WHO ARE YOU? [END]

By Maryaaisha

4.2K 657 72

"Setiap bertemu denganmu, rasa sukaku semakin bertambah." ============= "Semakin tinggi langit, semakin dalam... More

CAST
WHO ARE YOU?
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28. End
CLOSE
Royal Prince of Anaphalis

10

111 19 1
By Maryaaisha

Matahari mulai naik dari persembunyiannya, tapi embun sisa semalam belum juga mengering. Beberapa warga berkumpul sepanjang jalan menyaksikan beberapa prajurit kerajaan yang berjalan mengarak pria paruh baya yang terlihat pasrah.

"Ada apa ini?"

"Apa tuan choi melakukan kejahatan?"

"Tidak, bagaimana prajurit kerajaan memperlakukan tuan choi seperti penjahat seperti ini"

"Putrinya pasti sangat sedih"

"Sayangnya sang putri tidak terlihat sejak tadi, entah ada dimana dia sekarang"

Sayup-sayup bisikan setiap orang yang berdiri di disi jalan masuk ke telinga tuan choi. Matanya terpejam, berharap semuanya berjalan sesuai rencana.

Sepanjang jalan menuju istana tuan choi terdiam, bahkan dia langsung bersedia dibawa ke istana saat prajurit kerajaan datang menjemputnya. Tidak seperti biasanya, kini dia berjalan bagai tawanan kerajaan.

"Ayo cepat" teriak prajurit yang berdiri di sampingnya menarik lengan tuan choi.

Langkah mereka membawanya sampai di istana jinhan. Sang Raja kini sudah duduk di singgasananya didampingi sang Ratu di sampingnya, Raja menatap kedatangan beberapa prajuritnya yang dia tugaskan membawa tuan choi dari kediaman pria paruh baya itu.

"Hormat saya pada yang mulia Raja dan yang mulia Ratu" tuan choi tetap bersikap hormat pada penguasa jinhan itu.

Hening. Tidak ada yang berani bersuara melihat tatapan tajam Raja yang bisa membunuh siapapun itu.

"Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, anda sendiri tahu itu mentri choi. Aku bilang untuk menjaga putrimu dengan baik" ucap Raja menaikkan suaranya, memecah keheningan yang sejak tadi tercipta.

Tuan choi tertunduk, dia sudah tahu jika Raja akan murka dengan kepergian putrinya.

"Maafkan kelalaian saya, karena saya tidak bisa menjalankan perintah yang mulia dengan baik" ucap tuan choi lemah.

"Kau pasti masih ingat apa yang pernah aku katakan padamu bukan, mentri choi?" Raja meradang, tangannya terkepal menahan amarahnya.

"Saya mohon ampun yang mulia" tuan choi bersimpuh di hadapan yang mulia Raja berharap dia tidak melakukan apa yang pernah dia ucapkan padanya.

"Penghianatan terhadap Raja sudah seharusnya mendapat hukuman yang berat. Hukuman penggal akan dilakukan hari ini juga di lapangan kerajaan dengan di saksikan seluruh warga. Biarkan ini jadi pelajaran untuk mereka agar tidak pernah melanggar perintah Raja" putus Raja dengan muka marahnya.

"Yang mulia, ini sangat berlebihan" sahut Ratu yang sejak tadi terdiam menyimak suaminya itu, dia merasa iba pada pria paruh baya yang kini bersimpuh ditengah tatapan banyak pasang mata.

"Diam!!" teriak Raja. "Jika kau tidak ingin mendapat hukuman yang sama maka diamlah ratu" ucap Raja menatap Ratu dengan tajam.

Raja meninggalkan ruang pertemuan meninggalkan isak tangis tuan choi.

"Maafkan saya, karena tidak bisa membantu anda mentri choi" Ratu berlalu dengan perasaan sedihnya. Dia tidak menyangka keputusan Raja akan berakhir dengan membunuh tuan choi. Bagaimana bisa Raja juga mengetahui keterlibatannya atas menghilangnya jisu?

