dan juga Juna. Dan lagi-lagi jantung Aileen kembali diluar batas normal, banyak kupu-kupu berterbangan saat Juna mengelus pucuk kepala Aileen.

Aileen kembali kebarisan bersama teman-temannya. Mereka mengikuti senam pagi yang dihiasi dengan canda tawa.

Setelah senam selesai, mereka lanjut untuk mengikuti kegiatan menanam pohon bakau. Yah kegiatan itu selalu dilakukan setiap tahunnya oleh SMA Garuda sebagai bentuk peduli dengan lingkungan.

Setiap kelompok menanam satu bibit pohon bakau yang telah disediakan oleh para pengurus OSIS.

"Dah kelar, balik tenda yu," Ucap Aileen dengan asal.

"Gilak aja lo."

"Gue gak mau cari masalah yaa Ai," Gerutu Rara, meskipun ia juga cape, tapi ia tak segila itu untuk balik ke tenda. Bisa aja kalau ia mengikuti ide gila Aileen, ia juga akan kena hukuman dari kaka kelasnya

"Bentar lagi juga selesai ko Ai," Ucap Lala.

Mereka pun terpaksa harus menunggu kelompok lain selesai, dan itu membuat mereka bosan. Karena otak Aileen yang seketika lurus, kelompok mereka selesai duluan dalam menanam bibit pohon bakau itu. Kegiatan menanam ini sangat mudah bagi Aileen, karena ia selalu diajarkan berkebun oleh omah nya.

-

Kegiatan selanjutnya adalah mencari bendera yang tersebar di sekitar Villa yang mereka tempati. Para panitia sudah menyebar bendera ke berbagai tempat dan harus butuh kesabaran untuk mencari keberadaan bendera itu.

Setelah semua kegiatan selesai, mereka diberikan waktu satu jam untuk istirahat makan siang.

"Ini buat kamu Than," Ucap Juna sambil menyerahkan nasi bakar pada Thania. Juna sengaja mengambil tiga porsi nasi bakar untuk Aileen, Thania dan juga untuk dirinya.

"Makasi Juna," Ucapnya dengan senyum yang terukir diwajah Thania.

Juna berpamitan pada Thania untuk menyerahkan nasi bakar ini pada adik kelasnya. Tetapi Thania tidak tahu jika adik kelas yang dimaksud adalah Aileen, adiknya sendiri.

"Aileen," Juna memanggil nama itu ya g membuat pemilik nama membalikan badan menatap Juna.

"Buat kamu," Juna menyerahkan nasi bakar itu pada Aileen.

"Tapi ini nasi bakarnya yang ayam. Padahal gue tadinya mau ngasih lo nasi bakar yang ikan, itu enak banget. Tapi udah gue kasih ke temen tadi," Ucapnya lagi.

"Gak papa ka, lagi aku gak bisa makan ikan, tapi aku suka ayam ko. Makasi yaa ka Juna" Aileen menatap Juna dengan senyum yang kembali terukir diwajahnya, itu membuat Juna membalas senyuman Aileen.

"Dimakan yaa, anak pinter makannya harus habis." Juna lagi-lagi mengelus pucuk kepala Aileen yang membuat Aileen salah tingkah.

Juna menyantap nasi bakar itu bersama Aileen sambil menikmati suasana deburan ombak yang saling bersahutan.

"Abisin Aileen, dikit lagi itu," Ucap Juna yang melihat nasi bakar milik Aileen yang masih tersisa.

"Apa mau gue yang suapin?" Tanya Juna, yang langsung mendapat gelengan dari Aileen.

"Duh ka, jangan gini. Jantung gue ngedisko mulu dari tadi," Ucap Aileen dalam hati.

Juna kembali menyantap makan siangnya bersama Aileen sambil bercerita satu sama lain.

-

Disisi lain Thania menyantap makan siangnya bersama Ken. Hanya Thania yang menyantap nasi bakar itu, Ken sibuk menatap Thania yang sedang makan disampingnya.

"Kamu beneran gak mau makan Ken?" Tanya Thania pada Ken. Padahal Thania sudah beberapa kali membujuk Ken untuk menyantap nasi bakar ini bersamanya. Tetapi Ken tetap kekeh menolaknya, karena Ken yang tidak suka nasi bakar dan ditambah lagi nasi bakar itu pedas menurut Ken.

"Gue udah kenyang ngeliatin lo makan dari tadi Than,"

"Gih lanjutin makannya, nanti lo sakit kalo telat makan."

Thania lanjut menyantap nasi bakar miliknya dan Ken melanjutkan kegiatannya menatap Thania yang sedang makan.

