Harem Felix (🔞)

By ChocolateMilkeu1124

9.7K 326 31

Felix bisa jadi sub or dom disini Mengenai pasangan bisa req kok:v HOMOPHOBIC DILARANG DATENG FOLLOW SEBELU... More

Jealous Hwang (HYUNLIX)
Loving for Losing ﹙𖥻˖ JILIX✶ׅ ּ﹚
RUMOR (𖤐Changlix̩̩̥❫
Dendam (SEUNGJILIXೇ︨︧ ˊ˗)
Just promosi ^^

Punishment (Jeonglix)

1.4K 61 2
By ChocolateMilkeu1124

"KAMU INI NGAPAIN AJA SIH? TEMEN EOMMA SAMPE BILANG FELIX ADA DI BAR MABUK-MABUK AN!!"

Seorang pemuda tampan meringis saat telinga nya berdenging akibat teriakan yang berasal dari smartphone nya, Teriakan yang memekakkan telinga itu berasal dari ibu kandung di seberang telfon.

"Eomma, Jeongin besok ada kuis jadi belajar dari kemarin, tak ada waktu memantau Felix hyung" ujar nya dengan suara halus membuat sang Eomma di seberang sana menggeram.

"JIKA APPA KAMU TAHU, DIA BISA MEMARAHI KAMU DAN MENENDANG KITA DARI RUMAH TANPA FIKIR PANJANG KAMU TAHU KAN?!!"

Jeongin berdecih. "Eomma jangan berlebihan, jika dia menendangku siapa yang akan mewarisi perusahaan nya? Dia juga tahu Felix hyung tidak berguna"

"MULUT MU-!! KALO BUKAN KARENA MEREKA KITA TIDAK AKAN MENIKMATI SETIAP KEMEWAHAN INI!!"

Jeongin menghembuskan nafasnya jengkel, Eomma nya tidak salah dalam berujar, ia bukanlah anak kandung keluarga Lee yang tersohor itu karena ibu nya menikah lagi dengan kepala keluarga Lee.

Putra kandung nya hanya Lee Felix dan sang Appa tak pernah membanding-bandingkan Jeongin dengan Felix. Sang Appa sambung berlaku sangat adil kepada keduanya dan memberikan Jeongin kasih sayang yang Jeongin sendiri akui lebih dari cukup.

Untuk membalas semua kebaikan itu Jeongin cukup tahu diri jadi selama ini ia menuruti setiap permintaan Eomma nya menyangkut Lee Felix, baik itu tinggal bersama dan mengurusi Felix yang sangat manja, suka berfoya-foya, menjengkelkan. Jujur ia sangat benci Felix karena segala kesalahan yang Felix buat akan ditumpahkan pada Jeongin oleh sang Eomma.

Sang Eomma lebih menyayangi Felix dibandingkan dirinya yang merupakan seorang anak kandung. Tak perduli siapa yang salah diantara Jeongin dan Felix maka dimata sang ibu Jeongin lah yang salah dan harus bertanggung jawab. Tidak adil memang tapi Jeongin bisa apa bagaimana pun juga keluarga kandung yang ia miliki hanya sang Eomma.

"Okay, beri aku alamat bar nya aku akan menjemput Felix Hyung" Final Jeongin, ia tak mau lama-lama mendengar teriakan sang Eomma, Jeongin masih mau bisa mendengar. Belum siap mental untuk tuli di usia muda.

"Bagus, Eomma akan kirimkan alamat nya melalui pesan" Ujar sang Eomma dan.

Pip

Telfon dimatikan secara sepihak oleh sang Eomma di seberang sana. Mengganggu Jeongin yang tengah belajar hanya untuk menyalahkan nya atas tindakan Lee Felix yang kepergok main di bar. Sangat menjengkelkan.