Malam sebelumnya..

"Pergilah, ryujin dampingi putriku. Aku percaya padamu. Pangeran apapun yang terjadi pergilah dan jangan kembali, semoga perjalanan kalian terhindar dari bahaya" ucap tuan choi melepas kepergian putrinya.

Lia memeluk erat pria paruh baya itu, "abeoji" lia terisak karena harus meninggalkan pria itu sendiri. Abeoji yang selama ini menjaganya, satu-satunya keluarga yang jisu miliki. Dia bahkan bersedia membantu mereka keluar agar tidak ada penjaga yang curiga.

"Pergilah, sebelum para pengawal menyadari kepergian kalian. Jangan pikirkan abeoji lagi, hiduplah dengan bahagia mulai sekarang" ucap tuan choi memeluk erat putri semata wayangnya.

Pelukan mereka terlepas, perpisahan yang diiringi kesedihan di kesunyian malam. Tuan choi berusaha mengembangkan senyumnya berusaha memberi tahu jika semuanya akan baik-baik saja.

Kempat orang itu mempercepat langkahnya menuju jalan di tengah hutan agar tidak ada yang mencurigai mereka sebelum menaiki kapal menuju negeri seberang besok pagi.

Renjun menggenggam erat tangan lia yang berlari di sampingnya. Ryujin berlari tepat di belakang pasangan itu mengikuti langkah keduanya. Dan jaemin, pria itu berada paling belakang memastikan jika tidak ada yang mengikuti mereka.

"Awas" jaemin menarik wanita yang berjalan didepannya.

Anak panah melesat menancap di batang pohon tidak berhasil mengenai ryujin.

"Pangeran, sepertinya ada yang mengikuti kita" ucap jaemin memberi tahu renjun agar lebih waspada.

"Bersiaplah, meraka bisa saja akan menyerang dengan tiba-tiba" ucap renjun membuat lia terbelalak kaget. "Tenanglah aku akan menjagamu, berlindunglah" ucap renjun pada lia agar berdiri di belakang tubuhnya.

Ryujin juga bersiap memegang pedang yang dibawanya. Meski seorang wanita dia juga berlatih pedang untuk melindungi nona jisu, dan itu berguna seperti sekarang.

Mereka semua bersiaga untuk serangan yang mungkin segera datang. "Awas" teriak ryujin pada jaemin yang berdiri tak jauh darinya, anak panah meluncur cepat ke arah pria itu. Untung saja dengan sigap jaemin menghindari anak panah itu.

"Hyaaaak" beberapa prajurit istana muncul dari berbagai arah mulai menyerang mereka. Jaemin, ryujin dan renjun berusaha melawan mereka. Jangan tanyakan bagaimana keadaan lia sekarang, tentu saja dia merasa sangat ketakutan. Semua orang dihadapannya bertarung memegang senjata tajam, dia baru saja mengalami hal yang mengerikan seperti ini.

"Nona awas" teriak ryujin.

Hyaaak... Sraaak...

Renjun berhasil menahan serangan yang ditujukan pada lia dengan pedangnya. Lia berjalan mundur dengan badan gemetar, mencoba menjauh dari renjun yang kini sibuk bertarung. Bagaimana dia bisa segera keluar dari situasi mengerikan ini?

Sraaak..

"Pangeran" jaemin datang membantu setelah melihat renjun terjatuh karena terkena sapuan pedang salah satu prajurit.

Beberapa orang berpakaian serba hitam datang dan ikut melawan prajurit yang tersisa.

"Nona baik-baik saja?" tanya ryujin yang mendekati lia yang masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Lia mengangguk cepat, "iya aku baik-baik saja" lia berlari menuju renjun yang tertunduk dengan sayatan di perutnya.

"Pangeran, anda terluka" ucap lia khawatir melihat keadaan renjun.