"Aduuh," Keluh Thania yang tiba-tiba tangannya gatal dan banyak bintik merah ditangannya dan juga dilehernya.

"Lo kenapa?" Tanya Ken sambil menenangkan Thania.

"Jangan digaruk," Ken menepis tangan Thania yang menggaruk tangannya.

"Lo gak abis makan ikan kan?" Tanya Ken dan Thania hanya menggeleng untuk menjawab ucapan Ken.

Ken yang tak yakin dengan jawaban itu, membuatnya langsung menyantap nasi bakar milik Thania. Dan ternyata nasi bakar ini ada ikannya, dan Thania tidak menyadari itu.

"Ini nasi bakar ikan Thania, lo kenapa gak ngambil nasi bakar ayam. Lo kan alergi ikan, jadi kumat kan alergi lo," Ken membentak Thania, dan Ken kelepasan akan hal itu.

"Ken maaf, jangan bentak aku, aku gak suka. Aku juga gak tau kalo itu nasi bakar ikan, aku dikasih Juna," Keluh Thania yang semakin merasakan gatal diseluruh tubuhnya ditambah kepala yang mulai pusing dan napasnya yang mulai tak beraturan.

"Bangsat," Umpat Ken.

Ken langsung menggendong Thania ke villa dan Ken merasakan suhu tubuh Thania yang panas.

Banyak pasang mata yang menatap mereka, yang membuat Ken terganggu atas tatapan itu.

"Lo semua kalo makan makan aja, gak usah ngeliatin kaya gitu," Ken seketika risih dengan tatapan mereka ditambah lagi Ken khawatir atas kondisi Thania.

"Ken jangan gitu," Lirih Thania yang mengelus pundak Ken.

Ken melanjutkan langkahnya menuju Villa dengan lirihan Thania yang mengeluh sakit di sekujur tubuhnya.

"Tiara, cari obat!!!" Perintah Ken setibanya di Villa. Ken langsung menuju kamarnya untuk merebahkan tubuh Thania.

Ken menyelimuti tubuh Thania, suhu tubuhnya itu tak kunjung turun. Ditambah Tiara yang tak kunjung datang membawakan obat untuk Thania.

Tiara yang panik membuatnya menghamburkan seluruh isi yang ada di tas Thania. Obat itu tak kunjung temu, membuatnya semakin frustasi.

Thania berlari mencari keberadaan Aileen, adik kelasnya itu menjadi kunci keselamatan bagi sahabatnya.

"Aileen ikut gue," Thania langsung menarik tangan Aileen untuk ikut dengannya.

"Ada apaan sih ka?" Tanya Aileen yang sedari tadi tangannya ditarik paksa oleh Tiara.

"Alergi kaka lo kumat," Ucap Tiara yang membuat langkah Aileen terhenti.

"Dia dimana?"

"Villa Ken," Jawabnnya.

Aileen langsung berlari meninggalkan Tiara untuk melihat kondisi kaka nya itu. Meskipun ia tak suka dengan Thania, tetapi rasa bencinya itu seakan hilang setelah mendengar kabar Thania.

"Obat nya lo taroh mana?" Bentak Aileen setibanya dikamar Ken.

Tetapi tak ada jawaban dari Thania.

"Lo masih punya mulut kan, jawab omongan gue," Bentaknya lagi.

"Dia lagi sakit gak usah lo bentak," Ken yang semakin frustasi dengan adik kelasnya ini yang tiba-tiba membentak Thania. Padahal kondisi Thania semakin melemah.

"Tapi dia masih punya mulut buat jawab omongan gue,"

"Buru jawab dimana lo taroh obatnya!!!"

"Tas," Ucap Thania dengan suara yang cukup pelan, tetapi Aileen mendengar suara itu.

Aileen langsung berlari ke villa sebelah untuk mencari EpiPen milik Thania.

Dan nyatanya Aileen tak menemukan obat itu, padahal Thania selalu membawa obat itu kemana pun ia pergi.

"Akhhhh......lo selalu aja nyusahin gue," Aileen mulai frustasi, ia khawatir kakanya itu semakin kesakitan karena alergi itu.

Aileen menemukan kunci mobil milik Thania. Aileen bergegas menuju mobil milik Thania untuk mencari EpiPen.

Aileen mencari EpiPen di dalam mobil, dan hasilnya lagi-lagi tidak ada. Aileen membuka kotak obat dan menemukan keberadaan EpiPen itu.

Aileen langsung berlari menuju villa untuk memberikan obat itu kepada Thania.