Tukk

Kepala Jeongin tertoleh kala suara berisik sebuah langkah memasuki indera pendengaran nya, ia menatap datar siapa yang tengah memejamkan mata dengan ekspresi takut-takut akibat secara tidak sengaja alas sepatu nya bersuara cukup keras bertemu lantai. memang ia dan Felix tinggal hanya berdua. Letak apartement ini tidak jauh dari Universitas Felix dan Jeongin. Lagipun ia hanya disuruh tinggal agar bisa memantau Felix.

"Seru ngeclub? Mabuk?"

Mendengar suara datar yang bersumber dari adiknya Felix segera berbalik dengan kepala tertunduk lesu kearah Jeongin, walau seorang kakak namun Felix akui jika Jeongin memang memiliki aura Dominasi yang sangat kuat dan tiap kali aura itu keluar maka Felix akan menciut seperti sekarang.

Jeongin melipat tangan nya dengan ekspresi tak kalah datar, tatapan nya terarah hanya pada Felix seolah bisa menelanjangi Felix hanya melalui tatapan saja.

"Maaf tadi diajak Hyunjin sama Jisung" Suara Felix mencicit.

"Hahhh" Jeongin mengurut pangkal hidung nya kesal. "Gara gara Hyung aku kena omel Eomma lagi, dan fokus ku untuk belajar jadi buyar padahal besok aku ada kuis"

Felix memberanikan diri menatap Jeongin, nampaknya kesalahan nya kali ini lumayan membuat Jeongin kesal karena biasanya pemuda itu hanya akan diam tak bicara ketika menangkap basah dirinya. Bukan Felix tidak tahu jika Jeongin memang sering disalahkan atas apa yang ia perbuat namun Felix tak bisa berbuat apa-apa.

Mulutnya terbuka hendak berbicara namun kemudian tertutup kembali kala melihat Jeongin berjalan mendekati nya. Ia menelan ludahnya dengan melirik takut-takut Jeongin yang semakin mengikis jarak.

Sreeet

Felix melebarkan matanya ketika tangan besar Jeongin mencengkeram kuat dagu Felix dan menariknya agar mendongak paksa. Ia bisa melihat mata Jeongin dipenuhi kilat amarah yang mau tak mau membuat Felix menelan ludahnya kembali disertai keringat dingin mengucur dari dahi nya.

"Aku belum pernah se marah ini sebelumnya Lee Felix, kau harus menerima hukuman yang setimpal" Desis Jeongin dengan nada yang sangat rendah mengalahkan suara nya sendiri. Jeongin yang sekarang sangat menakutkan dimata Felix.

"Jeongin" Felix mundur dengan perasaan takut dan dengan cepat tangannya menahan dada Jeongin kala punggung Felix bertemu kerasnya dinding bercat putih di ruang utama apartement keduanya.

Tangan besar Jeongin terangkat memegang kedua pergelangan tangan Felix lalu ia kunci diatas kepala sang kakak dengan hanya satu tangan, tangan lainnya mencengkeram dagu Felix agar mendongak menatapnya.

Felix jelas menciut ketakutan apalagi saat hembusan nafas Jeongin terasa menerpa wajahnya, wajah tampan sang adik sedikit miring dan.

Cup

Benda tak bertulang yang Felix yakini sebagai bibir kepemilikan Jeongin bertemu bibir nya, Felix terlalu terkejut untuk bereaksi bahkan mungkin masih memproses apa yang haru saja terjadi.

Tak hanya sekedar menempel kini bibir Jeongin bergerak melumat pelan bibir Felix, awalnya manis dan lembut namun Felix mulai ditarik ke kenyataan kala bibir Jeongin semakin bernafsu melumat bibirnya. Begitu kasar dan menuntut.

Felix menggerakan tangan nya yang Jeongin kunci, lalu kakinya bergerak menendang dengan kepala yang ia coba gelengkan walau kesulitan akibat cengkeraman Jeongin pada dagu nya semakin mengencang membuat Felix meringis.

