MISOPHONIA (HIATUS)

Galing kay jensrosemary

164K 12K 583

ICE GIRL telah berganti menjadi MISOPHONIA Seorang gadis pindahan yang tiba-tiba datang menggemparkan seluru... Higit pa

0.0
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
🍀CAST🍀
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
PENGUMUMAN!!!
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52

Chapter 39

1.4K 149 4
Galing kay jensrosemary

✨Happy Reading ✨

.
.
.
.
.
.

Seisi aula ricuh dengan pengumuman kepala sekolah, lalu mereka menatap Arka dan Agatha dengan intens.

Verra yakin Agatha dan sepupunya--Arka tidak mungkin mencuri soal dan jawaban ujian. Kepintaran mereka sudah melebihi rata-rata, jadi untuk apa mereka membutuhkan jawaban? "Tha Lo disuruh ke ruang kepsek, mau gue tungguin sampai lo beres?" tanya Verra.

Agatha menggeleng "Gak perlu, gue bisa sendiri, lo pulang duluan aja."

"Tha," panggil Arka, "ayo kita ke ruang kepsek," ajak Arka yang diangguki oleh Agatha.

.

Suasana ruangan sangat menegangkan, ditambah tatapan Raffa sang kepala sekolah yang sangat menuntut penjelasan. Namun kedua manusia berbeda gender itu masih memikirkan kesalahan apa yang mereka perbuat, Hingga Raffa menatap keduanya dengan marah.

Raffa menaruh dua benda di atas meja, sontak Agatha dan Arka terkejut, di atas meja itu ada sebuah flashdisk dan kondom!

"Arka, Jelaskan kenapa kamu membawa kondom ke sekolah!? Kamu tahu kan bahwa ini sangat-sangaat dilarang?"

"Tapi pak, saya berani bersumpah bahwa itu bukan milik saya pak, saya yakin ada orang yang ingin menjebak saya!"

"Saya butuh penjelasan bukan kata sumpah!"

"Serius deh pak, saya benar-benar gak tahu. Sedaritadi saya berada di kantin bersama kedua teman saya, dan sebelum ujian dimulai juga saya tidak menemukan adanya kondom di tas saya," jelas Arka.

"Jadi menurut kamu, kamu tidak bersalah?"

"Jelas tidak."

Raffa menghela nafas panjang, "Agatha, sekarang kamu Jelaskan mengapa flashdisk ini bisa ada di tas kamu?!"

"Maaf pak, saya tidak mengambilnya. Saya juga berani bersumpah, saya bukan pencuri nya. Lagipula saya tidak membutuhkan soal dan jawaban ujian, karena saya bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dengan jawaban saya sendiri. Mungkin perkataan Arka ada benarnya, bahwa kami di jebak!" Agatha menatap serius pada lawan bicaranya.

Raffa sebenarnya mempercayai mereka berdua, karena Arka tidak mungkin membawa kondom ke sekolah, jelas-jelas ia adalah ketua osis, tahu mana yang benar dan mana yang salah, ia juga mengenal dekat dengan Arka dan mengetahui betul kepribadian lelaki itu. Lalu Agatha, gadis itu cukup misterius, tetapi ia sangat cerdas, jika dipikir secara rasional, Agatha mungkin tidak membutuhkan flashdisk itu. Namun bukti tetaplah bukti. Perbuatan mereka berdua harus di hentikan.

"Baiklah, karena saya belum mendapatkan kebenaran yang sebenarnya bahwa siapa pelaku dari semua ini ... dan juga setelah saya dan para guru diskusikan mengenai apa saja yang harus kalian terima sebagai hukuman ... maka dari itu kalian berdua mendapatkan point yang sangat besar, yaitu 100 point, ditambah kalian akan di skors setelah ujian selesai selama 3 hari. Kalian tahu kan jika Itu sangat berpengaruh dengan peringkat kalian?" Arka dan Agatha pun mengangguk. "Saya harap kalian sadar dengan kesalahan yang kalian perbuat."

"Tapi pak, saya benar-benar tidak membawanya!"

"Iya Arka saya tahu kalian pasti tidak melakukan hal buruk seperti ini, tapi bukti tetaplah bukti. Saya dan para guru juga tidak percaya dengan hal ini, jadi kami sudah memutuskan kebijakan yang benar untuk sementara. Kalian doakan saja kebenaran yang sebenarnya terungkap, oke?!"

Mereka berdua sudah pasrah dengan keputusan pihak sekolah, meskipun mereka benar-benar tidak melakukannya. Arka menghela nafas panjang lalu mengangguk, "Oke pak, saya paham."

Raffa menoleh ke arah Agatha yang tengah menatapnya serius, lalu gadis itu pun mengangguk. "Oke, dengan ini pertemuan kita sudah selesai, jadi kalian boleh keluar dari ruangan saya."

"Terima kasih pak," ucap Arka, lalu mereka berdua pun meninggalkan ruangan.

.

"Tha, lo terima gitu aja kalo lo di tuduh mencuri?"

"Ya enggak lah, gue udah dua kali kena kasus kayak gini. Dan itu perbuatan mereka yang emang gak suka sama gue."

"Gimana kalo kita cari tahu siapa dalang dari semua ini?" tanya Arka.

Agatha hanya mengangguk, "why not?"

Arka tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulut Agatha. "Okay. Anyway lo mau pulang bareng gue?"

"Eum ... sure."

.

Keesokan hari, Agatha datang ke sekolah seperti biasa.

