Hyungseok's little space - PH...

By yisocl

46K 6.5K 513

Hyungseok mempunyai sindrom yang membuatnya menjadi bertingkah seperti anak kecil. DISCLAIMER: • I do not own... More

kesatu
ketiga
keempat
kelima
keenam
ketujuh
kedelapan
kesembilan
kesepuluh
kesebelas
notice

kedua

6K 746 83
By yisocl

Hyungseok menggeram dalam tidurnya saat sebuah tangan mengguncang tubuhnya dengan lembut. Namun, tentu saja itu tak membuat sang empu terbangun dan malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Tak habis akal untuk membangunkannya karena demi apapun sekarang mereka sangat kesiangan sekali untuk berangkat ke sekolah, Zin secara paksa menarik kasar selimut yang menutupi Hyungseok dan mencubit pipinya, tidak terlalu keras, namun tetap masih membuat Hyungseok merengek kesakitan meminta untuk dilepas.

Zin pun menurutinya dan Hyungseok kemudian duduk diranjangnya untuk mengumpulkan nyawanya yang masih belum utuh.

Hyungseok melihat kanan kirinya dan bertanya dengan wajah yang masih mengantuk, "Sekarang jam berapa sih... Pagi sekali kalian membangunkanku."

Semua orang yang berada didalam kamarnya ingin sekali mencubit gemas pipi Hyungseok.

Dengan tarikan napas, Mijin menjawab, "Jam 07:45."

Hyungseok langsung terlonjak berdiri keluar dari ranjangnya dan bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu segera memakai seragam yang sudah disediakan oleh mereka.

"Astaga, maafkan aku! Seharusnya kalian membangunkanku lebih kasar agar cepat bangun!" Hyungseok susah payah menyimpulkan dasinya karena ia terlalu panik.

Namun, dua buah tangan terulur menggenggam kedua tangannya, membuat tangan Hyungseok melepaskan dasinya.

"...."

"T-terima kasih, Jay! Maaf merepotkan, aku benar-benar panik!" Ucap Hyungseok yang hanya dibalas senyuman oleh Jay.

Jay lalu membenahi ikatan dasi Hyungseok yang awut-awutan dengan tenang, tak lama kemudian ia sudah selesai dan mereka pun segera keluar dari rumah, tak lupa Hyungseok untuk menguncinya dan menaruhnya didalam sakunya.

Sekarang jam menunjukkan pukul 07:56 yang mana 15 menit lagi gerbang sekolah mereka akan ditutup, jika mereka berlari dari rumah Hyungseok ke sekolah, maka mereka akan memakan waktu 10 menit karena rumahnya tak begitu jauh dari sekolah mereka.

"Syukurlah rumahmu tak terlalu jauh dari sekolah." Ujar Bumjae yang langsung diangguki oleh mereka semua.

"Ayo cepat lari! Kalau berjalan akan lama sampainya!" Teriak Vasco yang sudah berlari mendahului mereka semua, membuat mereka langsung berlari menyusulnya.











Pas dengan perkiraan mereka, mereka sampai 5 menit sebelum bel masuk berbunyi.

Dengan napas yang terengah-engah dan kaki yang lelah, mereka akhirnya sampai dikelas mereka dan langsung duduk ditempat masing-masing, termasuk Vasco dan Bumjae yang sudah sampai dikelas mereka, jurusan arsitek.

Hyungseok saat sudah mendudukkan pantatnya, ia langsung meraih minuman yang sudah tersedia didalam tasnya dan meminumnya dengan rakus. Namun, ia masih harus menyisakannya sedikit untuk nanti makan siang.

Yang lain pun mengikuti Hyungseok dan tak lama kemudian itu bel masuk berbunyi, membuat jantung mereka semua tenang seketika karena mereka tidak terlambat.

"Syukurlah." Gumam Hyungseok sebelum guru masuk dan pelajaran pun dimulai, semuanya menjadi fokus.







Pelajaran pertama sudah berlangsung selama beberapa menit. Namun, Hyungseok sudah merasa mengantuk, begitu pula dengan Zin yang sudah tertidur dibangku sebelahnya.

Melihat Zin yang tertidur dengan nyenyak, ia ingin menirunya. Saat akan menelungkupkan kepalanya, gurunya memanggil namanya untuk maju dan mengerjakan soal yang tersedia di papan tulis.

Mendengus kesal, ia pun maju ke depan, menerima spidol dari tangan gurunya, dan memperhatikan soal yang terlihat rumit bagi Hyungseok.

'Gila, soal macam apa ini, Ya Tuhan..' Batin Hyungseok.

Dengan ragu-ragu, ia membuka tutup spidol dan bersiap menulis di papan jika saja sebuah suara bisikan tak membuatnya menoleh ke sumber suara.

Ia melihat Jay yang mengeluarkan tangannya dan menunjukkan lima jarinya. Hyungseok langsung mengangguk paham dan menggumamkan 'terima kasih' kepada Jay, lalu ia pun menulis angka lima di papan.

Kemudian, ia mengembalikan spidol kepada gurunya dan kembali duduk ditempatnya.

"Wah, Hyungseok. Jawabanmu benar sekali!" Puji gurunya, membuat Hyungseok tersenyum kaku karena ia tahu jawabannya dari Jay, bukan dari dirinya sendiri.

"Tunggu, Zin! Apa kau tidur di jam pelajaranku?!" Marahnya, membuat Zin terlonjak kaget dan mengusap kepalanya karena pusing.

Hyungseok yang berada di sebelahnya terkekeh pelan melihat ekspresi Zin yang menurutnya lucu.