"Tch" Jeongin berdecih melepas bibirnya dari Felix, ia menarik Felix yang terpojok dengan kuat lalu mendorong sang kakak ke arah kepala sofa. Felix yang mendapat perlakuan kasar itu terhenyak ketika perutnya bertubrukan dengan kepala sofa. Tidak sakit namun posisinya ini mampu membuat Jeongin menjilat bibir bawahnya sendiri.

Posisi Felix kini membungkuk memegang kepala sofa membelakangi Jeongin otomatis posisinya kini menungging. Jeongin memegang dasinya sendiri lalu berseru.

"Huuuh panas sekali malam ini" Ujarnya melonggarkan dasi lantas melepaskan nya. Felix yang menyadari hal buruk akan menimpa nya bersiap lari namun dengan cepat Jeongin menariknya kasar menuju posisi semula.

"A-ah sakit Jeongin" Felix meringis kala kedua tangannya ditarik kebelakang, sebuah kain Jeongin ikatkan pada kedua pergelangan tangannya.

Felix menggerakan tangannya berusaha lepas dari ikatan namun sayang hal itu malah membuat tangannya sakit. "AHHH JEONG-!!"

Jeongin menaikan alisnya bingung, pura-pura lebih tepatnya. "Ada masalah? Hyung?" Tanya Jeongin seolah tangannya tak pernah memegang pantat Felix dan meremasnya kuat.

Felix memejamkan matanya erat, dirinya tak percaya jika adiknya yang biasanya diam kini bertindak menakutkan seperti sekarang. Jeongin sama sekali tak pernah menyentuh Felix, skinship ringan saja Jeongin ogah namun mengapa malam ini Jeongin bertindak sejauh ini?

CTASS

"AH!!" Felix menjerit kuat kala sesuatu mengenai pantat nya dengan kencang, walau masih terlapisi celana Jeans tak bisa Felix pungkiri rasa sakitnya benar-benar terasa.

CTASSS

"AH!!"

Kedua mata Felix berkaca-kaca, ia memejamkan matanya guna menetralkan lapisan kaca tersebut lantas memandang lurus kearah televisi datar yang tidak dinyalakan.

Felix bisa melihat bayangan Jeongin dengan kemeja putih tanpa dasi disertai dua kancing kemeja terbuka, ditangan kanan Jeongin terdapat sebuah ikat pinggang kulit berwarna hitam. Felix yakin benda itulah yang Jeongin hantamkan pada pantat nya.

CTASS

"AHH!! JEONGIN MAAFKAN HYUNG-!!" Felix menggigit bibir bawahnya menahan isakan juga air mata yang hendak lolos. Namun apa Jeongin perduli? Jelas tidak. Pemuda itu merogoh saku celana nya dan mengambil sebuah cutter yang selalu ia bawa kemana-mana. Ia menaikan salah satu sudut bibirnya.

Srakkk

Kedua netra Felix terbuka lebar ketika merasakan sesuatu tak sengaja menggores pinggul nya, Dibelakang sana Jeongin tengah mencoba merobekkan celana Jeans yang Felix kenakan namun dengan Cutter nya. Sayang nya benda tajam itu menggores kulit Felix menyebabkan darah menyembul dari luka tersebut lalu menetes jatuh menuruni paha Felix.

"Cantik" Batin Jeongin menatap lekat darah tersebut.

"Ahhh J-jeong" Felix menggigit bibir bawahnya ketika ringisan lolos kala lidah Jeongin mengusap darah pada pinggul nya. Membersihkan darah tersebut dan semakin turun menuju paha Felix.

"Ini gila!!" Fikir Felix, namun sayang isi fikiran dab reaksi tubuhnya jelas berbeda.

Ctaaas

"AKHH" Felix lagi-lagi menjerit kala ikat pinggang jeongin melayang ke punggung nya yang masih dilapisi kemeja putih. Ia bisa merasakan tangan Jeongin menaikan kemeja nya memperlihatkan punggung Felix yang membekas merah akibat ikat pinggang Jeongin.

Bukan lagi seringgai kini senyuman bangga merekah di bibir nya, Jeongin sangat menyukainya.

