Kala Cinta Bertemu

By ainunufus

10.2K 1.8K 427

Kala yang selalu mengejek teman-temannya karena bucin, akhirnya terkena batunya. Masalah instagram membuat co... More

1
2
3
4
5
7
8

6

293 81 0
By ainunufus

Senja berhasil mencetak three-point di tengah jam istirahat meski panas terik menerpa kemudian melakukan passing ke arah Langit.

"Lo suka sama Cinta?" tanya Langit sambil memantulkan bola basket ke lantai lapangan.

Kala yang sedari tadi berjongkok di pinggir lalu bangkit merebut bola basket dari tangan Langit.

"Suka lah, masa benci sama temen sekolah."

"Bukan cuma suka antar temen maksud gue."

"Terus suka yang gimana? Kaya lo sama Lova?"

Langit menaikkan kedua bahunya. "Iya, kali. Kan gue yang nanya."

"Gue sama Cinta cuma temen."

"Lo kayak artis yang kepergok jalan sama cewek tapi nggak mau ngaku pacaran," celetuk Senja.

"Karena gue emang nggak pacaran."

"Tapi lo mengarah ke situ."

"Nggak!" bantah Kala sambil melakukan shooting ke dalam ring tapi meleset.

Langit segera mengambil bola basket yang memantul dari papan ring kemudian melakukan layup untuk memasukkan bola basket ke dalam ring.

"Terus bela-belain ganti mobil cuma buat jemput Cinta apa namanya?"

"Namanya usaha Lang," sambar Senja lalu terkekeh.

"Bukan lah. Gue cuma mau jemput Cinta aja sebagai teman, kayak Lova antar jemput gue selama ini."

"Lo itu nebeng Lova. Lo yang maksa diantar jemput, beda cerita." Langit mengoreksi.

"Sekarang gini deh, kalau Cinta tiba-tiba nggak masuk sekolah tanpa kabar lo panik nggak?

"Ya panik, namanya aja temen."

Senja menghela nafas, mulai tidak sabar melihat tingkah sahabatnya masih belum sadar.

Langit tiba-tiba menepuk bahu Kala.

"Kalau lo lihat Cinta deket sama cowok lain, gimana perasaan lo?" tanya Langit sambil menunjuk jari ke arah pintu perpustakaan di mana Cinta terlihat sedang bercengkrama dengan cowok lain.

Rahang Kala mendadak mengeras, tapi Kala segera memalingkan pandangan lantas menembakkan bola ke ring.

"Biasa aja." Sangkal Kala.

"Biasa aja tapi kok muka lo begitu?" ledek Senja.

"Gue B aja. Lagian Cinta bebas berteman sama siapapun."

"Yakin Cinta cuma berteman sama cowok itu? Temen kok ngusap-usap rambut?"

"Kalau nggak salah namanya Yudha, dari kelas sebelah. Denger-denger jago IT juga kayak Cinta, nggak heran kalau mereka kelihatan akrab dan dekat banget." Langit mulai memanas-manasi Kala.

"Sekarang gini deh, minggu depan kan ada acara Gemintang Halloween Costume Couple Party. Kita lihat Cinta datang sama siapa. Lo? Atau Yudha?" Senja tersenyum jahil.

***

"Terus gimana nyokap lo?" tanya Yudha sambil menaruh buku Ensiklopedia ke rak semula.

"Sekarang bolak-balik Rumah Sakit buat control."

"Lho? Dokter Ryan udah nggak dateng ke rumah lagi?"

"Kondisi rumah lagi chaos banget, Yudh. Semenjak nyokap sama gue pindah rumah ke Kebayoran Lama, nyokap nggak pernah mau pakai uang bokap. Jadi ya gitu deh."

"I am sorry to hear that."

Alih-alih bersedih, Cinta justru tersenyum getir.

"Begitulah Yudh, cinta pada akhirnya ada masa kadaluarsanya. Kaya bokap dan nyokap gue yang ended up divorce. Makanya gue nggak mau berurusan sama drama percintaan."

"Padahal nama lo Cinta." Yudha terkekeh.

"Pretty lame I know. Tapi paling nggak, gue ini bukti bahwa cinta pernah ada di antara bokap dan nyokap gue," ucap Cinta sambil berjalan keluar dari Perpustakaan diikuti Yudha yang mengekor di belakangnya.

"Lo tahu nggak, kadang lo itu sok kuat?"

"Memang kuat, kaya lagunya Tulus yang judulnya manusia kuat."

"Gaya banget lo," ucap Yudha sambil mengacak-acak rambut Cinta.

"Jangan acak-acak rambut gue."

"Eh lo tadi pagi berangkat bareng Kala ya?"

Cinta hanya mengangguk.

"Tumben lo."

"Gue lagi males berdebat. Kala tipe orang yang persisten, kalau udah bertekad nggak ada yang bisa ngalahin. Daripada tiba-tiba tiap hari dia ada di depan rumah bikin gue kaget jadi ya gue ngalah aja."