Saat gurunya memarahi Zin, bunyi bel berbunyi menandakan jam pelajaran guru tersebut habis digantikan dengan jam istirahat yang mana semua murid dikelas Hyungseok berhamburan keluar dari kelas untuk menuju ke kantin, begitu juga dengan rombongan Hyungseok ditambah dengan Jiho yang berada disampingnya.

Sesampainya dikantin, mereka bertemu dengan Deokhwa dan Hyungseok langsung mengajaknya untuk makan bersama. Mereka pun mengantri untuk mengambil makanan, lalu setelahnya, mereka mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka makan.

Saat Hyungseok menemukannya, ia langsung mengajak temannya untuk segera kesana. Namun, saat sampai, sebuah tangan langsung menghentikan pergerakannya.

Hyungseok melihat keatas dan menatap Hobin yang menyeringai kearahnya, "Bocah. Ini tempatku, jangan seenaknya kau menempatinya." Ucap Hobin, membuat teman-temannya, termasuk Hyungseok, kesal dengan laki-laki tersebut.

"Tapi, kami yang lihat duluan! Tempat duduk ini juga punya sekolah dan aku juga ikut membayar disini, jangan seenaknya kau mengecap tempat duduk ini milikmu!" Ujar Hyungseok kesal sambil menghentakkan kakinya, membuat temannya memekik gemas.

"Lucu sekali, bocah. Tapi, akulah yang lihat tempat ini duluan. Jadi, sekarang minggir, aku dan teman-temanku ingin makan disini." Ucap Hobin semakin membuat Hyungseok kesal.

Nafasnya memburu, teman-temannya yang melihat itu, langsung tahu apa yang akan terjadi nanti, jadi mereka langsung menarik Hyungseok pergi dan menjauh dari kantin menuju ke rooftop sekolah.

"Sudah, Seok. Jangan menangis, oke?" Ucap Mijin menenangkannya.

Air mata Seok sudah lolos saat mereka keluar dari kantin tadi dan sekarang ia tengah terisak-isak, membuat temannya kesal dengan Hobin, ia suka sekali membuat mereka kesal, terutama kepada Hyungseok, "T-tapi, Seok duluan yang lihat! Hiks..."

"Kami tahu, jangan menangis, Seokkie... Lagipula disini juga enak! Kita bisa lihat pemandangan yang bagus." Ujar Haneul dan sepertinya bujukannya berhasil, buktinya tangisan Seok mereda dan menatap sekelilingnya dengan mata berbinar.

"Kak Haneul benar! Disini bagus!" Ucapnya, Seok lalu meletakkan makanannya dan mulai memakannya dengan hati yang senang.

Teman-temannya yang melihatnya menghela napas lega karena little space nya menjadi tenang, mereka pun ikut meletakkan makanan mereka dan memakannya.

Disisi lain, Vasco dan Bumjae yang melihat kejadian tadi, menggeram marah kearah Hobin.

Vasco memberikan kotak susu coklatnya kepada Bumjae, menyuruhnya untuk memeganginya sebentar karena ia akan berurusan dengan Hobin.

Sebelum itu terjadi, sebuah tangan menangkir dipundak kirinya, yaitu tangan Bumjae.

"Sudahlah, kita menyusul saja langsung keatap, aku yakin mereka sudah makan dengan nikmat disana." Mendengar ucapan Bumjae, Vasco mau tak mau menurutinya dan mengambil kembali kotak susunya untuk diberikan kepada Hyungseok nanti.

Sedangkan, dengan Hobin, ia dimarahi dan diomeli oleh temannya, yaitu Kim Miru karena sikapnya tadi.

"Haissh, kalau kau suka dengan Hyungseok tuh bilang saja, Hobin. Jangan hanya membuatnya kesal seperti itu, dia malah semakin tidak suka denganmu." Miru sudah tak habis pikir dengan temannya yang hanya suka menjahili Hyungseok, padahal Hobin menyukai laki-laki manis itu.

Hobin yang sedari tadi mendengarkan omelan Miru hanya mendengus, ia tahu ia tak seharusnya bersikap seperti tadi, namun Hyungseok terlalu menggemaskan baginya, ia tidak ingin perasaannya terlihat, jadi ia menjahilinya.

Saat melihat Hyungseok yang menghentakkan kakinya saat marah tadi, ia harus menahan mati-matian pekikan gemasnya.

"Terserah lah." Final Hobin, setelah itu ia memakan makanannya dengan semburat merah dipipinya.

Untung saja Miru tak memperhatikan pipinya tersebut.










Tbc~

Maaf kalau aneh, ya 😩

Selamat baca 😍☝🏻

Continue Reading

You'll Also Like

13.2K 1.4K 12
Ini gawat! Sakusa terkena virus mematikan jika berada di dekat hinata. 致命的なウイルスひなた #bxb #sakuhina #haikyuu
11.7K 1.5K 8
Satoru sang penerus tahta keluarga besar 'gojo' telah diculik atas harta warisan yang diperebutkan oleh dua keluarga besar, tapi satoru TIDAK MAU KEM...
37.6K 5.8K 22
Gambar hanya milik pembuatnya. Ngambil dari internet Ranpo X Reader Kau seorang perempuan penyuka anime, tidak mengerti arti cinta, tidak tertarik de...
6.5K 449 6
berkisah tentang luffy yang harus menikah dengan salah satu anak big mom supaya teman temannya tidak di bunuh oleh anak buah big mom. ⚠️Warning⚠️ - b...