Tangan Jeongin yang semula mengelus punggung Felix turun ke pantat nya lalu meremas benda kenyal itu mengundang desah keluar dari belah bibir Felix yang sudah merah akibat tindakan Jeongin tadi.

"U like that? Hyung?" Tanya Jeongin menyentuh telinga Felix, Jeongin tak tahu dimana letak sensitif Felix jadilah ia hanya mengeksplore tubuh itu terlebih dahulu untuk memahami nya.

"Nghh J-Jeong jangan disana" Gotcha, daun telinga dan pinggang Felix rupanya sensitif oleh sentuhan.

Jeongin menyeringgai, mengusapkan telapak tangannya turun dari pinggang menuju belahan sintal kepemilikan sang kakak, meremasnya sesaat sebelum menyelipkan jemari menuju bibir hole Felix.

"Ahh!!" Felix terkejut kala sesuatu mengenai bibir hole nya, ia menggeleng mencoba mengembalikan kesadaran nya dari segala sentuhan Jeongin. Kedua tangan nya ia gerakan dengan harapan bisa terlepas dari ikatan namun sayangnya itu hanya membuat pergelangan tangannya terasa sakit.

"Jeongin maafkan Hyung, tolong lepaskan " Felix mencoba menoleh kebelakang menatap Jeongin yang menaikan alisnya. Tangan Jeongin terulur guna menyentuh bibir ranum Felix.

"Kulum dan nikmati saja hukuman mu. Jika kau berontak aku tak akan segan segan menjadikan acara 'menghukummu' menjadi 'menyiksamu' "

Felix benar-benar ciut mendengarnya jadi dia pun membuka mulutnya dan menjilat juga menyesap jemari panjang Jeongin. Jeongin hanya memandang hal itu dengan sedikit menggeram ketika merasakan sesuatu tengah mengeras dibalik celana nya.

Jeongin tersenyum melihat Felix yang nampak pasrah menerima apa yang akan terjadi kepadanya selanjutnya. Ia tariknya jemarinya yang dikulum Felix dan menyelusup 2 jari langsung kedalam hole Felix membuat tubuh sang Sub tersentak karena terkejut merasakan benda asing memasukinya.

"A-akhh J-Jeong sakiit"

Jeongin yang sibuk dibelakang sana hanya bergumam sebagai jawaban singkat dari ringisan Felix yang tertuju pada aksi jemarinya didalam Hole Felix.

"AHHHH J-JEONG" Erangan terdengar saat jari panjang Jeongin masuk cukup dalam kedalam Hole Felix. Merasakan perih dan nyeri menyerang bagian bawahnya, bahkan dengan reflek merapatkan hole nya.

Jeongin tersenyum kecil melihat bagaimana jarinya di cengkram kuat oleh Hole Felix. Jarinya tetap berada didalam lubang Felix tanpa ada niatan menariknya keluar membuat beberapa erangan berhasil lolos dari belahan ranum sang kakak.

"Jeongin Ahhh ahhh nghh" Nadanya begitu memelas saat jari Jeongin bergerak maju dan mundur di Hole Felix. Menimbulkan sebuah rasa aneh yang membuat precum keluar dari kejantanan Felix yang entah sejak kapan menegang.

"Menyukai nya?" Tanya Jeongin dengan suara lembut namun tetap mengancam ditelinga Felix.

Felix bergerak pelan mencoba melepaskan tangan nya yang diikat oleh dasi Jeongin, namun sayang itu merupakan tindakan yang tak berguna. Gerakan tangan Jeongin semakin cepat dan dalam sampai mengenai prostat nya hal itu mampu membuat kedua kaki Felix melemas seketika.

Melihat tubuhsang kakak yang tak mampu memberontak Jeongin pun mengarahkan tangannya yang lain untuk menggenggam penis sang kakak dan memompa nya.

