Confusion

By TheMSTKSR

2.8K 174 2

[Serie de la familia Alterio # 1] "Trust is a key," Semua akan indah jika ada kepercayaan. #MSTKSR More

Part .1
Part .2
Part .3
Part .4
Part .5
Part .6
Part .7
Part .8
Part .9
Part .10
Part .11
Part .12
Part .13
Part .14
Part .15
Part .16
Part .17
Part .18
Part .19
Part .20
Part .21
Part .22
Part .23
Part .24
Part .25
Special Part .26
Part .27
Part .28
Part .29
Part .30
Part .31
Part .33
Part .34
Part .35
Part .36
Part .37
Part .38
Part .39
Part .40

Part .32

35 2 0
By TheMSTKSR

Cerita ini masih berlanjut, akan terasa janggal jika selesai begitu saja tanpa ending yang jelas.

*****

Pernikahan Grey juga Roseanne yang tersebar secara luas di media maupun publik lagi lagi menjadi perbincangan panas, karena nampak berbagai pihak terlihat bahagia dalam acara resepsi kemarin.

Terutama Thomas juga Veronica, karena jelas terlihat pada wawancara sebelumnya, mereka menentang hubungan Grey juga Roseanne, namun sekarang berbanding terbalik.

"Jadi apa yang membuat tuan dan nyonya Alterio menerima nona Roseanne?" Tanya salah satu wartawan yang juga sedang berdesakan dengan wartawan lainnya.

"Semua masalah kemarin terjadi karena adanya kesalahpahaman!" Tegas Grey untuk kesekian kalinya karena lelah.

Sudah sekitar setengah jam ia juga Roseanne dicegat di tengah teriknya matahari, sesak, gerah, lelah, marah, emosi ia rasakan, sedangkan Roseanne ditutupi oleh jaket miliknya agar wajahnya tidak terekspos dengan jelas.

Kecerobohan yang ia lakukan jelas termasuk kedalam kebodohan, ia tahu ia ingat kalau masalah sebelumnya belum selesai, namun sekarang ia keluar rumah tanpa penjaga satu pun, dan ia membawa Roseanne di dekatnya.

Dengan agak kasar ia menyingkirkan satu persatu wartawan yang menghalangi jalannya juga Roseanne. Sampai akhirnya berhasil memasuki mobil.

Lalu, apa gunanya Grey membayar media saat itu untuk menyebar luaskan foto dirinya juga Roseanne? Untuk memancing Rocky.

Jelas?

"AC, AC" gumam Roseanne. Membuat Grey segera melakukan apa yang diminta sang istri lalu melesat cepat meninggalkan lokasi.

*****

"Entahlah dad, aku rasa itu keputusan yang tepat untuk saat ini." Gumam Grey dengan tatapan ragu.

"Kenapa Grey?" Tanya Veronica yang baru datang dengan kerutan di dahinya.

"Grey... Ia ingin membawa Rose pindah ke pedalaman, karena keadaan yang kurang baik disini." Jelas Thomas.

"Kenapa tidak kita semua saja? Anggap saja liburan."

"Mom, aku mungkin bisa meninggalkan pekerjaan, tapi mereka? Tidak mungkin kita meninggalkan semua kantor selama beberapa Minggu."

"Baiklah... Mom tahu kau ingin honeymoon, karena keluar negeri akan menarik perhatian media, jadi kau memilih honeymoon di pedalaman kan?" Tebak wanita itu membuat Grey gelagapan.

"Ya, berpikirlah seperti apa yang ingin mom pikirkan, aku akan pindah sore nanti."

"Tapi son, apa tidak sebaiknya kau membawa beberapa orang untuk menjaga mu?"

"Tentu dad, aku sudah memikirkan hal itu."

*****

"Tidak dikenal? Apa maksudmu?"

"Daerah itu tidak memiliki nama Rose, tenang saja, aku sering memakai tempat itu untuk latihan."

"Kenapa jadi seperti ini? Ini diluar kendali bukan?" Ucap Roseanne setelah menghembuskan nafas pasrah sembari berbaring di atas perut Grey yang juga tengah berbaring saat ini.

"Semua masih dalam kendali, untuk sekarang masih terlihat mudah, oh ya, tadi mom bilang kalau aku mengajak mu pindah ke pedalaman karena ingin honeymoon, sebenarnya itu tidak terpikirkan olehku, tapi... Ide itu tidak terlalu buruk." Wanita itu hanya mendelik sembari terkekeh.

Lalu Roseanne berpindah posisi dan lebih memilih tidur di atas bantal.

"Kenapa pindah?"

"Perut mu keras."