"Ayo kita pergi dari sini, bantuan kita sudah tiba" ucap renjun yang berdiri di bantu jaemin dan lia. Mereka berjalan menjauh dari tempat tadi, ryujin berjalan sambil mengawasi sekitar berharap prajutit kerajaan tidak lagi mengikuti mereka.

Langkah mereka berhenti di sebuah gua yang cukup lebar, renjun duduk bersandar dinding gua menahan lukanya yang terus mengeluarkan darah.

"Pangeran luka anda sangat parah, biarkan saya mencoba mengobatinya" ucap lia yang merasa sangat khawatir karena banyak sekali darah yang keluar selama mereka berjalan kemari.

"Aku akan keluar mengawasi tempat ini, siapa tahu ada prajurit yang masih mengikuti kita" ucap jaemin.

"Saya akan membantu anda tuan" sahut ryujin.

"Baiklah, ayo" jaemin dan ryujin keluar dari gua dan mulai berjaga.

"Maafkan saya pangeran, bisakah anda membuka pakaian anda sebentar?" tanya lia yang fokus memperhatikan luka renjun.

Sebagai dokter sudah menjadi tugasnya untuk membantu pria yang terduduk di depannya dengan luka yang cukup parah. Kemampuannya sebagai dokter akhirnya bisa berguna disini, meski tidak ada alat-alat yang memungkinkan, lia berusaha untuk menyembuhkan luka renjun.

Renjun membuka pakaiannya dan sekarang terlihat luka di perutnya. Lia meringis ikut merasakan sakit saat melihat luka renjun.

"Kau baik-baik saja?" tanya renjun.

"Iya pangeran, anda jangan banyak bergerak dulu, biarkan saya membersihkan luka anda. Saya juga akan mencoba menjahitnya agar lukanya tidak semakin parah" jawab lia yang terlihat serius.

Renjun terkekeh, tangannya meraih pipi lia. "Syukurlah kau baik-baik saja" Lia menatap renjun, matanya memerah menahan tangisnya melihat keadaan pria itu sekarang.

"Jangan menangis" tangannya mengusap wajah wanita itu.

Lia mengangguk dan kembali fokus mengobati renjun, lia merobek bagian bawah pakaiannya untuk dijadikan perban luka renjun, dia membalut luka itu dengan hati-hati.

"Jangan banyak bergerak pangeran, atau lukanya akan semakin parah" ucap lia.

Renjun tersenyum, "aku jadi ingat saat pertama kali bertemu denganmu, kau juga memberikan sapu tanganmu untuk menghentikan luka di lenganku" Renjun meraih lia ke dalam pelukannya "Aku bersyukur kau baik-baik saja"

"Terima kasih karena sudah menyelamatkan saya pangeran" ucap lia di dalam dekapan renjun. Dia sangat berterima kasih karena renjun telah menyelamatkannya tadi, bahkan pria itu sampai terluka.

Lia berusaha untuk tidak mengenai luka renjun saat memeluk pria itu. Tapi bagaimana bisa lia merasa dadanya berdebar seperti ini lagi? Apa lia mulai menyukai renjun? Atau ini hanya sisa rasa takutnya saat melihat pertarungan tadi saja?

🎎


Na jaemin mode garang, siap bertarung😍

Terima kasih sudah mampir di cerita author, semoga teman-teman bisa terhibur dengan cerita ini.

Author senang jika kalian mau vomment, tapi kalau tidak juga bukan masalah....❤️❤️❤️

Enjoy

🌵🌵🌵

Continue Reading

You'll Also Like

81.8K 8.2K 35
FIKSI
146K 11.3K 86
AREA DILUAR ASTEROIDπŸ”žπŸ”žπŸ”ž Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
167K 15K 38
Terinsipirasi dari "Private school check!" Ini kisah dua belas remaja dalam perjalanan asmara masa muda, yang entah bisa selamanya atau hanya sementa...
201K 21.7K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...