"Ahhh Jeonginhhhh"

Ini gila dan memabukan untuk Felix yang baru pertama kali melakukannya, ia gila dengan sentuhan Jeongin. Perlahan dan lembut namun sangat candu dan Felix ingin lebih dari ini.

"Eunghhh Jeonghhh p-pipishhh" Felix menggigit bibir bawahnya kala merasakan putihnya akan segera sampai namun Felix harus menelan kekecewaan saat Jeongin berhenti memompa penisnya dan melambatkan gerakan di hole Felix.

"A-AHH L-LEPASKANHHH" Dahi Felix mengernyit dengan alis bertautan saat Jeongin dengan santainya memutar Urethra plug yang memiliki ujung spiral layaknya sekrup yang entah Jeongin dapat dari mana. Saat benda penahan sperma itu berhasil tertanam sempurna ia menepuk kembali pantat Felix.

Inilah hukuman sesungguhnya yang Jeongin maksud.

Felix menggeleng kuat saat merasakan sesuatu menggesek pantatnya. Begitu besar dan keras. Bukankah itu yang Felix inginkan namun kenapa Felix ragu. Jeongin menurunkan celana dan dalaman nya membebaskan sang penis yang sudah mengacung tegak, ia tidak tahan.

"A-AHH JEONGINHHH"

Jeritan kesakitan menggema di apartemen mereka namun Jeongin seakan tuli saat tubuh itu bergerak memberontak. Itu karena ia memasukan penisnya tanpa aeoengetahuan Felix dan juga pelumas kedalam hole sang pemuda.

Felix menggigit tangan sofa dengan air mata yang nampak menetes. Perih menjalari tubuhnya.

"A-AHH SAKIT EUNGHH STOP AHHH"

Jeongin tak perduli, yang ia fikirkan hanya bagaimana memasukan keseluruhan penis nya kedalam hole Felix yang sangat sempit. Namun karena ukuran nya terbilang tidak kecil tentu setiap gerakan nya Mengundang jeritan kesakitan sang sub.

"AHHH PLEASE STOP"

Air mata merembes begitu saja kala seluruh benda berurat namun tak bertulang kepemilikan Jeongin memasuki Holenya. Membuat kaki Felix benar-benar tak mampu menopang tubuhnya sendiri namun unrung saja dengan cepat Jeongin menahan tubuhnya dengan memeluk perut Felix mencegah yang lebih tua merosot.

"ARGHHH PELANNHHHH!!"

Lagi lagi sang dominan tuli ketika Felix menjerit kala Jeongin memaju mundurkan pinggulnya dengan tempo sedang tanpa memberikan Felix waktu terbiasa dengan penisnya. Jeongin menurunkan pandangan nya kearah pantat Felix yang nampak bergetar saat kulitnya bertemu dengan Jeongin. Lucu.

Felix sendiri hanya mampu mengepalkan tangannya akibat kondisi tangan nya masoh terikat kebekakang. Ringisan itu entah sejak kapan mulai berubah menjadi desah sejadi-jadinya saat Jeongin berhasil menghantam sweet spotnya.

"Ahhh eunghh Jeonghhh" Desahan tak karuan Felix terdengar saat pemuda itu merasakan kenikmatan saat kejantanan Jeongin berhasil menghantam sweet spotnya berkali-kali. Berusaha abaikan rasa nyeri dan ngilu pada hole nya yang mungkin robek karena ukuran penis sang termuda.

Ia menggeleng saat merasakan rasa ngilu menjalar pada penisnya ketika sesuatu ingin menerobos keluar namun tertahan. Dia pengen cum lagi tolong.

"Ahhh le-lepaskan eunghh sakit"

Jeongin diam namun kemudian ia menggerakan tangannya Melepaskan Urethra plug yang menahan Cum Felix. Dan tanpa menunggu waktu lama seluruh putih Felix berhasil menyembur keluar membasahi lantai.

Namun Felix yang awalnya merasa lega seketika kembali bergetar kala merasakan tangan Jeongin memompa penis Felix dan memaksa nya untuk bangun lagi, Felix menggeleng dengan air mata yang sudah menganak sungai.