*****

"Enam! Kembar ya..." Bukan kata kata itu yang Roseanne ingin dengar dari mertuanya.

"Sudah mom, jangan katakan apa apa lagi, selamat tinggal." Larang Grey lalu segera menarik Roseanne menjauhi Veronica.

Roseanne sedang memikirkan bagaimana tampilan tempat yang akan di datanginya saat ini. Tempat indah mana yang tidak di kenal?

*****

Terhitung sudah 2 hari sejak mereka pergi dari kediaman Alterio.

"Grey... Kenapa aku selalu merasa jika ada yang memperhatikan kita berdua?"

Grey terkekeh mendengarnya.

"Jika kau merasa sedang diperhatikan, maka kau sedang aman. Mengerti?" Roseanne mengangguk.

"Oh iya, soal kau juga Leon... Apa yang lain sudah mengetahuinya?" Tanya nya lagi. Hari dimana Tessa melontarkan beberapa pertanyaan pada Grey akan terulang.

"Tidak, mereka taunya jika aku lah jiwa lain dari Leon."

"Kenapa tidak memberitahu mereka?"

"Agar kita bisa membedakan yang mana keluarga ku, dan yang mana keturunan ku." Jawabnya.

"Kau juga tidak pernah melarang ku berinteraksi dengan orang lain, pria sekali pun. Kenapa? Apa kau tidak cemburu saat melihatku dengan pria lain?" Tanya nya lagi.

"Begini Rose, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu."

"Apa?"

"Apa kau... Percaya adanya mafia?"

"Ya, i guess."

"Lalu... Apa kau menyukai mereka?"

"Tidak!" Roseanne menggeleng dengan cepat membuat air muka Grey berubah datar.

"Kenapa?"

"Mereka jelek Grey... Tidak tampan." Grey terkejut mendengarnya, dari sekian banyak alasan orang orang yang tidak menyukai mafia, alasan istrinya lah yang paling konyol.

"Lalu? Apa ada lagi yang membuat mu tidak menyukai mafia?"

"Uhm... Tidak ada ku rasa. Selain... Wajah mereka yang tidak tampan."

"Siapa bilang tidak ada yang tampan dalam mafia?"

"Memangnya ada?"

"Ada! Aku contohnya."

Roseanne terbahak mendengarnya, Grey pandai bergurau ternyata.

"Diam sayang." Ucapnya menatap jengah pada Roseanne yang masih tertawa.

"Baiklah baiklah."

"Apa kau akan menjauhi ku jika tau kalau aku seorang mafia?"

"Oh... Ayolah Grey, kau tidak ada tampang mafia sama sekali, kau terlalu tampan untuk menjadi bagian dari mereka." Roseanne mengucapkannya sembari menyeka air mata yang keluar karena tertawa tadi.

Grey beranjak dari tempat nyamannya lalu mulai menanggalkan kancingnya satu persatu.

Ia membuka kemeja yang sedang ia pakai di depan Roseanne membuat wanita itu terkejut bukan main.

"Grey..." Lirihnya saat melihat beberapa bekas luka jahitan di tubuh bagian depan Leon. Ia meraba luka luka itu perlahan satu persatu.

"A-aku tidak pernah melihat luka luka ini... Bagaimana bisa?"

"Itu karena... Kau melihatku bertelanjang dada saat keadaan sedang gelap gulita." Sembari mengusap pipi wanitanya Grey mengucapkan hal itu.

"Apa sakit?" Roseanne menekan salah satu luka itu lalu berdesis sendiri.

"Ini kenapa kau tidak membiarkan ku menyalakan lampu saat itu?"

"Ya."

"Kenapa Grey?"

"Aku takut kau tidak bisa menerima kondisi tubuhku, aku takut kau tidak mau melakukannya denganku karena luka luka ini."

"Jadi, aku mau menjawab pertanyaan mu yang tertunda tadi."

"Kenapa aku membiarkan mu berinteraksi dengan pria lain? Apa aku tidak cemburu?"

"Tentu cemburu sayang... Oleh karena itu aku membatasi pria pria yang bertemu dengan mu tanpa sepengetahuan mu. Aku meminta Kyle untuk melakukannya, ia adalah kaki tangan ku."

"Oh... Ternyata seperti itu."

"Sudah selesai sesi tanya-jawab nya nona?"

"Belum, apa kau tidak takut aku di rebut oleh mafia lain?" Grey tertawa atas pertanyaan yang dilontarkan oleh wanita itu.

"Begini, akan ku jelaskan. Kami memiliki peraturan sendiri, kami sebagai seorang mafia, hanya boleh memiliki satu istri tanpa simpanan. Kami juga tidak boleh mengganggu istri dari mafia lain. Karena jika kami melakukannya, maka mafia lain akan membunuh kami karena telah melakukan hal itu. Berselingkuh adalah sebuah pelanggaran." Jelas Grey panjang lebar dengan perlahan.