"Eh, itu kan yang kemaren dipanggil kepsek? Kayaknya dia deh yang ngambil, terus Arka dipanggil buat nyatet kesalahan dan hukuman yang bakal diterima si Agatha itu! Berani banget ya dia?!" Seru salah seorang siswa pada temannya.

"Kayaknya selama ini dia pinter karena nyontek deh, liat kan sekarang terbukti dia yang ngambil."

Setahu Agatha, pihak sekolah tidak mengumumkan nama pelaku. Tapi ya tetap saja banyak yang menggiring opini buruk. Ia hanya terus berjalan menghiraukan ucapan-ucapan buruk tentangnya.

Agatha memasuki kelasnya, tak lama Verra menghampirinya di ikuti oleh Ghari yang penasaran, "Tha apa kata pa kepsek? Lo gak bersalah kan? Gue yakin lo gak bersalah."

Agatha menggeleng, "Nggak, gue nggak ngelakuin itu, tapi ya ... bukti nya ada di tas gue, jadi mau gak mau, gue kena hukuman."

Verra dan Ghari pun mengangguk, "kita percaya kok sama lo," Verra tersenyum.

"Thanks."

.

Bel pulang telah berbunyi, seluruh siswa bergegas pulang ke rumahnya masing-masing. Berbeda dengan Agatha, ia akan pergi ke Perpustakaan terlebih dahulu untuk meminjam buku. Kini ia sedang berada di lokernya, Ia menaruh kembali buku nya, saat ia menutup loker, ia di kejutkan dengan kehadiran Arka secara tiba-tiba.

Arka tersenyum, "hehe lo kaget ya? Sorry, gue mau ngomong sesuatu yang penting. Tapi gak disini. Ayo ikut gue," tanpa persetujuan Agatha, lelaki itu menariknya pergi ke suatu tempat.

Lelaki itu mengajaknya ke laboratorium yang sudah tidak terpakai karena memang tidak begitu luas ruangannya, jadi laboratorium yang sekarang berada di dekat UKS.

Arka menatap Agatha serius, "gue dapet info dari staf penjaga berkas. Bahwa ada orang dalam yang membantu salah satu siswa melakukan hal ini. Dan setelah gue cari tahu, ternyata bu Aisyah, yang menjaga flashdisk itu, memiliki hubungan dengan Sarah, bu Aisyah itu kerabat jauhnya," jelas Arka dengan pelan.

"Jadi maksud lo, Sarah dalang nya?"

"Gue gak bermaksud nuduh Sarah sih, tapi kalo di pikir-pikir, petunjuk nya mengarah ke Sarah. Gue udah tanya, ke anak Kelas lo. Ternyata memang ada salah satu siswa yang di bayar oleh si pelaku, untuk memasukkan flashdisk itu ke tas lo. Tapi saksi nya di ancam oleh si pelaku."

"Walaupun petunjuknya mengarah ke Sarah, tetap aja kita butuh bukti atau kalau ada kita butuh saksi," tukas Agatha.

"Ya, lo benar. Untuk kasus gue, gue udah tau pelakunya siapa, ketahuan banget si pelaku ninggalin barang nya di tas gue. Dan barang itu milik Lucy. Gue gak tau maksud dia apa, tapi gue tahu betul barang itu adalah cincin yang pernah gue kasih ke dia. Tap‐---"

Agatha membuang muka, "Gue mau balik, minggir!" Agatha pun berjalan melewati Arka.

"Wait, Tha gue belum selesai ngomong. Tha tunggu," Arka menahan Agatha yang ingin keluar dari laboratorium. "Lo kenapa sih Tha? Gue salah ngomong?"

"Menurut lo?" tanya Agatha datar, tiba-tiba Ia merasakan ada sesuatu yang menempel di pundaknya. Saat ia melihat, seekor cicak hinggap di pundaknya, reflek ia memekik ketakutan dan menggenggam erat tangan Arka.

Arka dengan cepat menyingkirkan hewan itu, "udah ilang kok cicak nya."

Agatha membuka matanya. Ia menghela nafas lega. Tak lama ia tersadar akan genggamannya dan melepasnya, "Thanks," ia pun dengan cepat pergi keluar laboratorium meninggalkan Arka seorang diri.

"Gue salah apa?" Gumamnya heran. Ia mengejar Agatha, "Tha gue salah apa sama lo?"

"Gak tau."

"Pulang bareng gue ya?"

"Gak," Agatha melepas genggaman Arka dan lanjut berjalan keluar dari sekolah. Sebaiknya meminjam bukunya nanti saja, pikirnya.

Arka pun pusing sendiri, "argh gue salah apa sih Tha?" ucapnya sembari mengacak rambut.

.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued

Arka ari kamu meuni teu peka², eta si Agatha teh cembokur😭

Halo gais
Maaf ya Chapt nya sedikit. Minggu ini ujian gais, yg samaan jgn lupa belajar ya.

WOY JANGAN LUPA VOTE KOMEN😠

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

855K 6.3K 11
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
91.3K 7K 10
Bagaimana jika seorang gadis misterius yang memiliki sifat dingin tiba-tiba saja terbangun ditubuh seorang gadis yang sifatnya sangat manja dan angku...
9K 207 28
azkiya raquela, seorang anak satu-satunya di kelurga kaya yang memiliki banyak perusahaan namun hidupnya tidak sama dengan kebanyakan anak tunggal la...
195K 6.2K 42
Chessy Basyura Gadis 14 tahun yang bernasip malang,Chessy anak baik,periang,polos dan manja itu sering di siksa oleh kedua orang tuanya karena menuru...