"Eunghh sakiiit Jeong"

Jeongin kecup punggung berlapis kaus itu lembut, Sperma nya lagi-lagi menyembur akibat urutan jemari besar Jeongin pada penisnya membuat tubuhnya mengejang. Jeongin menghentikan hujaman nya memberikan jeda untuk Felix menarik nafas

"Mmmmhh eunghh ahhh"

Felix mengulum bibirnya merasakan cum namun hanya sementara karena kedua netra nya melotot saat Jeongin menghujamnya kembali secara kasar dan dalam. Ia menggeleng saat merasakan ngilu mendera dibelakang sana dan bagian depannya.

"Nour ahhh eunghhh"

Jeongin mengabaikan nya, dirinya akan segera cum. Nanggung sekali rasanya jika harus memelankan laju hujaman nya.

"JEONG AHHH PELANHHH"

Kejantanan nya terasa membengkak didalam sana, muatan nya terlalu penuh dan meminta tumpah.

"Ahhhh" Mulut Jeongin terbuka saat spermanya berhasil keluar didalam hole Felix, saking banyaknya hingga meluber keluar saat dirinya menarik kejantanan keluar.

Jeongin membuka ikatan tangan Felix dan mengeluarkan penisnya. tubuh Felix jatuh tak berdaya terduduk di genangan sperma diatas lantai.

Keduanya sama-sama half naked namun keadaan Felix sangat berantakan dengan kancing kemeja yang terbuka dan merah di dada sang pemuda akibat tergesek sandaran sofa terus terus an. Wajahnya basah akan air mata.

Menyedihkan.

"Apa masih ingin ke club?" Tanya Jeongin dingin dan dengan segera Felix menggeleng dengan cepat. Air mata nya kembali berjatuhan.

"Masih ingin nakal?"

Felix menggeleng kembali.

"Bagus" Gumam Jeongin sembari berjongkok dihadapan Felix yang nampak menunduk, tak berani mengatakan sepatah katapun. Tubuhnya sakit keseluruhan.

"Jawab aku kenapa Hyung ke bar?"

"Diajak Hyunjin, tapi, tapi Felix dipaksa minum Jeong. Felix nggak mabuk karena mau"

Jeongin menatap Felix yang kini memeluk lututnya sendiri, menangis sembari menyembunyikan wajah di sana. Tangan Jeongin terangkat dan mengusap pucuk kepala sang kakak.

"Jangan di ulang ya, kalo diajak bilang Jeongin larang kalo maksa telfon aku oke?"

Felix tak menjawab namun kepalanya bergerak pelan pertanda mengiyakan ucapan Jeongin. Jeongin terkekeh lantas tanpa seizin Felix ia mengangkat pemuda itu bridal style.

"Sakit ya? Maaf nanti aku kasih salep" Gumam Jeongin namun tak digubris Felix yang nampak menyembunyikan wajah di dada Jeongin.

"Kenapa sih hyung, kaya pertama aja gituan" Jeongin yang berhasil memandang wajah felix namun sang tertua nampak memalingkan wajahnya.

"Emang pertama"

Dan jawaban itu berhasil membuat Jeongin membeku. "Eh? Aku pertama?"

"Iya, aaaa udah Felix mau mandii yang bawah sakiiit mandiiin" Rengek Felix yang membuat Jeongin terkekeh.

"Nee, neee hyung"

Felix kira kira tobat gak ya setelah dihukum Jeongin? Hshshshs hanya mereka yang tahu.

***

Milkeu note;

APASIH INI ASTAGA!! Udah lama gak bikin jadi gapaham aaaaa maaf kurang memuaskan nee. Pair selanjutnya gatau deh apaan ini dibuat kala emang gabut aja😁. Vomment juseyooo.

Continue Reading

You'll Also Like

797K 82.3K 56
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
207K 31.6K 57
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
60.2K 12.8K 146
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
43.8K 4.1K 22
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...