"Minggir," Ujar Aileen pada Ken yang masih duduk disamping tempat tidur itu.

"Lo mau ngapain?" Tanya Ken yang tak percaya pada adik kelasnya itu.

"Gue mau nyuntikin ini ke Thania," Bodohnya Aileen malah mengucapkan Thania bukan Ka Thania, dan itu membuat para pengurus OSIS menatapnya heran.

"Lo gak bisa, gue gak percaya sama lo," Ungkap Ken yang mencegah Aileen menyuntikan EpiPen ke tubuh Thania.

"Kalo lo gak percaya sama gue. Apa lo mau ngeliat dia mati sia-sia disini," Ucapan Aileen itu membuat semua orang bungkam.

"Minggir," Aileen langsung menyuntikkan EpiPen di paha Thania. Thania langsung pingsan setelah disuntikan EpiPen oleh Aileen yang membuat mereka semua menyalahkan Aileen.

"Akhh, anjritt . Lo selalu bikin gue panik mulu," Aileen semakin frustasi melihat kondisi Thania yang pingsan karenanya.

"Bawa dia ke puskesmas," Perintah Aileen pada Ken.

"Buruan anjirr, ngapain masih diem," Bentak Aileen pada Ken.

Ken langsung menggotong tubuh Thania ke mobil Thania dan Aileen langsung berlari ke mobil Thania untuk membukakan pintu mobil.

Ken langsung membawa mobil itu dengan kecepatan yang sangat tinggi, sedangkan Aileen memangku Thania di belakang.

"Bangun ka, gue takut kalo lo kaya gini," Lirih Aileen, ia langsung mengusap air matanya. Ia takut Ken melihat ia menangis, yang membuat rahasianya akan terbongkar.

Setibanya di puskesmas, Ken langsung memanggil perawat untuk memeriksa kondisi Thania.

Aileen memilih pergi dari ruang UGD meninggalkan Ken.

Rara menyusul ke puskesmas bersama Atthala, Juna, dan juga Tiara. Sedangkan Lala memilih untuk tetap di Villa itu. Karena jika mereka ikut menyusul ke puskesmas, maka kabar itu akan menyebar ke siswa dan siswi kelas sepuluh. Dan para pengurus tidak mau kabar itu menyebar dan membuat panik banyak orang.

"Ka Ken, Aileen mana?" Tanya Rara setibanya didepan UGD. Rara tak melihat keberadaan Aileen dan itu membuat Rara merasa khawatir.

Rara langsung mencari keberadaan Aileen, ia sudah hafal betul dengan sikap Aileen. Aileen yang akan memendam semua masalah dan akan menyendiri jika ia memiliki masalah.

"Aileen," Panggil Rara ketika melihat Aileen yang posisinya tak jauh darinya.

Aileen menyendiri di sebuah koridor puskesmas sambil memeluk lututnya.

"Ka Thania pasti kuat ko, dia kan kuat kaya lo," Ucap Rara yang berdiri didepan Aileen.

"Raa, gue takut," Lirihnya sambil menahan tangisan.

"Gue takut dia kenapa-kenapa, Kenapa bukan gue yang ngerasain sakit itu. Dia masih dibutuhin Papah. Sedangkan gue enggak,"

"Gue takut papah marah sama gue,"

"Harusnya gue yang ada diposisi Ka Thania sekarang. Harusnya gue yang makan nasi bakar ikan itu, harusnya ka Juna kasih nasi bakar itu buat gue, bukan buat ka Thania," Lirih Aileen yang menyalahkan dirinya sendiri.

Rara langsung memeluk tubuh Aileen dan berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Stop nyalahin diri lo sendiri Ai,"

"Jangan ngomong kaya gitu, lo masih gue butuhin. Kalo didunia ini gak ada yang peduli sama lo, inget lo masih ada gue yang selalu peduli sama lo,"

"Dan di dunia ini gak ada yang mau sakit Ai. Lo juga alergi ikan kan, gue gak mau lo sakit, dan gue juga gak mau lo kenapa-napa Ai. Jangan salahin diri lo terus, lo gak salah dan gak ada yang salah disini." Ucap Rara sambil menahan tangisnya. Ia harus terlihat kuat didepan Aileen, meski ia juga kasihan pada sahabatnya itu.

"Ra gue pengen bahagia, tapi kenapa semesta gak pernah ngijinin gue buat ngerasain hidup bahagia," Lirih Aileen.

Continue Reading

You'll Also Like

508K 6.1K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.1M 105K 56
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
784K 59.9K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 228K 69
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...