Roseanne yang mendengarnya lantas ceria, ia tidak akan merasakan adanya orang ketiga dalam rumah tangganya.

"Kau terlihat sangat bahagia, kenapa hmm?"

"Karena aku tidak akan merasakan rasanya ada orang ketiga, yeay!" Grey lagi-lagi terkekeh mendengarnya.

Tutur kata wanita itu terdengar sangat ceria, seperti ada semangat tersendiri bagi dirinya saat mendengar wanitanya berbicara.

"Lalu, sudah jelas kalau aku tidak akan meninggalkan mu. Apa kau akan meninggalkan ku?" Cicitnya, menerima kenyataan bahwa Roseanne sewaktu-waktu bisa meninggalkan dirinya membuat sesak merajalela dalam hati pria itu.

"Tentu tidak! Kalian sebagai mafia memiliki peraturan, aku pun begitu. Aku memiliki peraturan dalam hidupku, untuk tidak meninggalkan pasangan sah ku apapun masalahnya."

"Benarkah?"

"Grey... Dalam sebuah hubungan harus disertai kasih sayang, pengertian satu sama lain, dan yang terpenting adalah kepercayaan."

"Kau harus mempercayai pasanganmu, karena aku adalah istri mu, maka kau harus mempercayai ku, sama seperti aku mempercayai mu." Lanjut Roseanne, tatapan mata nya seperti seorang ibu yang sedang menjelaskan sesuatu pada anak laki-laki nya.

Grey hanya mengangguk lalu memeluk erat wanita yang beberapa detik lalu menyebut dirinya sebagai 'istri mu'.

"Aku ingin bertanya lagi... Sudah berapa banyak orang yang kau bunuh Grey?" Grey terdiam seketika. Sembari menatap lekat mata Roseanne, Grey memeluknya semakin erat pula, lalu menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher wanita itu.

"Hey, tatap mataku..."

"Tidak, aku tidak bisa." Grey menggeleng kuat, ia tidak bisa mengatakan nya apalagi harus menatap mata indah itu.

"Kenapa?"

"Aku... Takut kau meninggalkanku."

"Hey! Kau harus ingat, aku tidak akan meninggalkan mu." Roseanne berhenti meminta Grey untuk menatap matanya, lalu kembali memeluk pria itu sama eratnya.

"Grey itu rapuh, bagai kepingan kaca yang disatukan kembali dengan beberapa serpihan yang hilang. Semoga aku bisa menjadi perekat nya."

"Ayo, jawab dulu. Sudah berapa banyak orang yang kau bunuh?"

"Entahlah... Aku- 300 ke atas." Cicitnya.

"Apa?"

"No... Jangan marah..."

"Ku kira lebih dari 5000." Grey lagi lagi di buat terkejut oleh perkataan yang diucapkan oleh Roseanne.

"Rose, kami mafia, bukan pembunuh berantai." Jengahnya.

"Hehe, oh iya. Apa yang lain mengetahui soal... Kerjaan sampingan mu ini?" Lagi lagi Grey menggeleng, terlalu banyak rahasia yang ia sembunyikan dari keluarganya.

Dirinya hanya tidak ingin membuat keluarganya kecewa atas tindakan yang ia ambil, karena untuk keluar dari dunia seperti itu tentu tidak mudah.

"Lalu... Teman teman mu? Seperti Arvid?"

"Mereka tau, hanya keluarga ku yang tidak tau."

"Tapi, saat itu Kyle ikut berkunjung ke rumah, namun yang lain terlihat sudah mengenal Kyle."

"Mereka taunya, kalau Kyle adalah sekretaris pribadi ku."

"Lalu-"

"Sudah cukup sayang, that's a lot of question. Enough, let's sleep. Sleep tight."

#MSTKSR

Continue Reading

You'll Also Like

425K 15.6K 30
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
902K 3K 19
Ingin cerita lebih lengkapnya lagi, Silahkan klik Link di profil saya... 🙏🙏😊
LION By jeremy

General Fiction

550K 24.1K 66
aish, perempuan yang kini berusia 15 tahun harus hidup terpisah dari abangnya, bara. karena abangnya hendak menempuh pendidikan di luar negeri. akhi...
MARITARE By Rosesseries

General Fiction

4.5M 95.5K 27
Alex, CEO berusia 31 tahun, tiba-tiba dijodohkan oleh sang kakek dengan Rosana, seorang pelajar dengan latar belakang yang berbeda jauh darinya. . ...