"Kayaknya lo tahu dia banget."

"Bukan gue yang tahu dia banget, tapi dia yang sangat mudah terbaca. Kala itu kayak gelas kaca bening, apapun isinya langsung kelihatan dari luar." Jelas Cinta sambil tersenyum mengingat sosok Kala.

"Maaf permisi Kak, mau nempel flyer ini di belakang Kaka," ucap dua orang adik kelas yang muncul dari Ruang OSIS.

"Oh, Sorry," balas Yudha yang sedang berdiri di depan papan mading sekolah.

"Wah, nggak nyangka udah mau Halloween lagi," seru Cinta setelah membaca flyer yang baru dipasang adik kelasnya.

"Iya. Halloween Party terakhir buat angkatan Kakak, datang ya, Kak."

Senyum Cinta mengiringi kepergian dua adik kelasnya.

"Dateng nggak?" tanya Yudha.

"Belum tahu."

"Gue jemput kalau mau dateng."

"Lo nggak punya temen lain apa, setiap tahun datengnya sama gue?"

Yudha tertawa. "Justru gue itu kasian sama lo nggak punya temen lain, makanya gue dateng sama lo."

"Dih! Lo tu yang nggak punya temen lain selain gue."

"Lo."

"Lo!"

"Lo."

"Lo!"

"Huh. Dasar batu," ucap Yudha sambil menarik ujung rambut Cinta sebelum masuk ke kelasnya.

***

"Mau dateng ke acara Gemintang Halloween Costume Couple Party bareng gue nggak?"

Kala menggeleng, menatap cermin yang memantulkan sosoknya. Bingung mencari cara mengajak Cinta untuk datang ke acara Gemintang Halloween Costume Couple Party.

Biasanya dia tak pernah bingung apalagi segelisah ini. Datang dengan siapa pun tak masalah, lagi pula saat sudah sampai di tempat acara dia akan pergi dan menghampiri sahabat-sahabatnya. Meninggalkan pasangan yang datang dengannya, pasangan yang selama ini selalu menawarkan diri lebih dulu tanpa dia minta.

"Ah sial. Kalau kelamaan mikir, Cinta keburu pergi sama orang lain." Dengan segera Kala meraih ponsel di nakas dekat tempat tidurnya, menyentuh layar untuk mencari nomor Cinta.

"Double stupid. Gue kan nggak punya nomor Cinta." rutuk Kala lagi sambil menepuk jidatnya. Namun, Kala tidak habis ide, dengan cepat Kala mencari akun instagram Cinta dan menyentuh icon video call.

Beberapa detik berlalu, Cinta tidak menjawab membuat Kala menghela nafas. Mana mungkin orang seperti Cinta mau mengangkat panggilan videonya.

binarynomous

______________________________________

Ta! Minggu depan gue jemput, kita ke Halloween Party bareng (19.21)

______________________________________

Sudah satu jam berlalu, tidak ada jawaban dari Cinta.

"Orang ini manusia bukan sih! Dasar gunung es!" teriak Kala kesal.

"Nak?" panggil Mama Regina yang muncul dari pintu kamarnya.

"Eh, Mama."

"Siapa yang gunung es?"

"Ah, bukan apa-apa, Ma."

"Bukan apa-apa kok mukanya kesal begitu? Sini cerita sama Mama."

Kala terlihat ragu, tapi kemudian memutuskan menceritakan apa yang terjadi.

"Dia sombong banget kan, Ma?"

Mama Regina tersenyum setelah mendengarkan cerita anaknya.

"Tidak semua orang memiliki kemampuan mengekspresikan perasaannya, mungkin Cinta malu buat terima panggilan video call kamu. Dan kalau Mama yang menerima DM Instagram kamu, Mama juga pasti kurang nyaman."

"Lho, kok Mama begitu?"

"Kalimat kamu, Nak."

"Kenapa kalimat Kala, Ma?"

Mama Regina nampak berpikir, mencoba mencari kalimat yang sesuai untuk menjelaskan kepada anak satu-satunya itu.

"Coba kamu baca lagi deh, ini mengajak atau memaksa?"

Kala terdiam.

"Kalau Kala ajak baik-baik, dia pasti nolak, Ma."

"Penolakan itu kan pasti ada alasannya, tinggal Kala cari tahu alasannya."

"Tapi Kala nggak suka penolakan."

"Nggak ada orang yang suka dengan penolakan Kala. Maksud Mama, kalau alasan Cinta menolak karena dia anak yang pemalu paling tidak kamu masih ada kesempatan buat membujuk Cinta pelan-pelan. Tapi..."

Kala nampak antusias. "Tapi apa, Ma?"

"Tapi kalau Cinta menolak karena dia sudah menerima ajakan orang lain, beda ceritanya. Kamu yang tabah saja ya, Nak," kata Mama Regina diiringi tawa meledeknya.


© theheels

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 123K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.4M 141K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

835K 44.2K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
6.1M 262K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...